xxviii
BAB II LANDASAN DAN KAJIAN TEORI
Aktivitas merupakan sebuah kegiatan dari pemikiran maupun kiprah dimana dapat menghasilkan atau menciptakan sebuah nilai yang positif atau
negatif. Dan hal tersebut dapat dikatakan sebagai aktivitas apabila kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus dan menimbulkan effek dan memiliki
pengaruh yang besar maupun kecil terhadap sesuatu yang dilakukannya. Dalam hal ini, aktivitas dapat dikatakan sebagai sebuah pemikiran apabila
dapat dipahami dan dimaknai apapun bentuknya.
A. Pengertian Pemikiran
Berfkir merupakan aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Selama kesadaran terjadi, selama itu pula aktivitas berfikir berlangsung.
Objek pemikiran pun sangat luas, seluas wilayah jagad raya ini. Untuk itu, otak yang dipandu nilai, ibarat pengembara di padang luas berjalan tanpa arah, bisa
dianggap dan bahkan bisa dikatakan tersesat daripada selamat. Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata “pikir” mempunyai arti akal budi,
ingatan, angan-angan; dan kata dalam hati, pendapat pertimbangan. Sedangkan kata “berpikir” diartikan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu dengan menimbang-nimbang dalam ingatan. “Memikirkan” arti mencari daya upaya untuk menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan akal
budi. “Pemikiran” adalah cara atau hasil dari pikir. Karena “pikir” berasal dari bahasa arab fikr, tentu akan lebih utama jika merujuk kepada asal usul bahasa.
xxix Kata fikr terdiri dari huruf fa’ ;kaf dan ra’ , dari bentuk fi’l;
fikara -yafkiru, artinya “menggunakan akal untuk sesuatu yang di ketahui, untuk
mengungkapkan perkara yang tidak diketahui”. Dari kata fikr timbul tafkir dari fakkara-yufakkiru
, yang artinya “memfungsikan akal dalam suatu masalah untuk mendapatkan pemecahannya” Al-mu’jam Al-Wasiith.
Ada beberapa pendapat atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli pikir. Tidak ada perbedaan yang mendasar diantara mereka, definisi atau ta’rif itu
sebagai berikut : • Pemikiran atau berfikir adalah kata benda dari aktivitas akal yang ada
di dalam diri manusia, baik kekuatan akal berupa qalbu, roh, atau dhzin,
dengan pengamatan atau pendalaman untuk menemukan makna yang tersembunyi dari persoalan yang dapat diketahui, maupun untuk
sampai pada hukum atau hubungan antar sesuatu Toha Jabir Al- Alwani, 1989. Referensi Toha Jabir Al-Alwani, Dr.t.t., Krisis
Pemikiran Modern Diagnosi dan Resep Pengobatan. LKPS. T.k, • Menurut Ibnu Khaldun 1986, berfikir atau fikr ialah penjamahan
bayang-bayang yang telah di indra – di balik perasaan – dan aplikasi akal di dalamnya untuk membuat analisis dan sintesis Ibnu Khaldun,
1986. -
Muhammad Imarah 1994, mengatakan bahwa “pemikiran” secara terminologi adalah pendayagunaan pemikiran terhadap sesuatu dan
sejumlah aktivitas otak, berupa berpikir, berkehendak, dan perasaan
xxx yang bentuk paling tingginya adalah kegiatan menganalisis, menyusun,
dan mengkoordinasi. Dari beberapa makna dan pengertian berpikir tersebut, kita dapat
mengetahui bahwa dalam berpikir terdapat beberapa hal, yaitu : 1.
Adanya kegiatan atau aktivitas akal budi yang berupa pengamatan, perenungan, analisis, dan sintesis.
2. Adanya “sarana” yang berupa indra, akal, dan hati roh.
3. Adanya sesuatu yang telah diketahui.
4. Adanya sesuatu yang akan diketahui atau dihasilkan berdasarkan
hal-hal yang telah diketahui. Pengertian berpikir sangat dikenal oleh para mufakkir adalah yang
dikemukakan oleh Imam Ghazali. Pengertian yang dikemukakannya lebih praktis dan operasional. Beliau mengatakan,
6
“Ketahuilah, berfikir itu menghadirkan dua makrifat
premis, pernyataan, tinjauan, aspek yang mendahuluinya. Jika permasalahannya lebih luas, maka semakin banyak premis atau makrifat yang
dikemukakan, kesimpulannya akan semakin kuat. Dari definisi Al-Ghazali tersebut, dapat pula dipahami bahwa
menyimpulkan sesuatu hanya dengan satu premis makrifatmukadimah, besar kemungkinannya tidak akan bisa sampai pada hakikatnya; atau dengan kata lain,
tidak akan memperoleh konklusi yang benar dan valid. Jika benar, hanyalah sebuah kebetulan dan kadang bersifat parsial. Karena itu, ia belum atau tidak
dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah.
6
Sebagaimana di kutip oleh Dr. Thoha Jabir Al-Alwani dalam Krisis Pemikiran Modern Diagnosis dan Resep Pengobatannya
1989, dan M. Yaqzhan dalam Anatomi Budak Kufar 1993.
xxxi Kita sedikit mencerna dan memahami bahwa pemikiran adalah sebuah
pendayagunaan otak dengan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu ; menimbang-nimbang dalam ingatan. “Memikirkan”
artinya mencari daya upaya untuk menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan akal budi. “Pemikiran” adalah cara atau hasil pikir.
Oleh karena itu, berfikir, sesungguhnya suatu kebutuahn insani yang tdak terelakkan untuk tumbuh dan berkembang, yang sekaligus merupakan kebutuhan
akan aktualisasi fitrahnya. Lebih tegasnya, manusia tidak dapat lepas dari berfikir, seberapa pun intensitas dan kuantitasnya.
B. Pengertian Kiprah