Teori Belajar Koneksionisme Teori Belajar Classical Conditioning Teori Belajar Operant Conditioning

BAB I LANDASAN PSIKOLOGI STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Psikologi tingkah laku

Teori belajar menurut Psikologi Tingkah laku dengan aliran-aliran yang ada didalamnya yaitu Koneksionisme, Classical Conditioning, Operant Conditioning, dan Teori Belajar Sosial.

1. Teori Belajar Koneksionisme

Teori ini dipelopori oleh Thorndike dan kemudian dikembangkan oleh pakar-pakar lainnya. Teori ini menjelaskan bahwa kegiatan belajar, baik pada kehidupan hewan maupun dalam kehidupan manusia, berlangsung menurut prisip yang sama yaitu melalui proses pembentukan asosiasi antara kesan panca indera dengan perbuatan. Proses belajar berlangsung sesuai dengan hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum effect. Hukum transfer latihan.

2. Teori Belajar Classical Conditioning

Pavlov dan teman-temannya Slavin, 1994, dan Elliott, dkk, 2000 melakukan eksperimen terhadap anjing. Melalui anjing percobaannya Pavlov ingin membuktikan bahwa tanpa makanpun, yaitu hanya dengan bunyi bel saja dapat keluar air liur. Hal ini bisa terjadi jika makanan yang menyebabkan timbulnya air liur itu disajikan berkali-kali bersama-sama dengan bunyi bel yang tidak bisa mengeluarkan air liur itu. Pavlov menamakan bunyi bel yang dapat mengeluarkan air liur itu sebagai rangsangan terkondisi, sedangkan makanan dinamakan rangsangan tak terkondisi. Akhirnya Pavlov menyimpulkan bahwa belajar atau pembentukan perilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu Elliott, 2000. Sanjaya 2006 menyatakan bahwa untuk membentuk tingkah laku tertentu itu harus dilakukan secara berulang-ulang dengan melakukan pengkondisian tertentu. Pengkondisian itu dilakukan melalui pemberian pancingan dengan sesuatu yang dapat menimbulkan tingkah laku tertentu itu.

3. Teori Belajar Operant Conditioning

Skinner dalam Slavin 1994, seperti halnya Thorndike memusatkan pada hubungan antara tingkah laku dan konsekwensinya. Misalnya jika tingkah laku seseorang diikuti oleh konsekwensi yang menyenangkan maka orang itu akan mengulangi tingkah laku itu sesering mungkin. Penggunaan konsekwensi yang 1 menyenangkan ganjaran dan yang tidak menyenangkan hukuman untuk mengubah tingkah laku dinamakan Operant Conditioning. Jadi konsekwensi digunakan untuk mengontrol terjadinya tingkah laku. Konsekwensi adalah kondisi yang mengikuti tingkah laku dan mempengaruhi frekuensi tingkah laku yang akan datang. Sanjaya 2006 mengemukakan pendapat Skinner bahwa untuk membentuk tingkah laku tertentu perlu diurutkan atau dipecah-pecah menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen tingkah laku yang spesifik. Selanjutnya setiap tingkah laku yang dilakukan dengan baik diberi penguatan supaya tingkah laku itu terus diulang-ulang dan agar termotivasi untuk mencapai tingkah laku puncak yang diharapkan. Sebagai ilustrasi, misalnya kita ingin membentuk kebiasaan agar anak suka membaca buku. Agar terbentuk kebiasaan itu, maka perilaku membaca dapat dipecah menjadi beberapa bagian melihat-lihat sampul buku, membuka-buka buku, memperhatikan gambar-gambar yang ada, membaca isi buku.

4. Teori Beajar Sosial Social Learning Theory