BAB V PEMBAHASAN
Lebih cepatnya peningkatan kadar kadar -CTx pada wanita postmenopause menandakan aktifnya sel osteoklas menyerap tulang yang
mengakibatkan ketidakseimbangan proses remodeling dari tulang yang lama kelaman terjadi penurunan kepadatan tulang yang beresiko tulang menjadi
rapuh osteoporosis dan mudah patah . Penurunan kepadatan tulang sering tidak bergejala terkadang
terdeteksi setelah terjadi fraktur . Pada penelitian ini kemampuan pemeriksaan CTx dalam serum untuk mendeteksi peningkatan resorpsi
tulang menggunakan metode sandwich ECLIA menggunakan alat Cobas e 601 yang dihubungkan dengan pemeriksaan penurunan kepadatan tulang
memakai alat Quantitative Ultrasound QUS berdasarkan nilai T-Score. Seluruh peserta penelitian dalam kondisisi tidak sedang mendapat
terapi kortikosteroid jangka panjang maupun menderita gagal ginjal . Dilakukan pemeriksaan kreatinin darah dan LFG sebagai indikator gangguan
ginjal setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan kepadatan tulang untuk pengelompokan diagnosis pasien
Pada penelitian ini, wanita pra dan postmenopause dikelompokkan berdasarkan nilai T-Score dari pemeriksaan kepadatan tulang pada rentang
usia 40-70 tahun, rerata usia pada ketiga kelompok yang diamati terlihat perbedaan yang bermakna antara ketiga kelompok hal ini dihubungkan
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
dengan peningkatan kadar -CTx. Secara teori kadar -CTx akan meningkat pada wanita postmenopause dan pada keadaan osteoporosis atau
osteopoeni dibandingkan pada wanita pramenopause. Rerata usia pada ketiga kelompok yang diamati terlihat perbedaan
bermakna p0,05 pada ketiga kelompok yang diamati. Sedangkan untuk lamanya menopause ,IMT kgm
2
nilai kreatinin darah ataupun LFG tidak terlihat perbedaan yang bermakna p 0,05.
Berbagai kondisi klinis tertentu seperti penyakit tiroid, gagal ginjal, penggunaan kortikosteroid yang lama akan meningkatkan kadar -CTx telah
dieksklusikan untuk mengurangi bias, agar hasil penelitian ini lebih baik menggambarkan peningkatan kadar -CTx, yang disebabkan oleh keadaan
post menopause dengan osteoporosis ataupun dengan osteopeni. Faktor - faktor resiko yang mempegaruhi penurunan kepadatan
tulang seperti merokok ,tidak minum susu, jarang olah raga juga termasuk hal hal yang diamati melalui anamnese . Faktor – faktor resiko ini ditemukan
pada ketiga kelompok yang diamati namun tidak didapati perbedaan yang bermakna.
Pada penelitian ini kadar -CTx meningkat secara bermakna pada kelompok postmenopause dengan osteopeni
0,625 ± 0,245 ngmL
atau osteoporosis
0,625 ± 0,245 ngmL
dibandingkan wanita pramenopause tanpa osteopeni atau osteoprosis
0,242 ± 0,161 ngmL.
Pada penelitian penelitian sebelumnya dijumpai peningkatan bermakna kadar -CTx pada
wanita postmenopause dibandingkan wanita pramenopause .
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
Seperti pada penelitian Garnero P dkk 2001
7
pada kelompok pramenopause didapati kadar -CTx rata-rata 0,299 ± 0,137 ngmL dengan
n=254, dan pada kelompok postmenopause dengan n=429 nilai kadar -CTx rata-rata 0,556 ± 0,226 ngmL.
Begitu juga pada penelitian Aurelie dkk 2008
6
kadar Ctx -I pada kelompok pramenopause sebanyak 155 orang didapati rata-rata nilai kadar
CTx-I didapat 0,282 µgL dan untuk postmenopause sebayak 56 orang kadar CTx - I adalah 0,559 µgL .
I ketut made dari Bali 2009
40
juga mendapatkan peningkatan kadar CTx dalam serum antara kasus wanita postmenopause osteoporosis dengan
kontrol wanita yang tidak osteoporosis didapat perbedaan yang signifikan p=0,005 pada kasus 0,6 ±0,22 dan kontrol 0,46±0,16 .
Pada penelitian ini terlihat perbedaan kadar -CTx yang bermakna antara kelompok postmenopause dengan osteoporosis, dengan kelompok
postmenopause osteopeni 0,167±0,583 dengan p=0,005 dan pramenopause tanpa osteopeni atau osteoporosis 0,543±0,052 dengan p=0,001 sejalan
dengan penelitian Irma Pratiwi tahun 2005 di Bandung telah melakukan penelitian pada wanita menopause normal, wanita menopause osteopenia
dan osteoporosis. Menyimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai ß-CrossLaps ß-CTx pada wanita menopause normal dibandingkan
dengan wanita menopause osteopenia dan osteoporosis.
14
Dengan uji korelasi Pearson didapatkan korelasi yang bermakna r= 0,522 dan p = 0,038 yang artinya jika kadar -CrossLaps - CTx semakin
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
tinggi maka nilai T-Score untuk kepadatan tulang secara QUS semakin turun Hal ini memperjelas hasil penelitian ini walaupun metode pemeriksaan
densitas tulang dengan teknik yang berbeda dengan pemeriksaan densitas tulang yang lain .Siki Kawiyana I.Made pada penelitiannya menegakkan
diagnosis wanita post menopause yang osteoporosis dengan kontrol yang tidak osteoporosis dengan menggunakan alat DEXA
42
. Stephan Cristgau dkk 1998 mengevaluasi keberhasilan terapi pada wanita postmenopause
osteoporosis dengan memeriksa kada serum CTx untuk monitoring terapi penggantian hormon, sebagai baseline diagnosis osteoporosi pemeriksaan
BMD dilakukan dengan menggunakan DEXA.
9
Soufni Morawati : Kadar -Cross-Links Telopeptide Pada Wanita Postmenopause Dengan Osteoporosis Atau Osteopoeni, 2009
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN