teladan di masyarakat.
3.2. Pengertian Masyarakat Melayu
Suku bangsa Melayu adalah salah satu dari delapan masyarakat etnis budaya “asli” yang menetap di Provinsi Sumatera Utara. Walaupun terdapat beberapa perbedaan dalam corak
adat istiadat serta kebiasaan di antara kelompok masyarakat ini, namun terdapat hal-hal mendasar yang universal, aspek-aspek dimana adat istiadat dan kebiasaan berpengaruh dan
berperan dalam perwujudan sikap, karakter, respon, cara pandang dan lainnya merupakan ciri- ciri yang koresponden. Dari sudut kebahasaan, ungkapan, rasa bahasa dan gaya bahasa
mendukung pula pemahaman mengenai karakteristik masyarakat penutur dan pemakai bahasa. Masyarakat Melayu sesungguhnya bukanlah kumpulan masyarakat yang berlandaskan
genealogis tetapi lebih merupakan suatu “Melting Pot” asal berbagai suku bangsa ataupun bangsa yang diikat oleh suatu kesatuan dengan landasan agama Islam bahasa Melayu dengan
berbagai dialek, sosiolek, kronolek, tempolek, maupun idiolek, berpakaian, beradat istiadat serta bertradisi Melayu.
Pengertian masyarakat Melayu dapat disimpulkan dalam tiga bidang : a.
Dalam arti luas :
Merupakan rumpun melayu yang Masyarakatnya tersebar di daerah
Indonesia, Malaysia, Muangthai dan sebagian dari pulau-pulau lautan teduh.
Universitas Sumatera Utara
b. Dalam arti pertengahan :
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berpuluh puluh suku bangsa, berhimpun
dalam satu kesatuan daerah pemerintahan sendiri yang meliputi
bekas Netherland-Indie dahulu. c.
Dalam arti sempit :
Masyarakat Melayu yang khusus berdiam di dataran rendahpantai sumatera timur
dan daerah pantai lainnya yang juga dinamakan Melayu Pesisir.
3.3. Adat Istiadat Masyarakat Melayu
Setiap suku bangsa etnis pasti mempunyai peraturan adat yang berbeda dengan suku bangsa lainnya sesuai dengan pegangan dan pandangan hidup mereka masing-masing. Adat
istiadat ini selalu berkaitan erat dengan sistem dan tata nilai dari budaya mereka masing- masing yang dijadikan panduan dalam bertingkah laku dan berperilaku sosial terhadap
masyarakat lainnya. Masyarakat Melayu seperti halnya kelompok masyarakat lain, memiliki adat istiadat
yang berhubungan dengan alam kehidupan mereka yang dikenal dengan istilah Rites de Passage Ritus Peralihan. Rites de Passage adalah ritus peralihan atau upacara adat dalam
menghadapi perubahan kehidupan dari mulai lahir sampai meninggal dunia. Setiap peralihan tersebut selalu disertai dengan upacara khusus, misalnya usia balita memasuki usia remaja
selalu disertai dengan upacara-upacara untuk memberikan bekal bagi si anak dalam menghadapi dunia remaja, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Adapun beberapa upacara peralihan dalam kehidupan masyarakat Melayu Deli, yaitu :
1. Adat Melenggang Perut atau Mandi Tian.
Upacara ini dilakukan ketika si ibu mengadung dan usia kandungannya telah mencapai usia 7 bulan. Adat ini harus dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam
seumur hidup seorang ibu. Upacara ini dilakukan untuk membuang dan menjauhkan si ibu dari kesialan yang mungkin ada dalam diri si ibu dan sekaligus untuk
membetulkan kedudukan si bayi dalam perut si ibu sehingga memudahkan proses melahirkan.
2. Adat Semasa Hamil.
Ketika usia kandungan si ibu mencapai 9 bulan, dianjurkan agar si ibu memasukkan beras, kelapa 1 buah, benang merah, tepak sirih, dan secaran air ke dalam sebuah
bakul. Kelapa dibenamkan separuh ke dalam beras dan kelapa tersebut dililitkan benang merah serta sepasang lilin di atas kelapa sawit.
Kemudian ketika si bayi lahir, urinya dimasukkan ke dalam tempurung kelapa dan dicampurkan sedikit garam lalu di tanam di depan rumah.
3. Adat Bercukur.
Setelah bayi berumur 44 hari, maka diadakan acara cukur rambut sebanyak 5 atau 7 helai guna menghilangkan kesialan yang mungkin ada di dalam diri bayi lalu
dimandikan dengan air bunga yang dicampur dengan limau purut. Setelah itu bayi ditepung tawari guna mengusir hantu atau setan kemudian barulah rambut si bayi
dicukur.
Universitas Sumatera Utara