Daerah Pemasaran Safety and Fire Protection

Struktur organisasi yang digunakan di PT.Pusaka Prima Mandiri PPM adalah struktur organisasi lini dan fungsional, yaitu merupakan perpaduan antara organisasi lini dan organisasi fungsional. Sruktur lini merupakan struktur dimana didalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan. Struktur fungsional merupakan struktur organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada pelaksana. Adapun struktur organisasi di PT. Pusaka Prima Mandiri PPM dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.5.2. Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari di suatu perusahaan untuk menghasilkan output dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana tiap personil mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab tersendiri dengan cakupan yang jelas. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi PT. Pusaka Prima Mandiri PPM adalah sebagai berikut: a. Manajer Umum General Manager 1 Memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan setiap hari. 2 Bertindak sebagai decision making untuk kepentingan dan kelangsungan perusahaan sehingga tujuan utama perusahaan dapat tercapai. 3 Melakukan hubungan kerja dengan pihak pemerintah dan swasta. General Manager Executive Secretary Finance Manager Mill Operation Manager Sales Manager HR GA Manager Strategic Procurement Manager Product Development Technical Manager Produc tion Manager Enginee ring Manager Ware house Manager EHS Coordina tor Conver ting Manager Accoun ting Tax Manager MIS Manager Financial Analyst Customer Service Staff Staff Super visor QA Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Pusaka Prima Mandiri PPM V-1 b. Manajer Umum General Manager 4 Memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan setiap hari. 5 Bertindak sebagai decision making untuk kepentingan dan kelangsungan perusahaan sehingga tujuan utama perusahaan dapat tercapai. 6 Melakukan hubungan kerja dengan pihak pemerintah dan swasta. b. Manajer Keuangan Finance Manager 1 Memeriksa dan menganalisa data, laporan aliran dana dan biaya perusahaan. 2 Merencanakan dan mengawasi setiap aktivitas keuangan perusahaan. 3 Menyetujui kontrak penjualan dengan pihak customer. c. Manajer Operasi Mill Operation Manager 1 Bertanggung jawab penuh terhadap jalannya proses produksi. 2 Merencanakan produksi sesuai dengan spesifikasi standar mutu untuk menghasilkan produk yang berkualitas. 3 Mengawasi dan mengevaluasi setiap kegiatan produksi dengan mendeteksi kesalahan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan. d. Supervisor Quality Assurance 1 Bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas. 2 Melakukan kerjasama dengan pihak produksi untuk meningkatkan mutu dari produk. e. Manajer Keteknikan Engineering Manager 1 Mengawasi setiap operasi mesin-mesin produksi yang ada di lantai pabrik. 2 Mengawasi pelaksanaan perawatan mesin, peralatan atau fasilitas pendukungnya agar produksi dapat berjalan dengan baik. 3 Melakukan koordinir untuk memperbaiki mesin-mesin atau peralatan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. f. Manajer Pembelian Strategic Procurement Manager a. Melakukan hubungan dengan pihak supplier untuk pembelian bahan baku dan bahan penolong. b. Membuat jadwal ordering barang berdasarkan request dari bagian-bagian tertentu. c. Melakukan persetujuan terhadap kontrak pembelian bahan baku dan bahan penolong dari pihak supplier. g. Manajer Personalia Human Resources General Affairs Manager 1 Mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia. 2 Membimbing dan mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan. 3 Menjalin dan membina kerjasama dengan pihak luar, baik dengan perusahaan lain maupun pejabat yang menangani ketenagakerjaan. h. Manajer MIS Management Information System 1 Merencanakan sistem informasi yang ada di perusahaan agar berjalan dengan baik. 2 Mengawasi kegiatan perusahaan dalam hal penyaluran informasi. 3 Membuat saluran LAN Local Area Network yang menghubungkan setiap bagian didalam perusahaan. i. Financial Analyst 1 Melakukan pemeriksaan kegiatan internal perusahaan baik di kantor maupun di pabrik agar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2 Menangani perencanaan budget perusahaan. 3 Merencanakan dan mengontrol rencana pengeluaran biaya perusahaan. j. Bagian Administrasi Penjualan dan Pemasaran Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam hal pemasaran kertas rokok serta menangani urusan administrasi penjualan.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

Jumlah tenaga kerja pada PT. Pusaka Prima Mandiri adalah sebanyak 201 orang yang terdiri atas 178 orang laki-laki dan 23 orang wanita. Tenaga kerja di perusahaan ini dapat digolongkan atas staf dan karyawan. Golongan staf adalah pekerja pada tingkat manajer, kepala bagian, dan pekerja yang tidak bekerja pada bagian produksi. Sedangkan, golongan karyawan adalah pekerja yang bekerja pada bagian produksi, termasuk satpam. Staf bekerja pada hari Senin sampai Jumat dengan jumlah jam kerja 7 jam sehari. Jadwal kerja Staf dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jam Kerja Staf Hari Waktu Kerja Senin – Jumat 08.30 – 17.00 WIB Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri Untuk karyawan, jadwal kerja dibagi atas 3 shifthari, dimana jam kerja pada hari Senin sampai Minggu adalah selama 8 jamshift. Jadwal jam kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan Shift Kerja Waktu Kerja Shift I 07.00 – 15.00 WIB Shift II 15.00 – 23.00 WIB Shift III 23.00 – 07.00 WIB Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri

2.5.4. Sistem Penggajian Karyawan dan Fasilitas

PT. Pusaka Prima Mandiri PPM memiliki 3 sistem pengupahan, yaitu: a. Upah Bulanan Upah bulanan diberikan kepada karyawan yang sudah tetap, dimana jumlahnya ditentukan berdasarkan kebijakan pemerintah. b. Upah Borongan Upah borongan diberikan kepada karyawan yang bekerja pada masa tertentu, dimana jumlahnya disesuaikan dengan perjanjian antara perusahaan dengan pekerja tersebut. c. Upah Harian Upah harian diberikan kepada pekerja harian lepas dan pembayarannya dilakukan per hari. PT. Pusaka Prima Mandiri PPM memiliki sistem laporan penilaian kinerja yang digunakan untuk menentukan prestasi kerja serta kenaikan gaji atau upah terhadap karyawan. Adapun sistem laporan penilaian tersebut sebagai berikut: a. Kualitas Kerja Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur kerja dan mencapai hasil yang memuaskan. b. Kuantitas Kerja Karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya lebih banyak dari rata-rata. c. Pengetahuan Kerja Karyawan mampu menguasai seluk beluk pekerjaannya dengan baik. d. Kepatuhan Kerja Karyawan melaksanakan pekerjaannya tepat waktu sesuai dengan instruksi atasan. e. Kerjasama Karyawan dapat bekerjasama dan membina hubungan baik dengan seluruh rekan sekerja, sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif. f. Inisiatif Karyawan mampu mengemukakan ide-ide dan saran yang membangun untuk kebaikan perusahaan. g. Loyalitas pada Perusahaan Karyawan mampu menjaga nama baik perusahaan. h. Kehadiran Kerja Karyawan selalu datang tepat waktu sesuai dengan jadwal kerja. i. Keselamatan Kerja Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur dan peraturan keselamatan kerja yang berlaku. PT. Pusaka Prima Mandiri juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan, sebagai berikut: 1. Memberikan THR Tunjangan Hari Raya 2. Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan 3. Jaminan sosial untuk tenaga kerja Jamsostek 4. Jaminan kesehatan antara lain, cuti sakit, cuti khusus, karena perkawinan atau musibah, tunjangan proyek, tunjangan kemalangan, tunjangan keluarga. Fasilitas kerja juga diberikan PT. Pusaka Prima Mandiri PPM kepada seluruh karyawan, seperti: 1. Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja. 2. Memberikan fasilitas pengobatan secara cuma-cuma pada setiap tenaga kerja. 3. Menyediakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan para karyawan, seperti helm, masker, sarung tangan, dan sepatu boat.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan-bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan oleh PT Pusaka Prima Mandiri dalam melaksanakan proses produksinya adalah sebagai berikut: 1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk pada proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah: a. Pulp Serat Panjang Needle Bleached Kraft Pulp digunakan sebagai kerangka dasar struktur, menjaga kekuatan kertas sewaktu masih dalam keadaan basah, dan mempertahankan kekuatan kertas agar tidak mudah putus pada proses pembuatan maupun pada mesin pembuat kertas rokok. b. Pulp Serat Pendek Leaf Bleached Kraft Pulp digunakan sebagai pembentuk perata susunan kertas dan pengisi sheet uniformity. c. Kertas Bekas Broke digunakan untuk membantu kerataan formasi kertas serta kelengkungan. 2. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah: 1. Precipitated Calcium Carbonate digunakan sebagai filler bahan pengisi kertas, pemerata pori-pori porosity dan memutihkan kertas whiteness. 2. Cationic Retention Aid CRAStarch digunakan sebagai pengikat partikel buburan sehingga menghasilkan buburan pulp yang homogen dan menambah kekuatan kertas pada waktu basah maupun kering dan mengurangi lose pada wire. 3. Anti Foam Defoamer digunakan untuk mencegah buih-buih agar tidak masuk ke dalam kertas. 4. Pencegah Bakteri Biocide digunakan sebagai pembunuh bakteri untuk mencegah penggumpalan bakteri slime pot. 5. Citric Acid, Anhydrous C 6 H 8 O 7 Kering digunakan sebagai zat pembakar dalam kertas yang harus dinetralkan dengan KOH. 6. Potassium Hydroxide KOH digunakan untuk menetralisir Citic Acid sebelum diaplikasikan ke mesin distribusi. 7. Bahan Penggumpal Coagulant digunakan untuk pengolahan air sungai water treatment. 8. Air digunakan sebagai media dan pelarut. 3. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah: 1. Kertas pembungkus digunakan untuk membungkus kertas rokok dalam ukuran ream. 2. Core digunakan sebagai inti dari gulungan kertas selama proses penggulungan baik di paper machine maupun di bagian finishing. 3. Kertas Koran digunakan untuk mengepak hasil produksi. 4. Label atau Etiket digunakan sebagai pengenal nama perusahaan yang ditempel pada kertas pembungkus produk.

2.6.2. Uraian Proses Produksi

Proses produksi kertas rokok di PT Pusaka Prima Mandiri terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu tahapan persiapan, tahapan proses pembuatan kertas di paper machine, dan tahapan penyelesaian produk.

2.6.2.1. Tahapan Persiapan

Bahan yang digunakan ada tiga yaitu pulp NBKP, LBKP, dan CaC O3 . a. Pengolahan NBKP Bahan baku NBKP dimasukkan ke dalam hdyra pulper dengan mengunakan konveyor. hdyra pulper ini menggunakan tangki untuk menguraikan serat- serat pulp yang dicampur dengan white water sebagai pengencer. Didalam hdyra pulper terdapat pisau sebagai alat pemotong lembaran pulp sehinggan didapatkan buburan dengan konsistensi 38-40 grltr. Proses berlangsung secara batch setiap 10-20 menit. Bahan baku ini digunakan sebanyak 1,5 bal untuk satu kali pelarutan. Kemudian buburan NBKP ditransfer ke wood dump chest sebagai tempat penampungan sementara yang didalamnya terdapat agiator pengaduk untuk membuat konsistensi bubur tetap terjaga. Lalu buburan NBKP dipompakan ke refiner. Refiner merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memotong dan memecahkan serat sehingga serat-serat menjadi lebih halus. Kemudian buburan yang telah halus ini ditampung di refiner chest, dan dijaga konsistensinya sama dengan sebelum mixing. b. Pengolahan LBKP LBKP sekitar 1,5 bal dihancurkan selama 10-20 menit untuk mendapatkan konsistensi 38-40 grltr. Proses juga berlangsung secara batch. Pelarutan LBKP dilakukan di hydra pulper bergantian dengan NBKP, setelah itu dipompa ke dalam storage chest, sebagai tempat penampungan sementara. Larutan terus diaduk agar tidak mengendap sehingga kosistensinya tetap. c. Pengolahn Broke Buburan broke yang diproses di stock preparation ini berasal dari dry broke dan wet broke. Khusus untuk dry broke sebelum masuk ke mixing chest terlebih dahulu dihancurkan di sydra pulper untuk dibuat buburan dengan kosistensi tertentu, selanjutnya buburan broke ditransfer ke super vibrator yang fungsinya hamper sama dengan refiner yaitu memecah gumpalan serat. Sedangkan untuk wet broke aliran prosesnya hamper sama dengan dry broke tetapi melalui super vibrator karena wet broke tersebut berupa serat-serat yang sudah halus , maka alirannya langsung menuju broke chest. d. Pengolahan Kalsium Karbonat Kalsium karbonat dilarutkan di dissolving tank sesuai dengan kebutuhan, tetapi biasanya dilarutkan sebanyak 125 kg untuk dicampur dengan 2000 liter air. Larutan diaduk selama 15 menit agar kosistensinya terjaga. Hasil larutan kalsium karbonat disaring dengan vibrating screen dengan ukuran 100 mesh. e. Pencampuran Bahan Baku Bahan baku seperti NBKP, LBKP, broke dan kalsium karbonat yang sudah dihaluskan kemudian dicampur di dalam mixing chest dengan komposisi yang berlainan sesuai dengan grade kerts rokok yang diinginkan oleh pihak konsumen. Selama proses pencampuran akan timbul buih karena adanya oksigen dan ditambahkan deformer untuk menghilangkan buih tersebut. Setelah dari mixing chest campuran tersebut kemudian dipindahkan dan ditampung pada mchine chest dan siap diolah di paper machine.

2.6.2.2. Tahapan Proses Pembuatan Kertas di Paper Machine

Tahapan proses pembuatan kertas di paper machine adalah: a. Pembersihan bubur kertas Larutan pulp dari machine chest dibersihkan kotorannya melalui centi cleaner agar endapan di dalam buburan kertas seperti pasir dan juga benda-benda padatan lainnya, biji besi, batu kerikitl, dan lain-lain dapat disaring dan dikeluarkan. Kemudian larutan digiling kembali dan dihaluskan melalui stock master refiner sehingga kosistensinya tinggal 24 – 28 grltr, dan kemudian buburan dimasukkan melalui high pressure screen ke fourdinier. b. Fourdinier Buburan dari high pressure screen dimasukkan ke dalam head box untuk dibagi rata atas wire yang berjalan. Buburan di atas wire tersebut diayak dan diatur sedemikian rupa agar berat dasar basis weight kertas diperoleh. Berat dasar kertas pada pembuatan kertas rokok merupakan elemenparameter yang terpenting sehingga proses ini sangat diperhatikan. Kemudian buburan digiling lagi dengan dandy roll agar benar-benar homogeny. Dan setelah itu, buburan akan dibentuk menjadi lembaran-lembaran. c. Pressing Lembaran sheet kemudian ditarik oleh pick-up press untuk mengeluarkan air yang masih dikandungnya, walaupun masih basah kertas tersebut sudah cukup kuat untuk ditarik. Kandungan air sesudah proses ini diharapkan menjadi sekitar 60-65. d. Embrossing Setelah di press maka pada tahap ini dicetak garis-garis horizontal verge marking. Pencetakan ini dilakukan pada saat lembaran kertas melewati roll yang sudah di set sesuai garis yang diinginkan. e. Pengeringan I Setelah dibentuk garis, kertas dikeringkan secara bertahap pada dryer I. Pengeringan ini dilakukan pada roll dryer yang berjumlah sepuluh roll. Dimana lembaran tersebut secara bergantian melewati roll-roll dan panas dari roll tersebut akan mengeringkan kertas. f. Pemberian Zat Kimia Kertas yang sudah dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam size press, yang kemudian ditambahkan zat kimia pada kertas dengan menyentuhkan kertas pada roll yang berputar. g. Pengeringan II Kertas yang ditambahkan zat kimia kembali basah sehinggan dilakukan pengeringan kembali melalui dryer II dimana dryer tersebut berbentuk roll. h. Penggulungan Kertas Kertas yang sudah kering kemudian digulung dengan on rell sehingga berbentuk gulungan besar atau disebut dengan jumbo roll. i. Pencetakkan Logo Jumbo roll dari on rell kemudian diberi logo perusahaan merek dari konsumen yang memesan. Jumbo roll ini telah melewati tahapan pemeriksaan bagian pengendalian mutu laboratorium. Apabila pada proses repping ini masih dijumpai kertas yang tidak memenuhi standar maka bagian repping harus membuangnya sebagai broke setebal 1 cm. j. Pemotongan Kertas Roll yang lebih kecil dari repping machine kemudian dipotong kembali menjdi roll dengan ukuran sesuai dengan permintaan konsumen pada roll slitter. Dari roll slitter selanjutnya dibawa ke mesin ream cutter ataupun bobbin slitter. Pada proses ini juga dilakukan pemeriksaan kembali.

2.6.2.3. Tahapan Penyelesaian Produk

Pada tahap ini, rol-rol kertas rokok dibagi menurut bentuk kertas yang akan diproduksi. Kegiatan-kegiatan yang ada antara lain: 1. Ream cutter Rol-rol kecil dari roll sliter dipotong menjadi lembaran-lembaran ream. tahap ini, kertas masih diperiksa untuk terakhir kalinya, pemeriksaan yang dilakukan adalah: a. cutting, oleh dilakukan pemeriksaan pada hasil pemotongan mesin. Apabila pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang menjadi broke. b. penampilan fisik, dilakukan pemeriksaan pada kebersihan kertas. Jika kertas kotor akan dibuang dan dijadikan broke. c. rectangular, dilakukan pemeriksaan pada kertas berbentuk ream, kertas dilipat dan diperiksa apakah simetris atau tidak. 2. Bobbin slitter Rol-rol dari slitter dipotong lagi pada bagian ini menjadi beberapa bobbin. Pada tahap ini, kertas yang berbentuk bobbin masih diperiksa lagi untuk terakhir kalinya. Pemeriksaan yang dilakukan adalah: a. cutting, dilakukan pemeriksaan pada hasil pemotongan mesin. Apabila pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang menjadi broke. b. penampilan fisik, dilakukan pemeriksaan pada kebersihan kertas. Jika kertas kotor akan dibuang dan dijadikan broke. c. Hasil penggulungan, dilakukan pemeriksaan pada kertas berbentuk bobbin. Bobbin yang sudah dipotong, diperiksa gulungannya apakah rapi atau tidak. 3. Packaging Produk jadi dibungkus dengan pembungkus, kemudian dipindahkan ke gudang barang jadi untuk selanjutnya dikirimkan ke konsumen atau pabrik rokok. Blok diagram proses pembuatan kertas rokok diperlihatkan pada gambar 2.2. Penghancuran Bahan Baku Pelarutan Bahan Baku Penghalusan Bahan Baku Pencampuran Bahan Baku Pembersihan Bubur Kertas Fourdriner Pressing Embossing Pengeringan I Pemberian Zat Kimia Pengeringan II Penggulungan Kertas Pencetakan Logo Pemotongan Kertas Bentuk Ream Bentuk Bobbin Packing Tahap Persiapan Bahan Tahap Pembuatan Kertas Tahap Penyelesaian Produk Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Kertas

2.7. Mesin dan Peralatan

2.7.1. Mesin Produksi

Mesin-mesin yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan produksi kertas rokok di PT Pusaka Prima Mandiri yaitu: 1. Tangki Penampungan a. Wood Dump Chest digunakan menampung larutan NBKP yang berasal dari hydra pulper sebelum diproses pada refiner. b. Wood refiner chest digunakan menampung larutan NBKP yang berasal dari refiner sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest. c. Storage chest digunakan menampung larutan LBKP yang berasal dari hydra pulper sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest.

d. Super vibrator chest digunakan menampung broke dari super vibrator

sebelum dimasukkan ke dalam broke chest. e. Broke chest digunakan menampung broke yang sudah dihancurkan pada rotary screen wet broke dan super vibrator chest sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest. f. Mixing chest digunakan mencapur NBKP, LBKP, dan broke menjadi satu untuk kemudian dialirkan ke dalam machine chest. g. Machine chest digunakan menampung campuran larutan pulp sebelum diproses dalam paper machine. 2. Tangki pengolahan pulp a. Hydra Pulper digunakan menghancurkan dan melarutkan NBKP dan LBKP menjadi larutan pulp yang kemudian dialirkan ke dalam. b. Sydra Pulper digunakan melarutkan broke yang kemudian dialirkan ke super vibrator. c. Super Vibrator digunakan menghancurkan dan menghaluskan broke yang kemudian dialirkan ke broke chest. d. Twin Hydralic Refiner digunakan menghancurkan dan menghaluskan NBKP yang kemudian dialirkan ke refiner chest. e. Pompa digunakan memompakan larutan pulp melalui pia-pipa dari satu tangki ke tangki yang lain. 3. Mesin a. Head of machine untuk mengencerkan buburan dan membersihkan serta mengatur laju buburan. - Centi cleaner, yang terdiri dari pipa kerucut untuk memisahkan kotoran dari pulp. - Rotary screen, untuk menyaring pulp atau serat yang kasar yang dikembalikan ke sistem. - Constant level tank, untuk menstabilkan keadaan buburan dilengkapi dengan alat otomatis 1 buah flow meter dan motor rised pulper. b. Four driner untuk membentuk buburan menjadi lembaransheet. c. Pick up press digunakan mengeluarkan air yang masih dikandung oleh lembaran kertas. d. Embosser digunakan mencetak garis-garis horizontal pada kertas. e. Chemical applicator digunakan menambah bahan kimia agar kualitas pada kertas bertambah baik. f. Dryer digunakan mengeringkan lembaran kertas. g. Roll slitter digunakan memotong jumbo roll menjadi roll yang lebih kecil. h. Ream cutter digunakan memotong rol kecil menjadi lembaran ream. i. Bobbin slitter digunakan memotong rol-rol kecil menjadi gulungan atau bobbin. j. Repping machine digunakan mencetak garis atau pola sesuai dengan permintaan konsumen. k. Bobbin reaclemer digunakan memperbaiki bobbin yang rusak dari bobbin slitter.

2.7.2. Peralatan

Peralatan equipment yang digunakan pada proses pembuatan kertas di PT. PPM adalah: 1. Pompa Fungsi : Memompakan larutan bubur kertas melalui pipa-pipa dari tangki yang satu ke tangki yang lain. Kapasitas : 1,5 m 3 mnt Putaran : 980 rpm Arus : 33,2 A Jumlah : 28 Unit 2. Hinged Forklift Forklift digunakan untuk mengangkut jumbo roll ke daerah finishing untuk dipotong pada mesin-mesin roll slitter. Selain itu juga digunakan untuk mengangkut barang jadi ke gudang jadi. 3. Hoist Crane Crane digunkan untuk mengangkut jumbo roll ke daerah repping machine. Operasi pemakaiannya dikendalikan dengan switch gantung dari lantai.

2.7.3. Utilitas

Utilitas dalam sebuah pabrik adalah unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Sarana pendukung yang ada di pabrik PT. PPM terdiri dari: 1. Listrik Tenaga listrik dibutuhkan untuk menggerakkan motor listrik, pompa kompresor, mesin bubut, bor las, AC, lampu penerangan, dan keperluan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik, perusahaan memperolehnya dari PLN dan bila aliran listrik dari PLN terputus maka perusahaan telah menyediakan generator sendiri sebanyak 3 unit. 2. Kebutuhan air Air dibutuhkan untuk membantu proses produksi serta kebutuhan para pegawai. Kebutuhan air tersebut diperoleh langsung dari sungai Deli. 3. Boiler Fungsi boiler disini adalah untuk menghasilkan energi panas yang diperlukan pada proses produksi untuk mengeringkan lembaran-lembaran kertas dan memberikan energi uap pada pencampuran chemical.

2.8. Safety and Fire Protection

Safety and Fire Protection di PT Pusaka Prima MAndiri PPM telah didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan antara lain adalah kegiatan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri APD seperti helm, masker, sarung tangan, dan sepatu boat. Penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan melengkapi unit bagian produksinya dengan menggunakan alat pemadam api protector.

2.9. Limbah

Limbah yang dihasilkan oleh PT. PPM adalah limbah padat dan limbah cair. Limbah padat bersumber dari broke bekas pembuangan proses pembuatan kertas rokok dan limbah padat domestik alat tulis kantor, dan sebagainya. Limbah padat berupa broke kertas bekas terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan parameter porosity. Broke yang masih bisa digunakan akan disimpan dan digunakan sebagai vahan baku tambahan untuk proses selanjutnya, sedangkan broke yang tidak memenuhi standarisasi untuk dijadikan bahan baku tambahan, akan dijual atau diberikan kepada pihak lain yang memerlukannya seperti perusahaan kertas. Broke Produksi Endapan CaCO3 Diklasifikasikan Disimpan Dijual Limbah Domestik Diklasifikasikan Pembuangan terakhir milik PEMDA Gambar 2.3. Diagram Pengolahan Limbah Padat PT PPM Limbah cair yang dihasilkan PT PPM adalah berupa cairan sisa-sisa hasil produksi yang mengandung endapan dan limbah domestik. Dalam pengolahan limbah cair, PT PPM mempunyai lima bak penampungan. Bak 1 merupakan tempat penampungan dari sisa-sisa hasil produksi yang mengandung endapan. Air dari bak 1 dialirkan ke bak 2 melalui overflow, dimana pada bak 2 ini airnya lebih jernih dari bak 1 dan endapannya pun berkurang. Dari bak 2 dilairkan melalui overflow ke bak 3, dimana pada bak ini airnya akan dialirkan ke sungai setelah memenuhi estándar dari pemerintah, sedangkan endapannya tetap tinggal di bak. Apabila endapan dari bak 1, 2, dan 3 sudah terlalu banyak, maka endapan tersebut akan disedot dan ditampung pada bak 4 dan 5. Endapan 4 dan 5 selanjutnya dikeringkan, setelah itu digonikan atau diberikan pada orang yang ingin menggunakannya. Cairan Sisa Produksi Dialirkan ke bak penampungan 1 Disaring dan dialirkan ke bak penampungan2 Disaring dan dialirkan ke bak penampungan3 Dialirkan ke sungai Limbah Domestik