Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

5. Teknik Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. F. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam lima bab dan masing- masing bab terdiri dari sub- sub bab, adapun secara sistematis bab-bab tersebut adalah sebagai berikut: Bab I, Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan teknik penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II, Pembahasan dalam bab II ini mengenai hak-hak politik yaitu membahaskan, pengertian hak- hak politik, sejarah hak politik dalam Islam. Bab III, Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum UU hasutan 1948 di Malaysia, seterusnya tafsiran UU hasutan, beberapa hal yang diatur dalam UU hasutan, tinjauan UU hasutan dalam perlembagaan persekutuan dan implementasi UU hasutan. Bab IV, Merupakan tinjauan hukum Islam terhadap hak- hak politik dan juga kedudukan UU hasutan dalam pandangan hukum Islam Bab V, Merupakan bab penutup, yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran. 12

BAB II HAK-HAK POLITIK

A. Pengertian Hak-hak Politik

Kata hak politik terdiri dari dua kata yaitu hak dan politik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata hak berarti benar, milik, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan dan sebagainya, kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu dan hak juga berarti derajat atau mertabat. 1 Kata hak berasal dari bahasa Arab yang secara etimologi mengandung beberapa arti. Dalam al-Quran terdapat beberapa makna untuk kata hak. Makna hak sebagai ketetapan dan kepastian terdapat dalam al-Quran surat Yasin36: 7. Makna hak sebagai menetapkan dan menjelaskan terdapat dalam surat al-Anfal8: 8. Makna hak sebagai bagian yang terbatas terdapat dalam al- Ma’arij70: 24-25. Kata hak dengan arti benar, lawan dari batil, terdapat dalam surat Yunus10: 35. 2 Dalam kamus Lisan al-Arab, kata hak diartikan dengan ketetapan, kewajiban, yakin, yang patut dan benar. 3 Sedangkan kata politik berasal dari kata politic Inggris yang menunjukkan sifat peribadi atau perbuatan. Secara leksikal, asal kata tersebut 1 Tim Penyusun Kamus Departe men Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indoesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Bala i Pustaka, 1998, Cet. I, h . 292 2 Ikhwan, Hak Asasi Manusia dalam Islam, Ja karta: Logos, 2004, Cet. I, h. 9 3 Jalaluddin Muhammad Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab, Mesir: Dâr a l-M ishriyah li a l- Talif wa al-Tarja mah, t.th, Ju z 11, h. 332-343 berarti acting or judging wisely, well judged, prudent. Kata ini terambil dari kata Latin politicus dan bahasa Yunani Greek politicos yang berarti relating to a citizen. Kedua kata tersebut juga berasal dari kata polis yang bermakna city “kota”, politic kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan tiga arti, yaitu: Segala urusan dan tindakan kebijaksanaan, siasat dan sebagainya mengenai pemerintahan sesuatu negara atau terhadap negara lain, tipu muslihat atau kelicikan dan juga dipergunakan sebagai nama bagi sebuah disiplin pengetahuan, yaitu ilmu politik. 4 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia politik diartikan sebagai ilmu pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan kebijakan, siasat dan sebagainya mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain, kebijakan cara bertindak dalam menghadapi atau menangani suatu masalah. 5 Politik merupakan kata kolektif yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan. 6 Menurut Miriam Budiardjo, politik adalah bermacam- macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. 7 Selanjutnya sebagai suatu sistem Munawir Sadzali menerangkan, bahwa politik adalah suatu 4 Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-Quran, Jaka rta: PT. Ra ja Grafindo Persada, 1995, Cet. II, h. 34 5 Ibid., h. 292 6 Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Bary, Kamus Ilmiah Kontemporer, Surabaya: Arkola, 1994,cet. I h. 608 7 Miria m Budiard jo, Dasar-dasar Ilmu Politik , Jakatra: PT. Gra media Pustaka Uta ma, 2005, Cet. XXVII, h. 8 konsepsi yang berisikan ketentuan-ketentuan siapa sumber kekuasaan negara; siapa pelaksana kekuasaan tersebut; apa dasar dan bagaimana cara untuk menentukan serta kepada siapa kewenangan melaksanakan kekuasaan itu diberikan; kepada siapa pelaksana kekuasaan itu bertanggungjawab dan bagaimana bentuk tanggungjawabnya. 8 Politik dalam bahasa Arab disebut dengan siyâsah yang berasal dari kata س س - س س - س س , yang berarti mengurus kepentingan seseorang. Dalam kamus al-Muhîth dikatakan: ً س س َعَ ا ْسس : ْ ْ أ yang berarti saya memerintahnya dan melarangnya. 9 Politik atau siyâsah mempunyai makna mengatur urursan umat, baik secara da lam karenapun luar negeri. Politik dilaksanakan baik oleh negara pemerintah karenapun umat rakyat, negara adalah institusi yang mengatur urusan tersebut secara praktis, sedangkan umat atau rakyat mengoreksi muhasabah pemerintah dalam melakukan tugasnya. 10 Difinisi ini diambil dari hadis-hadis yang menunjukkan aktivitas penguasa, kewajiban untuk mengoreksinya, serta pentingnya mengurus kepentingan umat atau rakyat. Rasulullah SAW bersabda: 8 Munawir Sya zili, Islam dan Tata Negara, Jaka rta:UI Press. 1990,cet. V, h. 41 9 Muhammad bin Ya’qub al-Fairuz Abadi, Al-Qâmûs al-Muhîth, Bairut: Dâr al-Fikir, 1995, cet. I, h. 496 10 Abdul Qadim Za llu m, Afk aru Siyasiyah, edisi Indonesia: Pemik iran Politik Islam, diterje mah kan oleh Abu Faiz, Bangil: Al-Izzah, 2004, Cet. II, h. 11