Metode Time Series Peramalan

3. Variasi musiman S Variasi musiman ialah pola permintaan tinggi dan rendah yang terjadi berulang-ulang setiap tahun. Variasi ini pada umumnya terjadi karena faktor musim, baik karena iklim maupun kebiasaan manusia misalnya musim lebaran, musim liburan, tahun baru, natal, dan lain-lain setiap tahun. 4. Residu R Residu menggambarkan kesempatan terjadinya variasi karena faktor random. Variasi ini tidak dapat dijelaskan oleh trend, siklus ataupun pergerakan musiman. Residu ini tidak dapat diramalkan karena tidak diketahui faktor penyebab terjadinya. 3.1.1.1.Metode Moving Average Menurut Baroto Teguh 2002, peramalan yang berdasarkan metode rata- rata bergerak ialah peramalan dengan menggunakan data-data permintaan dalam beberapa periode lalu secara berurutan, biasanya mencakup 1 tahun. Data permintaan ini dihaluskan smoothed out dengan cara membagi jumlah permintaan selama beberapa periode dengan jumlah periode sehingga diperoleh jumlah permintaan rata-rata per periode. Dalam hal ini, periode dapat berupa bulanan atau kuartalan. Istilah rata-rata bergerak dimunculkan karena harga rata- rata dihitung secara berkelanjutan dengan membuang data permintaan satu periode lama dan menggantinya dengan data periode baru. Rumus metode moving average adalah m f ... f f f f M t 3 t 2 t 1 t t − − − − ∧ + + + + = dimana: m = jumlah periode yang digunakan sebagai dasar peramalan nilai m ini bila minimal 2 dan maksimal tidak ada ditentukan secara subjektif t f ∧ = ramalan permintaan real untuk periode t f t = permintaan aktual periode t 3.1.1.2.Metode Weight Moving Average Formula metode weight moving average adalah: m t m t f c f c f c − − − ∧ + + = 1 2 2 1 1 t f dimana: t f ∧ = ramalan permintaan real untuk periode t f t = permintaan aktual pada periode t c 1 = bobot masing-masing data yang digunakan 1 = ∑ i c , ditentukan secara subjektif m = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan subjektif 2.1.1.3.Metode Exponential Smoothing Ada beberapa metode yang dikelompokkan dalam metode exponential smoothing, yaitu: 1. Single simple exponential smoothing Formula untuk metode single exponential smoothing SES adalah: 1 t t t f α 1 f α f − ∧ − + = Dimana: t f ∧ = perkiraan permintaan untuk periode t α = suatu nilai 0 α 1 yang ditentukan secara subjektif f t = permintaan aktual pada periode t f t-1 = perkiraan permintaan pada periode t-1 2. Double exponential smoothing Formula DES adalah: F’t = a + a 1 t + e t Dimana a , a 1 , adalah parameter proses dan e mempunyai nilai harapan dari 0 dan sebuah varians 2 e σ . Misalkan β = 1 – α, sehingga: Ft = α f t + α β f t-1 + α β 2 f t-2 +...+ α β t-1 f 1 + β t f Persamaan di atas dapat pula dituliskan ulang sebagai: ∑ − = − + = 1 t i t 1 t i t f β f β α F Double exponential smoothing adalah modifikasi dari exponential smoothing, yang dirumuskan sebagai berikut: [ ] [ ] 1 t βX αXt Xt 2 2 − + = Dimana: Xt [2] = F’t = peramalan double exponential smoothing α = faktor smoothing dan β = 1 – α Xt = Ft 3.1.1.4.Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi Menurut Rosnani Ginting 2007, metode ini merupakan dasar garis kecenderungan untuk suatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat di proyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa: 1. Konstan, dengan fungsi peramalan Yt: Yt = a, dimana N Y a 1 ∑ = dimana : Yt = nilai tambah N = jumlah periode 2. Linier, dengan fungsi peramalan: Yt = a + bt dimana : n bt Y a − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 t t n y t ty n b 3. Kuadratis, dengan fungsi peramalan: Yt = a + bt + ct 2 dimana : n t c t b Y a 2 ∑ ∑ ∑ − − = ∂ − = b α θ c 2 α β θα δ b − ∂ − ∂ = ∑ ∑ − = ∂ 4 2 2 t n t ∑ ∑ ∑ − = tY n Y t δ ∑ ∑ ∑ − = Y t n Y t θ 2 2 ∑ ∑ ∑ − = 3 2 2 t n t t α 4. Eksponensial, dengan fungsi peramalan: Yt = ae bt dimana : n t b Y a ∑ ∑ − = ln ln 2 2 t t n lnY t lnY t n lna ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − = 5. Siklis, dengan fungsi peramalan: n t 2 π cos c n t 2 π sin b a Y ˆ t + + = dimana : n t 2 π cos c n t 2 π bsin na Y ∑ ∑ + + = ∑ ∑ ∑ + + = n t 2 π cos n t 2 π sin c n t π 2 sin b n t 2 π sin a n t 2 π Ysin 2 ∑ ∑ ∑ + + = n t 2 π cos n t 2 π sin b n t π 2 cos c n t 2 π cos a n t 2 π Ycos 2 3.1.1.5.Metode Dekomposisi Yaitu hasil ramalan yang ditentukan dengan kombinasi dari fungsi yang ada sehingga tidak dapat diramalkan secara biasa. Model tersebut didekati dengan fungsi linier atau siklis, kemudian bagi t atas kwartalan sementara berdasarkan pola data yang ada. Metode dekomposisi merupakan pendekatan peramalan yang tertua. Terdapat beberapa pendekatan alternatif umtuk mendekomposisikan suatu derat berkala yang semuanya bertujuan memisahkan setiap komponen deret data seteliti mungkin. Konsep dasar pemisahan bersifat empiris dan tetap, yang mula- mula memisahkan unsur musiman, kemudian trend, dan akhirnya unsur siklis. Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Ramalkan fungsi Y biasa dt = a + bt 2. Hitung nilai indeks 3. Gabungkan nilai perolehan indeks kemudian ramalkan yang baru

3.1.2. Metode Kausal

Metode kausal mengasumsikan faktor yang diperkirakan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel bebas independen. Kegunaan dari metode kausal untuk menemukan bentuk hubungan antara variabel-variabel tersebut dan menggunakannya untuk meramalkan nilai dari variabel tidak bebas dependen. Pada model ini untuk meramalkan permintaan tidak hanya memperhatikan waktu, tetapi juga memperhatikan faktor yang mempengaruhi. Metode kausal terdiri atas beberapa metode, antara lain: 1. Metode regresi dan korelasi Metode regresi dan korelasi pada penetapan suatu persamaan estimasi menggunakan teknik “least squares”. Hubungan yang ada pertama-tama dianalisis secara statistik. Ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik untuk peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang ternyata ketepatannya kurang begitu baik. 2. Model Ekonometrik Metode ini didasarkan atas peramalan pada sistem persamaan regresi yang diestimasikan secara simultan. Baik untuk peramalan jangka pendek maupun untuk jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode peramalan ini adalah data kuartalan beberapa tahun. 3. Model Input-Output Metode ini dipergunakan untuk menyusun proyeksi trend ekonomi jangka panjang. Model ini kurang baik ketepatannya untuk peramalan jangka pendek. Data yang digunakan untuk metode ini adalah data tahunan selama sekitar sepuluh sampai lima belas tahun. Rosnani Ginting, 2011

3.1.3. Analisis Kesalahan Peramalan

Hendra Kusuma 2004 mengemukakan bahwa Bedworth mengusulkan penggunaan beberapa tolok ukur kesalahan peramalan. Kesalahan peramalan di periode t adalah selisih antara nilai data aktual dan peramalan: 1 t 1 1 y y e − = dan total jumlah kesalahan adalah: ∑ ∑ − = 1 t 1 y y et Jumlah kesalahan sebagaimana persamaan di atas bukanlah merupakan ukuran keefektifan peramalan yang valid, tetapi lebih merupakan ukuran tingkat bias peramal dari data aktual. Tingkat bias yang semakin rendah dari peramalan regresi ditunjukkan oleh jumlah kesalahan yang semakin mendekati nol. Untuk mengatasi masalah pengurangan nilai et positif sebagai akibat adanya et negatif, beberapa alternatif yang biasanya digunakan adalah: 1. Mean Absolute Deviation MAD N y y MAD 1 t 1 ∑ − = 2. Mean Square Error MES N y y MSE 2 1 t 1 ∑ − = 3. Mean Absolute Percent Error MAP ∑ − = 1 1 100 MAP y y y N t Dua ukuran pertama, MAD dan MSE merupakan alat evaluasi teknik- teknik peramalan dengan berbagai macam parameter. Semakin rendah nilai MAD dan MSE, peramalan akan semakin baik mendekati data masa silam. Tetapi nilai terendah kecuali nol tidak memberikan indikasi seberapa baik metode peramalan yang digunakan dibandingkan dengan metode lainnya.

3.2. Perencanaan Jangka Menengah

Menurut Sukaria Sinulingga 2009, perencanaan jangka menengah adalah proses penyusunan rencana induk produksi master production schedule sebagai jabaran dari rencana agregat. Pada umumnya, rentang waktu cakupan time horizon jadwal induk produksi ialah antara 6-18 bulan tetapi tidak sedikit perusahaan membatasinya hanya sampai 12 bulan.