Rancang bangun sistem informasi inventori pada PT. Indosat Tbk.

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Sistem Informasi

HALAMAN JUDUL

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO NIM. 108093000008

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Oleh :

NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO NIM. 108093000008

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Elvi Fetrina, MIT NIP: 19790923 200912 2 006 NIP. 19740625 200901 2 005

Mengetahui,

Ketua Prodi Sistem Informasi

Zulfiandri, MMSI NIP: 19700130 200501 1 003


(3)

iii

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 November 2014. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

M. Qomarul Huda, M.Kom NIP: 19670412 200312 1 001

Yuni Sugiarti, M.Kom NIDN: 0406067304

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP: 19790923 200912 2 006

Elvi Fetrina, MIT NIP: 19740625 200901 2 005 Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ketua Program Studi Sistem Informasi

Dr. Agus Salim, M. Si NIP: 19720816 199903 1 003

Zulfiandi, MMSI NIP: 19700130 200501 1 003


(4)

iv

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Desember 2014

NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO 108093000008


(5)

v

Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk. Dibawah bimbingan DR. Syopiansyah

Jaya Putra, M.Sis dan Elvi Fetrina, MIT.

Kesalahan dalam pengambilan keputusan sering terjadi pada setiap perusahaan, begitu pula pada Inventory Management PT. Indosat Tbk. Duplikasi data pengeluaran perangkat, transaksi manual dalam pencatatan pemasukan, pengeluaran, dan pengembalian perangkat, serta kurangnya informasi dalam proses bisnis merupakan penyebab kesalahan dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi inventori yang dapat mengelola data inventori sehingga tidak terjadi duplikasi data dan mengurangi keterlambatan dalam pemenuhan stok untuk pelanggan. Metodologi pengembangan yang digunakan berorientasi objek dengan menggunakan metode

Rapid Application Development (RAD) hingga tahap pengujian menggunakan

black-box testing. Tools yang digunakan yaitu UML (Unified Modelling

Language), menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySql . Hasil

akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem database yang dapat mengelola data perusahaan serta menghindari terjadinya duplikasi data, dan menghasilkan aplikasi inventori yang memiliki fitur booking, pick up, pengiriman, return, dan laporan perangkat dengan tampilan user friendly dan terkomputerisasi yang memiliki informasi perangkat yang disertai dengan keterangan, lokasi penyimpanan, tutorial instalasi, dan gambar yang dapat mencegah dan mengurangi terjadinya kesalahan dalam proses booking.

Kata kunci: Inventori, Rapid ApplicationDevelopment (RAD), UML (Unified

Modelling Languange), Matriks CRUD, PHP, MySql, dan Black-box

Testing.

V Bab + xix Halaman + 222 Halaman + 82 Gambar + 51 Tabel + Daftar Pustaka Pustaka Acuan (33, 2004-2014).


(6)

vi

hidayah-Nya, Sang Maha Kehendak sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat manusia.

Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian peneliti berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarajan (S-1) dalam bidang Sistem Infromasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk.”, akhirnya dapat diselesaikan sesuai dengan harapan peneliti. Selama penyusunan skripsi ini tentunya ada banyak kesulitan dan hambatan yang peneliti hadapi, baik dalam pengumpulan bahan dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga kesulitan tersebut dapat diatasi.

Pada kesempatan ini peneliti juga hendak mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan dukungan, bimbingan, bantuan kepada saya selama melakukan riset skripsi dan proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

vii

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dosen Pembimbing I yang secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan ilmu dan bimbingan dengan sabar serta membantu, dan mendukung secara moral maupun teknis selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Elvi Fetrina, MIT selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu, memberikan ilmu, bimbingan dan dukungan secara moral maupun teknis selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Sukma Wibowo dan juga Bapak Rachman Radiyana bertindak sebagai pembimbing lapangan yang telah membantu dan memberikan saran-saran.

7. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu selama Peneliti duduk di bangku perkuliahan.

8. Orang tua tersayang, Ayahanda Suwarno dan Ibunda Endang Wiwin. Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tiada henti dicurahkan kepada penulis.

9. Agung Andika Priyadi tersayang yang selalu setia menemani penulis untuk penelitian di tempat riset, dan memberikan motivasi dan menyemangati penulis dalam masa perkuliahan.


(8)

viii

11. Sahabat-sahabat yang menemani peneliti dari awal masuk kuliah hingga sekarang: Alviani Wahyuni, Mutiara Rulita, Rita Ayanti, Andrea Pramita, dan Shofwatul Maula,. Beserta keluarga SIA 2008 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih untuk kebersamaan selama ini. 12. Rekan kerja Erniasteria Putriastrini, Intan Wahyuni, Rosma Labaikha,

Adya Pramesthi, dan keluarga besar PT. Indosat Tbk. GCO yang telah mensupport dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Kakak-kakak senior Sistem Informasi FST yang selalu bersedia memberikan arahan, informasi, dan ilmu dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak, Peneliti mendo‟akan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan mengembangkan karya selanjutnya.

Jakarta, Desember 2014

NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO 108093000008


(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN UJIAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Metodologi Penelitian ... 7

1.7 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II ... 11

LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Sistem ... 11

2.1.1 Pengertian Sistem ... 11

2.1.2 Karakteristik/ Elemen Sistem ... 12

2.2 Informasi ... 15

2.2.1 Pengertian Data ... 15

2.2.2 Pengertian Informasi ... 15


(10)

x

2.4.1 Metodologi Pengumpulan Data ... 18

2.4.2 Metodologi Pengembangan Sistem ... 25

2.5 Teori Analisis ... 34

2.5.1 Analisis PIECES ... 34

2.6 Tools Pengembangan Sistem ... 42

2.6.1 Pengertian Unified Modelling Language (UML) ... 42

2.6.2 Diagram Unified Modelling Language ... 43

2.7 Supply Chain Management (SCM) ... 51

2.7.1 Pengertian Supply Chain Management (SCM) ... 51

2.7.2 Komponen Supply Chain Management (SCM) ... 52

2.7.3 Fungsi Supply Chain Management (SCM) ... 53

2.7.4 Proses Bisnis Supply chain management (SCM) ... 55

2.8 Konsep Dasar Inventori ... 58

2.8.1 Pengertian Inventori ... 58

2.8.2 Bentuk dan Jenis Inventori ... 59

2.8.3 Fungsi Inventori ... 61

2.8.4 Sistem Informasi Inventori ... 63

2.8.5 Pengendalian Persediaan (inventory control)... 69

2.9 Basis Data ... 72

2.9.1 Pengertian Basis Data ... 72

2.9.2 Pengertian Sistem Basis Data ... 75

2.9.3 Komponen Dasar Sistem Basis Data ... 75

2.9.4 Database Management System (DBMS) ... 76

2.9.5 Optimalisasi Basis Data ... 79

2.10 Interaksi Manusia dan Komputer ... 81

2.10.1 Pengenalan Interaksi Manusia dan Komputer... 82

2.10.2 Delapan Aturan Emas Perancangan Antarmuka ... 82


(11)

xi

2.11.3 Cascading Style Sheets (CSS) ... 89

2.11.4 MySQL ... 90

2.11.5 Apache HTTP Server ... 94

2.11.6 Macromedia Dreamweaver ... 95

2.11.7 Adobe Photoshop ... 96

2.12 Pengujian ... 97

2.12.1 White-box Testing... 97

2.12.2 Black-box Testing ... 98

2.12.3 Perbandingan White-box dan Black-box Testing... 100

BAB III ... 102

METODE PENELITIAN ... 102

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 102

3.1.1 Observasi ... 102

3.1.2 Wawancara ... 103

3.1.3 Studi Pustaka ... 104

3.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejenis ... 105

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 108

3.2.1 Rapid Application Development (RAD) ... 108

3.3 Kerangka Berpikir Penelitian ... 110

BAB IV ... 112

SISTEM INFORMASI INVENTORI ... 112

4.1 Perencanaan Syarat (Requirements planning) ... 112

4.1.1 Gambaran Umum PT. Indosat Tbk. ... 112

4.1.2 Visi dan Misi ... 113

4.1.3 Struktur Organisasi ... 114

4.1.4 Analisis Sistem Berjalan (As-Is) ... 116

4.1.5 Identifikasi Masalah ... 119


(12)

xii

4.2.3 Perancangan Antarmuka ... 190

4.3 Implementasi ... 206

4.3.1 Pemrograman ... 206

4.3.2 Pengujian Sistem ... 206

BAB V ... 218

PENUTUP ... 218

5.1 Kesimpulan ... 218

5.2 Saran ... 218

DAFTAR PUSTAKA ... 220


(13)

xiii

Tabel 2.2 Notasi Activity Diagram ... 45

Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram ... 47

Tabel 2.4 Notasi Class Diagram ... 50

Tabel 2.5 Daftar Pernyataan MySQL ... 94

Tabel 2.6 Perbandingan White-box dan Black-box Testing ... 100

Tabel 3.1 Fitur/Fasilitas dan Kekurangan Penelitian Sejenis ... 106

Tabel 3.2 Fitur/Fasilitas Penelitian yang Diusulkan ... 107

Tabel 4.1 Identifikasi Actor ... 128

Tabel 4.2 Identifikasi Use Case ... 130

Tabel 4.3 Narasi Use Case Login ... 131

Tabel 4.4 Narasi Use Case Manajemen User ... 132

Tabel 4.5 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Masuk ... 134

Tabel 4.6 Narasi Use Case Manajemen Booking ... 135

Tabel 4.7 Narasi Use Case Manajemen Pick up ... 137

Tabel 4.8 Narasi Use Case Manajemen Pengiriman ... 138

Tabel 4.9 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Return ... 139

Tabel 4.10 Narasi Use Case Manajemen Laporan ... 140

Tabel 4.11 Narasi Use Case Logout ... 141

Tabel 4.12 Daftar Potensial Objek ... 161


(14)

xiv

Tabel 4.17 Tabel Jabatan ... 183

Tabel 4.18 Tabel User ... 183

Tabel 4.19 Tabel Level ... 183

Tabel 4.20 Tabel Perangkat ... 184

Tabel 4.21 Tabel Stok ... 184

Tabel 4.22 Tabel Serial number ... 185

Tabel 4.23 Tabel Master Vendor ... 185

Tabel 4.24 Tabel Kategori ... 185

Tabel 4.25 Tabel Harga ... 186

Tabel 4.26 Tabel Penerimaan ... 186

Tabel 4.27 Tabel Booking ... 187

Tabel 4.28 Tabel Pelanggan ... 187

Tabel 4.29 Tabel Pick up ... 188

Tabel 4.30 Tabel Pengiriman ... 188

Tabel 4.31 Tabel Kota ... 189

Tabel 4.32 Tabel Return ... 189

Tabel 4.33 Pengujian Proses Registrasi User ... 207

Tabel 4.34 Pengujian Proses Login ... 208

Tabel 4.35 Pengujian Proses Tambah Kategori ... 208


(15)

xv

Tabel 4.40 Pengujian Proses Pengiriman ... 213

Tabel 4.41 Pengujian Proses Return ... 214

Tabel 4.42 Pengujian Proses Laporan ... 215


(16)

xvi

Gambar 2.1 Fase RAD ... 32

Gambar 2.2 Perbandingan RAD dan SDLC ... 33

Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram padaSistem Informasi Inventori ... 44

Gambar 2.4 Contoh Activity diagram padaSistem Informasi Inventori ... 46

Gambar 2.5 Contoh Sequence diagram padaSistem Informasi Inventori ... 48

Gambar 2.6 Contoh Class diagram padaSistem Informasi Inventori ... 51

Gambar 2.7 Inventori Di Luar Sistem Manufaktur ... 61

Gambar 2.8 Contoh Siklus Inventori pada PT. Indosat Tbk ... 64

Gambar 2.9 Contoh Sistem Inventori Tunggal ... 65

Gambar 2.10 Siklus Inventori ... 68

Gambar 2.11 Contoh Relational Database Management System Pick up ... 81

Gambar 2.12 Struktur Pembacaan Web Server ... 86

Gambar 2.13 Tampilan Area Kerja Dreamweaver MX 2004 ... 95

Gambar 2.14 Contoh Kasus Black-box Testing ... 99

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 111

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 114

Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan ... 118

Gambar 4.3 Flowchart Ruang Lingkup Sistem Berjalan ... 119

Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan ... 123

Gambar 4.5 Diagram Alir Manajemen Perangkat Masuk ... 124


(17)

xvii

Gambar 4.10 Diagram Alir View Laporan ... 127

Gambar 4.11 Use Case Diagram ... 129

Gambar 4.12 Activity diagram Login ... 142

Gambar 4.13 Activity diagram Manajemen User ... 143

Gambar 4.14 Activity diagram Manajemen Perangkat Masuk... 145

Gambar 4.15 Activity diagram Manajemen Booking ... 146

Gambar 4.16 Activity diagram Manajemen Pick up ... 147

Gambar 4.17 Activity diagram Manajemen Pengiriman ... 148

Gambar 4.18 Activity diagram Manajemen Perangkat Return... 149

Gambar 4.19 Activity diagram Manajemen Laporan ... 150

Gambar 4.20 Activity diagram Logout ... 151

Gambar 4.21 Sequence diagram Login ... 152

Gambar 4.22 Sequence diagram Manajemen User ... 153

Gambar 4.23 Sequence diagram Manajemen Perangkat Masuk ... 154

Gambar 4.24 Sequence diagram Manajemen Booking ... 155

Gambar 4.25 Sequence diagram Manajemen Pick up ... 156

Gambar 4.26 Sequence diagram Manajemen Pengiriman ... 157

Gambar 4.27 Sequence diagram Manajemen Perangkat Return ... 158

Gambar 4.28 Sequence diagram Manajemen Laporan ... 159


(18)

xviii

Gambar 4.33 Skema Database ... 181

Gambar 4.34 Struktur Menu Sistem Informasi Informasi ... 190

Gambar 4.35 Tampilan Menu Home User ... 195

Gambar 4.36 Tampilan Menu Home Admin ... 195

Gambar 4.37 Tampilan Menu Profil ... 196

Gambar 4.38 Tampilan Menu Registrasi User ... 196

Gambar 4.39 Tampilan Menu Login ... 197

Gambar 4.40 Tampilan Menu Logout ... 197

Gambar 4.41 Tampilan Menu Admin Online ... 198

Gambar 4.42 Tampilan Menu Perangkat ... 198

Gambar 4.43 Tampilan Menu Manajemen Admin ... 199

Gambar 4.44 Tampilan Menu Manajemen User... 199

Gambar 4.45 Tampilan Menu Booking ... 200

Gambar 4.46 Tampilan Menu History Order ... 200

Gambar 4.47 Tampilan Menu ApprovalBooking ... 201

Gambar 4.48 Tampilan Menu Pick up ... 201

Gambar 4.49 Tampilan Menu Pengiriman ... 202

Gambar 4.50 Tampilan Menu Return ... 202

Gambar 4.51 Tampilan Menu Laporan Perangkat Masuk ... 203


(19)

xix

Gambar 4.56 Tampilan Menu Laporan Grafik Stok Perangkat ... 205

Gambar 4.57 Pengujian Proses Registrasi User ... 207

Gambar 4.58 Pengujian Proses Login ... 208

Gambar 4.59 Pengujian Proses Tambah Kategori ... 209

Gambar 4.60 Pengujian Proses Tambah Perangkat ... 210

Gambar 4.61 Pengujian Proses Tambah Admin ... 211

Gambar 4.62 Pengujian Proses Booking ... 212

Gambar 4.63 Pengujian Proses Pick up ... 213

Gambar 4.64 Pengujian Proses Pengiriman ... 214

Gambar 4.65 Pengujian Proses Return... 215

Gambar 4.66 Pengujian ProsesLaporan ... 216


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, mengakibatkan banyak perusahaan mencoba mengadopsi teknologi informasi berbasiskan komputer untuk membantu kelancaran bisnisnya. Teknologi tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap, tetapi sudah menjadi salah satu penentu atas terlaksananya sasaran atau strategi bisnis perusahaan. Hal ini menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan untuk menyediakan suatu sistem yang mampu mengintegrasikan kebutuhan informasi-informasi yang ada sehingga dapat memudahkan pihak perusahaan untuk mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan dilakukan diberbagai proses bisnis dalam perusahaan terutama inventori yang memegang peranan penting dalam perusahaan (Nugroho, 2011). Penelitian-penelitian seputar inventori sudah banyak dilakukan dalam mendapatkan solusi diberbagai proses bisnis diantaranya oleh Dwiyantoro (2007) meneliti mengenai aplikasi inventori pada PT. Trans Coffee yang memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari aplikasi tersebut yaitu sudah berbasis

server-client dan bentuk file nya .msi, sehingga pada client tidak membutuhkan kapasitas hardisk yang banyak. Sedangkan kekurangannya, aplikasi tersebut merupakan aplikasi dekstop, sehingga hanya dapat digunakan di komputer yang telah di install yang menyebabkan aplikasi tidak dapat digunakan pada komputer lain yang diberi akses (bersifat dinamis), loading data terkadang sangat lambat,


(21)

hal ini disebabkan oleh query yang terlalu panjang, proses inventori yang masih kurang benar, belum memiliki modul help, meskipun modul ini sangat dibutuhkan

user ketika mengalami kesulitan, dan proses input yang membingungkan (tampilan tidak user friendly). Munawaroh (2006) meneliti mengenai persediaan barang di Universitas Stikubank mengenai pentingnya laporan terkomputerisasi dari sistem dan banyaknya masalah yang terjadi jika laporan masih manual.

Penelitian selanjutnya yaitu Narasimhan et al. (2005) mengenai informasi dan inventori dalam jalur distribusi yang memiliki perhitungan tersendiri agar proses penyimpanan dan pengeluaran barang lebih efisien. Benjaafar (2011) meneliti mengenai permintaan informasi antar muka ke pemasok dengan mengumumkan pesanan barang menjelang tanggal jatuh tempo. Penelitian tentang sistem inventori yang tidak akurat telah dilakukan oleh Kang dan Gershwin (2004) banyak perusahaan telah melakukan otomatisasi proses manajemen persediaan mereka dan mengandalkan sistem informasi dalam pengambilan keputusan penting. Namun, jika informasi tersebut tidak akurat, kemampuan sistem untuk menyediakan ketersediaan barang akan tidak maksimal dan dapat menyebabkan kerugian. Cadavid dan Zuluaga (2011) meneliti mengenai pemanfaatan ERP yang membantu perusahaan untuk standarisasi operasi dalam mengintegrasikan informasi bisnis, dan management persediaan, biaya, dan tingkat pelayanan kontrol.

PT. Indosat Tbk. merupakan perusahaan investasi asing untuk menyediakan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1969. PT. Indosat Tbk. terus berkembang


(22)

dan memasuki sektor telekomunikasi dalam negeri dengan mendapatkan lisensi menyediakan layanan lokal jaringan tetap di berbagai wilayah di Indonesia. Dalam menjalankan perusahaan, PT. Indosat Tbk. memiliki banyak group salah satunya yaitu Group Customer Operation. Dalam menjalankan proses bisnisnya, Group Customer Operation (GCO) memiliki aplikasi DJ-Online yang menghubungkan antara divisi Service Delivery, Service Assurance, dan divisi Resouce Management dalam proses bisnis aktivasi jaringan telekomunikasi di perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Indosat Tbk.. Pada aplikasi DJ-Online terdapat berbagai proses yaitu input data perangkat, vendor, pelanggan, dan proses

booking yang dapat membantu kegiatan operasional perusahaan. Namun aplikasi tersebut memiliki banyak kekurangan yang menimbulkan permasalahan dalam proses bisnis PT. Indosat Tbk.

Permasalahan yang ada pada sistem berjalan yaitu adanya duplikasi data pengeluaran perangkat pada aplikasi DJ-Online. Hal ini berpengaruh terhadap validitas laporan pemakaian perangkat dengan stok perangkat yang ada di gudang, yang menyebabkan laporan menjadi tidak valid dan reliabilitas. Pencatatan transaksi bisnis berupa transaksi penerimaan, pengiriman, pick up, dan return

perangkat pada sistem berjalan masih manual yang menyebabkan apabila terjadi kesalahan, sulit untuk dicari letak kesalahannya. Pada sistem yang sedang berjalan, informasi perangkat tidak sesuai dengan kebutuhan user, yaitu tidak disertai dengan keterangan, tutorial instalasi, dan gambar yang dapat menyebabkan kesalahan dalam proses booking.


(23)

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, sistem informasi inventori merupakan peranan penting dalam menjalankan proses bisnis bagi Inventory Management pada Group Customer Operation yang terdapat di PT. Indosat Tbk. Keadaan yang telah disebutkan sebelumnya mendorong peneliti untuk merancang dan membangun dalam membantu perusahaan untuk melancarkan proses bisnisnya. Sehingga penelitian ini diberikan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka identifikasi masalah yang dihadapi perusahaan adalah:

1. Adanya duplikasi data pengeluaran perangkat yang berpengaruh terhadap validitas laporan pemakaian perangkat dengan stok perangkat yang ada di gudang.

2. Pencatatan transaksi bisnis berupa transaksi penerimaan, pick up,

pengiriman, return, serta laporan perangkat pada sistem berjalan masih manual yang menyebabkan pegawai sulit menelusuri data jika terjadi perbedaan antara stok perangkat di gudang dengan stok yang ada pada laporan.

3. Informasi perangkat tidak sesuai dengan kebutuhan user, yaitu tidak disertai dengan keterangan, tutorial instalasi, dan gambar perangkat.


(24)

Maka dapat dirumuskan untuk permasalahan yang terjadi yaitu “Bagaimana rancang bangun sistem informasi inventori yang terkomputerisasi dan memiliki infomasi yang valid.”

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan inventori, maka penulis akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan penelitian ini terfokus pada masalah dan mencapai hasil yang optimal. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada Departemen Inventory Management pada Divisi Resouce Management, Divisi Service Assurance, Divisi Service Delivery yang berada di Group Customer Operation, tidak pada divisi dan Group lain. 2. Proses bisnis hanya pada proses penerimaan, booking, pick up, pengiriman ,

dan proses return perangkat, tidak termasuk proses procurement, sales, dan

finance.

3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi berorientasi objek dengan metode Rapid Application Development (RAD) yang meliputi Fase Perencanaan Syarat, Fase Workshop design, dan Fase Implementasi. Pada fase implementasi hanya pada tahap pemrograman dan

testing menggunakan blackbox testing.

4. Tools yang digunakan untuk menggambarkan model pengembangan sistem ini menggunakan Unified Modelling Language (UML). Diagram yang digunakan yaitu Use Case Diagram, Activity diagram, Sequence diagram,


(25)

dan Class diagram menggunakan IBM Rational Rose Enterprise Edition dan Astah Community. Selain itu, tools yang digunakan untuk pengkodean menggunakan XAMPP versi 1.8.2 dan database menggunakan MySql.

5. Sistem ini tidak membahas tentang keamanan data (sertifikat digital atau tanda tangan digital) yang terkait dengan sistem ini.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah sistem informasi inventori pada PT. Indosat Tbk. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan:

1. Analisis dan perancangan sistem informasi inventori yang terkomputerisasi. 2. Sistem database yang dapat mengelola data inventori sehingga tidak terjadi

duplikasi data.

3. Aplikasi yang memiliki fitur penerimaan, booking, pick up, pengiriman, dan

return dengan tampilan user friendly.

4. Laporan transaksi perangkat masuk, perangkat keluar, dan return perangkat.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis:

1. Dapat memberikan perancangan sistem informasi inventori yang efektif, efisien, dan user friendly kepada Inventory Management PT. Indosat Tbk.


(26)

Group Customer Operation dan mampu meningkatkan kecepatan, keakuratan, ketersediaan data, serta menghindari redudansi data.

2. Dapat mengendalikan permasalahan stok berlebih maupun kekurangan stok serta permasalahan pembuatan laporan penerimaan perangkat, booking, pick up, pengiriman, dan return.

3. Bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi khususnya dibidang perancangan sistem informasi inventori.

4. Sebagai dasar untuk peneliti selanjutnya dalam mengembangkan yang berkaitan dengan sistem informasi inventori.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi ini terdiri dari 2 macam, yaitu metodologi pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem. Dalam metodologi pengumpulan data terdapat empat macam, yaitu:

1. Observasi

Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan atau survei pada sistem yang sedang berjalan pada instansi terkait. Mengamati dan mencatat secara langsung objek yang akan diteliti (Jogiyanto, 2008).

2. Wawancara

Metode ini merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data Responden. Metode ini juga sebagai pembuktian dan pelengkap terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya (Jogiyanto, 2008).


(27)

3. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian (Nazir, 2005).

4. Studi Literatur Penelitian Sejenis

Studi Literatur dengan mempelajari penelitian sejenis seperti Jurnal, Skripsi, dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori (Nazir, 2005).

Sedangkan untuk metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi berorientasi objek (object oriented modeling) dengan metode

Rapid Application Development (RAD), menggunakan bahasa pemodelan UML

(Unified Modelling Language).

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini sistematika penulisan terdiri atas 5 (lima) bab, adapun uraian masing-masing bab tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan.


(28)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori dasar yang berhubungan dengan sistem informasi, metodelogi pengumpulan data, metodologi pengembangan sistem, UML, SCM, konsep dasar inventori, basis data, dan pemrograman web yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari merancang sebuah sistem informasi pada PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan serta menjelaskan tentang objek penelitian, metode yang digunakan khususnya metode pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, materi penelitian, alat-alat penelitian serta kerangka berfikir dalam penyusunan skripsi ini.

BAB IV SISTEM INFORMASI INVENTORI

Bab ini berisi penjelasan tahapan-tahapan perancangan sistem informasi inventori dengan metodologi berorientasi objek Rapid Application Development (RAD), yaitu :

1. Perencanaan Syarat (Requirements planning), pada fase ini

user dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem.

2. Workshop Design, pada fase ini penganalisis merancang dan memperbaiki yang bias dan digambarkan sebagai workshop.


(29)

3. Implementasi, pada fase ini, sistem yang diusulkan dibangun dan disaring, kemudian sistem baru atau bagian dari sistem di uji coba menggunakan black-boxtesting.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran pengembangan di masa datang.


(30)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan

input dalam proses transformasi teratur. Apabila suatu komponen tidak memberikan kontribusi terhadap sistem untuk mencapai tujuan, tentu saja komponen tersebut bukan bagian dari sebuah sistem (Mulyanto, 2009).

Sistem didefinisikan sebagai seperangkat komponen yang saling terkait, dengan batas yang jelas, bekerja sama untuk mencapai seperangkat tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang terorganisir (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 26). Menurut O‟Brien dan Marakas. Sistem memiliki tiga fungsi dasar, yaitu:

1. Input, mencakup menangkap dan perakitan elemen-elemen yang masuk ke sistem untuk diproses. Contohnya yaitu bahan baku, energi, data, dan usaha manusia harus dijamin dan diatur untuk diproses.

2. Proses, mencakup proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Contoh nya yaitu proses manufaktur, proses pernapasan manusia, dan proses perhitungan matematika.


(31)

3. Output, mencakup mentransfer elemen yang telah dihasilkan oleh transformasi proses ke tujuan akhir mereka. Contohnya yaitu produk jadi, jasa manusia, dan manajemen informasi harus dikirimkan kepada pengguna.

Menurut Hakim (http://www.zainalhakim.web.id/definisi-sistem-menurut-para-ahli.html) Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani

(sustēma) adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Definisi sistem lainnya, menurut John Mc Manama (dalam Hakim, 2013) sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

Dari definisi sistem yang telah dijelaskan diatas, sistem merupakan seperangkat bagian yang saling berhubungan untuk melaksanakan suatu tujuan. Contoh sistem yaitu sistem pencernaan makanan pada manusia. Makanan masuk melalui mulut, akan diproses melalui lambung dan usus, kemudian sisa makanan yang telah diproses dan tidak digunakan untuk tubuh manusia akan dikeluarkan melalui anus.

2.1.2 Karakteristik/ Elemen Sistem

Suatu Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, pengolah dan sasaran atau tujuan (Ladjamuddin, 2004). Berikut ini akan dipaparkan beberapa karakteristik dari sistem, antara lain:


(32)

1. Sistem memiliki komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu toko dapat disebut dengan suatu sistem dan pabrik industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Apabila pabrik industri dianggap sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan diasumsikan sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.

2. Sistem memiliki batas sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Sistem memiliki lingkungan luar sistem (environment)

Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 4. Sistem memiliki penghubung sistem (interface)


(33)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.

5. Sistem memiliki masukan sistem (input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah

maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Sistem memiliki keluaran sistem (output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Output dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain.

7. Sistem memiliki pengolah sistem (process)

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

8. Sistem memiliki sasaran sistem

Suatu sistem harus mempunyai tujuan dan sasaran, jika tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.


(34)

2.2 Informasi

2.2.1 Pengertian Data

Data adalah representasi dari suatu fakta, yang dimodelkan dalam bentuk gambar, fakta, dan/atau angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi yang dapat diingat, direkam, dan dapat diolah menjadi informasi. Karakteristiknya, data bukanlah fakta, namun representasi dari fakta. Kata sederhananya, data adalah catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman catatan tentang fakta. Data adalah fakta yang dapat disimpan dalam suatu

database dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi (Kendall dan Kendall, 2011).

Data kata adalah bentuk jamak dari datum, meskipun data biasanya mewakili kedua bentuk tunggal dan jamak. Data adalah fakta mentah atau pengamatan, biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis. Misalnya, peluncuran pesawat ruang angkasa atau penjualan dari mobil akan menghasilkan banyak data yang menggambarkan peristiwa-peristiwa. Lebih khusus lagi, data pengukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas (misalnya, orang, tempat, benda, peristiwa) (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 34).

2.2.2 Pengertian Informasi

Informasi adalah rangkaian data yang berada disekitar kita, tidak diberikan secara bebas dan dapat dimanfaatkan dalam posisi strategis dalam bisnis (Kendall dan Kendall, 2011). Informasi adalah suatu pengetahuan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Jadi segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai


(35)

dasar pengambilan keputusan pada dasarnya dapat kita kelompokkan sebagai informasi (Nugroho, 2008).

Menurut O‟Brien dan Marakas (2010, hal. 34) kita dapat mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pengguna akhir tertentu. Dengan demikian, data yang umumnya mengalami proses nilai tambah (pengolahan data atau informasi pengolahan) di mana (1) bentuknya dikumpulkan, dimanipulasi, dan terorganisir, (2) kontennya dianalisis dan dievaluasi, dan (3) mereka ditempatkan dalam konteks yang tepat untuk pengguna.

Karakteristik dari informasi adalah penerima informasi mengalami perubahan dari kondisi (state) belum mengetahui. Informasi yang benar dan baru dapat mengkoreksi dan mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi juga dapat dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang tindakan atau keputusan. Pengolah informasi adalah salah satu elemen kunci dalam sistem konseptual dan pengolah informasi ini dapat meliputi elemen-elemen komputer, elemen-elemen-elemen-elemen non-komputer atau kombinasinya.

2.2.3 Kualitas Informasi

Kualitas Informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal (Witarto, 2004), yaitu:

1. Informasi harus tepat dan akurat

Dalam hal ini, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan jelas mencerminkan maksudnya, informasi dikatakan akurat jika sekuruh


(36)

kebutuhan informasi terpenuhi dan tepat tersampaikan pada user akhir (end user).

2. Informasi harus tepat waktu

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

3. Informasi harus relevan

Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi tiap-tiap informasi bagi orang yang satu dengan orang yang lainnya itu berbeda. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja.

2.3 Sistem Informasi

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Mulyanto (2009) sistem informasi adalah suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Turban et al. Dalam Mulyanto (2009) sistem informasi adalah sistem buatan manusia secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun,


(37)

menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.

Dengan kata lain, sistem informasi adalah suatu sistem yang dapat mengolah data menjadi informasi menggunakan berbagai sumber daya dan sistem tersebut bermanfaat bagi penggunanya.

2.4 Metodologi Penelitian

2.4.1 Metodologi Pengumpulan Data 2.4.1.1 Observasi

Merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya. Pendekatan observasi diklasifikasikan ke dalam observasi sederhana dan observasi terstruktur (Jogiyanto, 2008):

1. Observasi Sederhana

Merupakan observasi yang tidak mempunyai pertanyaan-pertanyaan riset. Observasi sederhana ini digunakan di penelitian eksploratori yang belum diketahui dengan jelas variabel-variabel yang akan digunakan.

2. Observasi Terstruktur

Merupakan observasi yang mempunyai prosedur standar yang terstruktur. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Menentukan data yang akan diobservasi. b. Membuat rencana pengumpulan datanya. c. Memilih dan melatih pengamat.


(38)

d. Mencatat atau merekam hasil yang diobservasi.

Berdasarkan klasifikasi tersebut, observasi yang baik adalah observasi terstruktur dikarenakan observasi terstruktur ampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan, selain itu pencatatan hasil observasi dapat diolah pada penelitian lebih lanjut.

2.4.1.2 Wawancara

Merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Wawancara dapat berupa wawancara personal (personal interview), wawancara intersep (intersept interview) dan wawancara telepon (telephone interview) (Jogiyanto, 2008), penjelasan dari jenis wawancara sebagai berikut:

1. Wawancara Personal

Wawancara dengan melakukan tatap muka langsung dengan responden. 2. Wawancara Intersep

Sama dengan wawancara personal tetapi responden-responden dipilih di lokasi-lokasi umum, misalnya dilakukan di mall.

3. Wawancara Telepon

Wawancara yang dilakukan lewat telepon.

Dalam penelitian ini digunakan wawancara personal yaitu wawancara dengan manajer dan kordinator pada divisi Resource Management. Dengan wawancara personal, diharapkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan penulis menjadi lebih fokus dan terarah.


(39)

2.4.1.3 Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian (Nazir, 2005).

2.4.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejenis

Studi Literatur dengan mempelajari penelitian sejenis seperti Jurnal, Skripsi, dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori (Nazir, 2005). Terdapat 4 (empat) skripsi yang dijadikan bahan pembelajaran bagi peneliti dalam menunjukkan kelebihan dan kelemahan. Penenelitian tersebut sebagai berikut:

1. “Pengembangan Sistem Informasi Inventory pada PT. Dwiwarna Inti Sejahtera”

Skripsi ini disusun oleh Arisma Susanto (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Tujuan penelitian ini adalah merancang desain aplikasi yang menarik dan user friendly untuk memudahkan karyawan. Operasi yang berjalan pada sistem ini yaitu: input data barang keluar, input

data barang masuk, input data pembeli, input data supplier, input data sortir,

work order, laporan barang masuk, laporan barang keluar, laporan pembeli, laporan supplier, laporan sortir, laporan readystock, laporan work order dan cek barang.

Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web

yang membuat tampilan lebih menarik dan userfriendly. Aplikasi yang dibuat tersebut mampu menyediakan struktur modular yang jelas untuk program


(40)

sehingga aplikasi yang dibuat bagus dalam mendefinisikan tipe data abstrak di mana detil implementasinya tersembunyi.

Kelemahan dari penelitian tersebut, laporan yang dibuat tidak bisa menjadi landasan bagi stakeholder dalam pengambilan keputusan. Selain itu, aplikasi yang dibuat tidak komunikatif dan dalam pembatasan masalahnya tidak dideskripsikan lebih jelas.

2. “Pengembangan Sistem Informasi Inventori Berbasis Jaringan Local Area Network (LAN) Pada PT. Mitra Mega Semesta (DoctoRabbit)”

Skripsi ini disusun oleh Ryan Fahreza Pohan (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2008). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Inventori yang masih berbasis

stand alone ini menjadi aplikasi multiuser yang berbasiskan jaringan LAN, sehingga memudahkan user dalam mengakses aplikasi ini.

Kelebihan dari penelitian tersebut, bahasa pemrograman VB sangat cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang bersifat “Rapid Application Development” karena setiap fungsi aplikasi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien. Selain itu aplikasi sistem informasi inventori yang sudah berbasis jaringan LAN ini, tentunya akan memudahkan user dalam mengakses aplikasi ini di banyak komputer

(multi-user).

Kelemahan dari penelitian tersebut, penggunaan tools UML dalam analisis data kurang lengkap, karena hanya menggunakan tiga diagram. Selain itu,


(41)

penelitian tersebut tidak menginformasikan tampilan aplikasi kepada pembaca.

3. “Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi Kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah)

Skripsi ini disusun oleh Arip Saripudin (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Tujuan penelitian ini adalah menganalisa, merancang dan mengembangkan sistem informasi inventaris pengadaan barang yang dapat membantu mempermudah dan mempercepat proses inventarisasi dan pengadaan barang pada Sub Bagian Umum FDI. Teknologi pengkodean komputer menggunakan web server Apache versi 2.5 dan control

panel XAMPP, pemrograman basis data: MySQL versi 5.1. Metode

pengembangan sistem informasi inventaris pengadaan barang ini menggunakan metode pengembangan sistem waterfall atau sering juga disebut dengan SDLC.

Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web

yang membuat tampilan lebih menarik dan user friendly. Diagram yang dibuat sangat lengkap dan mudah dipahami pembaca.

Kelemahan dari penelitian tersebut, kurang nya perhitungan return of investment (ROI) karena aplikasi yang dibuat bagus dan memiliki nilai jual. 4. “Pengembangan Sistem Informasi Inventaris Berbasis web (Studi Kasus:

Pokja Information and Communication Technology pada Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II)”.


(42)

Skripsi ini disusun oleh Herman (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2011). Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem informasi data inventaris agar dapat membantu dalam mengolah data-data barang inventaris dengan baik sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu serta kinerja staf pada Pokja ICT dan merancang dan membangun sistem pengamanan web (web security) agar dapat mengamankan data-data barang inventaris yang sering terjadinya kehilangan data. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan model Rapid Application Development (RAD) dan

Unified Modelling Languange (UML) sebagai alat pemodelannya.

Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web

yang membuat tampilan lebih menarik dan userfriendly.

Kelemahan dari penelitian tersebut, diagram yang digunakan dalam analisis pengembangan sistem tanpa statechart diagram. Selain itu aplikasi yang dibuat tidak terdapat menu request order sehingga membutuhkan waktu yang lama jika ingin melakukan pengadaan barang.

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi berbasis web dengan pemrograman PHP. Pada penelitian lain terdapat aplikasi yang menggunakan BASIC. Kekurangan pemrograman BASIC, bahasa pemrograman kurang terstruktur dan tidak sesuai untuk membuat aplikasi besar, berbeda dengan pemrograman PHP yang terstruktur,


(43)

mudah dipelajari, dan dapat digunakan untuk aplikasi besar dengan tampilan

user friendly.

2. Database yang digunakan adalah MySQL. Kelebihan MySQL yaitu

merupakan sebuah program pembuat database yang bersifat open source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal, terstruktur dan memiliki performansi yang tinggi.

3. Input data perangkat disertai dengan data gambar, spesikikasi dan/atau

tutorial instalasi perangkat. Pada penelitian sebelumnya, hanya terdapat proses input data tanpa disertai dengan data gambar, spesikikasi dan/atau

tutorial instalasi perangkat.

4. Pemesanan atau booking perangkat disertai histori pemesanan. User dapat mengecek dan memonitor perangkat apa saja yang telah dibooking dan status

booking tersebut.

5. Pengambilan perangkat atau pick up disertai dengan dokumen digital yang dapat didownload dan dicetak. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang tidak disertai dengan download dokumen digital.

6. Pengiriman perangkat disertai dengan upload nomer air way bill (AWB). Hal ini memudahkan pegawai inventori dalam penyimpanan dokumen dan membuat pekerjaan pegawai menjadi efisien.

7. Pengembalian perangkat atau return disertai dengan informasi kondisi perangkat. Dengan adanya informasi kondisi perangkat dapat memudahkan identifikasi perangkat sehingga manajer dapat mengambil keputusan, apa


(44)

yang dapat dilakukan terhadap perangkat yang dikembalikan ke dalam gudang.

8. Tidak terdapat menu upload dan download dokumen (dokumen digital). Selain itu, pada penelitian ini, sistem yang dirancang dapat memberikan notifikasi kepada user mengenai stok perangkat yang kosong/habis, sedangkan pada penlitian lain tidak terdapat notifikasi kepada user.

9. Terdapat notifikasi perangkat yang habis/kosong atau jika stok perangkat ada pada batas minimum.

2.4.2 Metodologi Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem informasi adalah sebagai suatu aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan atau problem organisasi atau untuk memanfaatkan kesempatan yang terjadi.

Adapun beberapa prinsip dasar pengembangan sistem antara lain (Indrajani, 2009):

1. Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat. 2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah. 3. Menentukan tahapan pengembangan.

4. Menetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten. 5. Jangan takut untuk membatalkan atau mengubah lingkungan pekerjaan. 6. Memecahkan masalah menjadi bagian–bagian kecil.


(45)

Proses pengembangan sistem terdiri dari proses standar atau langkah yang dapat digunakan pada semua proyek pengembangan sistem. Meskipun proses bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu kebanyakan proses pengembangan sistem pada organisasi mengikuti pendekatan problem-solving. Berikut ini adalah langkah problem-solving secara umum (Whitten et al., 2007):

1. Mengidentifikasi masalah.

2. Memahami dan menganalisa masalah. 3. Mengidentifikasi solusi yang diharapkan.

4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. 5. Merancang solusi yang telah dipilih.

6. Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih. 7. Mengevaluasi hasil

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi berorientasi objek dengan metode Rapid Application Development (RAD).

2.4.2.1 Metodologi Berorientasi Objek

Metodologi berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objek-objek itu menjadi aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek-objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan proses.


(46)

Pada akhir tahun 80-an dan awal 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda. Yang paling terkenal adalah metode Booch dari Grady Booch Object Modeling Technique (OMT) dari James Rumbaugh (OMT), dan

Object Oriented Software Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya teknik yang digunakan membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada proyek lain (mengurangi penggunaan ulang) dan tim pengembang. Konsekuensinya, teknik ini menghambat komunikasi antara anggota tim dan pengguna, yang mengakibatkan banyak terjadi error di dalam proyek. Masalah ini dan lainnya mendorong dilakukannya usaha untuk mendesain bahasa pemodelan standar (Whitten et al., 2007).

Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat sebuah bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau metode berorientasi objek standar. Berdasarkan keja mereka dan hasil kerja lainnya pada industri, Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 dirilis pada tahun 1997 (Whitten et al., 2007).

Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai Object Oriented

(Whitten et al., 2007), yaitu:

1. Object Oriented Analysis (OOA) adalah sebuah teknik yang

mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang disebut object.


(47)

mengetahui apakah mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk pemakaian baru dan untuk menentukan satu objek baru atau yang dimodifikasi yang akan digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga.

2. Model-model Object Oriented Analysis (OOA) adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek.

3. Object Oriented Design (OOD) merupakan proses spesifikasi yang terperinci dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Perancangan berorientasi objek ini digunakan untuk memperbaiki definisi persyaratan objek yang telah diidentifikasi lebih awal selama analisis dan untuk mengenali objek dengan desain spesifik.

Analisis sistem berorientasi objek didasarkan beberapa konsep. Sebagian konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem dan proses pengembangannya (Whitten et al., 2007). Berikut istilah yang terdapat dalam metodologi berorientasi objek:

1. Object adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu itu. 2. Attribute adalah data yang mewakili karakteristik interes tentang sebuah

objek.

3. Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau kejadian, dan juga nilai untuk atribut dari objek.


(48)

4. Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek (atau atribut). Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi (istilah ini digunakan berganti-ganti di sepanjang buku ini).

5. Encapsulation adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit.

Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep pengkategorian objek menjadi class/ kelas yaitu sebagai berikut (Whitten et al., 2007):

1. Class adalah satu set objek yang memiliki atribut dan behavior yang sama. Kadang-kadang disebut object class.

2. Generalization/ specialization adalah sebuah teknik dimana atribut dan

behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek, dikelompokkan (atau diabstraksi) ke dalam kelasnya sendiri disebut supertype. Atribut dan metode kelas objek supertype kemudian diwariskan oleh kelas objek tersebut (subtype).

Object/class relationship adalah asosiasi bisnis yang ada di antara satu atau lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dan maksimum dari satu objek/ kelas untuk satu kejadian tunggal dari objek/ kelas yang terkait. Aggregation adalah sebuah hubungan di mana satu kelas “whole” yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau, kelas

“part” yang lebih kecil adalah bagian dari kelas “whole” yang lebih besar.


(49)

pembuatan dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak, maka “part” juga akan rusak (Whitten et al., 2007).

2.4.2.2 Rapid Application Development (RAD)

Metode Rapid Application Development (RAD) adalah suatu pendekatan berorientasi terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2011).

Ada tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. RAD melibatkan pengguna dalam setiap bagian upaya pengembangan dengan partisipasi mendalam dalam bagaian perancangan bisnis. Berikut ini merupakan tiga tahap dari fase RAD (Kendall dan Kendall, 2011):

1. Perencanaan Syarat (Requirements planning)

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif mendalam dari kedua kelompok tersebut, tidak hanya menunjukkan proposal atau dokumen. Selain itu, juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan problem-problem perusahaan. Pembahasan dalam perencanaan syarat meliputi:


(50)

b. Visi dan misi, menjelaskan mengenai tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai.

c. Struktur organisasi, menjelaskan mengenai susunan dan hubungan antar posisi yang ada pada perusahaan dan menjelaskan pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain.

d. Analisis sistem berjalan (As-Is), menjelaskan mengenai proses bisnis pada sistem yang saat ini berlangsung/sistem berjalan.

e. Identifikasi masalah, menjelaskan permasalahan yang ada dalam proses bisnis perusahaan.

f. Analisis sitem yang diusulkan (TO-BE), menjelaskan mengenai sistem yang akan diusulkan oleh penulis terhadap perusahaan.

2. Workshop Design

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bias digambarkan sebagai workshop. Selama workshop design RAD, pengguna merespons working prototype yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respons pengguna. Pada fase ini menggunakan beberapa tahap perancangan, yaitu:

a. Perancangan Proses

Tahap ini menggambarkan usulan proses dengan menggunakan tools Use Case Diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram.

b. Perancangan Basis Data

Pada tahap ini akan dirancang kebutuhan basis data dengan menggunakan toolsClass diagram.


(51)

c. Perancangan Antarmuka

Tahap ini akan dirancang sketsa tampilan untuk user. 3. Implementasi

Penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop

untuk merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis dari perusahaan. Segera sesudah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem di ujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi. Pada tahap ini akan membahas mengenai pemrograman dan pengujian menggunakan black-box testing.

Gambar 2.1 Fase RAD (Sumber: Kendall dan Kendall, 2011)

2.4.2.3 Perbandingan RAD dengan SDLC

Systems Development Life Cycle (SDLC) adalah fase bertahap dalam analisis dan desain yang menyatakan bahwa pengembangan sebuah sistem yang terbaik yaitu menggunakan analisa siklus yang spesifik dan aktivitas user


(52)

(Kendall dan Kendall, 2011). Perbandingan terhadap RAD dan SDLC dapat dilihat pada Gambar 2.2. Perhatikan bahwa tujuan akhir dari RAD adalah untuk mempersingkat SDLC dan dengan cara ini merespon lebih cepat terhadap kebutuhan informasi dinamis organisasi. SDLC lebih metodis, pendekatan sistematis yang memastikan kelengkapan dan akurasi menciptaan sistem yang terintegrasi dengan baik ke dalam prosedur standar bisnis.

Gambar 2.2 Perbandingan RAD dan SDLC (Sumber: Kendall dan Kendall, 2011)


(53)

2.5 Teori Analisis 2.5.1 Analisis PIECES

Menurut Hanif Al Fatta (2007), untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan atau juga sering disebut dengan analisis pieces. Adapun pengertian dari analisis pieces sebagai berikut:

1. Analisis Kinerja Sistem (Performance)

Kinerja adalah suatu kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan perpindahan pekerjaan (response time). Menurut Wetherbe et al. (2004) kehandalan suatu sistem merupakan variabel pertama dari PIECES framework dimana mempunyai peran penting untuk melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Variabel ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam mengevaluasi sistem dengan memperhatikan 2 komponen berikut:

a. Suatu sistem dilihat apakah mampu mengerjakan sejumlah perintah atau penugasan dalam periode waktu yang telah ditentukan, dengan baik dan tanpa hambatan (errors).

b. Kemampuan sistem dalam merespon suatu perintah atau program pembatalan ataupun permintaan terhadap suatu transaksi apakah cepat atau lambat.


(54)

Hal ini dapat disesuaikan juga dengan capability komputer yang digunakan dalam pemrosesan. Bila komponen dalam komputer untuk memenuhi suatu

requirement sistem tinggi, maka seharusnya response time yang diperlukan cepat.

2. Analisis Informasi (Information)

Informasi merupakan hal penting karena dengan informasi tersebut pihak manajemen (marketing) dan user dapat melakukan langkah selanjutnya. Menurut Wetherbe et al. (2004) informasi dan data yang disajikan ataupun dibutuhkan oleh perusahaan, merupakan salah satu faktor penting untuk kemajuan suatu perusahaan tersebut. Informasi yang disajikan harus mempunyai nilai yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh perusahaan. Dalam variabel ini, dapat digunakan sebagai pedoman ketika mengevaluasi atau menganalisis sistem dengan memperhatikan hal - hal berikut :

a. Keluaran (Outputs)

Suatu sistem dalam memproduksi keluaran, terutama dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, suatu outputs seharusnya:

1. Tidak kekurangan informasi – informasi yang diperoleh dari data

inputan.

2. Tidak kekurangan informasi yang mengandung point penting bagi perusahaan.


(55)

3. Tidak kekurangan informasi – informasi yang relevan, walaupun informasi yang lampau masih tetap dibutuhkan.

4. Informasi yang disajikan jangan sampai overload, dikarenakan dapat menimbulkan kebingungan bagi perusahaan dalam memilih informasi yang dibutuhkan, sehingga membuat kinerja menjadi terhambat.

5. Informasi yang dihasikan haruslah sesuai dengan format awal yang digunakan ketika perusahaan melakukan input program untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan ke dalam sistem tersebut.

6. Informasi yang disajikan oleh sistem tersebut jangan sampai tidak akurat, karena hal ini dapat menjatuhkan perusahaan dalam melakukan suatu tindakan bisnis (bussiness act).

7. Informasi yang dihasilkan oleh sistem, haruslah mudah untuk dicerna, sehingga mudah pula untuk diolah kembali. Jangan sampai informasi yang dihasilkan malah menimbulkan kerancuan dan kebingungan dalam mempersepsikan satu sama lain.

8. Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan harus tepat waktu untuk penggunaan yang semestinya. Jadi ketika perusahaan membutuhkan suatu informasi pada saat itu juga, sistem tersebut harusnya juga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan pada saat itu juga, sehingga perusahaan dapat dengan cepat merespon kembali dan informasi menjadi tidak kadaluarsa.


(56)

b. Masukan (Inputs)

Dalam memasukkan suatu data sehingga kemudian diolah untuk menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan, hal – hal berkut ini dapat menjadi acuan dalam menganalisis sistem:

1. Data yang diperlukan tidak bisa diperoleh. Hal ini dapat terjadi karena data yang ada tersebut tidak diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum diinput, sehingga dari sekian banyak data yang masuk ke dalam suatu sistem, sewaktu – waktu ketika perusahaan membutuhkan data tersebut susah diperoleh bahkan memungkinkan juga data tersebut menjadi hilang (missing file) dan untuk mendapatkannya kembali memerlukan pemrosesan yang relatif lama sehingga pada akhirnya juga akan turut mempengaruhi output yang dihasilkan.

2. Data yang ada dalam sistem tersebut tidak dapat diperoleh dalam waktu ketika dibutuhkan. Hal ini sebenarnya hampir sama dengan opsi pertama, hanya saja data ini ketika dibutuhkan sistem tidak dapat menemukan. Dan data ini baru dapat ditemukan oleh sistem ketika perusahaan sudah tidak membutuhkan.

3. Data yang didapat tidak akurat serta mengandung kesalahan (errors), sehingga hal ini dapat menghambat dan menjerumuskan perusahaan bila tidak dilakukan cek ulang.

4. Dalam mendapatkan data dari sistem tersebut memerlukan waktu yang relatif lama sehingga kinerja perusahaan yang seharusnya


(57)

menggunakan sistem informasi itu dapat lebih cepat, tetapi malah memperlambat perusahaan dalam beroperasi.

5. Data yang diperoleh dari sistem tersebut berlebihan, dalam artib data yang sama didapatkan lebih dari satu kali. Hal ini jelaslah dapat membingunkan perusahaan dalam pengolahan data, dan juga hal ini memakan saving space dalam sistem yang seharusnya dapat digunakan untuk keperluan yang lain.

6. Terlalu banyak data yang diperoleh. Data - data yang dibutuhkan tidak boleh melebihi dari jumlah yang seharusnya diperlukan karena dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi dua kali lipat dikarenakan harus memilih kembali data - data mana saja yang diperlukan.

7. Data yang didapat jangan data yang ilegal. Karena data yang tidak sah itu sama saja dengan perusahaan menyebarkan data yang rahasia ke seluruh bagian perusahaan sehingga memungkinkan terjadinya kebocoran perusahaan.

c. Data yang disimpan (stored data)

Dalam menyimpan data sehingga kemudian diolah untuk menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan, hal- hal berkut ini dapat menjadi pedoman dalam menganalisis sistem:

1. Dalam menyimpan data tidak boleh secara berlebihan kedalam banyak files maupun ke dalam database. Penyimpanan data secara berlebihan, dalam arti tidak secukupnya, selain merugikan


(58)

kapasistas sistem yang seharusnya dapat dipergunakan untuk keperluan lain, juga dapat menimbulkan kerugian terhadap sistem itu dan user dalam mengklasifikasikan dan mengolah data – data tersebut.

2. Data yang disimpan ke dalam sistem ternyata tidak akurat. Ini berarti data-data yang seharusnya berguna bagi perusahaan menjadi tidak berguna, sehingga tidak perlu disimpan ke dalam

files atau database dan dapat digantikan oleh data-data yang akurat dan relevan.

3. Data yang disimpan tersebut tidak cukup aman dari kecelakaan ataupun kejahatan. Data yang disimpan ke dalam suatu sistem, hendaknya dilengkapi dengan suatu tindakan pengamanan terhadap data itu sendiri sehingga, apabila terjadi kecelakaan ataupun tundak kejahatan, data tersebut masihlah dapat terselamatkan dan perusahaan dapat tetap berjalan seperti biasanya.

4. Ketika proses penyimpanan data hendaknya data - data yang akan disimpan kedalam sistem terlebih dahulu diklasifikasikan atau diorganisir sehingga, data - data yang tersimpan kedalam sistem apabila sewaktu - waktu dibutuhkan tidak perlu mencari dengan waktu yang lama. Misalnya saja data penjualan jangan dicampur dengan data pembelian.


(59)

5. Data yang telah tersimpan tidak fleksibel untuk kemudian diolah menjadi informasi yang dibutuhkan. Seringkali data - data yang ada dalam suatu sistem berupa catatan - catatan yang sulit untuk dimengerti sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam pengolahannya. Seharusnya perusahaan secara selektif memilih data - data yang diperkirakan mudah untuk dipahami sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan.

6. Data yang ada dalam sistem tidak dapat diakses. Hal ini dapat disebabkan terjadi errors dalam sistem karena tidak terorganisirnya data, kapasitas sistem yang berlebihan, sehingga sistem menjadi kesulitan dalam mengakses data - data yang diperlukan.

3. Analisis Ekonomi (Economy)

Pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian biaya dan peningkatan manfaat. Variabel ekonomi menjadi suatu parameter apakah dengan pengorbanan perusahaan untuk mengaplikasikan sistem administrasi akademik seperti sekarang ini sepadan dengan hasil yang diperoleh perusahaan. Untuk itu perlu adanya suatu acuan dalam menganalisis sistem: a. Biaya (Costs)

Perusahaan harus mengetahui sampai sejauh mana biaya yang dikeluarkan hingga saat ini, sehingga perusahaan juga dapat melakukan penilaian terhadap langkah strategik yang diambilnya sekarang ini, apakah sepadan


(60)

dengan keuntungan yang diperoleh, apakah layak untuk diteruskan penggunaan sistem seperti ini, dan masih banyak lagi langkah – langkah strategik yang dapat diambil.

b. Keuntungan (Profit)

Dengan pengeluaran dan pengorbanan yang besar oleh perusahaan semestinya perusahaan mengharapkan tingkat profitabilitas yang cukup besar pula sehingga perusahaan dapat menuju ke arah yang lebih baik. 4. Analisis Pengendalian (Control)

Analisis ini digunakan untuk membandingkan sistem yang dianalisa berdasarkan pada segi ketepatan waktu, kemudahan akses, dan ketelitian data yang diproses. Suatu sistem sebaik apapun apabila tidak disertai dengan pengendalian dan pengamanan yang baik, akan menjadi suatu sistem yang lemah sehingga memudahkan pihak - pihak luar terutama pihak yang tidak dinginkan untuk dapat mengacaukan sistem tersebut, baik dari dalam lingkungan perusahaan sendiri maupun luar perusahaan.

5. Analisis Efisiensi (Efficiency)

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efisien atau tidak biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan. Sistem komputerisasi yang digunakan oleh perusahaan seharusnya mempunyai keunggulan mutlak terhadap sistem manual. Keunggulan tersebut terletak pada tingkat keefisienan sistem tersebut beroperasi.


(61)

Peningkatan pelayanan memperlihatkan kategori yang beragam. Proyek yang dipilih merupakan peningkatan pelayanan yang lebih baik bagi manajemen (marketing), user dan bagian lain yang merupakan simbol kualitas dari suatu sistem informasi. Pelayanan terhadap pelanggan sagatlah penting, karena posisi pelanggan pada saat ini adalah sebagai end user. Jadi suatu sistem bermuara kepada end user ini. Kemajuan perusahaan juga ditentukan dari variabel ini, apakah mereka tertarik dan merasa puas dengan pelayanan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, sehingga memungkinkan mereka untuk tidak beralih ke pesaing bisnis yang lain.

2.6 Tools Pengembangan Sistem

2.6.1 Pengertian Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa standar untuk

membuat cetak biru dari sebuah software. UML dapat digunakan untuk memvisualisasikan, menspesifikasi, membangun, dan mendokumentasikan artifak-artifak dari sebuah sistem software.

Unified Modeling Language (UML) adalah satu kumpulan konvensi

pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten et al., 2007). Aplikasi UML yang digunakan adalah IBM Rational Rose Enterprise Edition dan Astah Community.


(62)

2.6.2 Diagram Unified Modelling Language

Diagram Unified Modelling Language (UML), untuk lebih lanjut disebut UML, memiliki beberapa diagram yaitu:

1. Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah deskripsi dari sekumpulan aksi, termasuk variant, yang dilakukan sistem untuk menghasilkan suatu nilai untuk actor. Secara grafik, Use Case Diagram digambarkan dengan bentuk elips. Use Case Diagram adalah diagram yang memperlihatkan sekumpulan Use Case dan

actor (pengguna) beserta relationship (hubungan). Use Case Diagram

digunakan untuk memodelkan gambaran Use Case dari sistem. Sebagian besar penggunaannya meliputi pemodelan hubungan pada sistem, subsistem,

class, atau memodelkan kebutuhan tingkah laku dari elemen-element tersebut. Use Case Diagram penting untuk menggambarkan, menspesifikasikan, dan mendokumentasikan tingkah laku dari elemen (Munawar, 2005).

Berikut adalah notasi yang ada pada Use Case Diagram: Tabel 2.1 Notasi Use Case Diagram

Simbol Deskripsi

fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau actor.


(63)

orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri.

Asosiasi komunikasi antar actor.

<<extend>> use case yang ditambahkan dan dapat berdiri sendiri.

<<include>> use case yang ditambahkan dan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya.

(Sumber: Sugiarti, 2013)

Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram padaSistem Informasi Inventori

nama actor

Logout

Manajemen User

Manajemen Perangkat Masuk

Manajemen Laporan Manajer Inventori Mover Service Delivery Admin Inventori Login include Manajemen Booking Manajemen Pengiriman Manajemen Pick Up

Manajemen Return Service

Assurance

Sistem Informasi Inventori


(64)

Pada Gambar 2.3 merupakan contoh Use Case Diagram pada sistem informasi inventori yang menjelaskan 5 (lima) actor yang dapat melakukan berbagai aksi yang ada dalam sistem yang akan diusulkan. Service Delivery dapat melakukan aksi Login, Manajemen Booking, Manajemen Pick up, Manajemen Pengiriman. Service Assurance dapat melakukan aksi Login, dan Manajemen Return. Mover dapat melakukan aksi Manajemen Pengiriman. Admin Inventori dapat melakukan keseluruhan aksi, dan Manajer dapat melakukan aksi Login dan Manajemen Laporan.

2. Activity Diagram

Activity diagram adalah diagram aliran yang memperlihatkan aliran control

dari suatu aktivitas ke aktivitas yang lain. Aktivitas adalah suatu eksekusi

non-atomic pada mesin status (state). Secara grafik, activity diagram adalah sekumpulan verteks dan garis.

Berikut adalah notasi yang ada pada activity diagram: Tabel 2.2 Notasi Activity Diagram

Simbol Deskripsi

status awal ketika mengawali diagram

fork digunakan ketika berbagai aktivitas terjadi bersamaan


(65)

keputusan digunakan untuk menunjukan suatu kegiatan memenuhi kondisi tertentu

status akhir ketika mengakhiri diagram

(Sumber: Sugiarti, 2013)

Gambar 2.4 Contoh Activity diagram padaSistem Informasi Inventori Pada Gambar 2.4 merupakan contoh activity diagram pada sistem informasi inventori dalam aktivitas pick up. Aktifitas dimulai setelah Admin melakukan

login kemudian memilih status approval pada dagtar booking. Kemudian sistem akan menampilkan form pengeluaran perangkat. Admin harus melakukan input data pengeluaran perangkat dan memilih pick up. Setelah sistem menyimpan data pengeluaran perangkat, sistem akan menampilkan

detailbooking dan status approval berubah menjadi pick up. login

pilih daftar booking

pilih status approve

input data pengeluaran perangkat

pilih "pick up"

logout tampilkan halaman admin tampilkan form pengeluaran perangkat simpan data tampilkan detail booking Sistem Admin


(66)

3. Sequence Diagram

Sequence diagram adalah diagram interaksi yang menekankan urutan waktu dalam pengiriman pesan. Sequence diagram menunjukan interaksi objek dengan waktu yang direpresentasikan dalam grafik dua dimensi. Sequence diagram di gunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario.

Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang di letakkan di antara objek-objek ini di dalam Use Case. Komponen utama

Sequence diagram terdiri atas objek yang di tuliskan dengan kotak segi empat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang di tunjukkan dengan progress vertical (Munawar, 2005).

Berikut adalah notasi yang ada pada activity diagram: Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram

Simbol Keterangan

Object1

Object

Boundary

Control

Entity

Boundary

Control


(67)

Actor1

Actor

Lifeline

Message1 Message

Message2

Message return

Activation

(Sumber: Wahono, 2011)

Gambar 2.5 Contoh Sequence Diagram padaSistem Informasi Inventori Pada Gambar 2.5 merupakan contoh sequence diagram pada sistem informasi inventori dalam proses Login. Pertama user melakukan input username dan


(68)

database user. Jika username dan password benar maka user dapat masuk ke halaman user, namun jika salah, maka user harus menginput kembali

username dan password.

4. Class diagram

Class diagram adalah diagram yang memperlihatkan kumpulan class,

interface, dan kolaborasi serta hubungan antara keduanya. Secara grafik,

class diagram terdiri dari sekumpulan verteks dan garis. Class diagram

digunakan untuk memodelkan tampilan rancangan statis dari sistem. Tampilan ini mendukung kebutuhan fungsional dari sistem, layanan yang harus disediakan sistem kepada penggunanya. Class dalam notasi UML di gambarkan dengan kotak. Nama class menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan di letakkan diatas kotak. Bila class mempunyai nama yang terdiri dari 2 (dua) suku kata atau lebih, maka semua suku kata di gabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar.

Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute (Munawar, 2005). Operation adalah sesuatu yang bisa di lakukan oleh sebuah class atau yang anda (atau class

yang lain) dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah keterangan tentang apa yang akan di lakukan class yaitu apa yang akan di capai oleh attribute dan operation (Munawar, 2005).


(69)

Tabel 2.4 Notasi Class Diagram

Simbol Keterangan

Class

1 2 3

Class

1. Class name

2. Attributes

3. Behaviours

Association, sebuah relasi paling umum antara 2 class

dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class

Generalization,

Mengindikasikan bahwa sebuah class adalah sub class

lebih spesifik terhadap super class nya. Semua sub class

akan memiliki apa yang dimiliki super class tapi tidak sebaliknya.

1 *

Agregation, mengindikasikan bahwa suatu class merupakan bagian dari class yang lain namun bersifat tidak wajib, suatu class yang menjadi bagian dari kelas yang lain tidak akan dihapus meskipun

class yang memilikinya

dihapus. (Sumber: Munawar, 2005)


(1)

echo "<tr><td colspan=5 align=right>Total : Rp. </td><td align=right><b>$total_rp</b></td></tr>

<tr><td colspan=5 align=right>Ongkos Kirim untuk Tujuan Kota

Anda: Rp. </td><td align=right><b>$ongkoskirim1_rp</b>/Kg</td></tr> <tr><td colspan=5 align=right>Total Berat : </td><td

align=right><b>$totalberat Kg</b></td></tr>

<tr><td colspan=5 align=right>Total Ongkos Kirim : Rp. </td><td align=right><b>$ongkoskirim_rp</b></td></tr>

<tr><td colspan=5 align=right>Grand Total : Rp. </td><td align=right><b>$grandtotal_rp</b></td></tr>

</table>";

echo "<hr /><p>Data order dan nomor rekening transfer sudah terkirim ke email Anda. <br />

Apabila Anda tidak melakukan pembayaran dalam 3 hari, maka transaksi dianggap batal.</p><br />

else{

// Modul simpan transaksi member

elseif ($_GET[module]=='simpantransaksimember'){ $email = $_POST['email'];

$password = md5($_POST['password']);

$sql = "SELECT * FROM kustomer WHERE email='$email' AND password='$password'";


(2)

$hasil = mysql_query($sql); jam_order,id_kustomer)

VALUES('$tgl_skrg','$jam_skrg','$id_kustomer')"); : Rp. $ongkoskirim_rp

<br />Grand Total : Rp. $grandtotal_rp

<br /><br />Silahkan lakukan pembayaran sebanyak Grand Total yang tercantum, rekeningnya: $j2[nomor_rekening]

<br />Apabila sudah transfer, konfirmasi ke nomor: $j2[nomor_hp]";

$subjek="Pemesanan Online";

// Kirim email dalam format HTML $dari = "From: $j2[email_pengelola]\r\n"; pengelola toko online

mail("$j2[email_pengelola]",$subjek,$pesan,$dari);

echo "<tr><td colspan=5 align=right>Total : Rp. </td><td align=right><b>$total_rp</b></td></tr>

<tr><td colspan=5 align=right>Ongkos Kirim untuk Tujuan Kota

Anda: Rp. </td><td align=right><b>$ongkoskirim1_rp</b>/Kg</td></tr> <tr><td colspan=5 align=right>Total Berat : </td><td

} ?>


(3)

LAMPIRAN 4

SURAT KETERANGAN

PENUNJUKAN DOSEN


(4)

(5)

LAMPIRAN 5

SURAT KETERANGAN

TEMPAT RISET


(6)