5. Standar mutu pelayanan di RSUP Haji Adam Malik RSUP Haji Adam Malik telah menetapkan standar dalam pelaksanaan
pelayanan. Standar-standarnya yaitu: a.
Mengamati keadaan bio-psiko-sosio-spiritual pasien. b.
Menjelaskan setiap tindakan keperawatan kepada pasienkeluarga. c.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan. d.
Menerapkan prinsip aseptic dan antiseptik. e.
Berlandaskan etika keperawatan. f.
Melaksanakan prinsip pelayanan yang akurat, tepat, efisien, nyaman dan aman serta mengutamakan keselamatan pasien.
g. Merujuk segera terhadap masalah yang mengancam keselamatan pasien.
h. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan.
i. Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan.
j. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang
telah ditentukan. Pedoman Pelayanan Keperawatan RSUP Haji Adam Malik, 2002
B. Komitmen Terhadap Organisasi
1. Pengertian komitmen terhadap organisasi Penelitian ini dilakukan di rumah sakit, maka organisasi yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah rumah sakit dan karyawan adalah perawat. Steers 1991 mendefinisikan komitmen terhadap organisasi sebagai rasa
identifikasi yaitu kepercayaan terhadap nilai–nilai organisasi, keterlibatan yaitu kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, dan
loyalitas yaitu keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan yang dinyatakan oleh seorang karyawan terhadap organisasinya. Steers 1991 berpendapat bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan
kondisi dimana karyawan sangat tertarik terhadap tujuan, nilai–nilai dan sasaran organisasi. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan
formal, karena meliputi sikap menyukai dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.
Mowday, Steers dan Porter dalam Meyer, 1993 mendefinisikan komitmen terhadap organisasi sebagaimana yang pernah digambarkan Porter yaitu sebagai
hubungan seseorang individu dengan organisasi yang memungkinkan seseorang dengan komitmen yang tinggi akan memperlihatkan keinginan kuat untuk
menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin serta penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi.
Riggio 2003 mendefinisikan komitmen terhadap organisasi sebagai perasaan dan sikap karyawan tentang organisasi tempatnya bekerja. Hal ini
sejalan dengan pendapat Robbins 1996 yang menyatakan bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan
memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan–tujuan organisasi serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Jadi komitmen yang tinggi
berarti pemihakan pada organisasi yang mempekerjakannya. Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan sebelumnya, komitmen
terhadap organisasi dapat diartikan sebagai perasaan dan sikap karyawan yang memungkinkannya percaya terhadap nilai – nilai organisasi untuk berusaha
sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan keinginan yang kuat untuk
Universitas Sumatera Utara
menjadi anggota dari organisasi tempatnya bekerja. Karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit.
2. Dimensi komitmen terhadap organisasi Komitmen terhadap organisasi sebagai bentuk sikap kerja menurut Steers dan
Porter 1991 dapat dikelompokkan menjadi 3 dimensi yaitu: a. Identifikasi yaitu keyakinan dan penerimaan terhadap serangkaian nilai dan
tujuan organisasi. Keyakinan dan penerimaan terhadap serangkaian nilai dan tujuan organisasi merupakan kunci utama terbentuknya serangkaian dimensi
komitmen kerja yang lain. Dimensi tersebut tercermin dalam beberapa perilaku antara lain adanya kesamaan antara nilai dan tujuan pribadi dengan
nilai dan tujuan organisasi, penerimaan terhadap kebijaksanaan- kebijaksanaan organisasi dan adanya kebanggaan menjadi bagian dari
organisasi. b. Keterlibatan yaitu keinginan yang kuat untuk berusaha demi kepentingan
organisasi. Keinginan yang kuat berusaha demi kepentingan organisasi tercermin dari usaha karyawan untuk menerima dan melaksanakan setiap
tugas–tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Karyawan bukan hanya sekedar melaksanakan tugas–tugasnya, melainkan selalu berusaha
melebihi standar minimal yang ditentukan oleh organisasi. Karyawan akan terdorong pula untuk melakukan pekerjaan di luar tugasnya dan perannya
apabila bantuannya dibutuhkan oleh organisasi. c. Loyalitas yaitu keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam
organisasi. Karyawan dengan komitmen yang tinggi akan merasakan adanya
Universitas Sumatera Utara
loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi. Perawat hanya mempunyai sedikit alasan untuk keluar dari organisasi dan tetap berkeinginan untuk
melanjutkan keanggotaannya pada organisasi. Keinginan untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi ini mencerminkan sikap
loyalitas atau kesetiaan terhadap organisasi. Loyalitas juga tercermin dalam kehangatan afeksi yang positif serta adanya rasa memiliki terhadap
organisasi.
3. Bentuk komitmen terhadap organisasi Allan dan Meyer 1990 mengajukan 3 bentuk komitmen terhadap organisasi
yang terdiri atas: a.
Komitmen afektif yaitu ikatan emosional, identifikasi dan keterlibatan dalam organisasi. Individu menetap dalam suatu organisasi karena keinginan sendiri.
b. Komitmen kontinuans yaitu komitmen individu yang didasarkan pada
pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi. Individu memutuskan menetap pada suatu organisasi karena
menganggap sebagai suatu pemenuhan kebutuhan. c.
Komitmen normatif yaitu keyakinan individu tentang tanggung jawab terhadap organisasi. Individu tetap tinggal pada suatu organisasi karena
merasa wajib untuk loyal pada organisasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Faktor–faktor yang mempengaruhi komitmen terhadap organisasi Banyak peneliti telah melakukan penelitian terhadap komitmen organisasi
dan menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen. Beberapa diantara faktor tersebut adalah:
a. Persepsi atas dukungan organisasi
Penelitian yang dilakukan oleh Randall dan O’Driscoll 1997 menemukan adanya pengaruh kuat dari persepsi atas dukungan organisasi dengan
komitmen. Dalam penjelasannya, mereka mengatakan bahwa persepsi atas dukungan organisasi atau secara lugas disebut sebagai komitmen dari
organisasi pada mereka berpengaruh pada tingkat komitmen mereka pada organisasi.
b. Kualitas hubungan atasan-bawahan
Penelitian yang dilakukan oleh Lenden,dkk 1996, Wayne 1997, Klein dan Kim 1998 serta Randall dan O’Driscoll 1997 menemukan adanya pengaruh
kualitas hubungan atasan-bawahan pada komitmen. Kedekatan antara atasan- bawahan, keterlibatan bawahan dalam berbagai aktivitas atasan, kepercayaan
dan kewenangan yang diberikan atasan pada bawahan ternyata menumbuhkan komitmen di kalangan karyawan pada organisasinya.
c. Pengembangan karyawan
Pemberian kesempatan pada karyawan untuk berkembang, seperti kesempatan untuk meningkatkan keahlian, pengembangan kemampuan profesional,
peningkatan karir ternyata juga menjadi faktor pembentukan komitmen. Penelitian yang dilakukan oleh Tansky dan Cohen 2001 membuktikan
Universitas Sumatera Utara
bahwa kebijakan organisasi dalam memberikan kesempatan pada karyawan untuk berkembang memiliki pengaruh yang kuat pada tumbuhnya komitmen
karyawan terhadap organisasi. d.
Keadilan dalam organisasi Lawson dan Angle 1998, Naumann, dkk 1995 dan Kickul 2001 meneliti
variabel keadilan dalam organisasi sebagai faktor yang mempengaruhi komitmen terhadap organisasi. Lawson dan Angle 1998 meneliti pengaruh
adil dalam pemberian hadiah dan proses keadilan dalam organisasi pada komitmen, sementara Naumann, dkk 1995 dan Kickul 2001 meneliti
pengaruh prosedur keadilan dan interaksi keadilan. Hasilnya, semua penelitian tersebut menemukan adanya pengaruh yang kuat antara berbagai jenis
keadilan dalam organisasi tersebut pada komitmen karyawan. e.
Karakteristik pribadi Selain faktor-faktor organisasi dan pimpinan, karakteristik pribadi dari
karyawan juga berpengaruh pada karyawan. Steers and Porter 1991 menyebutkan bahwa karakteristik karyawan seperti umur, tingkat pendidikan,
motivasi berprestasi dan masa kerja ternyata berpengaruh pada tingkat komitmen karyawan terhadap organisasi.
Menurut Dessler 1994, tinggi rendahnya komitmen terhadap organisasi dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya:
a. Nilai–nilai kemanusiaan. Dasar utama membangun komitmen terhadap organisasi adalah kesungguhan dari organisasi untuk memprioritaskan nilai
Universitas Sumatera Utara
kemanusiaan. Organisasi berasumsi bahwa karyawan merupakan aset penting sehingga kesejahteraan karyawan penting untuk diperhatikan.
b. Komunikasi 2 arah yang komprehensif. Komitmen di bangun atas dasar kepercayaan, untuk menghasilkan suatu bentuk rasa saling percaya
diperlukan komunikasi 2 arah. c. Rasa kebersamaan dan keakraban. Faktor ini menciptakan rasa senasib
sepenanggungan yang pada tahap selanjutnya memberikan konstribusi pada komitmen terhadap organisasi.
d. Visi dan misi rumah sakit. Ada visi dan misi yang jelas pada organisasi akan memudahkan setiap karyawan dalam bekerja yang pada akhirnya dalam
setiap aktivitas kerjanya, karyawan senantiasa bekerja berdasarkan apa yang menjadi tujuan organisasi.
e. Nilai sebagai dasar perekrutan. Aspek ini penting untuk mengetahui kualitas dan nilai-nilai personal karena menjadi petunjuk kesesuaian antara nilai
personal dengan nilai organisasi. Berdasarkan penjabaran mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi
komitmen terhadap organisasi, dapat disimpulkan sebagai berikut: Karakteristik personal seperti usia, masa kerja dan motivasi tidak cukup untuk membangun
komitmen. Karakteristik personal ini harus didukung dengan karakteristik yang berasal dari organisasi seperti visi dan misi yang jelas, organisasi yang
memperioritaskan pada nilai kemanusiaan, desain organisasi dan komunikasi yang komprehensif agar timbul rasa percaya antara karyawan dan pihak
organisasi. Apabila faktor–faktor ini telah dipenuhi, maka komitmen terhadap
Universitas Sumatera Utara
organisasi akan terbentuk karena faktor–faktor tersebut berkorelasi secara positif dengan komitmen terhadap organisasi.
C. Perawat