Ligasi dan Transformasi METODE PENELITIAN

Dari gambar 6 terlihat bahwa amplifikasi gen xylA dengan reaksi PCR telah berhasil dilakukan dan ditunjukkan dengan adanya pita spesifik yang terletak pada ukuran di antara 1000 pb dan 1500 pb. Pita yang tampak pada gambar 6 merupakan produk PCR, hasil ini diprediksi merupakan pita gen xylA dari L.pentosus. Hasil PCR ini sesuai dengan prediksi menggunakan software FastPCR in silico Lampiran 8 yaitu dengan panjang 1361 pb, kemudian selanjutnya dilakukan purifikasi dengan menggunakan Gel Extraction Kit dari Bio Basic Inc.

4.4. Ligasi dan Transformasi

Produk PCR xylA diligasikan dengan plasmid pGEM-T Easy yang mengandung gen lacZ membentuk plasmid rekombinan pGxylA, kemudian ditransformasikan ke dalam bakteri inang E.coli DH5 . Ligasi dilakukan dengan mencampurkan sekuen gen yang akan disisipkan dengan plasmid dengan perbandingan molar 3:1 Lampiran 3. Untuk mengetahui efisiensi transformasi digunakan kontrol transforman berupa plasmid sirkular utuh yang tidak terpotong. Sel kompeten E.coli DH5 disisipkan dengan menggunakan metode CaCl 2 . Transformasi dilakukan dengan metode Heat Shock kejut panas, yaitu dengan melakukan perubahan suhu secara ekstrim. Metode ini dipilih karena prosesnya lebih mudah dan efisien, ketika kejut panas dilakukan, membran sel yang pada awalnya dalam keadaan dingin akan menjadi tidak selektif ketika terjadi lonjakan panas sehingga menyebabkan plasmid dapat masuk ke dalam bakteri. 36 A B C Gambar 7. A kontrol positif terhadap E.coli DH5 yang terinsersikan plasmid kosong, B kontrol negatif terhadap E.coli DH5 , C Transforman bakteri rekombinan Proses transformasi kali ini menggunakan kontrol transformasi yaitu kontrol positif terhadap E.coli DH5 yang tersisipkan plasmid kosong dan kontrol negatif terhadap E.coli DH5 yang tidak tersisipkan plasmid. Keberhasilan transforman dapat dilihat pada gambar 7A dan 7C dengan tumbuhnya koloni pada media LB padat yang telah mengandung ampisilin. Hal ini dikarenakan, plasmid yang digunakan memiliki gen resistensi terhadap ampisilin, sehingga yang dapat tumbuh adalah hanya sel yang tersisipi plasmid. Sedangkan E.coli DH5 yang tidak tersisipkan plasmid ditunjukkan pada gambar 7B, tidak dapat tumbuh pada media LB yang telah mengandung ampisilin. Bakteri rekombinan yang mengandung plasmid pGxylA yang tumbuh, kemudian ditumbuhkan pada media seleksi, yaitu media LB padat dengan penambahan antibiotik ampisilin, IPTG dan X-Gal. Adanya X-Gal dan IPTG akan menghasilkan koloni biru dan putih. Koloni bakteri yang putih diisolasi karena mengandung pGEM-T Easy rekombinan. Bakteri yang mengandung pGEM-T Easy rekombinan tidak mampu menghasilkan –galaktosidase karena gen lacZ telah rusak akibat tersisipi oleh fragmen gen xylA, sehingga X-Gal tidak dapat diuraikan dan koloni tetap berwarna putih, sedangkan koloni yang mengandung pGEM-T Easy non rekombinan akan berwarna biru 37 karena gen lacZ yang menyandikan -galaktosidase masih aktif dan mengubah substrat X-Gal yang tidak berwarna menjadi biru.

4.5. Isolasi Plasmid