Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Faktor Keberhasilan Model Pembelajaran Jigsaw

BAB VI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW, TGT, DAN TAI

A. Pengertian Model Pembelajaran Komperatif Tipe Jigsaw

Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel Slavin, 2005:246. Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya Sudrajat, 2008:1.

1. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw

Pada pembelajaran model Jigsaw para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan lembar ahli yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah semua peserta didik selesai membaca, siswa dari tim berbeda yang mempunyai fokus topik sama bertemu dalam kelompok ahli untuk menentukan topik mereka. Para ahli tersebut kemudian kembali kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Secara umum langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut: Gambar. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16

2. Faktor Keberhasilan Model Pembelajaran Jigsaw

Faktor-faktor kunci keberhasilan yang harus diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran jigsaw adalah: 1. Positive interdependence. Setiap anggota kelompok harus memiliki ketergantungan satu sama lain yang dapat menguntungkan dan merugikan anggota kelompok lainnya. 2. Individual accountability. Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri. 3. Face-to-face promotive interaction. Anggota kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan. 4. Social skills. Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara kolektif. 5. Groups processing and Reflection. Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap proses belajar untuk meningkatkan kinerja kelompok. B. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TGT merupakan salah sat tipe model pembelajaran kooperatif. Slavin 2005: 163 mengemukakan TGT adalah model pembelajaran kooperatif menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Metode ini memiliki banyak kesamaan dengan STAD, tetapi TGT menambahkan dimensi kegembiraan dengan mengganti kuis pada STAD menjadi permainan atau tournament. 1. Komponen-komponen model TGT Model TGT terdiri atas lima komponen utama. Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut: a. Presentasi di kelas b. Tim c. Permainan Game d. Turnamen. Turnamen adalah susunan beberapa game yang dipertandingkan e. Rekognisi Tim. Tim yang mencapai skor rata-rata, mendapatkan penghargaan. C. MODEL PEMBELAJARAN KOMPERATI TAI 17 TAI Team Assisted Individualization adalah salah satu jenis pembelajaran kooperatif cooperative learning. Frase Team Assisted Individualization dapat diterjemahkan sebagai “Bantuan Individual Dalam Kelompok BIDaK”. Model pembelajaran kooperatif TAI ini sering pula dimaknai sebagai Team Accelerated Instruction. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI Team Assisted Individualization merupakanpembelajaran kooperatif yang pada pelaksanaannya siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Salah satu poin penting yang harus diperhatikan untuk membentuk kelompok yang heterogen di sini adalah kemampuan akademik siswa. Masing-masing kelompok dapat beranggotakan 4 – 5 orang siswa. Anggota kelompok berbagi tanggung jawab. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered. Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa biasanya belajar menggunakan LKS lembar kerja siswa secara berkelompok. Mereka kemudian berdiskusi untuk menemukan atau memahami konsep-konsep. Setiap anggota kelompok dapat mengerjakan satu persoalan soal sebagai bentuk tanggungjawab bersama. BAB VII 18 MODEL PEMBELAJAN BERBASIS MASALAH A. Pengertian Model Pembelajan Berbasis Masalah Model Problem Based learning PBL atau pembelajaran berbasis masalah adalah,model mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis menurut Arends dalam Rokhanah, d.k.k. 2008. Pada Pembelajaran Berbasis Masalah ini, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sendiri. Pembelajaran Berbasis Masalah dirancang terutama untuk membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan menjadi pelajar mandiri dan otonom.

B. Karakteristik Model Pembelajan Berbasis Masalah