41 organisasi sebagaimana dalam konsep Matsushita Electric yang menyatakan
membuat orang dulu, baru membuat barang. Agar daur hidup organisasi dapat tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan, maka salah satu fokus utama di dalam organisasi adalah bagaimana kita mengolah SDM mulai dari tahapan rekrutmen, seleksi, penempatan,
pengembangan, sampai dengan tahapan pensiun ataupun Pemutusan Hubungan Kerja PHK. Sistem pengelolaan SDM yang baik di dalam perusahaan akan
memberikan kepuasan kerja bagi karyawan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja organisasi. Dapat diasumsikan pengelolaan SDM di dalam
organisasi tak ubahnya seperti mengelola industri di mana bahan baku diterima, kemudian diproses melalui beberapa tahapan sampai kepada produk di tangan
konsumen. Agar kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar maka setiap tahapan proses harus direncanakan dan dikendalikan sesuai dengan standar dan
spesifikasi yang telah ditetapkan. Demikian juga di dalam pengelolaan SDM harus disesuaikan dengan standard yang telah ditetapkan dari setiap jabatan mulai dari
tahapan rekuretmen, seleksi, penempatan, pengembangan karier dan pemutusan hubungan kerja.
2.12 Kinerja a. Pengertian Kinerja
Menurut Yaslis Ilyas 2001 kinerja adalah penampilan hasil kerja personal baik kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja
dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personal. Penampilan hasil kerja terbatas kepada personal yang memangku jabatan
42 struktur, tetapi juga kepada kesehatan jajaran personal di dalam organisasi.
Sedangkan, dalam KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan.
Selanjutnya, Gibson yang dikutip dalam Ilyas 2004 menyatakan setiap
karyawan mempunyai hasil kerja yang berbeda. b. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja Performance Apraisal adalah sebuah evaluasi terhadap kinerja dari pekerjaan karyawan dengan membandingkan hasil
aktual dengan hasil yang diinginkan Boone dan Kurtz, 2007. Pada dasarnya, penilaian kinerja merupakan proses penilaian hasil karya personal dalam
organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personal dalam usaha
menampilkan kerja personal dalam organisasi.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Darma 2005 , faktor-faktor tingkat kinerja staf meliputi: mutu pekerjaan, jumlah pekerjaan, efektifitas biaya dan inisiatif. Sementara
karakteristik individu yang mempengaruhi kinerja meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, penempatan kerja dan lingkungan kerja rekan kerja,
atasan, organisasi, penghargaan dan imbalan. Menurut Gibson yang dikutip dalam Ilyas 2004 menyatakan terdapat
tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu: 1. variabel individu, yang meliputi kemampuan, ketrampilan, fisik maupun
mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur dan jenis kelamin, asal usul dan sebagainya. Kemampuan dan ketrampilan
43 merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu, sedangkan
demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan kinerja.
2. variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan
3. variabel psikologis, yakni persepsi, sikap, kepribadian, belajar, kepuasan kerja dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar
merupakan hal yang komplek dan sulit diukur. Serta kesempatan tentang pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu masuk dan
bergabung ke dalam suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan ketrampilan yang berbeda satu sama lainnya.
d. Pengukuran Kinerja