Emmy Saragih : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri, 2009.
lalaiwanprestasi ke BPSK sebagai institusi hukum yang berwenang mengindikasikan beberapa faktor penyebab diantaranya adalah;
116
1. Kurangnya sosialisasi tugas, fungsi dan wewenang BPSK kepada masyarakat;
2. Kurangnya sosialisasi peraturan dan informasi yang berkaitan dengan perlindungan
konsumen; 3.
Paradigma berfikir masyarakat pada umumnya yang menganggap berpekara ke pengadilaninstrumen hukum lainnya yang berwenang akan memakan biaya dalam
jumlah yang besar, menyita waktu dan merepotkan. Hal ini mencerminkan kegagalan tugas dan fungsi institusi hukum yang berwenang
dalam melindungi hak dan kepentingan konsumen, khususnya konsumen pembelian perumahan yang mengalami kerugian disebabkan tindakan wanprestasikelalaian dari
pelaku usaha dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
D. Kewenangan Meminta Pertanggung Jawaban Pelaku Usaha
Pasal 46 butir a UUPK menyatakan bahwa seorang konsumen yang dirugikan atau ahli warisnya dapat meminta pertanggung jawaban dari pelaku usaha. Pasal 46 butir b
menyatakan bahwa sekelompok konsumen yang memiliki kepentingan yang sama dapat meminta pertanggung jawaban dari pelaku usaha class action. Pasal 46 ayat 1 butir c
menyatakan bahwa lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya
116
Rikadly handoyo, Op. cit, hlm. 73.
Emmy Saragih : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri, 2009.
menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan
anggaran dasarnya, dapat meminta pertanggung jawaban kepada pelaku usaha. Pasal 46 butir d menyatakan bahwa pemerintah danatau instansi terkait apabila barang danatau
jasa yang dikonsumsi atau dimanfaatkan mengakibatkan kerugian materi yang besar danatau korban yang tidak sedikit dapat meminta pertanggung jawaban dari pelaku usaha.
Pasal 46 ayat 2 menyatakan bahwa gugatan yang diajukan oleh sekelompok konsumen, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat atau pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hurup b, hurup c, atau hurup d, diajukan kepada peradilan umum. Dari pernyataan tersebut di atas, UUPK mengakui gugatan kelompok atau
class action. Penjelasan Pasal 46 ayat 2 tersebut menyatakan bahwa gugatan kelompok atau class action harus diajukan oleh konsumen yang benar-benar dirugikan dan dapat
dibuktikan secara hukum, salah satu diantaranya adalah adanya bukti transaksi. Dengan demikian kewenangan dalam meminta pertanggung jawaban konsumen
dapat dilakukan oleh empat subjek hukum yaitu : 1.
Konsumen yang dirugikan itu sendiri atau ahli warisnya secara pribadi; 2.
Sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama class action atau meminta pertanggung jawaban pelaku usaha secara berkelompok Gugatan
kelompok; 3.
Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat sebagaimana yang diatur dalam Pasal 46 ayat 1 hurup c UUPK;
Emmy Saragih : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri, 2009.
4. Pemerintah danatau instansi terkait apabila akibat dari pemanfaatankonsumsi
produk tersebut mengakibatkan kerugian materi yang besar danatau korban yang tidak sedikit Pasal 46 ayat 1 hurup d UUPK.
Emmy Saragih : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Pembelian Perumahan Pada PT. Prima Sarana Mandiri, 2009.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan