Perkembangan Sosial Remaja REMAJA 1. Defenisi Remaja

40 g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja cenderung melihat kehidupan melalui kacamata berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya. Hal ini tampak dari cita-cita yang diciptakan oleh remaja yang tidak realistik dan memandang diri dan orang lain tidak sebagaimana adanya. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Dengan semakin meningkatnya usia kematangan, remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotipe belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, meminum minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap perilaku ini memberikan citra yang mereka inginkan.

4. Perkembangan Sosial Remaja

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaiakan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku Universitas Sumatera Utara 41 sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai- nilai baru dalam seleksi pemimpin Hurlock 1999. Dalam hidup bermasyarakat, remaja dituntut bersosialisasi. Sejak anak- anak, seseorang telah memasuki kelompok teman sebaya. Pada masa remaja, kelompok teman sebaya cenderung terdiri atas satu jenis kelamin yang sama karena secara fisik mempunyai ciri yang berbeda, dan pada masa remaja sudah mulai timbul kesadaran terhadap dirinya Rumini, 2004. Dalam proses perkembangan sosial, remaja juga dengan sendirinya mempelajari proses penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Perkembangan sosial individu sangat tergantung pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta keterampilan mengatasi masalah yang dihadapinya Ali, 2004. Remaja yang sudah mencapai tahapan berpikir operasional formal, sudah menyadari akan pentingnya nilai-nilai dan norma yang dapat dijadikan pegangan hidupnya, sudah mulai berkembang ketertarikan dengan lawan jenis, memiliki kohesivitas kelompok yang kuat, serta cenderung membangun budaya kelompoknya sendiri, akan sangat memberikan warna tersendiri terhadap dinamika penyesuaian diri remaja. Lingkungan sekolah dapat memungkinkan berkembangnya atau terhambatnya proses perkembangan penyesuaian diri Ali Asrori, 2004. Universitas Sumatera Utara 42

5. Perkembangan Konsep Diri Remaja