Sistematika Penulisan Data yang Dipakai

4. Menentukan besarnya koefisien b t 1 t t t S S b − − = α α 5. Menentukan besarnya nilai ramalan F t+m m b a F t t m t + = + m = jumlah periode kedepan yang akan diramalkan

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini. Diharapkan sistematika penyusunan ini dapat membantu pembaca dalam memahami isi karya ilmiah ini. Adapun urutan-urutan penyajian itu adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar balakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, manfaat dan tujuan, serta sistematika penulisan yang diterapkan penulis dalam penyusunan tugas akhir. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini memberi pengertian seputar unsur-unsur pembentuk data yang akan dipakai penulis dalam penelitian, baik dengan ilmu demografi maupun dengan metode double exponential smoothing. BAB 3 SEJARAH BADAN PUSAT STATISTIK BPS DAN PROPINSI SUMATERA UTARA Bab ini memberi informasi mengenai sejarah berdirinya BPS dan Propinsi Sumatera Utara BAB 4 PENGOLAHAN DATA Bab ini berisikan tahap demi tahap penulis mengolah data dengan ilmu demografi hingga siap untuk diteliti memakai metode Double Exponential Smoothing dan diselesaikan. BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menerangkan tentang sistem program yang digunakan dalam mengolah data yang ada. BAB 6 PENUTUP Bab ini tentang kesimpulan dan saran yang ditarik penulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam meramalkan partisipasi angkatan kerja dan tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 adalah para penduduk yang berdomisili di Propinsi Sumatera Utara. Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang dipakai untuk melihat persentase jumlah penduduk usia kerja yang melakukan kegiatan produktif dalam dunia usaha. TPAK akan menujukkan persentase keberhasilan membentuk masyarakat yang mandiri. Tingkat pengangguran terbuka adalah ukuran untuk melihat persentase jumlah penduduk angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan. TPT akan menunjukkan persentase jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja namun masih menggantungkan biaya hidupnya pada orang lain. Universitas Sumatera Utara

2.1.1. Tenaga kerja

Penduduk yang belum berumur 15 tahun tidak termasuk dalam usia kerja. Undang-undang perlindungan anak di Republik Indonesia mengatur batas usia seseorang diizinkan untuk bekerja. Pada dasarnya penduduk usia kerja dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu penduduk yang termasuk kelompok angkatan kerja dan penduduk yang bukan angkatan kerja. • Penduduk berumur 15 tahun keatas yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja adalah mereka yang sejak seminggu sebelum pencacahan mempunyai atau sedang mencari pekerjaan. • Penduduk berumur 15 tahun keatas yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang sejak seminggu sebelum pencacahan hanya bersekolah, mengurus rumahtangga dan sebagainya yang tidak merupakan suatu kegiatan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari kerja. Penduduk yang telah memasuki usia kerja dan tergolong dalam angkatan kerja masih dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: 1 Kelompok bekerja • Mereka yang seminggu sebelum pencacahan bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu dan tidak putus. • Mereka yang seminggu sebelum pencacahan tidak bekerja atau bekerja kurang dari satu jam, tetapi mereka adalah: Universitas Sumatera Utara  Pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok atau libur.  Petani-petani tidak bekerja karena menunggu panenan atau musim hujan untuk mulai menggarap sawah.  Orang-orang yang bekerja di bidang keahlian tertentu seperti dokter, tukang cukur, tukang pijat, kuli bangunan, dalang dan sejenisnya. 2 Yang digolongkan mencari pekerjaan pengangguran adalah: • Mereka yang bekerja tetapi karena suatu hal masih mencari pekerjaan. • Mereka yang dibebastugaskan dan akan dipanggil kembali tetapi sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. • Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan

2.1.2. Penduduk

Penduduk adalah tiap tiap individu yang berdomisili di wilayah tertentu selama 6 bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi berencana untuk menetap lebih dari 6 bulan. Seseorang yang menetap kurang dari 6 bulan di wilayah tertentu untuk tujuan bisnis, pendidikan atau liburan tidak termasuk dalam kategori penduduk. Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Umur

Umur seseorang dapat diketahui apabila tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya diketahui. Di dalam pencacahan Survey atau Sensus, pencacah menanyakan tanggal kelahiran setiap orang dan harus dinyatakan dalam Kalender Masehi. Berdasarkan tanggal kelahiran ini, maka umur seseorang dapat diketahui. Di dalam perhitungan umur selalu dibulatkan ke bawah atau umur menurut ulang tahun terakhir. Apabila tanggal, bulan, maupun tahun kelahiran seseorang tidak diketahui, maka pencacah harus berusaha mendapatkan keterangan mengenai umur. Ada beberapa cara yang dapat dipakai misalnya dengan menghubungkan kejadian-kejadian penting baik yang bersifat nasional maupun daerah, misalkan pemilu atau bencana alam yang menurut orang tua responden terjadi pada tahun kelahirannya.

2.1.4. Lapangan Usaha

Yang dimaksud dengan lapangan usaha pekerjaan adalah bidang kegiatan dari usaha perusahan instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja, yaitu: • pertanian, kehutanan, perburuan dan peternakan • pertambangan dan energi • industri pengolahan • listrik, gas dan air • bangunan • perdagangan,rumah makan dan hotel • angkutan, penggudangan dan komunikasi Universitas Sumatera Utara • keuangan, asuransi dan usaha persewaan bangunan • jasa jasa kemasyarakat,sosial dan perorangan • kegiatan yang tidakbelum jelas

2.1.5. Jenis Pekerjaan

Yang dimaksud dengan jenis jabatan pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang termasuk golongan bekerja atau orang-orang yang sedang mencari pekerjaan dan pernah bekerja. Jenis jabatan pekerjaan dibagi dalam 8 golongan besar, yaitu: 1. Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenisnya. 2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan. 3. Tenaga tata usaha dan sejenisnya 4. Tenaga usaha penjualan. 5. Tenaga usaha jasa. 6. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan. 7. Tenaga usaha operator dan alat angkut dan pekerja kasar. 8. lainnya Universitas Sumatera Utara

2.2. Analisis Data

Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu penyajian yang lebih mudah untuk ditafsirkan dan menguraikan suatu masalah secara parsial ataupun keseluruhan. Untuk pemecahan masalah perlu dilakukan suatu analisis dalam pengolahan data. Data yang akan diolah adalah data persentase partisipasi angkatan kerja mulai dari tahun 1997-2007 di Propinsi Sumatera Utara. Analisis yang dipakai dalam pengolahan data ini adalah analisis pemulusan eksponensial ganda satu parameter dari Brown.

2.2.1. Peramalan

Peramalan adalah suatu usaha untuk memperkirakan keadaan di masa yang akan datang. Kegiatan ini meliputi pengolahan data dengan menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan angka-angka yang memiliki kemungkinan menunjukan situasi yang akan terjadi. Hasil analisis ini diharapkan dapat membantu untuk menyusun rencana menghadapi masa depan.

2.2.2. Jenis-Jenis Peramalan

Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut. Biasanya ramalan ini diutarakan oleh para pengamat politik dan ekonomi. 2. Peramalan yang objektif, peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode dalam penganalisaan data tersebut. Disamping itu, jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun peramalan dapat dibedakan atas dua macam juga. Adapun jenis jenis peramalan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester. Peramalan seperti ini misalnya diperlukan dalam penysunan rencana pembangunan suatu negara atau suatu daerah, corporate planning, rencana investasi atau rencana ekspansi dari suatu perusahaan. 2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dalam jangka waktu yang kurang dari satu seengah tahun, atau tiga semester. Peramalan seperti ini diperlukan dalam penyusunan rencana tahunan, rencana kerja operasional, dan anggaran contoh penyusunan rencana produksi, rencana produksi, rencana penjualan, rencana pesediaan, anggaran produksi, dan anggaran perusahaan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : 1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi atau pendapat yang berdasar pada ilmu dan pengalaman penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan. 2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat berrgantung pada metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Dengan peramalan yang berbeda akan diperoleh hasil yang peramalan yang berbeda. Adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan metode-metode tersebut, adalah baik tidaknya metode yang dipergunakan, sangat ditentukan oleh perbedaan atau penyimpanan antara hasil peramalan dengan kenyataan yang terjadi. Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin terjadi. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut : a. Adanya informasi tentang keadaan yang lain. b. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data. c. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa jenis-jenis peramalan sangat tergantung dari segi mana kita memandangnya.

2.2.3. Ketepatan Ramalan

Ketepatan ramalan adalah suatu hal yang mendasar dalam peramalan, yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu untuk suatu kesimpulan yang diambil dari analisa data yang diberikan. Ketepatan dipandang sebagai kriteria penolakan untuk memilih suatu metode peramalan. Dalam pemodelan deret berkala dari data masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk menguji kebenaran ramalan ini digunakan pencarian angka penolakan. Maka semakin kecil angka penolakan terhadap suatu pemodelan semakin baik nilai hasil peramalannya. Pengujian ketepatan ramalan yang akan kita gunakan dalam usaha mendapatkan hasil peramalan terbaik adalah: • Jumlah kuadrat kesalahan SSE Sum Square Error ∑ = = n t t e SSE 1 2 Universitas Sumatera Utara • Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat MSE Mean Square Error dimana: t t t F X e − = n e MSE n t t ∑ = = 1 2 Universitas Sumatera Utara BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK BPS DAN PROPINSI SUMATERA UTARA

3.1. Sejarah Badan Pusat Statistik BPS

Sejarah badan pusat statistik dibagi kepada tiga masa yaitu masa sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekaan dan orde baru. Pada tahun 1920, yaitu masa sebelum kemerdekaan, pembentukan BPS pada awalnya diberi nama Landbow Nijverhead en Handel yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan adat istiadat. Pada tanggal 24 September 1924, empat tahun kemudian, berubah nama menjadi Central Kantoor Voor de Statistiek CKS. Setelah Jepang menduduki Indonesia, namanya diganti lagi menjadi Chosasitu Gunseikanbo CG, yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kemiliteran. Tahun 1945, masa setelah kemerdekaan, CG berubah nama dengan menggunakan bahasa Indonesia yaitu KAPPURI Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum yang diketuai oleh Tuan Abdul Karim Priggodigdo. Tahun 1946 ketua KAPPURI dan pemerintah Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta. Sementara itu pemerintah Federal Belanda di Jakarta kembali mengaktifkan CKS. Universitas Sumatera Utara Bardasarkan SK Mentri Kesejahteraan Rakyat No.219SC tanggal 12 juni 1950 KAPPURI dan CKS bersatu dalam nama KPS kantor pusat statistic. Tahun 1957 KPS diganti lagi menjadi Biro Pusat Statistik BPS, yang berfungsi untuk mengadakan sensus penduduk dan sebagai lembaga dalam penyebaran data. Pada masa orde baru ditetapkan Undang-Undang Executive No.16 tahun 1968, yang merencanakan langkah langkah organisasi dan memberi tugas tertentu pada BPS. Berdasar Keputusan Presiden No.6 tahun 1992, BPS diberi kuasa untuk menentukan status, menjalankan tugas dan susunan organisasi dari Biro Pusat statistik.

3.1.1. Stuktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Badan pusat statistik adalah suatu lembaga pemerintah non-departement yang berada dibawah serta bertanggung jawab kepada presiden. Ini menjamin BPS untuk tidak tergantung pada instansi pemerintah lainnya dalam menghasilkan data statistik. Struktur organisasi BPS berlandaskan pada peraturan pemerintah PP No.2 tahun 1992 didaerah daerah 27 kantor perwakilan biro pusat statistik tingkat propinsi, dan dibawahnya terdapat 301 kantor cabang perwakilan BPS tingkat Kabupaten Kotamadya Kantor statistik tingkat propinsi dibagi dalam dua kategori yaitu Tipe A dan Tipe B. Tipe kantor statistik propinsi tersebut didasarkan atas beban kerja serta pertimbangan lain yang dinilai mempunyai keterkaitan langsung dengan tugas dan Universitas Sumatera Utara fungsi kantor statistik propinsi. Dalam mengumpulkan data untuk menyelesaikan tugas akhir ini, penulis melakukan pengambilan data di BPS yang termasuk dalam kategori Tipe A. Kantor statistik Tipe A berlokasi di enam propinsi, yaitu : Daerah khusus istimewa Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sumatera Utara Sulawesi Selatan Sedangkan kantor statistik Tipe B di propinsi propinsi lainnya. Mantri statistik adalah aparat badan pusat statistik ditingkat kecamatan yang bertanggung jawab kepada kepala kantor statistik tingkat II, mereka itu adalah petugas pengumpul data statistik yang secara langsung berhubungan dengan responden. Undang-undang statistik juga mengatur berbagai ketentuan, termasuk kewajiban untuk memberi data yang sebenar-benarnya, kerahasiaan data tiap individu, pelanggaran dan hukuman. Universitas Sumatera Utara

3.2. Sejarah Singkat Propinsi Sumatera Utara

Dizaman pemerintahan Belanda, Propinsi Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan daerah yang bernama Gouvernement van Sumatera, yang meliputi seluruh pulau Sumatera, dikepalai oleh seorang Gouverneur berkedudukan di Medan. Sumatera terdiri dari beberapa Daerah Administrasip yang dinamakan Keresidenan. Peda awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera tetap merupakan suatu kesatuan pemerintah yaitu Propinsi Sumatera yang dikepalai oleh seorang gubernur dan terdiri dari daerah Daerah Administrasip Keresidenan yang dinamakan Residen. Pada sidang I Komisi Nasional Daerah KND Propinsi Sumatera, mengingat kesulitan kesulitan perhubungan ditinjau dari segi pertahanan, diputuskan untuk membagi Propinsi Sumatera menjadi 3 sub Propinsi yaitu sub Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera timur, dan Keresidenan Tapanuli, sub Propinsi Sumatera Tengah dan sub Propinsi Sumatera Selatan. Dengan mendasarkan kepada Undang Undang No. 10 tahun 1948, atas usul Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara dengan suratnya tanggal 16 Februari 1973 No. 458525, DPRD Tingkat I Propinsi Sumatera Utara dengan keputusannya tanggal 13 Agustus 1973 N. 19K1973 telah menetapkan bahwa hari jadi Propinsi Sumatera Daerah Tingkat I adalah tanggal 15 April 1948 yaitu tanggal ditetapkannya UU No. 10 tahun 1948 tersebut. Universitas Sumatera Utara Pada awal tahun 1948 berkaitan dengan meningkatnya serangan Belanda, diadakan reorganisasi pemerintah di Propinsi Sumatera. Pada waktu itu keadaan memerlukan suatu sistem pertahanan yang lebih kokoh dan sempurna. Oleh karena itu perlu dipusatkan alat-alat kekuatan sipil dan militer dalam tiap tiap Derah Militer Istimewa yang berada dalam satu tangan yaitu Gubernur Militer. Sehingga penduduk sipil dan militer berada di bawah satu pemerintah. Gubernur yang bersangkutan diangkat menjadi komisaris dengan tugas-tugas memberi pengawasan dan tuntunan terhadap pemerintahan, baik sipil maupun militer. Selanjutnya dengan intruksi Dewan Pembantu dan Penasehat Wakil Perdana Mentri tanggal 15 September 1949, Propinsi Sumatera Utara dibagi menjadi dua Daerah Militer Istimewa yaitu Aceh dan Tanah Karo di tahun 1949 diketuai oleh Gubernur Militer Dr. F. L. Tobing. Selanjutnya dengan ketetapan Pemerintah Darurat RI dalam bentuk peraturan Perdana Mentri Penggantian Pemerintah tanggal 17 Desember 1949 No. 8DesW.K.P.M dibentuklah Propinsi Aceh dan Propinsi Tapanuli Sumatra Timur. Kemudian dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1949 No. 8DesW.K.P.M tersebut dicabut dan kembali dibentuk Propinsi Sumatera Utara dengan daerah yang meliputi Daerah Keresidenan Aceh, Sumatra Timur dan Tapanuli. Selanjutnya dengan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, pada waktu RIS, ditetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi atas beberapa daerah daerah propinsi. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 7, 8, dan 9 Tahun 1956, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 4 Tahun 1964, Propinsi Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara terdiri dari 17 kabupaten kota. Tetapi dengan terbitnya Undang-Undang No. 12 Tahun 1998, tentang pembentukan Kabupaten Mandailing Natal Madina dan Kabupaten Toba Samosir tobasa serta Undang-Undang No. 4 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Padangsidempuan, wilayah Propinsi Sumatera Utara pada April 2004 sudah menjadi 18 kabupaten dan 7 kota khusus untuk Kab. Nias Selatan, Kab. Pakpak Barat, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Samosir dan Kab. Serdang Bedagai belum tercantum nomor Undang-Undang tentang pembentukan wilayah tersebut .

3.2.1. Lokasi dan Keadaan Geografis Propinsi Sumatra utara

Propinsi Sumatera Utara berada di barat Indonesia, terletak pada garis 1 o -4 o Lintang Utara dan 98 o -100 o Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Daerah Istimewa Aceh, sebalah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Riau dan Sumatera Barat dan disebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia. Luas daratan Propinsi Sumatera Utara adalah 71.680 km 2 , sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, kepulauan Batu Batu serta beberapa pulau kecil lainnya, baik di bagian Barat maupun bagian Timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Propinsi Sumatera Utara dibagi dalam 3 kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Daratan Tinggi dan Pantai Timur. Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Iklim

Karena terletak dekat dengan garis khatulistiwa, Propinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Propinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan air laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 31,8 o C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 14,2 o C. Universitas Sumatera Utara BAB 4 PENGOLAHAN DATA

4.1. Data yang Dipakai

Perbandingan antara penduduk yang bekerja dan mencari kerja dapat menunjukkan perbandingan antara penduduk yang mencari nafkah dan penduduk yang dinafkahi walaupun sudah tergolong dalam penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja yang tidak ikut serta dalam mengikuti dunia usaha untuk membangun perekonomian negara dapat disebabkan oleh berbagai sebab, mulai dari sakit, cacat, sampai pada rendahnya tingkat pendidikan dalam membangun kesiapan induvidu menjadi sumber daya manusia yang berguna bagi bangsa dan negara. Keprihatian dalam dunia pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga semua masyarakat terutama terfokus pada orang tua dan aparat desa dalam mendorong, memotivasi dan mencari jalan keluar agar tiap anak dapat ikut andil dalam dunia pendidikan dan menjadi individu yang siap kerja. Berikut adalah gambaran penduduk usia kerja yang tergolong dalam penduduk angkatan kerja dan penduduk bukan angkatan kerja di Propinsi Sumatera Utara pada beberapa tahun yang lalu. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja dari Penduduk Usia Kerja di Propinsi Sumatera Utara Pada Tahun 1997 sd 2007 Tahun Angkatan Bukan Penduduk Kerja Angkatan Kerja Usia Kerja 1997 4.905.296 3.745.262 8.650.558 1998 5.227.016 3.691.115 8.918.131 1999 5.026.320 3.643.304 8.669.624 2000 5.283.268 3.709.126 8.992.394 2001 5.206.535 3.817.268 9.023.803 2002 5.283.857 3.835.219 9.119.076 2003 5.239.910 2.650.673 7.890.583 2004 5.514.170 2.482.832 7.997.002 2005 5.803.112 2.263.896 8.067.008 2006 5.491.696 2.716.955 8.208.651 2007 5.654.131 2.724.017 8.378.148 Sumber:BPS Pengangguran adalah mereka yang sudah tergolong pada usia kerja tetapi belum atau sedang mencari kerja dan tidak sedang bersekolah, mengurus rumahtangga, atau sakit. Berikut adalah gambaran penduduk pekerja dan pencari kerja di Propinsi Sumatera Utara. Tabel 4.2. Jumlah Penduduk yang Bekerja dan Mencari Kerja yang Tergolang dalam Angkatan Kerja di Propinsi Sumatera Utara Pada Tahun 1998 sd 2007 Tahun Bekerja Mencari Kerja Angkatan Kerja 1998 4.855.296 371.720 5.227.016 1999 4.735.800 326.520 5.062.320 2000 4.947.539 335.729 5.283.268 2001 4.977.323 229.212 5.206.535 2002 4.928.353 335.504 5.263.857 2003 4.835.793 404.117 5.239.910 2004 4.756.078 758.092 5.514.170 2005 5.116.132 636.980 5.753.112 2006 4.859.647 632.049 5.491.696 2007 5.082.797 571.334 5.654.131 Sumber:BPS Universitas Sumatera Utara Penulis akan menggunakan data dalam tabel 4.1 dan 4.2 di atas untuk mencari proyeksi angka TPAK dan TPT di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2012.

4.2 Pengolahan Data Tahap Pertama