Rancang bangun sistem informasi penunjang keputusan penerimaan nasabah pembiayaan murabahah (kasus BNI Syariah

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENUNJANG KEPUTUSAN

PENERIMAAN NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus : BNI Syariah)

Oleh : Mia Ramadhini 106093003037

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

HALAMAN PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH” (STUDI KASUS : BNI SYARIAH), BENAR-BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.


(5)

ABSTRAK

MIA RAMADHINI (106093003037), Rancang Bangun Sistem Informasi Penunjang

Keputusan Penerimaan Nasabah Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus: BNI Syariah) di bawah bimbingan Bapak BAYU WASPODO dan Ibu NUR AENI HIDAYAH.

BNI Syariah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perbankan syariah dengan visi-misi menjalankan bisnis sesuai kaidah Islamiyah. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, Pemerintah mentargetkan BNI untuk menyalurkan dana sebesar Rp. 1,60 triliun kepada +16.257 debitur. Dana tersebut diberikan dalam bentuk pinjaman, salah satunya dalam bentuk pembiayaan berbasis syariah, yaitu pembiayaan murabahah yang sangat diminati masyarakat khususnya di BNI Syariah. Saat ini untuk melakukan proses penilaian nasabah, Manajer selaku pengambil keputusan hanya menganalisis dari data yang tersedia pada database nasabah, kemudian data pemohon dicocokkan dengan kriteria yang ada untuk menilai nasabah layak diberikan Pembiayaan Murabahah atau tidak. Proses pengambilan keputusan yang memakan waktu dan belum adanya sistem yang dapat memproses penilaian mengakibatkan kinerja Manajer terhambat serta proses penilaian berulang pada nasabah yang sama. Dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu Manajer dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan dapat memenuhi target dari Pemerintah. Dari permasalahan tersebut, dibuatlah “Rancang Bangun Sistem Informasi Penunjang Keputusan Penerimaan Nasabah Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus : BNI Syariah)” untuk membantu menyelesaikan masalah di BNI Syariah, khususnya bagian Pembiayaan Murabahah. Menggunakan model Analytical Hierarkhi Process (AHP), karena dapat membantu memberikan suatu keputusan berdasarkan banyak kriteria dan alternatif, dengan mencari nilai bobot untuk setiap kriteria kemudian dilakukan proses perhitungan alternatif, untuk menilai calon nasabah berdasarkan kriteria yang ada. Object Oriented metode Rapid Application Development (RAD) sebagai metode penelitian, Unified Modelling Language (UML) sebagai alat mendokumentasikan sistem, PHP sebagai bahasa pemrograman, Apache sebagai web server, dan MySQL sebagai database-nya. Menghasilkan suatu sistem yang dapat memproses penilaian nasabah dengan output informasi berupa laporan dan grafik sehingga tugas Manajer dalam menganalisis dan membuat keputusan menjadi lebih baik, dari 2 nasabah menjadi 5 nasabah setiap harinya.

Kata Kunci: SPK, Pembiayaan Murabahah, Analytical Hierarkhi Process (AHP), Rapid Application Development (RAD), Unified Modelling Language (UML).

V Bab + xl Halaman + 161 Halaman + 61 Gambar + 59 Tabel + 3 Lampiran. Pustaka Acuan : 20 (1998 – 2009)


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia, rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis. Sholawat serta salam tak lupa tercurah bagi junjungan besar Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga beliau, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Rancang Bangun Sistem Informasi Penunjang Keputusan Penerimaan Nasabah Pembiayaan Murabahah” (Studi Kasus : BNI Syariah).

Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan kemudahan dalam mengurus segala hal.

3. Bapak Bayu Waspodo, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan masukkan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. BNI Syariah Pusat yang telah memberikan penulis tempat untuk melakukan penelitian.

5. Ibu Tri Murtiasih selaku Manajer SDM PT. Bank BNI Syariah yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian di PT. Bank BNI serta membimbing penulis dalam pelaksanaan penelitian.

6. Kedua orang tuaku, mama dan papa tersayang, tanpa doa dan dukungan mereka, penulis tidak akan memiliki semangat yang besar untuk menyelesaikan penulisan ini.


(7)

Jakarta, Maret 2011

Mia Ramadhini 106093003037

8. Widitya Jaka Pratama yang telah membantu banyak memberikan masukkan, inspirasi dan dorongan moril dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman SI A angkatan 2006, Adrina S., Tanti Mei S., Novika Y., Farah N., Lia Via P., Windi A.R, Adi Y., Aditya K, dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis.

Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk tercapainya hasil penulisan yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya kepada peneliti sendiri dan bagi yang membacanya.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Lembar Pengesahan ...ii

Lembar Pengesahan Ujian ...iii

Lembar Pernyataan ...iv

Abstrak ...v

Kata Pengantar ...vi

Daftar Isi ...viii

Daftar Gambar ...xv

Daftar Tabel ... ...xix

Daftar Simbol UML (Unifed Modeling Language)...xxiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1.2 Rumusan Masalah... 1.3 Batasan Masalah... 1.4 Tujuan Penelitian... 1.5 Manfaat Penelitian... 1.6 Metode Penelitian... 1.6.1 Metode Pengumpulan Data... 1.6.2 Metode Pengembangan Sistem...

1

4

4

5


(9)

BAB II

1.7 Sistematika Penulisan...

LANDASAN TEORI

2.1 Rancang Bangun...

2.1.1 Pengertian Rancang...

2.1.2 Pengertian Bangun...

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi...

2.2.1 Pengertian Sistem...

2.2.1.1 Karakteristik Sistem...

2.2.2 Pengertian Data...

2.2.3 Pengertian Informasi...

2.2.4 Pengertian Sistem Informasi...

2.2.4.1 Kualitas Informasi...

2.2.5 Komponen Sistem Informasi...

2.3 Konsep Sistem Penunjang Keputusan (SPK)...

2.3.1 Pengertian SPK...

2.3.2 Tujuan dan Prinsip SPK...

2.3.3 Karakteristik SPK...

6

6

7

8

10

10

10

10

10

11

14

14

14

15

16


(10)

2.3.4 Keuntungan SPK...

2.3.5 Keterbatasan SPK...

2.3.6 Komponen-komponen SPK...

2.3.7 Jenis Keputusan...

2.3.8 Tahap Pengambilan Keputusan...

2.4 Konsep Analytical Hierarkhi Process (AHP)...

2.4.1 Prinsip Dasar AHP...

2.4.2 Prosedur AHP...

2.5 Perbankan Syariah...

2.5.1 Sejarah Perbankan Syariah...

2.5.2 Fungsi Perbankan Syariah...

2.6 Konsep Dasar Pembiayaan...

2.6.1 Pengertian Pembiayaan...

2.6.2 Tujuan Dan Fungsi Pembiayaan...

2.6.3 Prosedur Dalam Pemberian Pembiayaan...

2.6.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan...

2.7 Konsep Dasar Murabahah...

2.7.1 Pengertian Murabahah...

2.7.2 Karakteristik Murabahah...

16

17

18

19

19

20

21

22

23

24

26

29

30

31

32

32

33

34


(11)

BAB III

2.8 Metode Pengumpulan Data...

2.9 Metode Pengembangan Sistem Rapid Application Development

(RAD)... 2.9.1 Fase-Fase RAD...

2.10 Unified Modeling Language (UML)...

2.10.1 PengertianUML...

2.10.2 Diagram UML...

2.11 PHP...

2.12 Database...

2.13 MySQL...

2.14 XAMPP...

2.15 Macromedia Dreamweaver 8...

2.16 Pengujian Sistem...

2.17 Studi Literatur Penelitian Sejenis...

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data... 3.1.1 Observasi... 3.1.2 Wawancara... 3.1.3 Studi Pustaka... 3.1.4 Studi Literatur Sejenis... 3.2 Metode Pengembangan Sistem...

38

38

40

41

42 43

45

45

46

51

52

52

53

53

54


(12)

BAB IV

3.3 Metode SPK dengan Model AHP... 3.4 Data Yang Dibutuhkan... 3.5 Kerangka Penelitian...

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Requirement Planning...

4.1.1 Profil BNI...

4.1.2 Sejarah BNI Syariah...

4.1.3 Visi dan Misi...

4.1.4 Struktur Organisasi...

4.1.5 Identifikasi Masalah...

4.1.6 Identifikasi Lingkup Sistem...

4.1.7 Identifikasi Sistem Berjalan...

4.1.8 Identifikasi Syarat-Syarat Informasi...

4.1.9 Alternatif Sistem Usulan...

4.1.10 Perbandingan Sistem...

4.2 RAD Design Workshop...

4.2.1 Identifikasi Solusi Alternatif...

4.2.2 Use Case Diagram...

4.2.2.1 Daftar Aktor...

56

56

56

57

57

58

59

59

61

62

62

64

64

65

66

67


(13)

4.2.2.2 Daftar Use Case...

4.2.2.3 Deskripsi Use Case...

4.2.3 Activity Diagram...

4.2.3.1 Activity Diagram Login Admin dan Manajer...

4.2.3.2 Activity Diagram Input Data Nasabah...

4.2.3.3 Activity Diagram LihatData Nasabah...

4.2.3.4 Activity Diagram Ganti Password...

4.2.3.5 Activity Diagram Input Kriteria AHP...

4.2.3.6 Activity Diagram Input AHPSubkriteria Kemampuan Nasabah...

4.2.3.7 Activity Diagram Input AHPSubkriteria Nilai Jaminan...

4.2.3.8 Activity Diagram Input AHPSubkriteria Sumber Pelunasan Nasabah...

4.2.3.9 Activity Diagram Input AHPSubkriteria Legalitas Usaha...

4.2.3.10 Activity Diagram Input AHPSubkriteria Karakter Nasabah...

4.2.3.11 Activity Diagram Kualitas Nasabah...

4.2.3.12 Activity Diagram Hitung Nilai Nasabah...

4.2.3.13 Activity Diagram Hitung Nilai Akhir...

71

72

74

76

76

81

82

82

84

94

94

95

96

97

98

99


(14)

4.2.3.14 Activity Diagram Panduan...

4.2.3.15 Activity Diagram Logout………

4.2.4 Statechart Diagram...

4.2.5 Sequence Diagram...

4.2.5.1 Sequence Diagram Input Nasabah...

4.2.5.2 Sequence Diagram Lihat Data Nasabah...

4.2.5.3 Sequence Diagram Input AHP Kriteria dan Subkriteria.

4.2.5.4 Sequence Diagram Kualitas Nasabah...

4.2.5.5 Sequence Diagram Hitung Nilai...

4.2.5.6 Sequence Diagram Nilai Akhir...

4.2.6 Class Diagram...

4.2.6.1 Spesifikasi Database...

4.2.7 Model AHP...

4.2.7.1 Penentuan Kriteria...

4.2.7.2 Penyusunan Hierarki...

4.2.7.3 Matriks Perbandingan Berpasangan Nilai Kriteria...

4.2.7.4 Matriks Bobot Prioritas...

4.2.7.5 Perhitungan Rasio Konsistensi...

4.2.7.6 Menentukan Prioritas Subkriteria...

101

102

103

104

105

108

109

109

110

113

113

114

115

118

118

119


(15)

BAB V

4.2.8 Perancangan Antarmuka...

4.2.8.1 Rancangan Halaman Akun Admin...

4.2.8.2 Rancangan Halaman Akun Manajer...

4.2.9 Implementasi Pengujian...

PENUTUP

5.1 Kesimpulan...

5.2 Saran...

121

125

125

126

127

128

129

131

144

144

147

153

158

159

DAFTAR PUSTAKA... 160


(16)

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Siklus Informasi... Karakteristik Sistem...

Komponen Sistem Penunjang Keputusan (SPK)...

Tahap Pengambilan Keputusan...

Skema Murabahah...

Alur Pembiayaan Murabahah BNI Syariah...

Tahapan Pengembangan Sistem Rapid Application Development

(RAD)... Contoh Use Case Diagram...

Contoh Class Diagram...

Contoh Object Diagram...

Contoh Activity Diagram... Contoh Statechart Diagram... Contoh Sequence Diagram... Kerangka Penelitian...

Struktur Organisasi BNI Syariah...

Sistem Yang Sedang Berjalan...

Sistem Usulan...

Use Case Diagram...

11 13 21 22 40 42 46 47 48 48 49 50 51 61 65 70 74


(17)

Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Gambar 4.21

Activity Diagram Login Admin dan Manajer... Activity Diagram Input Data Nasabah... Activity Diagram Lihat Data Nasabah... Activity Diagram Ganti Password... Activity Diagram Input Kriteria AHP... Activity Diagram Input AHP Subkriteria Kemampuan Nasabah... Activity Diagram Input AHP Subkriteria Nilai Jaminan... Activity Diagram Input AHP Subkriteria Sumber Pelunasan Nasabah... Activity Diagram Input AHP Subkriteria Legalitas Usaha... Activity Diagram Input AHP Subkriteria Karakter Nasabah... Activity Diagram Kualitas Nasabah... Activity Diagram Hitung Nilai Nasabah... Activity Diagram Hitung Nilai Akhir... Activity Diagram Panduan... Activity Diagram Logout... Statechart Diagram dari Admin & Manajer... Statechart Diagram dari Nasabah... Statechart Diagram dari AHP Kriteria... Statechart Diagram dari AHP Subkriteria... Statechart Diagram dari Kualitas Nasabah... Statechart Diagram dari Nilai Akhir... Sequence Diagram Input Nasabah... Sequence Diagram Lihat Data Nasabah... Sequence Diagram Input AHP Kriteria dan Subkriteria...

81 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 109 110 110


(18)

Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28 Gambar 4.29 Gambar 4.30 Gambar 4.31 Gambar 4.32 Gambar 4.33 Gambar 4.34 Gambar 4.35 Gambar 4.36 Gambar 4.37 Gambar 4.38 Gambar 4.39

Sequence Diagram Kualitas Nasabah... Sequence Diagram Hitung Nilai... Sequence Diagram Nilai Akhir... Class Diagram... Struktur Hierarki AHP Penerimaan Nasabah Pembiayaan- Murabahah... Halaman Login Admin... Halaman Input Nasabah... Halaman Lihat Data Nasabah... Halaman Ganti Password... Halaman Login Manajer... Halaman Input AHP Kriteria... Halaman Input AHP Subkriteria Kemampuan Nasabah... Halaman Input AHP Subkriteria Nilai Jaminan... Halaman Input AHP Subkriteria Sumber Pelunasan Nasabah... Halaman Input AHP Subkriteria Legalitas Usaha... Halaman Input AHP Subkriteria Karakter Nasabah... Halaman Input Kualitas Nasabah... Halaman Hitung Nilai Per Nasabah... Halaman Hasil Nilai Akhir...

111 111 112 112 113 114 115 118 118 119 120 126 144 145 146 146 147 148


(19)

Gambar 4.40

Gambar 4.41

Gambar 4.42

Gambar 4.43

Gambar 4.44

Gambar 4.45

Gambar 4.46

Gambar 4.47

148

149

149

150

150

151

152

152


(20)

Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13

Skala Penilaian Perbandingan Pasangan...

Daftar Indeks Random Konsistensi...

Kelebihan dan Kelemahan DBMS...

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Penelitian Sejenis...

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Penelitian Sejenis (2)...

Perbandingan Sistem Berjalan dan Sistem Usulan...

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan dan Sistem Usulan...

Daftar Aktor...

Daftar Use Case...

Deskripsi Use Case Login...

Deskripsi Use Case Input Nasabah...

Deskripsi Use Case Lihat Data Nasabah...

Deskripsi Use Case Ganti Password...

Deskripsi Use Case Input Kriteria AHP...

Deskripsi Use Case Subkriteria Kemampuan Nasabah...

Deskripsi Use Case Subkriteria Nilai Jaminan...

Deskripsi Use Case Subkriteria Sumber Pelunasan Nasabah

Deskripsi Use Case Subkriteria Legalitas Usaha...

25 29 52 55 55 75 76 82 82 84 84 85 86 86 87 88 89 90


(21)

Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28 Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32

Deskripsi Use Case Subkriteria Karakter Nasabah...

Deskripsi Use Case Kualitas Nasabah...

Deskripsi Use Case Hitung Nilai Nasabah...

Deskripsi Use Case HitungNilai Akhir...

Deskripsi Use Case Panduan...

Deskripsi Use Case Login...

Spesifikasi Database Admin...

Spesifikasi Database Manajer...

Spesifikasi Database Nasabah...

Spesifikasi Database AHPKriteria...

Spesifikasi Database Subkriteria ………...

Spesifikasi Database Subkriteria Kualitas Nasabah...

Spesifikasi Database Subkriteria Nilai Akhir...

Matriks Perbandingan Berpasangan Nilai Kriteria...

Matriks Bobot Prioritas...

Matriks Penjumlahan Tiap Baris...

Perhitungan Rasio Konsistensi...

Matriks Perbandingan Berpasangan Subkriteria Kemampuan Nasabah...

Matriks Bobot Prioritas Subkriteria Kemampun Nasabah...

91 92 93 94 95 95 121 121 122 123 123 124 125 127 128 129 130 131


(22)

Tabel 4.33 Tabel 4.34 Tabel 4.35 Tabel 4.36 Tabel 4.37 Tabel 4.38 Tabel 4.39 Tabel 4.40 Tabel 4.41 Tabel 4.42 Tabel 4.43 Tabel 4.44 Tabel 4.45 Tabel 4.46

Matriks Penjumlahan Tiap Baris Subkriteria Kemampuan Nasabah...

Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Kemampuan Nasabah...

Matriks Perbandingan Berpasangan Subkriteria Nilai Jaminan...

Matriks Bobot Prioritas Subkriteria Nilai Jaminan...

Matriks Penjumlahan Tiap Baris Subkriteria Nilai Jaminan....

Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Nilai Jaminan...

Matriks Perbandingan Berpasangan Subkriteria Sumber Pelunasan Nasabah...

Matriks Bobot Prioritas Subkriteria Sumber Pelunasan Nasabah...

Matriks Penjumlahan Tiap Baris Subkriteria Sumber Pelunasan Nasabah...

Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Sumber Pelunasan Nasabah... Matriks Perbandingan Berpasangan Subkriteria Legalitas Usaha...

Matriks Bobot Prioritas Subkriteria Legalitas Usaha...

Matriks Penjumlahan Tiap Baris Subkriteria Legalitas Usaha

Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Legalitas Usaha...

132 133 133 134 135 135 135 136 137 137 137 138 139


(23)

Tabel 4.47

Tabel 4.48

Tabel 4.49

Tabel 4.50

Tabel 4.51

Tabel 4.52

Tabel 4.53

Tabel 4.54

Matriks Perbandingan Berpasangan Subkriteria Karakter Nasabah...

Matriks Bobot Prioritas Subkriteria Karakter Nasabah...

Matriks Penjumlahan Tiap Baris Subkriteria Karakter Nasabah... Perhitungan Rasio Konsistensi Subkriteria Karakter

Nasabah...

Matriks Hasil...

Nilai Nasabah...

Hasil Akhir Nasabah...

Uji Coba Black Box.........

139

139

140

141

141

141

142

143 143

153

SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAMS

Simbol Arti

Actor


(24)

Use case

Association

Extends

Uses (includes)

Depends on

Inheritance

(Jeffrey L. Whitten, 2004) «extends»

«uses»

«inherits» «uses»


(25)

SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Simbol Arti

Activity

Initiate Activities

Start of the Process

Termination of the Process

Synchronization Bar

Decision Activity


(26)

SIMBOL CLASS DIAGRAM

Simbol Arti

Class

Ket:

1 class name

2 attributes

3 behaviors

Association

Agregation

Generalization

(Jeffrey L. Whitten, 2004)

1 *

Class 1 2 3


(27)

SIMBOL OBJECT/CLASS ASSOCIATIONS AND MULTIPLICITY

Simbol Arti

Pasti satu

Nol atau satu

Nol atau lebih

Satu atau lebih Class1 Class2

1

Class3 Class4

Class1 Class2

0..1

Class1 Class2

0..*

Class3 Class4

*

Class1 Class2


(28)

Specific range

(Jeffrey L. Whitten, 2004)

SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Simbol Arti

Object

Lifeline

Messages Class1 Class2


(29)

Behaviors (operations)

(Jeffrey L. Whitten, 2004)

SIMBOL STATECHART DIAGRAM

Simbol Arti


(30)

Transition Paths

Initial State

Final State

(Jeffrey L. Whitten, 2004)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

BNI Syariah merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perbankan syariah dengan visi-misi menjalankan bisnis sesuai kaidah Islamiyah dan melaksanakan amanah untuk memaksimalkan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sebagai prioritas utama (PT. BNI, 2007). Mempercepat dan mempermudah transaksi-transaksi yang dilakukan, menjadikan suatu kebutuhan bagi BNI Syariah dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabahnya. BNI ditargetkan oleh pemerintah untuk menyalurkan dana bantuan berupa


(31)

pinjaman sebesar Rp 1,60 triliun kepada + 16.257 debitur/musytari, salah satunya dalam bentuk pinjaman pembiayaan berbasis syariah agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (PT. BNI, 2009)

Produk pendanaan dan pembiayaan yang tersedia di BNI Syariah saat ini, dirasa cukup lengkap dan memadai untuk melayani kebutuhan nasabahnya. Salah satu produk pembiayaan di BNI Syariah yang diminati oleh nasabahnya ialah pembiayaan murabahah. Murabahah merupakan pembiayaan dengan melakukan akad transaksi jual beli antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembelinya, harga beli barang dan keuntungan (margin) telah diketahui sebagai harga jual oleh kedua belah pihak secara jelas sehingga semua pihak tidak merasa dirugikan. Manajer selaku pengambil keputusan mengalami suatu kesulitan dalam menganalisis nasabah calon penerima pembiayaan murabahah yang sesuai dengan kriteria yang ada di BNI Syariah. Proses penerimaan nasabah menjadi terhambat karena penilaian nasabah tidak sesuai dengan banyaknya nasabah yang mengajukan pembiayaan dengan nasabah yang telah dianalisis dan diterima untuk mendapatkan pembiayaan murabahah. Belum adanya sistem yang dapat membantu dalam proses penilaian nasabah, membuat Manajer menganalisis nasabah dengan mencocokkan data nasabah yang telah ada dengan persyaratan dan kriteria BNI Syariah, sehingga dari 6 nasabah yang mengajukan pembiayaan hanya 2 nasabah yang dapat dianalisis untuk mendapatkan pembiayaan murabahah setiap harinya. (PT. BNI, 2007)

Agama Islam memiliki konsep mengatur kehidupan manusia, baik dalam hubungan dengan Sang Pencipta (HabluminAllah) maupun hubungan sesama manusia (Hablumminannas). Salah satunya adalah prinsip ekonomi Islam yang terdiri atas 3 pilar yaitu aqidah, syariah dan akhlak. Penempatan fungsi uang secara syariah semata-mata sebagai alat tukar, bukan untuk diperdagangkan, terlebih lagi mengandung unsur spekulasi (gharar). Islam juga melarang adanya sistem bunga pada bank (riba). Pelarangan riba secara


(32)

tegas dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 278-279 : “Hai orang-orang yang beriman takutlah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa-sisa riba itu jika kamu orang beriman. Kalau kamu tiada memperbuatnya ketahuilah ada peperangan dari Allah dan RasulNya terhadapmu dan jika kamu bertobat maka untukmu pokok-pokok hartamu kamu tidak menganiaya dan tidak pula teraniaya”. (Baraba, 2006)

Sistem penunjang keputusan (SPK) merupakan sebuah sistem informasi yang membantu para pembuat keputusan mengidentifikasikan atau memilih antara pilihan/keputusan dan menyediakan informasi untuk membantu membuat keputusan (Whitten, 2004). Pengambilan keputusan dalam mengatasi berbagai masalah, harus dilakukan secara cepat dan tepat agar kegiatan perusahaan dapat terus berjalan dengan baik. SPK ditujukan untuk mendukung sebuah manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analisis. Manajer sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan tersebut sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan (Kadir, 2003). Bank, perusahaan retail dan jasa, sudah banyak menggunakan SPK untuk menjalankan bisnis karena pendukung keputusan membutuhkan waktu singkat, punya target dan terkomputerisasi.(Turban, 2005)

Untuk mendukung kegiatan perbankan di BNI Syariah, terutama dalam meningkatkan kinerja pengambil keputusan (Manajer) yang bersifat menganalisis dan membantu mengambil keputusan yang lebih baik dalam penerimaan nasabah pembiayaan murabahah yang sesuai dengan akad jual beli, kaidah Islamiah dan kriteria ada, maka diperlukan suatu SPK di bagian pembiayaan murabahah, dengan menggunakan model pengambilan keputusan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dipilihnya model AHP, karena model ini dapat membantu memberikan suatu keputusan berdasarkan banyak kriteria dan banyak alternatif. Dari penjelasan tersebut, maka dibuatlah skripsi dengan judul : ”Rancang Bangun Sistem


(33)

Informasi Penunjang Keputusan Penerimaan Nasabah Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus : BNI Syariah)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Merancang sebuah SPK yang dapat membantu Manajer dalam menganalisis nasabah calon penerima pembiayaan murabahah, karena proses penilaian masih manual atau belum terkomputerisasi dan membantu Manajer dalam memenuhi target dari Pemerintah untuk menyalurkan dana.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Perancangan sistem penunjang keputusan penerimaan nasabah hanya digunakan untuk bagian pembiayaan murabahah di BNI Syariah.

b. Penerimaan nasabah pembiayaan murabahah sesuai dengan 5 kriteria (Kemampuan Nasabah, Nilai Jaminan, Sumber Pelunasan Nasabah, Legalitas/Kepemilikan Usaha Nasabah, Karakter Nasabah) untuk membantu mengambil keputusan diterima atau ditolaknya calon nasabah di BNI Syariah.

c. Sistem pendukung keputusan ini menggunakan model pengambilan keputusan AHP. d. Sistem pendukung keputusan ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan

MySQL.

e. Tahap pengembangan sistem, yang dilakukan meliputi: penjelasan profil, sejarah singkat, visi dan misi serta struktur organisasi BNI Syariah, mengidentifikasi


(34)

masalah, lingkup sistem, sistem berjalan dan syarat informasi, mengidentifikasi alternatif sistem usulan dan solusi alternatif sistem, mendesain sistem dan melakukan tahap implementasi yang hanya sebatas pada pengujian sistem.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu Manajer dalam mengambil keputusan penilaian nasabah penerima pembiayaan murabahah berdasarkan kriteria yang berlaku di BNI Syariah menganalisis dan merancang sebuah sistem penunjang keputusan penerimaan nasabah pembiayaan murabahah pada BNI Syariah yang dapat menjadi solusi untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan penerimaan calon nasabah yang mengajukan pembiayaan murabahah, dengan menggunakan model AHP.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

a. Membantu meningkatkan kinerja Manajer dalam melakukan penilaian nasabah calon penerima pembiayaan murabahah.

b. Dapat memberikan gambaran dan pemahaman mengenai AHP yang digunakan dalam suatu sistem penunjang keputusan.

c. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dibidang sistem informasi terutama bisnis syariah.

d. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya di bidang perancangan sistem penunjang keputusan.

1.6 Metode Penelitian


(35)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam meneliti adalah dengan melakukan studi lapangan, antara lain :

a. Observasi

Melakukan observasi untuk mendapatkan informasi dengan mengamati secara langsung kegiatan yang sedang dilakukan di PT. BNI Divisi Usaha Syariah (BNI Syariah Pusat) yang menjadi objek penelitian.

b. Wawancara

Melakukan tanya jawab dengan nara sumber yang dianggap ahli dalam bidang yang sesuai, seputar kegiatan yang dilakukan dan permasalahan yang terjadi.

c. Studi Pustaka

Menghimpun informasi dari buku-buku referensi yang relevan dengan penelitian, sehingga penulis mendapatkan banyak informasi.

d. Studi Literatur

Sumber literatur yang dipergunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur hasil dari penelitian atau hasil penulisan karya ilmiah. Studi literatur sejenis yang digunakan terdapat pada bab II.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan berorientasikan objek/OOAD (Object Oriented Analysis and Design) dengan metode Rapid Application Development (RAD) (Kendall,2008), menggunakan notasi unified modeling language (UML) sebagai alat mendokumentasikan sistem. Adapun tahapan-tahapan dalam metode RAD adalah sebagai berikut :


(36)

b. RAD Design Workshop. c. Implementation Phase.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Nasabah Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus : BNI Syariah), yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan tentang metode penelitian, dalam merancang sistem serta langkah-langkah yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

BAB IV RANCANG DAN BANGUN

Bab ini berisi tentang analisis dan perancangan kebutuhan sistem dari hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup gambaran umum tentang objek penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan penelitian serta saran dan kritik agar hasil dalam penulisan selanjutnya dapat lebih baik


(37)

lagi.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Rancang Bangun 2.1.1 Pengertian Rancang


(38)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur segala sesuatu sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencanakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

2.1.2 Pengertian Bangun

Kata bangun berarti bentuk, cara menyusunan atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Rancang bangun berarti mendesain bangunan yang akan dibuat (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.1 Pengertian Sistem

Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujan tertentu sebagai satu kesatuan. Sistem merupakan sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (Ladjamudin, 2005).

Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima masukan (input) serta menghasilkan keluaran (output) dalam proses transformasi yang

teratur (O‟Brien, 2005).

Input (data)

Process (pengolahan data)

Output (informasi)

Gambar 2.1 Siklus Informasi

(Sumber : Ladjamudin, 2005)


(39)

untuk menghasilkan suatu keluaran (output) agar mencapai suatu tujuan.

2.2.1.1 Karakteristik Sistem

Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuknya. Berikut adalah karakteristik-karakteristik atau sifat-sifat tertentu sistem (Jogiyanto, 2005) :

a. Komponen sistem (components)

Suatu sistem terdiri atas sejumlah komponen yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem selalu mengandung komponen atau subsistem. Subsistem mempunyai sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batasan sistem (boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan luar sistem (environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah segala sesuatu di luar sistem, yang mempengaruhi operasi sistem.

d. Penghubung sistem (interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya.

e. Masukan sistem (input)

Masukan sistem berupa masukan perawatan (maintenance input) supaya sistem dapat beroperasi dan masukan signal (signal input) untuk didapatkan keluaran. Contohnya di dalam sistem komputer, program adalah maintenance input untuk


(40)

mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input yang diolah menjadi informasi.

f. Keluaran sistem (output)

Keluaran sistem merupakan hasil dari sumberdaya atau produk (informasi, laporan, dokumen) menjadi keluaran yang berguna dan dibutuhkan.

g. Pengolah sistem (process)

Kegiatan dalam suatu sistem yang merubah masukan (input) menjadi keluaran (output).

h. Sasaran Sistem

Tujuan (goal) yang menentukan keberhasilan dari sistem, dipengaruhi oleh masukan dan keluaran yang dihasilkan.

Input Pengolah Output

Sub Sistem Sub

Sistem

Sub Sistem

Sub Sistem Lingkungan luar sistem

(environment)

Penghubung sistem (interface)

Batas sistem

(boundary) Boundary


(41)

Gambar 2.2 Karakteristik Sistem (Sumber : Jogiyanto, 2005) 2.2.2 Pengertian Data

Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai (Kadir, 2003). Data merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut agar menghasilkan informasi (Ladjamudin, 2005).

2.2.3 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2005). Menurut McLeod (2001), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Kegunaan informasi dapat mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan.

2.2.4 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sekumpulan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten, 2004). Sistem informasi merupakan hasil olahan data, dimana data tersebut sudah diproses dan diolah menjadi sesuatu yang bermakna untuk pengambilan keputusan (Kusrini, 2007). Suatu informasi berguna bagi pembuat keputusan karena informasi dapat menurunkan ketidakpastian dan meningkatkan pengetahuan tentang hal yang dipikirkan.

2.2.4.1 Kualitas Informasi

Sebuah sistem harus mempu mengumpulkan data dan mengubah data tersebut ke dalam informasi yang memiliki kualitas-kualitas tertentu untuk membantu manajer atau para pengambil keputusan. Berikut karakteristik informasi yang berkualitas (Teguh, 2003) :


(42)

a. Relevansi (relevancy)

Informasi dikatakan berkualitas jika relevan dan memberikan manfaat bagi pemakainya.

b. Akurasi (accuracy)

Sebuah informasi dapat dikatakan akurat jika informasi tersebut tidak bisa atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

c. Tepat waktu (timeliness)

Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat. Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, sehingga jika digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dapat menimbulkan kesalahan dalam tindakan yang akan diambil.

2.2.5 Komponen Sistem Informasi

Komponen dalan sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Hardware, yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan memasukan data, memproses data dan keluaran data.

2. Software, yaitu program dan instruksi yang diberikan ke komputer.

3. Database, yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.

4. Manusia, yaitu personil dari sistem informasi, meliputi manajer, analis, programmer, operator dan bertanggungjawab terhadap perawatan sistem.


(43)

peraturan-peraturan dalam menggunakan sistem informasi berbasis komputer.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data, sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

2.3 Konsep Sistem Penunjang Keputusan (SPK) 2.3.1 Pengertian SPK

SPK atau Decision support system (DSS), merupakan sebuah sistem yang menyediakan informasi untuk membantu para pengambil keputusan membuat keputusan (Whitten, 2004).

SPK merupakan sistem informasi interaktif yang digunakan untuk membantu mengambil keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002).

SPK memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. SPK dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. SPK lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analisis dalam situasi yang kurang terstuktur dengan kriteria yang kurang jelas (Turban, 2005).

SPK tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisis.

2.3.2 Tujuan dan Prinsip SPK

Tujuan SPK menurut Herbert A. Simon (2005) adalah :

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.


(44)

2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.

3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.

Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar dari sistem pendukung keputusan, yaitu :

1. Struktur masalah: untuk masalah terstruktur, penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah tak terstruktur tidak dapat dikomputerisasi. Sementara SPK dikembangkan khususnya untuk masalah yang semi terstruktur.

2. Dukungan keputusan: SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena komputer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada di bagian tidak terstruktur untuk memberi penilaian dan melakukan analisis. Manajer dan komputer bekerja sama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur.

3. Efektifitas keputusan: tujuan utama dari SPK bukan mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tapi agar keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik.

2.3.3Karakteristik SPK

Karakteristik SPK menurut Laudon (2005) adalah :

a. Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi dan tanggapan yang cepat. b. Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran. c. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.

d. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan di depan.


(45)

2.3.4 Keuntungan SPK

SPK dapat memberikan beberapa manfaat atau keuntungan bagi pemakainya, yaitu: 1. SPK dapat memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data atau

informasi bagi pemakainya.

2. SPK membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat.

4. SPK dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami permasalahannya, karena menyajikan berbagai alternatif.

2.3.5 Keterbatasan SPK

Selain memiliki keuntungan dan manfaat, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehinga model yang ada dalam sistem tidak mencerminkan persoalan yang sebenarnya. 2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pembendaharaan

pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

3. Proses-proses yang dilakukan oleh sistem pendukung keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak (software) yang digunakannya.

4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia, karena walau bagaimana pun canggihnya suatu sistem pendukung keputusan hanyalah suatu kumpulan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan sistem operasi yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berpikir.


(46)

2.3.6 Komponen-Komponen SPK

Menurut Efraim Turban, Jay E.Aronson, dan Ting-Peng Liang (2005) aplikasi SPK dapat terdiri dari beberapa subsistem, yaitu:

1. Subsistem Manajemen Data

Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan sesuai kondisi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut dengan Sistem Manajemen Basis Data (DBMS).

2. Subsistem Manajemen Model

Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan statistik, ilmu manajemen atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Perangkat lunak ini disebut dengan Sistem Manajemen Basis Model (MBMS).

3. Subsistem Antar Muka Pengguna

Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan SPK melalui subsistem ini. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem.

4. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan

Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen. Dapat memberikan inteligensia untuk memperbesar pengetahuan pengambil keputusan.


(47)

Manajemen Data Manajemen Model Model Eksternal

Subsistem Berbasis Pengetahuan

Antarmuka Pengguna

Manajer (Pengguna)

Basis Pengetahuan Organisasional

Sistem Lainnya yang

Berbasis Komputer Internet, Intranet, Ekstranet

Gambar 2.3 Komponen Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

(Sumber: Turban, 2005)

2.3.7 Jenis Keputusan

Jenis-jenis keputusan menurut Hebert A. Simon (2005) :

1. Keputusan terprogram/terstruktur, umumnya adalah masalah yang berulang dan rutin sehingga tersedia berbagai metode solusi standar.

2. Keputusan semi terstruktur, berada antara masalah terstruktur dan tidak terstruktur, pemecahan masalahnya meliputi kombinasi dari prosedur solusi standar/ditangani oleh komputer dan penilaian manusia.

3. Keputusan tak terprogram/tidak terstruktur, bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini.

2.3.8 Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap-tahap pengambilan keputusan menurut Simon adalah:


(48)

mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.

2. Kegiatan Desain atau merancang, menemukan, menanamkan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.

3. Kegiatan Memilih, memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.

4. Kegiatan Menelaah, menilai pilihan-pilihan yang lalu.

Intelegensi

Desain

Pilihan

Implementasi/ Menelaah

Gambar 2.4 Tahap Pengambilan Keputusan

(Sumber: Turban, 2005)

2.4 Konsep Analytical Hierarkhi Process (AHP)

Proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif solusi penyelesaian masalah. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memugkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah kemudian menyusunnya menjadi suatu hierarki.

AHP memilki banyak keunggulan dalam menjalankan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.


(49)

2.4.1 Prinsip Dasar AHP

Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, di antaranya adalah :

1. Membuat hierarki

Sistem yang kompleks dapat dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki dan menggabungkannya.

2. Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekpresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan

Intensitas

Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

5

Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya

7

Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Kebalikan

jika aktivitas I mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya

dibandingkan dengan i (Kusrini, 2007)


(50)

Untuk membantu penilaian terhadap nasabahnya dan meningkatkan kinerja manajer memenuhi target dari pemerintah dalam penerimaan nasabah, dari 20 orang nasabah menjadi 50 orang nasabah setiap bulannya. Perbandingan berpasangan menurut Saaty di atas, dirasa sudah tepat untuk digunakan dalam melakukan perbandingan yang sesuai dengan kriteria yang terdapat di BNI Syariah, karena dapat memudahkan manajer dalam menggunakan sistem.

3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif disesuaikan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.

4. Logical consistency (konsistensi logis)

Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.4.2 Prosedur AHP

Menurut Kusrini (2007), prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun

hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.


(51)

a. Langkah pertama dalam menetukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.

b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.

3. Sintesis

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah keseluruhan: a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.

b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

4. Mengukur konsistensi

Dalam membuat keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidah menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dan konsistensi yang rendah, hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

a. Kalikan Setiap nilai pada kolom pertama kalikan dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya.

b. Jumlahkan setiap baris.

c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.


(52)

d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut

λ maks.

5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :

CI = (λ maks-n)/n………...Persamaan 1 Di mana n = banyaknya elemen

6. Hitung rasio konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus :

CR = CI/IR………...Persamaan 2

Di mana CR = Consistency Ratio, CI = Consistency Index dan IR = Index Random Consistency.

7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.

Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi

Ukuran Matriks Nilai IR

1,2 0

3 0,58

4 0,9

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41


(53)

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

(Kusrini, 2007)

2.5 Perbankan Syariah

Syariat Islam merupakan ajaran yang mengatur hubungan antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhan. Pengertian syariat Islam dapat dibedakan menjadi 3 yaitu, ibadah, akhlaq, dan muamalah. Muamalah secara umum merupakan

ketentuan syari‟at yang mengatur hubungan antara sesama manusia baik dalam bidang

sosial, politik, hukum, maupun ekonomi. Salah satu muamalah dalam ekonomi meliputi kegiatan jual beli (ba’i), pelarangan bunga (riba), piutang (qard), gadai (rahn), pemindahan hutang (hawalah), kerjasama dalam perdagangan (qiradh), jaminan (dhaman), sewa menyewa (ijarah) dan lain-lain.

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang pengoperasiannya berdasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islami, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur‟an dan Hadis. Kehadiran bank syariah diharapkan dapat memberikan alternatif bagi masyarakat dalam memanfaatkan jasa perbankan yang selama ini masih didominasi oleh sistem konvensional/sistem bunga (Amalia, 2007).

Nasabah adalah orang yang biasa berhubungan dengan (atau menjadi pelanggan) bank dalam hal keuangan. Nasabah menggunakan jasa bank, baik itu untuk keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005)


(54)

Pada zaman Rasulullah SAW belum terdapat lembaga keuangan, namun praktek yang sesuai dengan fungsi perbankan telah dijalankan secara individu. Pada zaman Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah terdapat orang-orang yang mempunyai keahlian khusus seperti Kurir (Naqib), Penukar uang (Syaraf), Penerima titipan (Jihbis).

Jihbis secara perorangan telah dilakukan sampai ke Eropa. Pada masa kekuasaan Raja Hendri VIII tahun 1545, diperbolehkannya bunga bank dan diharamkannya riba. Di masa kekuasaan Eduard VI dilarangnya praktek bunga bank, dan pada masa kekuasaan Ratu Elisabeth I kembali diperbolehkannya praktek Bunga Bank. Karena faktor itulah di zaman Reinasen, peradaban muslim runtuh dan dikuasai perbankan berbasis bunga.

Di Indonesia saat ini, perekonomian berbasis syariah mulai dikembangkan. Mayoritas penduduk yang beragama Islam dan didorong rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, serta rasa tentram yang dirasakan menjadi alasan utama perekonomian syariah mulai diminati kembali. Sehingga pada tahun 1992 didirikan pertama kali Bank umum Syariah di Indonesia berdasarkan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang mengatur era dual banking sistem, yaitu melakukan dua sistem kegiatan usaha perbankan, baik konvensional dan berdasarkan prinsip syariah sekaligus, sehingga memungkinkannya suatu bank beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil.

Atas dasar UU No.7/1992 dan peraturan pemerintah (PP No.72), maka berdirilah

lembaga keuangan syariah yang pertama yaitu Bank Mu‟amalat Indonesia. Di tahun 1998

dikeluarkannya UU No.10/1998 yang merupakan perubahan UU No.7/1992 mengatur dual sistem bank yang memungkinkan bank konvensional membuat Unit Usaha Syariah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) di tahun 2003 juga mengeluarkan fatwa bunga bank haram sehingga membuat banyak bank menjalankan operasionalnya secara prinsip syariah.

2.5.2 Fungsi Perbankan Syariah


(55)

dana berlebih dan menyalurkannya melalui pihak yang membutuhkan dana serta menjalankan fungsi jasa keuangan. Sedangkan fungsi bank syariah tidak jauh berbeda dengan fungsi bank konvensional, hanya saja dalam melakukan kegiatan perbankannya berbasis syariah/Islami dan tanpa riba. Fungsi bank syariah yang lainnya adalah :

a) Manajer Investasi, maksudnya adalah bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang dihimpun, karena besar-kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima oleh pemilik dana yang dihimpun tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah. Fungsi ini hanya dimengerti dan dipahami oleh para bankir yang bekerja di bank syariah.

b) Investor, maksudnya adalah bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut, dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah. c) Jasa Keuangan, yaitu dengan memberikan layanan jasa seperti kliring, transfer,

inkaso, pembayaran gaji dan sebagainya dengan memperhatikan prinsip-prinsip syariah.

d) Sosial, mengharuskan perbankan Islam memberikan pelayanan sosial melalui pinjaman kebajikan (Qard), zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

2.6Konsep Dasar Pembiayaan 2.6.1 Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan berasal dari kata yang berarti uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan dan sebagainya) sesuatu; ongkos; belanja pengeluaran. Jadi pembiayaan segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya pada suatu lembaga keuangan


(56)

kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005)

Menurut undang-undang No. 10 Tahun 1998 pasal 1 butir 12, pembiayaan adalah penyelesaian atau uang tagihan yang dapat dipersamakan dengan berdasarkan persetujuan antara bank dengan pihak yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan pembagian hasil keuntungan.

Jadi pembiayaan berarti pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, berlandaskan kepercayaan dengan pembagian hasil keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dijelaskan dalam QS. An Nisa, 29 :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”.

2.6.2 Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

Tujuan Pembiayaan antara lain (Muhammad, 2005) :

a. Memperoleh bagi hasil dari modal yang disimpannya; memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.

b. Membantu mengembangkan usaha. c. Memperoleh barang yang dibutuhkan. d. Mengurangi pengangguran.

e. Dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga makin banyak masyarakat yang dapat dilayani.


(57)

a. Meningkatkan dayaguna uang dan barang. b. Meningkatkan peredaran uang.

c. Menjaga stabilitas ekonomi.

d. Meningkatkan pendapatan nasional. e. Penghubung ekonomi internasional

f. Menimbulkan kegairahan berusaha dan memperlancar produksi serta konsumsi sehingga taraf hidup masyarakat meningkat.

2.6.3 Prosedur dalam Pemberian Pembiayaan

Prosedur pemberian dan penilaian pembiayaan oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dan prosedur dan persyaratan yang diterapkan dengan pertimbangan masing-masing.

Dengan memperhatikan ketentuan umum manajemen pembiayaan di bank syariah. Aspek yang perlu diperhatikan dalam prosedur analisis pembiayaan yaitu (Muhammad, 2005).:

1. Berkas dan pencatatan.

2. Data pokok dan analisis pendahuluan.

a. Rencana pembelian, produksi dan penjualan. b. Realisasi pembelian, produksi dan penjualan. c. Jaminan.

d. Laporan keuangan.

e. Data kualitatif dari calon debitur.

3. Penelitian data (data realisasi usaha dan penilaian barang jaminan). 4. Laporan keuangan.


(58)

Sebelum fasilitas pembiayaan diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari penilaian pembiayaan sebelum pembiayaan tersebut disalurkan. Penilaian pembiayaan oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya seperti melalui prosedur penilaian yang benar.

Kriteria penilaian yang dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah (mudharib) dengan melakukan analisis 5 C dan 7 P. Penjelasan analisis dengan 5C (Kasmir, 2005) adalah sebagai berikut:

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dapat dipercaya/amanah, memiliki itikad yang baik atau tidak. Idealnya karakter calon musytari memiliki nilai (value) yang berimbang pada dirinya sesuai dengan QS. Al-Anfal, 27 :

“Hai orang-orang beriman janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah mengkhianati amanat yang telah dipecayakan kepadamu sedang kamu mengetahui”.

2. Capacity

Melihat kemampuan nasabah yang berkaitan dan kemampuan dalam menjalankan usahanya selama ini.

3. Capital

Melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan (neraca laporan rugi laba). Capital juga dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang.

4. Colleteral


(59)

non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan. 5. Condition

Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan.

Kemudian penilaian pembiayaan dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut: 1. Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari hari maupun masa lalunya, apakah amanah atau tidak dan sebagainya.

2. Part

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, Ioyalitas serta karakternya.

3. Purpose

Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah.

4. Prospect

Menilai nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak. Melihat kestabilan dari usaha yang dijalankan nasabah tersebut.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan


(60)

semakin meningkat. 7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi. 2.7 Konsep Dasar Murabahah

2.7.1 Pengertian Murabahah

Murabahah adalah salah satu bentuk pembiayaan yang teradapat di BNI Syariah. Pembiayaan yaitu peminjaman dana oleh nasabah, biasanya berupa pemesanan suatu barang yang dibiayai oleh pihak bank. Murabahah merupakan pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal, ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati, dengan pihak bank selaku penjual dan nasabah selaku pembeli.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.

Transaksi dengan prinsip murabahah berarti terjadi jual beli barang antara dua pihak, yaitu penjual dan pembeli mengetahui harga jual di atas harga pokok (harga pokok ditambah keuntungan) yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli. Pernyataan Standar Akuntansi Syariah No.59 paragraf 52 dan 57 (PSAK 59: pr52 dan pr57) menjelaskan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga pembelian dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Harga beli harus diberitahukan terlebih dahulu kemudian disepakati sebagai harga jual.

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:


(61)

1. Pelaku akad, yaitu penjual (ba’i) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, pembeli (musytari) adalah pihak yang memerlukan dan membeli barang.

2. Objek akad, yaitu barang dagangan (mabi’) dan harga (tsaman). 3. Shighah, yaitu ijab dan qabul.

MURABAHAH

NASABAH BANK SUPPLIER

SKEMA MURABAHAH

Pembayaran Uang Muka (Urbun) & Cililan Pengajuan pembiayaan /

Pesan barang

Pembelian barang pesanan

Kirim Barang pesanan

Gambar 2.5 Skema Murabahah

(Ascarya, 2007)

2.7.2 Karakteristik Murabahah

Karakteristik murabahah adalah penjual harus memberitahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama.

Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan maupun tanpa pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat sesuai dengan pesanan pembeli. Cara pembayaran pada pembiayaan murabahah dapat secara tunai maupun secara angsuran.


(62)

Pembiayaan murabahah yang dilaukan oleh BNI Syariah sudah sesuai dengan aturan syariah dan karakteristik murabahah itu sendiri. Alur pembiayaan murabahah di BNI Syariah diawali dengan calon nasabah membawa dokumen berisi data-data pribadi dan persyaratan untuk mengajukan pembiayaan yang kemudian diserahkan ke bagian pembiayaan murabahah, untuk diinput ke dalam sistem. Manajer bagian pembiayan murabahah akan menganalisis dan melakukan penilaian dari data tiap dokumen yang diajukan, agar dapat diketahui apakah calon nasabah tersebut layak atau tidak menerima pembiayaan. Jika memenuhi persyaratan dan diterima maka nasabah akan melakukan akad pembiayaan murabahah kemudian membayar angsuran sesuai perjanjian. Sebaliknya jika persyaratan kurang akan ditolak sebagi penerima pembiayaan murabahah.

Nasabah

Bag. Pembiayaan Murabahah

Pay

to $

Bukti Angsuran Melakukan Pengajuan

Pembiayaan

verifikasi Melakukan Akad

Membayar Angsuran

SKP (Surat Keputusan Pencairan dari cabang)

Gambar 2.6 Alur Pembiayaan Murabahah BNI Syariah

2.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dengan melakukan studi lapangan, yaitu: b. Observasi


(63)

sedang dilakukan di lembaga yang menjadi obyek penelitian (Jogiyanto, 2005). c. Wawancara

Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interview) (Jogiyanto, 2005).

d. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan (Jogiyanto, 2005).

e. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan untuk menghimpun informasi yang berkaitan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti (Jogiyanto, 2005).

2.9 Metode Pengembangan Sistem Rapid Application Development (RAD)

Object Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah sebuah siklus yang menjelaskan dan menggambarkan cara kerja sistem yang berorientasi objek. Dimana keterkaitan antara sistem mempunyai tugas masing-masing dalam mengatasi dan meyelesaikan masalah yang ada, serta masing-masing mempunyai fungsi tertentu dalam memberikan kontribusi yang besar untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan (Mathiassen et al, 2000).

Pengembangan aplikasi cepat RAD adalah suatu pendekatan berorientasi terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall, 2008).

Metode RAD adalah metodologi pengembangan yang mengatur siklus hidup pengembangan sistem, sehingga bagian dari sistem dapat dikembangan dengan cepat.


(64)

Keuntungan menggunakan RAD, ialah user dapat memperoleh hasil dengan cepat dengan biaya yang rendah. Sedangkan kerugiannya ialah bekerja dengan sistem yang didesain secara tidak lengkap (Turban, 2005).

RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. Selain itu, RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.

2.9.1 Fase-Fase RAD

Ada tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. RAD melibatkan pengguna dalam setiap bagian upaya pengembangan dengan partisipasi mendalam dalam bagaian perancangan bisnis. Berikut ini merupakan tiga tahap dari fase RAD (Kendall, 2008) :

1. Fase Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning)

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif mendalam dari kedua kelompok tersebut, tidak hanya menunjukkan proposal atau dokumen. Selain itu, juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem biasa mengarahkan sebagai dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

2. Fase RAD Desain Workshop

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bias digambarkan sebagai workshop. Selama workshop desain RAD, pengguna merespons working prototype yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respons


(65)

pengguna. Tahapan ini melakukan identifikasikan solusi alternatif dan memilih tindakan terbaik, setelah itu mendesain solusi yang dipilih dan mengevaluasi hasilnya. Evaluasi ini dilakukan oleh user untuk mengetahui prototyping yang sudah dibangun sesuai dengan keinginan konsumen. Jika sesuai maka akan ke fase implementasi, dan jika tidak prototyping direvisi dengan mengulang fase perencanaan kebutuhan.

3. Fase Implementasi

Penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop untuk merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis dari perusahaan. Setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun kemudian disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba. Pada tahapan ini hanya sebatas pada pengujian sistem atau perangkat lunak yang telah dibangun.

Requirement Planning RAD Design Workshop Implementation

User Feedback

Identify Objectives and Information

Requirements

Work With Users To Design System

Built The System

Introduce The New System

Use Input From Users

Gambar

2.7 Fase-Fase Rapid Application Development (RAD)

(Sumber :Kendall, 2008)

2.10 Unified Modeling Language (UML) 2.10.1 Pengertian UML


(66)

objek, yang cocok untuk pemodelan berbagai SPK, sistem informasi dan komunikasi. UML merupakan bahasa yang telah menjadi standar untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. UML dapat mendefinisikan notasi, yang dapat menggambarkan berbagai diagram piranti lunak dalam metodologi pendesainan berorientasi objek (OO). UML lahir dari penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis berorientasi objek yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990-an (Martin Fowler, 2005).

2.10.2 Diagram UML

UML memiliki beberapa diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem. Tujuan pembuatan diagram ini adalah agar sistem mudah dimengerti oleh semua pihak, baik yang teknis maupun non teknis. Beberapa contoh dari diagram tersebut, antara lain :

1. Use Case Diagram

Use case secara grafis menggambarkan interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Use case mendefinisikan sistem kebutuhan, menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Use case diagram mempunyai peranan penting dalam pengorganisasian dan pemodelan behavior dari sistem. Menggambarkan sekumpulan use cae, actor dan hubungannya.


(67)

Gambar 2.8 Contoh Use Case Diagram (Sumber : Whitten, 2004) 2. Class Diagram

Class diagram menggambarkan struktur objek sistem yang menyusun sistem dan hubungan antar kelas objek tersebut. Class diagram terdiri dari sekumpulan class dan interface lengkap dengan kolaborasi dan hubungan antara mereka. (Booch, Rumbaugh, dan Jacobson, 1998). Class akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).

Class1 Class2

Class3 Class4

1 1...*

1...* 1

Gambar 2.9 Contoh Class Diagram

(Sumber : Whitten, 2004) 3. Object Diagram

Menggambarkan sekumpulan objek dan relasinya (Booch, Rumbaugh, dan Jacobson, 1998). Objek adalah turunan dari class yang spesifik, yang mempunyai


(68)

atribut dan sifat spesifik.

Gambar 2.10 Contoh Object Diagram

(Sumber : Kendall, 2008) 4. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.

Gambar 2.11 Contoh Activity Diagram


(69)

5. Statechart Diagram

Merupakan gambaran dari perubahan keadaan (state) suatu objek. Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu objek (dari satu state


(70)

ke state lainnya).

Gambar 2.12 Contoh Statechart Diagram

(Sumber : Whitten, 2004) 6. Sequence Diagram

Merupakan diagram interaksi yang menekankan pada urutan waktu dari pertukaran pesan (message) pada sebuah use case/operasi, bagaimana pesan terkirim dan diterima antara objek dalam sebuah sequence. Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan serangkaian langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.

Object1 Object2

Message1 Message2

Message3

Gambar 2.13 Contoh Sequence Diagram

(Sumber : Whitten, 2004) 2.11 PHP


(71)

pemrograman berbasis web. Bahasa pemrograman ini ditemukan oleh Rasmus Lerdorf di tahun 1994, bermula dari sebuah keinginan sederhana untuk memiliki alat bantu dalam memonitor pengunjung yang melihat situs web pribadinya. PHP merupakan bahasa web server, yaitu server Internet yang mampu melayani koneksi pengiriman data dalam protokol HTTP (hypertext transfer protocol) yang bersifat open source. Bahasa pemrograman ini dirancang agar dapat disisipkan dengan mudah ke halaman HTML. Script PHP tidak dikirim langsung ke client oleh server, melainkan diterjemahkan oleh engine PHP. Elemen-elemen HTML di dalam script di pisahkan, tetapi coding PHP diterjemahkan dan dieksekusi. PHP adalah salah satu bahasa Serve-side yang paling populer saat ini. PHP dapat berjalan pada web server dan di berbagai sistem operasi serta menjadi solusi yang sangat murah (karena gratis digunakan), mudah dibuat dan cepat dijalankan.

2.12 Database

Database adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utama adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Sebuah sistem database dapat memiliki beberapa database (Connolly,2005). Setiap database dapat berisi/memiliki sejumlah objek database, yang antara lain yaitu: Field, Record, File, Entity, Attribute, Primary Key, Foreign Key, Candidate Key, Composite Key, dan Alternate Key.

Database Management System (DBMS) adalah sebuah software system yang memungkinkan user membentuk dan mengatur database dan yang mengendalikan akses ke database (Connolly, 2005).

Tabel 2.3 Kelebihan dan Kelemahan DBMS

Keunggulan Kelemahan

a.Mengurangi duplikat data.

b.Menjaga Konsistensi dan Integrasi data.

c.Memudahkan pemerolehan informasi yang lebih banyak dari data yang sama disebabkan data

a. kompleksitas yang tinggi membuat administrator dan pemakai akhir harus benar-benar memahami fungsi-fungsi dalam DBMS.

b. Ukuran penyimpanan yang dibutuhkan sangat besar agar bisa bekerja secara


(72)

dari berbagai bagian dalam

organisasi dikumpulkan menjadi 1. d.Meningkatkan keamanan data dari

orang yang tak berwenang.

efisien.

c. Harga DBMS yang handal sangat mahal. d. Terkadang meminta kebutuhan

perangkat keras dengan spesifikasi tertentu sehingga biaya ada tambahan. (Kadir, 2003)

2.13 MySQL

MySQL merupakan database berbasis server maksudnya adalah database dapat diakses dari mana saja, sehingga penanganan database dilakukan secara terpusat. MySQL mempunyai tampilan client yang mempermudah mengakses database dengan password untuk mengijinkan proses yang boleh dilakukan. Kelebihan dari MySQL adalah dapat melakukan transaksi dengan mudah dan efisien serta mampu menangani jutaan user dalam waktu yang bersamaan.

2.14 XAMPP

XAMPP merupakan suatu software yang didalamnya terdapat Apache yang berfungsi sebagai web server, PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa web server side yang bersifat open source. Menghubungkan basis data MySQL dengan script PHP menggunakan perintah query dan escape character yang sama dengan PHP. PhpMyAdmin sebagai tempat melakukan konfigurasi keseluruhannya. Diperlukan software pendukung yang perlu di install terlebih dahulu, yaitu XAMPP untuk menjalankan sistem ini. Versi yang digunakan adalah versi Xampp-win32-1.5.3, versi yang sudah dapat berjalan di Windows XP dan Windows vista.

2.15 Macromedia Dreamweaver 8

Dreamweaver 8 adalah sebuah program web editor yang digunakan untuk membuat dan mendesain web tanpa harus menulis tag-tag HTML satu persatu. Dreamweaver paling


(73)

sering digunakan oleh web desainer atau web programmer dalam mengembangkan suatu situs web. Hal ini disebabkan area kerja, fasilitas, dan kemampuan Dreamweaver yang makin powerful dan menunjang peningkatan produktifitas dan efektifitas untuk mendesain atau membangun situs web.

2.16 Pengujian Sistem

Sebelum sistem pendukung keputusan ini dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian SPK ini dilakukan dengan black box testing, karena memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan untuk suatu program (Pressman, 2007). Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut (Pressman, 2007):

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4. Kesalahan kinerja.

5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Blackbox testing ini dilakukan untuk mengetahui suatu aksi yang kemudian akan dilihat reaksi dari sistem itu sendiri, apakah alur sistem telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.

2.1.7 Studi Literatur Penelitian Sejenis

Pada studi literatur penelitian sejenis ini akan dijelaskan penelitian yang pernah ada dan berkaitan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan dan akan dipergunakan sebagai bahan perbandingan.

1. Alexander Setiawan (2009) dalam penelitian yang berjudul ”Perancangan dan


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Panduan Sistem

1. Install Xampp (versi win32-1.5.3 / yang sudah dapat berjalan di Windows XP dan Windows vista).

2. Jalankan sistem pada xampp.

3. Masukan username, password dan level pengguna untuk masuk ke dalam sistem.

4. Jika masuk sebagai level pengguna Administrator maka akan masuk sebagai Admin,

menu tampilannya terdiri dari Home, Input data nasabah, Lihat data nasabah, Ganti

password dan Logout.

5. Pilih menu Input data nasabah untuk memasukan data-data nasabah, setelah selesai pilih

button simpan.

6. Pilih menu Lihatdata nasabah untuk melihat hasil inputan data nasabah, untuk mengubah

data pilih button edit dan untuk menghapus data pilih button hapus.

7. Pilih menu Ganti password untuk mengubah password Admin setelah selesai pilih button

simpan.

8. Pilih menu Logout untuk keluar sistem.

9. Jika masuk sebagai level pengguna Manajer, menu tampilannya terdiri dari Home, Input

AHP, Kualitas nasabah, Hitung nilai, Ganti password dan Logout.

10.Pilih menu Input AHP submenu Kriteria untuk menginput Kriteria AHP dan submenu

Subkriteria tiap AHP, setelah selesai pilih button simpan.

11.Pilih menu Kualitas nasabah submenu Input Kualitas nasabah untuk melakukan penilaian

nasabah oleh Manajer setelah selesai pilih buttonsubmit.

12.Pilih menu Hitung nilai submenu Nilai per nasabah, kemudian akan muncul hasil inputan


(6)

13.Pilih menu Hitung nilai submenu Hasil akhir, kemudian akan muncul hasil perhitungan

tiap nasabah, apakah layak mendapat Pembiayaan atau tidak. Berupa laporan dan grafik.

14.Pilih menu Ganti password untuk mengubah password Manajer setelah selesai pilih

button simpan.