BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang -Cross-links telopeptide -CTx atau - CrossLaps merupakan
fragmen Colagen type I yang mengandung - isomerizad octopeptide EKADH - - GGR yang merupakan suatu protein heliks yang bersambungan
secara menyilang pada helical protein crosslinked pada C-terminal dan N- terminal molekul yang dihasilkan dari proses metabolisme tulang dalam siklus
remodeling tulang.
1
Tulang adalah jaringan yang hidup dan dipelihara dengan siklus bone formation oleh osteoblas dan bone resorpstion oleh osteoklas. Proses ini
akan berjalan secara seimbang antara keduanya
2
Keseimbangan akan terganggu pada wanita menopause dimana kecepatan resorpsi tulang lebih cepat dibandingkan dengan pembentukan
tulang. Ketidakseimbangan ini akan menyebabkan pengurangan densitas massa tulang pada Bone Remodeling Unit BRU
3
. Pada keadaan dimana terjadi peningkatan penyerapan tulang yang banyak terutama pada wanita
menopouse -CTx akan didegradasi dalam jumlah banyak sehingga
kadarnya dalam darah meningkat. Kadar -CTx yang tinggi dalam serum menunjukkan terjadinya resorpsi tulang yang berlebihan yang beresiko untuk
terjadinya osteoporosis.
1,2
Osteoklas berperan pada resorpsi tulang dengan mensekresi protease yang dapat melarutkan kolagen diantara matriks
organik dan mineral tulang yang bebas. Hasil proses degradasi tersebut
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
adalah pyridinium crosslinks yang dapat diukur dalam urin dan -CTx dalam serum sebagai peptidanya
4
Menopause berdasarkan rekomendasi WHO tahun 1981 dan telah diperbaharui kembali oleh Technical Working Party WHO tahun 1994
didefinisikan sebagai : penghentian permanen siklus haid pada wanita yang disebabkan oleh pengurangan aktifitas folikel ovarium. Diagnosa berdasarkan
pemantauan selama amenorhoe 12 bulan berturut-turut dan tidak terdapat penyebab lainnya, patologis atau psikologis.
5
Postmenopause dimulai 5 tahun setelah menopause, sedangkan pramenopause terjadi 4-5 tahun
sebelum masa menopause.
3
Pada beberapa penelitian memperlihatkan peningkatan bone resorption pada wanita postmenopouse. Stephan dkk tahun 1998 meneliti
serum pada wanita post menopouse yang diterapi dengan Hormon Replacement Therapy HRT menyimpulkan bahwa pemeriksaan ini sensitif
dan spesifik sebagai marker untuk proses resorpsi tulang dan mempunyai nilai prediksi yang tinggi untuk follow up terapi antiresorptif
9
Penelitian lainnya dari Garnero P dkk tahun 2001 di Prancis yang melakukan pemeriksaan kadar CTx serum pada wanita pramenopause dan
postmenopause didapati hasil yang meninggi pada wanita postmenopause.
7
Hormon estrogen dalam kadar normal akan memicu aktifitas osteoblas dalam formasi tulang untuk membentuk kolagen. Kadar estrogen yang sangat
rendah dapat menghambat kerja osteoblas dan akan meningkatkan kerja osteoklas sehingga remodeling tulang tidak seimbang dan lebih banyak ke
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
proses resorpsi tulang osteoklas lebih aktif dari osteobals sehingga ancaman terjadinya osteopenia sampai osteoporosis. Kehilangan masa
tulang pada awal menopause sekitar 10 dan berkelanjutan sekitar 2-5 pertahun.
8
Reiko Okabe dkk 2001 di Jepang mengevaluasi perubahan - CrossLaps pada pasien-pasien yang menderita penyakit metabolisme tulang
meyimpulkan bahwa -CrossLaps bermanfaat secara potensial untuk mengkaji keadaan resorpsi tulang, termasuk responnya terhadap terapi
pengganti hormon.
1
Penelitian terbaru dari Aurelie dkk di Prancis thn 2008 memperlihatkan peningkatan yang signifikan kadar Ctx pada wanita postmenopause dengan
osteoporosis dibanding pada wanita pramenopause normal. Kadarnya didalam serum akan normal kembali setelah mendapat terapi anti resorptive
6
Osteoporosis adalah keadaan berkurangnya massa tulang dan berubahnya arsitektur tulang sampai tingkat ambang batas patah tulang,
tanpa keluhan-keluhan klinis.
3
Penurunan hormon estrogen merupakan penyebab lebih cepat terjadinya osteporosis primer pada wanita
postmenopause. Osteoporosis biasanya terjadi pada usia 55-70 tahun dan sering menyebabkan kolaps tulang belakang, tinggi badan berkurang karena
bengkok, fraktur tulang panggul dan pangkal pergelangan tangan.
10
Saat ini dinyatakan bahwa osteoporosis merupakan penyakit endemik manusia usia lanjut. Dinyatakan dari tahun 1990 sampai 2025 terjadi
kenaikan jumlah penduduk Indonesia yang osteoporosis mencapai 41.4
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
yang mengancam terjadi patah tulang 14,7-20 pertahun dan kecacatan dalam kehidupan
3.
Diperkirakan angka fraktur tulang panggul di dunia meningkat dari 1,7 juta tahun 1990 menjadi 6,3 jutatahun pada tahun 2050.
10
Salah satu tujuan pemeriksaan -CTx pada wanita menopause untuk melihat ada atau tidak peningkatan resorpsi tulang yang beresiko terjadi
penurunan densitas tulang dan mengakibatkan terjadinya osteoporosis.
8
Untuk menilai densitas dari tulang dilakukan pemeriksaan Bone Mineral Density BMD, salah satunya dengan Alat Ultrasound Densitometry atau
Quantitative Ultrasound QUS, yang memiliki potensial untuk mengukur struktur tulang menggunakan gelombang suara dengan nilai dalam T-score
Bila hasil T-score lebih dari -1 SD dikategorikan normal, antara -1 sampai -2,5 SD disebut osteopeni, dan dibawah -2,5 SD disebut
osteoporosis. Peningkatan kadar -CTx sebagai petanda untuk penyerapan tulang akan mendahului perubahan masa tulang secara signifikan sebelum
terdeteksi oleh pemeriksaan BMD. Kadar bone resorption penyerapan tulang yang tinggi berhubungan dengan kehilangan masa tulang.
13
Patrick Garnero dkk tahun 2001 melakukan penelitian serum Cross- linking telopeptide CTx pada wanita postmenopause di Jepang dan wanita
pramenopause yang terbagi dalam kelompok umur mendapatkan kadar CTx yang lebih tinggi pada kelompok wanita postmenopause dan menyimpulkan
bahwa marker ini mempunyai presisi dan prediksi untuk menilai resiko kehilangan masa tulang pada wanita post menopause.
1
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
Sedangkan Irma Pratiwi tahun 2005 di Bandung telah melakukan penelitian pada wanita menopause normal, wanita menopause osteopenia
dan osteoporosis. Menyimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai -CrossLaps -CTx pada wanita menopause normal dibandingkan
dengan wanita menopause osteopenia dan osteoporosis.
14
Tujuan lainnya evaluasi kadar -CTx pada wanita pra dan post menopause adalah untuk melengkapi pemeriksaan densitas masa tulang.
Selain itu juga untuk mengenal pasien dengan resiko osteoporosis lebih dini. Saat ini di Medan belum ada penelitian kadar -CTx sebagai
penanda untuk resorbsi tulang, untuk itu peneliti membandingan kadar - CTx serum wanita postmenopause umur 55 tahun minimal 5 tahun sudah
menopause yang osteoporosis atau osteopenia dengan wanita pramenopause umur: 45-50 tahun yang tidak osteoporosis atau osteopenia,
berdasarkan nilai T-score dari pemeriksaan QUS.
1.2. Perumusan masalah