Kamar Gelap PROFIL DAN DISCOGRAPHY EFEK RUMAH KACA

60 memahami maksud lirik-lirik ini dibutuhkan pemahaman atas kode-kode bahasa yang digunakan. Agar sesuai dengan urutan lagu di album tersebut, maka deskripsi juga akan dilakukan dari lirik lagu pertama, kedua dan seterusnya sampai ke lirik lagu terakhir. 1. Makna Denotasi Tubuhmu Membiru... Tragis Kamu ingin melompat, ingin sekali melompat Dari ketinggian di ujung sana, menuju entah apa namanya Coba bukalah mata, indah di bawah sana Tutup rapat kedua telinga, dari bisikan entah di mana Kau terbang, dari ketinggian mencari yang paling sunyi Dan kau melayang, mencari mimpi-mimpi tak kunjung nyata Perihmu yang menganga, tak hentinya bertanya Hidup tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya tertier Lagu di atas berjudul “Tubuhmu membiru... Tragis”. Secara bahasa, penggabungan ketiga kata tersebut merujuk kepada suatu keadaan seseorang yang sedang sakit. Tubuh yang membiru bisa berarti memar atau pendarahan di dalam. Sedangkan kata “tragis” menunjukan suatu kesedihan. Atau dengan kata lain: tubuhnya tersebut sakit membiru secara menyedihkan. 61 Selanjutnya pada awal lirik lagu, kita melihat ada kalimat “Kamu ingin melompat, ingin sekali melompat ”. Kalimat ini menunjukan adanya seseorang yang sedang berada di tempat yang lebih tinggi, dan ia ingin sekali berpindah dari tempat yang tinggi tersebut ke tempat yang lebih rendah. Pada bait selanjutnya. “Coba bukalah mata, indah di bawah sana” kita melihat ada kalimat yang berupa ajakan yakni “coba bukalah mata”. Kalimat ajakan tersebut diikuti dengan semacam rayuan manis yang mencoba memberi tahu bahwa di tempat yang lebih rendah tersebut terdapat sesuatu yang sangat indah. Pada baris selanjutnya juga terdapat kalimat ajakan untuk menutup kedua telinga agar tidak terdengar bisikan- bisikan dari tempat lain. Dalam bait selanjutnya, terdapat kalimat “Kau terbang, dari ketinggian mencari yang paling sunyi ”, diikuti dengan kalimat “Dan kau melayang, mencari mimpi-mimpi tak kunjung nyata ”. Kalimat ini menyiratkan bahwa seseorang tersebut akhirnya berpindah dari ketinggian dengan tujuan untuk mencapai tempat yang lebih sunyi. Sunyi bisa berarti hening atau senyap, tak ada bunyi-bunyian atau suara apa pun. Dan dalam proses pindah tersebut melayang, ia juga malah mencari mimpi-mimpi tak kunjung nyata. Pada bait terakhir lagu, kembali menegaskan tentang adanya suatu keadaan sakit, dengan melihat kalimat “Perihmu yang menganga”. Berikutnya dalam kalimat “Hidup tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya tertier”, terdapat semacam nasihat bahwa hidup tak selamanya harus berjalan secara lurus linier, dan tubuh tak boleh diperlakukan secara tertier, atau pada kepentingan ketiga. 62 Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa Akan ke manakah aku dibawanya? Hingga saat ini menimbulkan tanya Engkau dan aku menuju ruang hampa Tak ada sesiapa hanya kita berdua Kau belah dadaku mengganti isinya Dihisap pikiranku memori terhapus Terkunci mulutku menjeritkan pahit... Uuuuuuuuu... Hingga kau belah rongga dadaku Mengganti isinya dengan batu Hingga kau kunci rapat mulutku Engkau dan aku bumi dan langit Lagu kedua dalam album Kamar Gelap berjudul “Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa ”. Hampa menurut KBBI bisa berarti tidak berisi; kosong, sepi, sia- sia; tidak ada hasil atau juga bodoh; tidak berpengetahuan. Bait pertama secara jelas menunjukan adanya seseorang yang ingin dibawa menuju ruang hampa tersebut oleh seseorang lainnya. “Akan ke manakah aku dibawanya? Engkau dan aku menuju ruang hampa. Tak ada sesiapa hanya kita berdua ”. Pada bait selanjutnya, secara denotatif kita bisa melihat adanya beberapa aktivitas yang menjurus pada kekerasan, seperti “membelah dada”, “pengisapan