BAB III GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU
3.1. Sejarah Masyarakat Melayu
Bangsa Melayu dipercayai berasal dari golongan Austronesia. Kelompok pertama dikenal sebagai Melayu Proto. Mereka berpindah ke Asia Tenggara pada zaman batu baru
2500 SM. Keturunan pertamanya adalah masyarakat asli di Semenanjung Malaysia, Dayak di Serawak, Batak dan Komering di Sumatera.
Bangsa Melayu merupakan bangsa termuda di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Dinamakan Melayu atau Malay karena berasal dari para pedagang muslim yang juga para
mubaligh dimana sebagian besar berasal dari pesisir india Barat bagian utara Gujarat hingga bagian selatan Malabar selama abad 13 – 15 M.
Menurut defenisinya yang sudah lazim sejak awal abad ke 14 M, orang Melayu beragama Islam. Yang dikatakan dengan orang Melayu itu adalah mereka yang beragama
Islam, yang menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa sehari-hari, dan yang melaksanakan adat budaya Melayu.
Kedatangan bangsa asing Belanda dan Inggris yang mulai aktif di Nusantara ini, menganggap semua penduduk nusantara dan semenanjung Malaya oleh karena warna kulit dan
profil tubuh yang memiliki kesamaan serta mampu memahami bahasa Melayu selaku lingua franca menyebut bangsa pribumi ini dengan nama bangsa Melayu. dalam Ismail, 1991 : 10-
11
Universitas Sumatera Utara
Hal ini diikuti pula oleh para sarjana AntropologiEthnologi Barat lainnya membuat teori bangsa pribumi di Semenanjung Malaya dan Nusantara berasal dari satu nenek moyang
yang datang dari daratan Yunani dan melakukan perpindahan ke wilayah Indo-Cina dan Kamboja. Sejak itulah muncul ras Proto Melayu dan Deutro Melayu.
Adapun ciri-ciri dari ras proto Melayu dan deutro Melayu tersebut adalah : •
Ras Negrito : Ciri-ciri rambut spiral atau keriting, warna kulit hitam,
bentuk kepala brachicephal dan tubuh kecil negrito; misalnya suku Semang.
• Ras Weddoid : Tubuh kecil, warna kulit coklat muda, rambut ikal,
bentuk kepala dolicephal dan hidung pesek; misalnya suku Kubu dan suku Toala.
• Ras Proto-Melayu : Rambut tidak keriting, warna kulit coklat muda, bentuk
kepala brachiphal; misalnya suku Dayak dan suku Batak.
• Ras Deutro Melayu : Misalnya suku Aceh, Jawa, Bali, Melayu Pesisir dan
Minangkabau. Koentjaraningrat, 1998 : 137. Suku Melayu Pesisir Timur adalah orang-orang yang menyatukan dirinya dalam suatu
perbuatan yang serasi, lalu menamakan dirinya dengan suku Melayu Sumatera Timur serta memakai adat budaya secara sadar dan berkelanjutan. Suku ini berdiam dan bertempat tinggal
di daerah pesisir Sumatera Timur yang merupakan kampung halaman mereka secara turun temurun.
Oleh karena itu, masyarakat ini merupakan salah satu penduduk pribumi Sumatera Utara yang sama kedudukannya dengan suku-suku lain yang ada di Sumatera utara, seperti
suku Batak Toba, Karo, dan lainya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun daerah-daerah yang menjadi tempat tinggal atau kampung halaman bagi suku Melayu yakni :
1. Daerah tingkat II Kodya Binjai
2. Daerah tingkat II Kodya Medan
3. Daerah tingkat II Kabupaten Langkat
4. Daerah tingkat II Kodya Tebing Tinggi
5. Daerah tingkat II Kabupaten Asahan
6. Daerah tingkat II Kodya Tanjung Balai
7. Daerah tingkat II Kabupaten Deli Serdang
8. Daerah tingkat II Kabupaten Labuhan Batu
Kampung halaman masyarakat Melayu yang menyangkut segi kultural adalah : 1.
Dimana ia berdiam dan bertempat tinggal, 2.
Dimana ia mencari nafkah atau makan, 3.
Dimana tempat dasar hidup kebudayaan yang dimiliki.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya masyarakat Melayu bermata pencaharian sebagi nelayan, sedangkan wanitanya banyak menghabiskan waktu mereka dengan menenun kain songket yang terkenal
sampai keluar negeri karena keindahan benang emasnya. Wanita melayu memiliki jiwa entrepreunership tinggi seperti usaha home industry contohnya membuat makanan khas
Melayu yaitu kue karas-karas, kue putu, halua manisan, dan lain-lain. Masyarakat Melayu memiliki keterbukaan dalam menerima kebudayaan dari luar yang
tanpa mereka sadari hal tersebut mengakibatkan mengaburnya ciri khas atau identitas asli masyarakat Melayu itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh kelengahan dan kurangnya perhatian
masyarakat dalam menyaring pengaruh setiap budaya yang masuk ke dalam budaya mereka. Suku bangsa Melayu dalam falsafahnya dapat disimpulkan berlandaskan pada lima
dasar yaitu : 1.
Melayu itu Islam : yang sifatnya universal dan demokratis bermusyawarah.
2. Melayu itu Berbudaya : yang sifatnya rasional dalam bahasa, tari,
Pakaian yang tersusun dalam tingkah laku dan sebagainya.
3. Melayu itu Berturai : yaitu tersusun dalam masyarakat yang rukun
dan tertib serta mengutamakan kerukunan dan kedamaian.
4. Melayu itu Berilmu : artinya pribadi yang diarahkan pada ilmu
pengetahuan dan ilmu kebathinan agar marwah disegani orang untuk kebaikan umum.
5. Melayu itu Berakhlak : artinya setiap pribadi diarahkan untuk memiliki
akhlak yang baik dan dapat menjadi contoh
Universitas Sumatera Utara
teladan di masyarakat.
3.2. Pengertian Masyarakat Melayu