Kedudukan Hukum Perjanjian Pengikatan Jual-Beli PPJB Perumahan

Emmy Saragih : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri, 2009. 46 akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif sekaligus pula kuantitatif karena kedua pendekatan tersebut pada dasarnya bersifat saling melengkapi.” 47 “Artinya penelitian ini akan berupaya untuk memaparkan sekaligus melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada dengan kalimat yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan jawaban yang jelas dan benar.” 48

BAB II PRAKTEK PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBELIAN PERUMAHAN ANTARA

PENGEMBANG DENGAN KONSUMEN

A. Kedudukan Hukum Perjanjian Pengikatan Jual-Beli PPJB Perumahan

Perjanjian pengikatan jual-beli PPJB merupakan suatu perjanjian pendahuluan pembelian yang membuktikan adanya hubungan hukum hubungan kontraktual antara pengembang dan konsumen, dimana pengembang mengikatkan diri untuk menjual rumah dan tanah tempat berdirinya rumah tersebut kepada konsumen, sedangkan konsumen membeli rumah dari pengembang dengan kewajiban membayar harga jualnya dalam bentuk angsuran uang muka down payment, dan sisanya diselesaikan dengan fasilitas Kredit 47 Soerjono Soekanto, Op. cit, hlm. 69. 48 Ibid. Emmy Saragih : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri, 2009. 47 Pemilikan Rumah KPR 49 . Perjanjian pengikatan jual beli perumahan lahir karena tuntutan akan permintaan atas rumah yang begitu tinggi, sehingga meskipun pembangunan perumahan tersebut masih dalam tahap awal, telah dipesan oleh konsumen. Pemesanan perumahan yang masih dalam tahap pembangunan oleh konsumen ditampung atau diakomodasikan dengan dokumen hukum Perjanjian Pengikatan Jual-Beli Perumahan. 50 Perjanjian pengikatan jual beli bukan perbuatan hukum jual beli yang bersifat riil dan tunai. Perjanjian pengikatan jual beli PPJB merupakan kesepakatan 2 dua pihak untuk melaksanakan prestasi masing-masing dikemudian hari, yakni pelaksanaan jual-beli dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT bila bangunan telah selesai, bersertifikat dan layak huni 51 . Menurut Maria Sumardjono, ”masalah perjanjian pengikatan jual beli ini termasuk dalam lingkup hukum perjanjian, sedangkan jual-beli termasuk dalam lingkup hukum tanah nasional yang tunduk pada undang-undang pokok agraria Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, disingkat UUPA, dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.” 52 ”Perjanjian pengikatan jual-beli pada dasarnya bersifat konsensuil, karena perjanjian itu ada atau lahir oleh kata sepakat oleh kedua belah pihak yaitu pengembang dan konsumen mengenai pembuatan suatu perjanjian pengikatan jual beli rumah dengan harga yang telah ditentukan.” 53 49 Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm. 84. 50 Ibid 51 Ibid, hlm. 86 52 Maria SW Sumardjono, Pembangunan Rumah Susun dan Permasalahannya, Ditinjau dari Segi Yuridis, Kertas Kerja untuk Diskusi Terbatas Development of Indonesian Consumer Production Act Comperative Study Draft Evaluation Diselenggarakan YLKI di Jakarta 27 Oktober 1994, hlm. 17. 53 R. Subekti, Hukum Perjanjian Intermasa, Jakarta, 1987, hlm. 67. ”Dengan adanya kata sepakat tersebut, perjanjian pengikatan jual beli mengikat kedua belah pihak yang artinya para pihak tidak dapat membatalkan 30 Emmy Saragih : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri, 2009. 48 perjanjian pengikatan jual-beli tersebut secara sepihak atau tanpa persetujuan pihak lainnya” 54 . ”Jika perjanjian jual beli rumah tersebut dibatalkan atau diputuskan secara sepihak, maka pihak lainnya dapat menuntut. Dasar pemikiran hukumnya adalah perjanjian pengikatan jual beli merupakan kesepakatan awal antara kedua belah pihak yaitu pengembang dan konsumen untuk melakukan perbuatan hukum jual beli di kemudian hari.” 55 1. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh pihak yang posisi ekonomi Di dalam perjanjian pengikatan jual beli rumah tersebut, isi perjanjian ditentukan terlebih dahulu oleh pihak pengembang. Perjanjiannya disebut perjanjian baku standard. Di dalam perjanjian pengikatan jual beli tersebut meskipun isi kontrak ditentukan oleh pihak pengembang, akan tetapi kepada konsumen selalu diberi kesempatan untuk mempelajari, memperhatikan dan membaca isi perjanjian tersebut terlebih dahulu, sehingga konsumen dapat memahami isi perjanjian tersebut. Menurut Mariam Darus ciri-ciri perjanjian baku adalah : 2. Debitur sama sekali tidak ikut bersama-sama menentukan isi perjanjian 3. Terdorong oleh kebutuhannya, debitur terpaksa menerima perjanjian itu. 4. Bentuk tertentu tertulis 5. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau individual 56 Di dalam praktek, perjanjian baku tumbuh sebagai perjanjian tertulis, dalam bentuk formulir. Perbuatan-perbuatan hukum sejenis yang selalu terjadi secara berulang-ulang dan teratur yang melibatkan banyak orang, menimbulkan kebutuhan untuk mempersiapkan isi 54 Ibid, hlm. 68. 55 Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotaritan, Citra Aditya Bakti, 2007, hlm. 117. 56 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung 1994, hlm. 50. Emmy Saragih : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri, 2009. 49 perjanjian itu terlebih dahulu, kemudian dibakukan dan seterusnya dicetak dalam jumlah banyak, sehingga mudah menyediakan setiap saat jika konsumen membutuhkan. Disini terlihat sifat individual dan massal dari perjanjian baku, yang diperuntukkan bagi setiap konsumen yang melibatkan diri dalam perjanjian sejenis itu, tanpa memperhatikan kondisi yang berbeda antara konsumen yang satu dengan yang lain. Perjanjian pengikatan jual beli ketentuannya tidak bersifat memaksa karena perjanjian tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, dan kedua belah pihak sepakat dengan isi perjanjian pengikatan jual beli tersebut, meskipun perjanjian tersebut sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh pihak pengembang. Perjanjian pengikatan jual beli ini dibuat dalam bentuk tertulis karena isi perjanjian tersebut menyangkut tentang apa yang menjadi hak dan kewajiban kedua belah pihak, baik pihak pengembang maupun pihak konsumen. ”Berdasarkan hasil penelitian untuk perjanjian pengikatan jual beli, semua perjanjian harus dibuat dalam bentuk tertulis, yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Hanya saja formulir perjanjian pengikatan jual beli sering dibuat setelah pekerjaan pembangunan rumah berlangsung tiga sampai lima bulan.” 57 57 Hasil Wawancara dengan Ibu Julianti Rasta, Ibu Hariani dan Bapak Rohim Sukasah, Konsumen PT. Adya Satya Prakarsa pada Hari Rabu Tanggal 29 April 2009, Pukul 10.00 Wib di Kediaman Mereka Masing-masing Secara Terpisah. Artinya pembangunan rumah tersebut masih dalam tahap penyelesaian 75 baru pengembang menyodorkan formulir perjanjian pengikatan jual beli kepada konsumen untuk ditandatangani, dengan beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh konsumen, diantaranya adalah konsumen Emmy Saragih : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri, 2009. 50 wajib membayar sejumlah uang muka dan uang administrasi lainnya yang berkenaan dengan pembelian rumah tersebut. 58

B. Isi Perjanjian Pengikatan Jual Beli