1. Beton Berpori Aerated Concrete

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Beton Berpori Aerated Concrete

Beton tergolong suatu komposit dengan matrik yang berfungsi perekat semen dan bahan pengisi filler yang berupa agregat batu kecil atau pasir, Yothin Ungkoon, 2007. Pada beton, proses penguatan ikatan antar agregat melalui proses hidratasi semen. Dalam proses reaksi hidratasi tersebut akan terbentuk calsium silikat hidrat CS fasa, calcium aluminat hidrat CA fasa dan calcium alumina silikat hidrat CAS. Proses penguatan atau pengerasan pada beton sangat tergantung pada perbandingan ratio berat air terhadap semen, normalnya bervariasi dari 0,8 – 1,2 Tri Mulyono, 2005. Beton dikualifikasikan menjadi dua golongan yaitu beton normal dan beton ringan. Beton normal tergolong beton yang memiliki densitas sekitar 2240 – 2400 kgm 3 dan kekuatannya tergantung komposisi campuran beton mix design, concrete properties d 1223. Beton ringan adalah suatu beton yang memiliki densitas 1,450 gcm 3 begitu juga kekuatannya bisa disesuaikan pada penggunaan dan pencampuran bahan bakunya Lightweight concrete or foamed concrete. Jenis dari beton ringan Siporex Oy, 2000 ada dua golongan yaitu: a beton ringan berpori aerated concrete dan b beton ringan non aerated. Beton ringan berpori aerated adalah beton yang dibuat sehingga strukturnya banyak terdapat Suarni Nasution : Efek Komposisi Dan Aging Terhadap Sifat Mekanik Dan Fisis Pada Pembuatan Aerated Concrete Beton Berpori, 2009 USU Repository © 2008 pori-pori. Beton semacam ini diproduksi dengan bahan baku dari campuran semen, dan agregat pasir, gypsum, CaCO 3 dan katalis aluminium. Dengan adanya katalis Al selama terjadi reaksi hidratasi semen akan menimbulkan panas reaksi eksotermal sehingga timbul gelembung-gelembus gas H 2 O dan CO 2 . Dari reaksi tersebut, akhirnya gelembung tersebut akan menimbulkan jejak pori dalam badan beton yang sudah mengeras. Semakin banyak gas yang dihasilkan akan semakin banyak pori-pori terbentuk dan beton akan semakin ringan. Pembuatan beton berpori umumnya menggunakan bahan baku dasar yaitu: semen jenis Portland cement 20 - 30 berat, pasir silika 50 – 60 berat, dan CaCO 3 10 – 20 sebagai sumber CaO. Bahan katalis Al yang digunakan adalah sekitar 0,5 – 1 , Siporex Oy, 2000 dan Yothin Ungkoon, 2007. Mekanisme pembentukan pori dalam pembuatan beton berpori dapat terjadi melalui beberapa cara antara lain Yothin Ungkoon, 2007: 1. Cara injeksi gas oksigen atau nitrogen atau udara kedalam pasta adaonan beton. 2. Cara memberikan foam kedalam pasta adaonan beton. 3. Melalui mekanisme reaksi antara CaCO 3 dengan SiO 2 dengan katalis Al, sehingga terjadi reaksi antara CaO dan SiO 2 yang bersifat eksotermal. Akibat reaksi tersebut gelembung-gelembung gas CO 2 dan H 2 O terlepas dan menimbulkan jejak pori. Suarni Nasution : Efek Komposisi Dan Aging Terhadap Sifat Mekanik Dan Fisis Pada Pembuatan Aerated Concrete Beton Berpori, 2009 USU Repository © 2008 Reaksi antara CaO dan SiO 2 membentuk fasa baru Tobermorite diperlihatkan pada Gambar 2. 1 sebagai berikut. Gambar 2. 1. Mekanisme Reaksi CaO dengan SiO 2 Yothin Ungkoon, 2007. Sifat-sifat fisis dan mekanik beton berpori yang diproduksi melalui proses aging dengan Autoclave 12 bar AAC dan tanpa Autoclave non AAC, seperti diperlihatkan pada tabel 2. 1. Tabel 2. 1. Sifat fisis dan mekanik beton berpori melalui proses aging dengan Autoclave 12 bar AAC dan tanpa Autoclave Non AAC Yothin Ungkoon, 2007 2. 2. Semen