Latar Belakang Efek Komposisi Dan Aging Terhadap Sifat Mekanik Dan Fisis Pada Pembuatan Aerated Concrete(Beton Berpori)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Beton secara umum memiliki kualifikasi bobot yang berat dengan densitas umumnya sekitar 2,24 – 2,40 gcm 3 Properties of normal strength portland cement concrete. Pengerjaan konstruksi bangunan memiliki faktor kesulitan dalam handling dan pemasangan, untuk itu perlu dikembangkan jenis beton yang mudah dalam handling dan pemasangan, sehingga membutuhkan waktu yang cepat untuk menyelesaikan suatu konstruksi. Pada kondisi sekarang mulai bermunculan jenis beton yang memiliki bobot yang lebih ringan. Dilihat dari nilai densitasnya, beton ringan sangat banyak sekali macamnya mulai dari berbentuk monolitik, beton berpori, beton berkombinasi dengan serat atau bahkan berbentuk berlubang beton berlubang. Ditinjau dari densitasnya cukup bervariasi, suatu beton yang dikatakan kualifikasi beton ringan adalah beton yang memiliki densitas 1,450 gcm3 Lightweight concrete or foamed concrete. Pada umumnya jenis beton ringan memiliki densitas dalam rentang 0,48 – 1,45 gcm3 Lightweight concrete or foamed concrete. Beton berpori merupakan salah satu jenis beton ringan yang dalam struktur beton terdapat banyak pori, dalam orde 50 – 70 adalah berupa rongga, sehingga beton berpori memiliki densitas 1,0 gcm3 Siporex Oy, 2000. Kelebihan atau Suarni Nasution : Efek Komposisi Dan Aging Terhadap Sifat Mekanik Dan Fisis Pada Pembuatan Aerated Concrete Beton Berpori, 2009 USU Repository © 2008 keunggulan dari penggunaan beton ringan yang memiliki densitas yang sangat rendah dibandingkan dengan beton pada umumnya antara lain: mudah dalam handling dan pemasangan, sangat bagus dalam peredaman panas dan suara, serta waktu konstruksi akan berlangsung dengan cepat. Pada gambar I. 1, terlihat bahwa sangat mudah dan ringan dalam pemasangan beton berpori. Dengan semakin cepat proyek konstruksi selesai tentunya dapat menghemat biaya konstruksi secara keseluruhan Paul Downton, 1993. Dengan adanya keunggulan tersebut maka beton ringan khususnya beton berpori sangat cocok sekali dipergunakan untuk pembangunan perumahan, dan perkantoran. Beton ringan yang memiliki densitas kurang dari 1,0 gcm 3 hanya beton berpori, beton ringan lainnya yang dibuat dengan agregat ringan ataupun serat sintetis maupun alami masih memiliki densitas 1,0 gcm 3 . Cara produksi beton berpori dan jenis bahan baku utamanya sama dengan pembuatan beton ringan atau beton umum lainnya. Mekanisme pembentukkan pori dalam pembuatan beton berpori sangat tergantung pada bahan aditif yang digunakan. Jenis bahan aditif untuk pembentukan pori pada beton antara lain: dengan menginjeksikan gas oksigen atau nitrogen, menggunakan foaming agent, atau menambahakan bahan katalis Al Siporex Oy, 2000. Banyaknya pori serta ukuran pori sangat tergantung pada kondisi lamanya proses aging pengerasan ,kondisi tekanan selama proses aging, dan tingkat kehalusan dari SiO 2 silika yang digunakan Siporex Oy, 2000. Dari ketiga macam Suarni Nasution : Efek Komposisi Dan Aging Terhadap Sifat Mekanik Dan Fisis Pada Pembuatan Aerated Concrete Beton Berpori, 2009 USU Repository © 2008 cara tersebut yang paling ekonomis adalah penggunaan katalis Al, dengan adanya katalis Al maka akan terjadi reaksi eksotermal antara CaO dengan SiO 2. Akibat reaksi tersebut akan timbul panas sehingga pada saat panas timbul gelembung-gelembus gas H 2 O dan CO 2 akan menghasilkan pori-pori dalam struktur beton Siporex Oy, 2000. Teknologi pembuatan beton ringan berpori sudah dikembangkan oleh perusahaan Perancis dan Hebel dalam skala besar. Tentu saja teknologi yang digunakan cocok sekali untuk kapasitas produksi yang sangat besar. Dalam proses agingnya menggunakan tekanan uap yang sangat tinggi 12 bar sehingga memerlukan steam generator boiler dan investasinya sangat besar Aerated autoclaved concrete. Teknologi ini tidak memungkinkan untuk dilakukan pada industri skala menengah kebawah. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dicoba untuk membuat beton berpori menggunakan bahan limbah fly ash sebagai sumber silika. Kemudian dilanjutkan dengan proses aging dengan tekanan uap rendah 2 bar dan atau dengan proses aging alami tanpa tekanan uap. Melalui proses aging dengan tekanan uap rendah dan atau proses aging alami tanpa tekanan uap akan dapat mereduksi biaya produksi yang cukup besar, tetapi tetap kualitas beton berpori masih sama. Dengan demikian industri menengah kebawah mampu memproduksi beton berpori dengan biaya produksi yang lebih murah.

1. 2. Tujuan Penelitian