BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. -Cross-links telopeptide -CTx atau -CrossLaps
Jaringan tulang mempunyai tiga komponen yang terdiri matriks organik yang disebut osteoid, mineral tulang, dan sel tulang. Collagen type I
menyusun 90 dari matriks tulang dan 10 sisanya terdiri dari protein- protein lain seperti osteocalsin, osteonectin,dan osteopentin.
2,10,12
Marker biokimia untuk melihat perubahan tulang dapat menginformasikan secara langsung turnover dari tulang. Marker ini dapat
diukur secara langsung melalui urin maupun darah. Pemeriksaan Bone turnover ini sudah dimulai sejak 20 tahun yang lalu.
3
Sudah diteliti secara luas kususnya pada wanita postmenopause untuk memperkirakan terjadinya
fraktur osteoporotik, dengan menilai peningkatan aktivitas osteoklas dan penurun yang menonjol dari aktifitas osteobals
17,20
Pemeriksaan kadar -CTx menggunakan alat Cobas e 601 kadar -CTx dalam serum, pengujian ini spesifik untuk fragmen degradasi Collagen Type
I, yang mengandung -8AA octapeptides EKAHD- -GGR, yang merupakan protein yang bersambungan secara menyilang pada C- Terminal Telopeptide.
Pemerilksaan menggunakan two monoclonal antibody.
10,45,46
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
Gambar.1.struktur dari Collagen type I
dikutip dari 10
2.1.1 Fisiologi kolagen dari tulang
Kolagen merupakan protein ekstraseluler yang terpenting dalam tubuh, Kolagen merupakan 65 bagian dari total komponen organik dalam tulang.
Kolagen terdiri dari struktur tripel heliks rantai polipetida yaitu rantai alfa. Ada beberapa kolagen yang ditemukan didalam tubuh manusia yang
dikelompokkan menjadi kolagen fibrilar tipe I,II,III dan V dan kolagen non fibrilar.
2,12
Kolagen fibrular tipe I merupakan kolagen terbanyak yang dijumpai dalam tulang, kulit dan tendon, yang diproduksi oleh osteoblas. Setiap
kolagen tersusun atas rantai yang berbeda, untuk kolagen tipe I terdiri oleh 2 rantai 1 dan 1 rantai 2.
12
Biosintesa dari kolagen terdiri beberapa tahap untuk tahap awal disintesis di protokolagen, kemudian akan terjadi beberapa modifikasi
dilanjutkan oleh osteoblas akan terjadi hidroksiasi prolin dan lisin membentuk hidroksipolin dan hidroksilisin. Selanjutnya rantai akan membentuk tripel
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
heliks sebelum disekresikan. Sedangkan C-terminal dan N-terminal propeptida terpisah bersamaan saat sekskresinya. Tropokolagen yang
merupakan gabungan ketiganya membentuk serabut-serabut kolagen, dan struktur dasar dari tripel heliks akan diperkuat dengan ikatan cross-link.
Ikatan ini terdiri dari piridinolin dan deoksipiridinolin yang terutama terletak pada C-Terminal dan N-terminal dimana struktur tripel heliks digantikan
dengan domain non tripel yang disebut telopeptida. Telopeptida merupakan protein yang kaya akan asam amino prolin dan lisin.
17,20,24
Pada proses turnover kolagen ikatan pyridinium dan deoksipiridinolin atau peptida yang mengandung keduanya akan dilepaskan dan
diekskresikan lewat urin. Pengukuran keduanya didalam urin sebagai petanda resorbsi tulang
28
. Didalam jaringan tulang kolagen bereaksi dengan komponen jaringan lainnya termasuk proteoglikan,glikoprotein, dan mineral,
dan hanya kolagen type I yang mengalami mineralisasi di tulang. Proses degradasi kolagen membutuhkan pelepasan dari mineral,
karena mineral melindungi kolagen dari proses denaturasi. Hasil degradasi matriks tulang yang meliputi beberapa peptida dan asam amino, akan dilepas
kealiran darah dan urin. Degradasi Collagen Type I, yang mengandung - 8AA octapeptides EKAHD- -GGR ini, merupakan -CTx -CrossLaps.
1
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
2.1.2. Kadar dan assay -CTx -Crosslaps
a. Kadar -CTx -Crosslaps
Nilai batas pengukuran -CrossLaps : 0,010-6,00 ngmL atau 10-6000 pgmL
Pramenopause : 0,299 ngmL dan untuk postmenopause 0,556 ng mL.
10,31
P.Garnero tahun 2001 meneliti kadar -CrossLaps pada 254 wanita pramenopause dengan rentang umur 34-50 tahun didapat kadar -Crosslaps
0,299 ngmL dan 429 postmenopause dengan rentang umur 54-80 tahun adalah : 0.556 ngmL
P.Garnero tahun 2001 juga telah melakukan penelitian terhadap - CrossLaps untuk melihat stabilitas serum dan plasma EDTA. Yang dilakukan
terhadap 10 subjek sehat didapat nilai yang tetap stabil pada tempratur ruangan 4ºC, bahkan setelah sebelumnya diinkubasi selama 24 jam
1
Penyimpanan pada suhu - 30ºC tidak menurun secara signifikan selama 12 minggu baik sampel menggunakan EDTA atau tanpa menggunakan EDTA.
Dan tetap stabil setelah dibekukan dan dicairkan berulang hingga sembilan kali sebelum konsentarasi -CrossLaps dilakukan pengukuran pada kedua
sampel
1
Penelitian juga dilakukan pada penderita gangguan metabolisme tulang pada penderita hiperparathyroidism, Chronic Renal Failure CRF
,malignancy. Didapat hampir 100 pasien memiliki serum -CTx yang melebihi batas atas interval reverensi, didapati juga korelasi yang baik
dengan serum Osteocalsin OC dan dengan serum Parathyroid Hormon PTH.
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
Kadar -CrossLaps pada wanita postmenopause dengan osteoporosis
yang mendapat terapi penggantian estrogen didapati penurunan kadar - CrossLaps setelah 3 dan 6 bulan terapi.
1,6
.
b.Assay Tekhnik
pemeriksaan sandwich electro chemiluminescense
immunoassay menggunakan fase solid berlapis streptavadin bersamaan dengan antibodi monoklomal berlebel kompleks ruthenium untuk mendeteksi
analitnya.
31,42
Pada inkubasi tahap pertama, antigen pada sampel, antibodi poliklonal biotinilasi dan antibodi monoclonal spesifik -Crosslaps dilabel dengan
kompleks ruthenium membentuk kompleks sandwich.
31,42
Gambar 2. Skema Reaksi Sandwich ECLIA Tahap satu
dikutip dari 42
Keterangan :
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
Pada inkubasi kedua, setelah penambahan mikropartikel paragmatik berlapis streptavidin dan monoclonal terjadi komplek antigen-antibodi yang
terikat dengan mikropartikel melalui interaksi antara biotin dengan streptavidin.
31,42
.
Gambar 4. Skema reaksi Sandwich ECLIA Tahap Kedua
dikutip dari 42
Keterangan :
Campuran reaksi ini diaspirasi kedalam sel pengukur eletrokimia dan senyawa yang tidak terikat dicuci dan dibuang oleh buffer procell, sedangkan
kompleks imun yang terbentuk ditangkap secara magnetis. Dalam reaksi Electro Chemiluminescent ECL terjadi reaksi antara kompleks ruthenium
dengan TPA trypropylamine yang distimulasi secara elektrik untuk menghasilakan emisi cahaya. Jumlah cahaya yang dihasilkan berbanding
lurus dengan kadar analit dalam sampel.
31
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
Gambar 5. Skema Reaksi Sandwich ECLIA Tahap Kedua
dikutip dari 42
Keterangan :
2.1.3. Manfaat klinis pemeriksaan -CTx
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terlihat eratnya hubungan kadar -CTx dengan terjadinya osteoporosis terutama pada
wanita post menopause. Selain -CTx memberikan hasil yang sangat bermanfaat secara potensial untuk mengkaji keadaan resorpsi tulang juga
termasuk responnya terhadap terapi pengganti estrogen.
1
2.2. Menopause