xxxviii Subjek dakwah yang tidak mau memperbaiki dan mendidik diri
dengan kesabaran dan keteguhan hati serta kemauan yang keras untuk merubah maka akan mendapat celaan dari orang lain serta dimurka oleh
Allah SWT sesuai dengan surat As-Shaff ayat 2 dan 3 :
BCDE = F.G
H
I
J
H L
6 8:8 M A
N O Q
H R
G 6
3
H L
J 8:8 M S
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
Qs : As-Shaff :2-3 Oleh karenanya dalam rangka mengemban tugas amanah Allah
SWT, para pelaku dakwah da’i yang bertugas menyampaikan pesan Illahi, maka seorang da’i harus memiliki bekal ilmu yang cukup baik entah
itu ilmu agama maupun ilmu lainnya. Ini semua dibutuhkan, sebab tantangan yang di hadapi subjek dakwah semakin berat. Disamping itu
sebagai bekal tambahan da’i, seharusnya berkonsentrasi pada suatu bidang tertentu sesuai dengan bakatnya. Sehingga objek dakwah dapat diarahkan
dengan modal memadai dalam rangka menyesuaikan kapasitas mad’unya. Dengan cara seperti itu da’i akan mampu mewujudkan sikap menuju
kearah sikap yang lebih baik.
b. Objek Dakwah Sasaran Dakwah
xxxix Dakwah adalah proses mengajak umat manusia menuju jalan
Tuhan demi kebahagiaan mereka di dunia maupun di akhirat. Manusia yang menjadi objek dari aktivitas dakwah tersebut tidak hanya bersifat
individual perorangan tetapi juga dapat bersifat kelompok. Karenanya, dalam menentukan strategi dakwah perlu memperhatikan keunikan
individu sebagai individu dan keunikan individu sebagai anggota masyarakat.
17
Objek dakwah sangat luas yang merupakan bentuk masyarakat yang beraneka ragam latar belakang dan kedudukannya. Beraneka ragam
pola problematika yang dihadapinya, melibatkan di dalamnya manusia yang merupakan anggota masyarakat yang mempunyai kepentingan dan
kepribadian. Mereka adalah manusia yang menjadi khalayak yang akan diajak kedalam Islam secara kaffah, karena mereka bersifat heterogen dari
segi latar belakang sosial maupun ideologi. Keunikan individu dalam masyakat terjadi karena pola tingkah
laku yang spesifik dari individu tersebut. Keunikan individu artinya, setiap individu memiliki karakteristik, sifat, dan kebutuhan yang berbeda.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya pertama,
faktor usia. Kelompok usia yang tidak sama menimbulkan ciri, sifat, dorongan, perhatian, dan kebutuhan yang tidak sama. Kedua faktor
ideologi. Dalam masyarakat terdapat beberapa macam ideologi missalnya yang beragama Islam namun masih mempercayai hal-hal yang mistik,
17
Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta : Rineka Cipta h. 73
xl beragama Islam non sekte, beberapa sekte Islam dan lain-lain. Ketiga,
faktor status sosial dan status ekonomi. Tinggi rendah status sosial seseorang menunjukkan derajatnya. Status sosial di pengaruhi oleh
pendidikan yang telah di capai atau jabatan maupun pekerjaan sehari-hari. Sedangkan tinggi rendah status ekonomi di ukur oleh sedikit banyaknya
penghasilan dan harta kekayaan yang dimiliki. Adanya status sosial dan status ekonomi yang berbeda-beda membawa implikasi praktis terhadap
pola kehidupan seseorang di masyarakat. Bila pola hidup tidak sama, tentu cara hidup individu tersebut menimbulkan keunikan-keunikan individu
dalam masyarakat.
18
Sehubungan dengan kenyataan-kenyataan diatas, maka dalam pelaksanaan program kegiatan dakwah perlu mendapatkan konsedarasi
yang tepat meliputi hal-hal sebagai berikut : 1.
Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis, berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota
besar dan kecil serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.
2. Sasaran masyarakat yang dilihat dari segi struktur
kelembagaan, berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga. 3.
Sasaran masyarakat yang dilihat dari tingkat usia, berupa golongan anak-anak, remaja, dan orang tua.
18
Asmuni Syukri, DasarStrategi Dakwah Islam, Surabaya : al-Ikhlas, 1983 h. 96
xli 4.
Sasaran masyarakat yang dilihat dari segi tingkat hidup sosial- ekonomis berupa golongan orang kaya, menengah, miskin dan
seterusnya.
19
Bila dilihat dari psikologis kehidupan masing-masing golongan masyarakat tertentu, maka dapat dilihat bahwa mereka memiliki ciri-ciri
khusus yang menuntut sistem dakwah yang berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu masalah masyarakat ini harus dipelajari dengan
sebaik mungkin sebelum melangkah ke dalam aktivitas dakwah sesungguhnya. Da’i hendaknya melengkapi dirinya dengan beberapa
pengetahuan dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah masyarakat seperti sosiologis, ekologi, psikologi, ekonominya, serta
mengaplikasikan sabda Rasulullah “bicaralah dengan mereka manusia sesuai dengan kemampuannya.
c. Materi Dakwah