30 b.
Penyesuaian Diri yang Salah Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat
mengakibatkan individu melakukan penyesuaian yang salah, yang ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah,
emosional, sikap yang tidak realistik, agresif, dan sebagainya. ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu Sunarto Hartono, 2006:
1 Reaksi Bertahan Defence reaction, yaitu individu berusaha untuk
memperthankan dirinya, seolah-olah tidak mengahadapi kegagalan dan selalu berusaha untuk menunjukkan dirinya tidak mengalami kegagalan
dengan melakukan rasionalisasi, represi, proyeksi, dan sebagainya. 2
Reaksi menyerang Aggressive Reaction, yaitu menyerang untuk menutupi kesalahan dan tidak mau menyadari kegagalan, yang tampak
dalam perilaku selalu membenarkan diri sendiri, mau berkuasa dalam setiap situasi, kera kepala dalam perbuatan, menggertak baik dengan
ucapan dan perbuatan, menunjukkan sikap permusuhan secra terbuka, dan sebagainya.
3 Reaksi Melarikan Diri, yaitu melarikan diri dari situasi yang menimbulkan
kegagalannya, yang tampak dalam perilaku berfantasi, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, regresi, dan sebagainya.
3. Proses Penyesuaian Diri
Menurut Schneiders 1964, proses penyesuaian diri setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
31 a.
Motivasi Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses
penyesuaian diri. Motivasi, sama halnya dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan
ketidakseimbangan dalam organisme. Ketegangan dan ketidakseimbangan memberikan pengaruh kepada kekacauan perasaan patologis dan emosi yang
berlebihan dan kegagalan mengenal pemuasan kebutuhan secara sehat karena mengalami frustasi dan konflik.
Respon penyesuaian diri, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya organisme untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan
dan memelihara keseimbangan yang lebih wajar. Kualitas respon baik itu sehat, efisien, merusak, atau patologis ditentukan oleh kualitas motivasi,
disamping hubungan individu dengan lingkungan. b.
Sikap terhadap realitas Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara individu
bereaksi terhadap manusia disekitarnya, benda-benda, dan hubungan- hubungan yang membentuk realitas. Beberapa perilaku seperti sikap
antisosial, kurang berminat terhadap hiburan, sikap bermusuhan, kenakalan dan semaunya sendiri, emua itu dianggap sangat mengganggu hubungan
antara penyesuaian diri dengan realitas. Berbagai tuntutan realitas, adanya pembatasan, aturan dan norma-norma
menuntut individu untuk terus belajar menghadapi dan mengatur suatu proses ke arah hubungan yang harmonis antara tuntutan unternal yang
Universitas Sumatera Utara
32 dimanifestasikan ke dalam bentuk sikap dengan tuntutan eksternal dari
realitas. Situasi konflik, tekanan dan frustasi akan muncul jika individu tidak tahan terhadap tuntutan-tuntutan tersebut.
c. Pola dasar penyesuaian diri
Terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri dalam penyesuaian diri individu sehari-hari. Individu berusahan mencari kegiatan yang dapat mengurangi
ketegangan yang ditimbulkan sebagai akibat tidak terpenuhi atau terhambatnya kebuthan individu.
4. Aspek-Aspek penyesuaian Diri