Implementasi Akta Hasutan di Malaysia

Setiap hari di media cetak dan elektronik, hanya terpa mpang tentang kebaikan partai pemerintah dan keburukan partai oposisi. Walaupun partai oposisi tidak dapat menggunakan media seperti partai pemerintah. Salah satu media yang tidak diberi kebebasan adalah media cetak milik partai oposisi PAS. Ini karena Pemerintah telah menindas surat kabar dan majalah dengan menekankan para penerbit untuk mendapatkan permit resmi setiap tahun dan mempunyai kuasa dan selera untuk menggantung permit itu seandainya muncul berita yang tidak menyenangkannya. Pemerintah mau berperan besar dalam mengaturkan cara partai politik oposisi menyebarkan maklumat mereka. Karena itu, partai oposisi hanya dibenarkan menjual penerbitan mereka kepada ahli-ahli saja. 19 Pada peringkat permulaannya, Harakah dikeluarkan setiap hari, tetapi ia telah di halang penjualannya oleh pihak pemerintah. Mereka bimbang karena peningkatan pembelian Harakah oleh masyarakat. Bimbang jika Harakah dapat mempengaruhi pemikiran rakyat, oleh karena merasa tergugat maka pihak pemerintah telah menggunakan UU Penerbitan dan Percetakan sehingga Harakah hanya dapat dijual dua kali dalam seminggu. Walaupun begitu mereka merasa bimbang dan mengetatkan lagi syarat sehinggala h Harakah hanya dapat dikeluar dua kali dalam sebulan. Ketidakadilan yang berlaku ini sungguh ketara. 20 20 http:mindapengarang.wordpress.com20090610demo krasi-d i-malaysia-boleh- dijustifikasikan diakses pada tanggal 25 52011 ja m 12:45 WIB Kebebasan media juga sering disempitkan oleh UMNO-BN. Apabila pihak pembangkang mempersoalkan hak kebebasan media yang bersifat double standard, mereka mengatakan bahwa pemerintah tidak pernah membatasi rakyat Malaysia menggunakan media untuk menyatakan pendapat. Mereka berhujah, sekiranya tidak ada demokrasi dalam media sudah tentu koran seperti Harakah, Suara Keadilan, Siasah, blog-blog, dan sebagainya telah diharamkan oleh pemerintah. 21 Harry Street dalam bukunya freedom, the individual and the law menegaskan bahwa disisi undang- undang yang dikatakan kebebasan surat kabar ialah kebebasan atau hak untuk menerbitka n sesuatu. Artinya berdasarkan uraian profesor undang- undang ini, sekiranya wujud pembatasan dalam bentuk apa sekalipun dan atas alasan apa sekalipun maka tidak wujudlah apa yang dikatakan kebebasan surat kabar itu. 22 Kesimpulanya ini semua jelas menunjukkan bahwa kebebasan surat kabar dan media elektronik tidak sepenuhnya dilaksanakan karena batasan dalam UU tersebut. Pemerintah juga memanipulasikan UU ini untuk kepentingan mereka sendiri. 21 Ahmad Henry, 60 tahun Islam di bawah UMNO-BN terbelak ah Islam?, Pe rak, Pustaka Ibnu Al-Manhar. 2010 cet.1, h.83 22 Abdul Aziz Bari, Politik Perlembagaan, Kuala Lu mpur: Institute Kajian Dasar IKD, 2005,cet. I, h. 207. 44

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK DAN AKTA

HASUTAN

A. Tinjauan Hukum Islam terhadap hak-hak politik

Menurut Muhammad Anis Qasim Ja’far, hak-hak politik itu ada tiga macam, yaitu: 1. Hak untuk mengungkapkan pendapat dalam pemilihan dan referendum; 2. Hak untuk mencalonkan diri menjadi anggota lembaga perwakilan dan lembaga setempat; dan 3. Hak untuk mencalonkan diri menjadi presiden dan hal- hal lain yang mengandung persekutuan dan penyampaian pendapat yang berkaitan dengan politik; 1 Ketiga hak politik ini, tegas Qasim, tidak berlaku kecuali bagi orang- orang yang memenuhi syarat-syarat tertentu di samping syarat kewarganegaraan. Seseorang boleh menggunakan atau tidak menggunakan hak-hak politik tersebut tanpa ikatan apa pun. 2 Menurut A. M. Saefuddin bahwa tiap individu memiliki hak-hak politik di antaranya hak memilih, hak musyawarah, hak pengawasan, hak pemecatan, hak pencalonan dalam pemilihan dan menduduki jabatan. 1 Dikutip di dala m buku Mujar Ibnu Syarif, M. Ag, Hak -hak Politik Minoritas Nonmuslim Dalam Komunitas Islam: Tinjauan dari Persfek tif Politik Islam, Bandung: Penerbit Agkasa, 2003, cet. I, h. 67 2 Ibid, hlm. 68 Secara umum hak-hak politik dapat diuraikan sebagai berikut: a. Hak Berkumpul dan Beserikat Hak berkumpul dan berserikat merupakan hak dasar bagi umat rakyat untuk bebas berserikat dan membentuk partai-partai atau organisasi-organisasi. Hak ini tunduk pada aturan-aturan hukum tertentu, dan harus dilaksanakan untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran, bukan untuk menyebarkan kejahatan dan kekacauan. Allah berfirman Surah Ali-Imran3110:             لا ار ع Artinya: “Kamu adAliah umat pilihan yang telah dilahirkan untuk seluruh umat manusia. Kamu menyuruh berbuat kebajukan dan melarang kemungkaran serta kamu beriman kepada Ali lah”. QS: Surah Ali-Imran3110 Ini berarti bahwa merupakan kewajiban dan tugas seluruh umat muslim untuk melarang melakukan kejahatan. Apabila umat muslim seluruhnya tidak melaksanakan tugas ini maka sesuai dengan firman Alilah Surah Alii- Imran3104                 لا ار ع Artinya: “Hendaklah ada sekelompok orang dari kamu yang menyeru manusia kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran” . QS: Surah Ali-Imran3104 Ini jelas menunjukkan bahwa apabila masyarakat semuanya mulai melalaikan kewajiban-kewajibannya, maka mutlak penting di sana ada paling tidak sekelompok masyarakat yang bersedia melakukannya. Agama Islam telah menganugerahkan kepada rakyat hak untuk membentuk perkumpulan dan partai atau organisasi. 3 Sebagai mana telah dinyatakan dalam ayat di atas, hak ini bukan merupakan sebuah hak yang mutlak, namun harus dijalankan menurut pembatasan-pembatasan umum tertentu. Yakni hak ini harus dilaksanakan untuk tujuan propaganda dakwah amal-amal kebaikan dan kesolehan, serta harus dipergunakan untuk menumpas kejahatan dan kesesatan. Rakyat dapat bebas mengadakan dan mengorganisasikan pertemuan-pertemuan, serta sebuah negara Islam tidak boleh melarang hak ini kecuali kalau mengadakan pelanggaran yang nyata. 4 Oleh sebab itu setiap orang berhak untuk turut serta bersama-sama dalam kehidupan keagamaan, sosial budaya dan politik dari masyarakatnya dan mendirikan lembaga- lembaga di mana berdasarkan ini ia menikmati hak-haknya dan mengembangkan sepenuhnya diri kepribadiannya. Allah berfirman :              ر شلا : ٨ 3 Abul A’la Maududi, Hak-hak Asasi Manusia dalam Islam terjemahan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet. III, h. 32 4 Syekh Syaukat Hussain, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, Jakarta: Ge ma Insani Press, 1996, Cet.I , h. 84