Pengertian Wisatawan Objek dan Daya Tarik Wisata

Oleh Karena itu, sebagai bahan pertimbangan dapat kita lihat beberapa pendapat berikut mengenai pengertian pariwisata : I. Menurut TAP MPRS NO. I-II1960 disebut bahwa “Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam member hiburan jasmani dan rohani, setelah beberapa saat bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain pariwisata dalam negeri. II. Herman V. Sculalard, seorang ahli ekonomi Australia 1910, dalam Sahat, 1997 : 112, menyatakan bahwa “Kepariwisataan merupakan penjumlahan kegiatan terutama yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian, secara langsung berhubungan dengan keluar masuknya orang-orang asing ke suatu Negara, daerah maupun kota tertentu. III. Salah Wahab dalam bukunya yang berjudul “An Introduction On Tourism Teory”, dalam Yoeti, 1995 : 116 mengemukakan bahwa “Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mengadakan pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri atau di luar negeri meliputi pandiaman orang-orang dari daerah lain, daerah tertentu suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap”.

2.2. Pengertian Wisatawan

Wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk menikmati perjalanan tanpa adanya paksaan. Sebagai bahan perbandingan dapat dilihat batasan wisatawan menurut para ahli kepariwisataan Inggris dalam Yoeti, 1996 : 160 : 1. F.W. Ogilvie mengatakan bahwa wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun, dan kedua bahwa sementara mereka pergi mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tidak untuk mencari nafkah di tempat tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. A.J. Norwal mengatakan bahwa wisatawan adalah seorang yang memasuki wilayah di negeri asing dengan maksud atau tujuan apapun, asalkan bukan untuk tinggal selamanya atau usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan dan mengeluarkan uangnya di negeri yang di kunjungi, yang mana bukan diperoleh di negeri tersebut tetapi di negara lain. Bila diperhatikan batasan-batasan tersebut maka seseorang itu dapat disebut wisatawan jika : 1. Perjalanan yang dilakukan lebih dari 24 jam. 2. Perjalanan yang dilakukan hanya sementara waktu. 3. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak bermaksud untuk mencari nafkah di tempat atau daerah yang dikunjungi.

2.3. Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata tourist attraction merupakan salah satu unsur pokok dalam pengembangan dunia kepariwisataan yang keberadaannya akan mendorong para wisatawan untuk mengunjunginya. Objek dan daya tarik wisata juga merupakan hal yang sangat penting dalam mensukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai aset yang dapat ditawarkan kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan sekaligus merupakan sasaran utama wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah atau negara. Dalam pengertian luas bahwa wisatawan dapat disebut sebagai objek daya tarik wisata. Universitas Sumatera Utara Menurut UU No. 91990, objek dan daya tarik wisata memiliki pengertian tersendiri, yaitu : a. Objek wisata adalah hal-hal yang menarik untuk dilihat, dirasakan oleh wisatawan yang bersumber pada alam saja. b. Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menarik ntuk dilihat, dinikmati dan dirasakan oleh wisatawan yang merupakan hasil kerja manusia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 241979 : a. Objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia atau hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dari tempat atau keadaan alam yang memepunyai daya tarik bagi wisatawan untuk dikunjungi. b. Atraksi wisata adalah semua yang diciptakan manusia berupa penyajian kebudayaan seperti tari-tarian, kesenian rakyat, upacara adat, dan lain-lain. Sumber objek wisata sebagai daya tarik wisata dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu : a. Nature alam yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam untuk dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati dan memberikan kepuasan bagi wisatawan, misalnya keindahan alam, flora dan fauna, dan lain-lain. b. Culture kebudayaan yaitu segala sesutau yang berupa daya tarik yang berasal dari seni dan kreasi manusia berupa kesenian, tari-tarian, upacara adat, keagamaaa, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara c. Human manusia yaitu segala sesuatu yang merupakan aktivitas atau kegiatan manusia yang khas dan mempunyai daya tarik tersediri yang dapat dijadikan objek wisata, misalnya Suku Dayak di kalimantan, Suku Asmat di Irian Jaya dengan gaya dan cara hidup yang masih primitive sehingga menimbulkan keunikan tersendiri. d. Man Made ciptaan manusia yaitu segala sesuatu yang merupakan hasil karya manusia ynag dapat dijadikan sebagai objek dan daya tarik wisata, misalnya candi- candi, prasasti, monument, kerajinan tangan, dan lain-lain. Untuk mengembangkan objek wisata yang telah ada, pemerintah telah melakukan usaha pembenahan, misalnya dibidang prasarana yaitu dengan membangun dan merehabilitasi jalan- jalan menuju ke daerah objek wisata. Ada beberapa syarat teknis dalam menentukan suatu daerah tujuan wisata atau objek wisata yang dapat dikembangkan, yaitu : a. Adanya objek dan daya tarik wisata yang beraneka ragam Site and Event Attraction. • Site Atrraction adalah bebrapa hal yang dimiliki oleh objek wisata pada saat objek wisata itu telah ada atau daya tarik objek wisata itu bersamaan dengan adanya objek wisata tersebut. • Event Atrraction adalah daya tarik wisata yang dibuat oleh manusia. b. Assebilitas adalah kemudahan untuk mencapai daerah objek wisata. c. Amenitas adalah tersedianya sarana dan prasarana di objek wisata tersebut. d. Tourist Organitation adalah adanya lembaga atau badan yang mengelola objek wisata sehingga tetap terpelihara.

2.4. Motif Perjalanan Wisata