KESIMPULAN Perpaduan Bahasa Jepang Nihongo dengan Bahasa

3.9.1. Makna baru dapat diketahui hubungannya dengan kedua komponennya ................................................................42

3.10. Perpaduan Bahasa Jepang Nihongo dengan Bahasa

Asing Gairaigo yang Membentuk Meishi ....................................43 3.10.1. Makna baru dapat diketahui hubungannya dengan kedua komponennya .............................................................. 43

BAB IV KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan .................................................................................................44 4.2. Saran ...........................................................................................................46 DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna kata, makna frase, dan makna kalimat. Kata dalam bahasa Jepang terdidi atas doushi, keiyoushi, meishi, fukushi, rentaishi, setsuzokushi, kandoushi, joudoushi, dan joushi. Meishi adalah kata yang menyatakan benda, perkara, tidak mengalami konjugasi, dapat menjadi subjek, objek, dan predikat. Meishi dalam bahasa Jepang terdiri dari futsu meishi, koyuu meishi, shuushi, dan daimeishi. Selain itu pada meishi juga terdapat fukugoumeihi nomina majemuk . Fukugoumeishi adalah meishi yang terbentuk dari gabungan beberapa kata yang membentuk kata yang baru dan memiliki makna yang baru pula. Pada fukugoumeishi bahasa Jepang terdapat fukugoumeishi endosentris, dan fukugoumeishi eksosentris. Fukugoumeishi endosentris merupakan penggolongan yang sama dengan salah satu atau kedua unsur-unsur langsung pembentuknya. Fukugoumeishi yang eksosentris, yaitu penggolongan terhadap bentuk yang tidak mempunyai kesamaan dengan unsur yang manapun dari unsur langsung pembentuknya. Dalam fukugoumeishi terdapat hubungan antar kata – katanya, hubungan itu yaitu, hubungan pelengkap, hubungan menerangkan, dan hubungan pertentangan. Fukugoumeishi bahasa Jepang terbentuk dari gabungan unsur- unsur meishi dengan meishi, meishi dengan doushi, doushi dengan doushi, doushi dengan meishi, keiyoushi dengan meishi, keiyoushi dengan doushi, dan keiyoushi dengan keiyoushi. Selain itu fukugoumeishi juga terbentuk dari gabungan bahasa asing gairaigo dengan bahasa Jepang nihongo , gairaigo dengan gairaigo, Universitas Sumatera Utara dan nihongo dengan gairaigo. Tidak ditemukan hasil penggabungan antara unsur doushi dengan keiyoushi, selain itu meishi jenis koyuu meishi dan daimeishi tidak ditemukan pada fukugoumeishi. Unsur shuushi pada fukugoumeishi selalu menjadi komponen yang pertama. Pada fukugoumeishi yang komponen pembentuknya adalah meishi dengan meishi, meishi dengan doushi, doushi dengan doushi, doushi dengan meishi, ditemukan bahwa makna baru dapat dilihat dari satu komponennya, dimana makna yang hadir ada hubungannya dengan makna dari komponen pertama, dan ada juga makna yang hadir ada hubungannya dengan makna dari komponen kedua. Pada fukugoumeishi yang komponen pembentuknya adalah keiyoushi dengan meishi, dan keiyoushi dengan doushi, hanya ditemukan makna baru yang berasal dari salah satu komponen pembentuknya, dimana makna baru tersebut ada hubungannya dengan makna dari komponen yang kedua. Fukugoumeishi yang komponen pembentuknya adalah keiyoushi dengan keiyoushi, tidak ditemukan, makna baru dapat diketahui hubungannya dengan satu komponennya, dan makna baru tidak dapat diketahui hubungannya dengan kedua komponennya. Pada fukugoumeishi yang komponen pembentuknya adalah gairaigo dengan gairaigo, gairaigo dengan nihongo, nihongo dengan gairaigo, tidak ditemukan, makna baru dapat diketahui hubungannya dengan satu komponennya, dan makna baru tidak dapat diketahui hubungannya dengan kedua komponennya. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN