Analisis Wacana Kritik Sosial Pada Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca

(1)

PADA ALBUM EFEK RUMAH KACA

KARYA GRUP BAND EFEK RUMAH KACA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Disusun Oleh:

Fahmi Mubarok

NIM: 108051000047

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA

1435 H/2013 M


(2)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Fahmi Mubarok

NIM:

108051000047

Di Bawah Bimbingan

Dr. Gun Gun Hervanto,

MSi

NIP:

19760812 200501

100s

JURUSAN

KOMUNIKASI

DAN

PENYIARAN

ISLAM

FAKULTAS

ILMU DAKWAH

DAI\

ILMU

KOMUNIKASI

UIN SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Skripsi berjudul Analisis Wacana

Kritik

Sosial Pada

Album

Efek Rumah Kaca

Karya

Grup Band Efek Rumah Kaca telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN

Syarif Hidayatullah Jakafta pada

i0

Dese.mber 2A13. Skripsi ini telah diterima sebagai salah safu syarat memperoieh gelar Sa{ana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran islam.

Jakarta, i0 Desember 2Al3

Sidang Munaqasyah

S ekretaris merangkap anggota,

NIP: 1966 806 199603

I

001

Anggota,

enguji I Penguji II

Pembimbing

G&

angkap anggota,

199603 1 001

\-07 t99503 2 043

Dr. rGqllGu!-Hervanto.

lll.Si

NIP: 19760812 200501

I

005

l-$iti Nurbava. NI.SL NIP: 19790823 200912 2 A02


(4)

i

Analisis Wacana Pada Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca

Musik adalah sarana komunikasi yang efektif dalam penyampaian kritik sosial, perlawanan, serta bentuk ekspresi jiwa manusia. Keindahan dalam musik memiliki kekuatan besar dalam penyampaian pesan. Grup band efek rumah kaca adalah band di Indonesia yang memfokuskan lagunya pada kritik sosial yang terjadi di masyarakat, tak jarang disampaikan lewat lirik yang pedas.

Bahasa dalam sebuah lirik lagu tidaklah dapat dianggap sepele, terdapat makna tersembunyi dari setiap struktur lirik lagu yang digunakan. Karena dapat membentuk kognisi seseorang. Dan dapat menciptakan opini seseorang terhadap sesuatu atau seorang tokoh. Itulah kenapa pemilihan kata dan struktur lirik lagu menjadi suatu hal yang penting.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana konstruksi wacana kritik sosial pada level teks, konteks sosial, dan kognisi sosial dalam album efek rumah kaca karya grup band efek rumah kaca ?

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif. Peneliti akan memfokuskan pada makna lagu dalam album efek rumah kaca karya grup band efek rumah kaca. Untuk mengetahui makna lagu tersebut peneliti akan menggunakan metode analisis wacana model Teun A. Van Dijk.

Berdasarkan model analisis wacana Teun A.Van Dijk, terdapat tiga kerangka analisis, yaitu analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Menurutnya, ada sesuatu yang ada di balik wacana. Yaitu adanya pengetahuan penulis tentang tulisannya dan adanya konteks sosial yang mempengaruhi sampai akhirnya sampai ke masyarakat.

Teks dan wacana yang disampaikan oleh grup band efek rumah kaca pada album efek rumah kaca menampilkan keberagaman pandangan kritik sosial terhadap fenomena yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mereka memandang pola hidup yang semakin jauh dari budaya asli masyarakat Indonesia. Kritik tersebut disalurkan lewat lirik-lirik pedas dan bahasa yang cerdas dalam album ini, sehingga membuka mata masyarakat untuk menaruh perhatian terhadap suatu peristiwa.

Kesimpulannya, makna yang terdapat dalam album efek rumah kaca lebih memfokuskan pada fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat dan sedang hangat dibicarakan. Hal ini tergambar dari judul dan lirik lagu yang terdapat di suarakan dalam album ini.


(5)

ii

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih sayang serta petunjuk-Nya yang telah membimbing kita setiap saat, atas segala limpahan ilmu yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Dialah Tuhan yang menciptakan akal sebagai mediator untuk berfikir dan mempelajari mengenai segala apa yang telah diciptakan-Nya.

Shalawat teriring salam selalu tercurah keharibaan Baginda Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Manusia terbaik yang membawa ketenangan kepada setiap hati insan yang akan membawa pada syurganya Allah SWT.

Sebagai manusia yang haus akan sebuah proses, penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Banyak pihak yang telah membantu penulis merampungkan skripsi ini, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi , Drs. Wahidin Saputra M.A, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Mahmud Djalal, MA, selaku Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Jumroni, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dra. Umi Musyarofah, M.A, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.


(6)

iii

kakak, Syarah Mahbubah selaku adik, Ary Permatasari Am.Keb selaku kakak ipar, serta Alifah Raisa Kahfi keponakan pertamaku yang cantik dan cerdas.

4. Dr. Gun Gun Heryanto, M. Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya yang sangat berharga. Berfikir, Bergerak, Bermanfaat.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mempergunakan buku dan literatur yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi.

6. Manajemen Grup band Efek Rumah Kaca : Yuri, Cholil, Adrian, Akbar yang telah memberikan banyak informasi untuk data skripsi ini. Kalian mengajarkan arti yang sesungguhnya dalam menyuarakan kejujuran dan keberanian lewat frekuensi publik khususnya musik.

7. Zakiya Tusholihah S.Kom.i, yang telah memberikan motivasi, dorongan dalam penyelesain penulisan skripsi. ‘ Embun pagi yang menyejukkan kala mentari masih datang malu-malu ‘

8. Teman – teman FISIP UIN Jakarta yang telah banyak bertukar fikiran dalam pengayaan sumber skripsi ini : Ayu Lubis, Andi Dian, dan Imam. 9. Komunitas Mahasiswa Fotografi (KMF) KALACITRA keluarga kedua


(7)

iv

Serta Elisha, Didik, Kikim, Jose, Temon, dan teman-teman angkatan IX. KALA WAKTU BERJALAN KALACITRA MEREKAM

10.KPI B 2008, PMII KOMFAKDA, KKN PELANGI 2008 Desa Rambatan-Kuningan, Teman-teman kosan Jati Paradise, serta keluarga besar Unit Kegiatan Mahasiswa UIN Jakarta.

Semoga segala partisipasi, dukungan dan motivasi serta do’a kepada penulis

dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi wacana keilmuan dan keislaman. Akhirnya kepada-Nyalah segala urusan akan kembali dan kepada-Nyalah kita memohon hidayah serta ampunan.


(8)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Metodelogi Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Konseptualisasi Konstruksi Sosial ... 11

1. Asumsi Dasar Teori………. 13

B. Konseptualisasi Lirik Lagu ... 15

C. Konseptualisasi Wacana ... 18

D. Model Analisis Wacana Teun A.Van Dijk ... 21

1. Elemen Wacana Teun A.Van Dijk ... 24

BAB III PROFIL A. Sejarah Berdiri Grup Band Efek Rumah Kaca ... 27


(9)

vi

E. Prestasi yang Diraih ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Wacana Dalam Teks ... 49

1. Lagu 1 : Jatuh Cinta Itu Biasa Saja ... 49

2. Lagu 2 : Bukan Lawan Jenis ... 56

3. Lagu 3 : Belanja Terus Sampai Mati ... 63

4. Lagu 4 : Debu-Debu Beterbangan ... 70

5. Lagu 5 : Di Udara ... 76

B. Analisis Wacana Dalam Kognisi Sosial ... 81

C. Analisis Wacana Dalam Konteks Sosial ... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85

1. Saran Akademisi ... 86

2. Saran Praktisi ... 86

DAFTAR PUSTAKA


(10)

vii

1. Tabel 1 Kerangka Wacana Teun A. Van Dijk………..…23

2. Tabel 2 Album Efek Rumah Kaca………30

3. Tabel 3 Album Pertama………32

4. Tabel 4 Album Kedua……… 39

5. Tabel 5 Biodata Personel………..47

6. Tabel 6 Analisis Teks Lagu 1 : Jatuh Cinta Itu Biasa Saja ………..55

7. Tabel 7 Analisis Teks Lagu 2 : Bukan Lawan Jenis ………62

8. Tabel 8 Analisis Teks Lagu 3 : Belanja Terus Sampai Mati ………68

9. Tabel 9 Analisis Teks Lagu 4 : Debu-Debu Beterbangan……… 75


(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Seni adalah sebuah keelokan yang menghiasi dunia, Islam mengajarkan bahwa seni merupakan salah satu nikmat yang harus kita syukuri, bagi umat Islam sendiri seni bukan merupakan hal yang baru, bahkan Al-Qur’an sendiri diciptakan dalam bahasa Arab yang maha balaghah (maha seni). Ini membuktikan bahwa keberadaan seni di tengah-tengah masyarakat tidak dapat dipisahkan lagi dan dapat berdampak pula pada kehidupan sehari-hari.

Banyak hal yang dapat digunakan sebagai penyampaian pesan, salah satu diantaranya adalah melalui lagu yang mempunyai daya tarik dan nilai tersendiri serta tidak membosankan penikmatnya. Musik merupakan alat komunikasi yang sangat efektif melalui seluruh aspek yang terdapat di dalam instrument musik. Musik dapat memengaruhi orang yang menikmatinya, musik merupakan ekspresi jiwa manusia tentang keindahan nada dan irama, keindahan musik akan lebih terasa jika lirik dan syairnya dapat menyentuh jiwa penikmatnya.

Oleh karena itu menjadi hal yang wajar jika manusia menyukai musik sebagai suatu yang indah. Sidi Gazilba mengatakan kalau kesenian itu mengandung daya tarik yang berkesan untuk menarik sasarannya, dan pemanfaatannya sendiri bertujuan untuk menimbulkan kesenangan yang bersifat estetik (keindahan), juga merupakan naluri atau fitrah manusia.1

1


(12)

Hubungan lagu dengan media ekspresi sebagai media komunikasi dimana di dalamnya terdapat proses komunikasi yang mengandung pesan-pesan moral. Biasanya pesan moral itu memang dari cerminan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran atau kondisi yang terjadi di sekitar kehidupan masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat tak selamanya aturan dan realita selamanya berjalan beriringan, kadang kala perlu ada yang diperbaiki. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan cara kritikan. Kritik bisa disampaikan lewat berbagai macam cara: orasi, lewat media, atau dengan spesialisasinya masing-masing bidangnya. Contoh; penyair lewat puisinya, musisi lewat karya musiknya, dll. Kritik tersebut berguna untuk kembali merapikan tatanan yang kurang baik.

Efek Rumah Kaca adalah salah satu band indie yang terkenal di Indonesia, lirik-lirik pedas telah menjadi salah satu ciri khasnya. Band asal Jakarta ini beranggotakan Cholil (vokal/gitar), Adrian (bass) dan Akbar (drum) terbentuk pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personil, akhirnya mereka memantapkan diri mereka dengan formasi tiga orang dalam band-nya.

Sebelumnya, band ini bernama “Hush” yang kemudian diganti menjadi

“Superego”, yang kemudian berubah lagi pada tahun 2006 menjadi Efek Rumah

Kaca atas saran manager mereka yaitu Bin Harlan Boer yang diambil dari salah satu judul lagu mereka. Dan lahirlah Efek Rumah Kaca.

Sejak merilis debut album self title pada September 2007 (di bawah Indie Label Paviliun Records), ERK mendapat respon positif dari berbagai media dan kalangan. Puluhan, bahkan mungkin ratusan blog di internet meresensi album ini dengan antusias. Puluhan media cetak nasional memberi kredit yang baik.


(13)

Puluhan tampil di layar TV nasional dan lokal. Ratusan radio memasukkan single-single mereka terutama lagu ”Cinta Melulu” ke dalam chart mereka. Kalangan pelajar, mahasiswa, sesama musisi, seniman, LSM, hingga kalangan umum mengapresiasi musik ERK. Ratusan panggung di berbagai daerah mendapat sambutan positif: Jakarta, Bandung, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang, Yogyakarta, Jombang, Bali, Medan, Pekanbaru.2

Efek Rumah Kaca merupakan grup band yang tidak terlalu dominan mengangkat lagu tentang cinta, mereka lebih fokus pada realitas sosial tentang sebuah pembelajaran yang ada di masyarakat. Pesan yang ingin disampaikan melalui sebuah lagu dapat tersampaikan secara tepat oleh penikmatnya, ditambah lagi dengan musik easy listening yang dengan mudah dapat diterima oleh semua kalangan. Menurut saya ini menjadi sebuah fenomena yang menarik ketika sebuah grup band yang gaungnya cukup diperhitungkan di blantika musik Indonesia tidak menjadikan unsur cinta sebagai lagu andalan. Mereka berani tampil beda dan berusaha ingin merubah paradigma yang ada di masyarakat bahwa telinga orang Indonesia tidak harus selalu dimanjakan dengan lagu sendu, yang hanya akan membuat efek berlebihan ketika dalam menjalani sebuah perasaan. Efek Rumah Kaca disebut-sebut sebagai ”produk indie” terbaik saat ini, media musik menjulukinya sebagai ”band yang cerdas”, sesuatu yang berkualitas sekaligus menjual.

Dari kedua belas lagu yang ada di album pertama Efek Rumah Kaca penulis mengangkat lima judul lagu untuk diteliti lebih jauh : jatuh cinta itu biasa

2

http://forum.kompas.com/musik/6631-efek-rumah-kaca.html diakses pada 12 februari 2013.


(14)

saja, bukan lawan jenis, belanja terus sampai mati, debu-debu beterbangan, dan di udara.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik dan bermaksud mengajukan skripsi ini dengan judul “Analisis Wacana Kritik Sosial Pada Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Grup Musik merupakan organisasi utuh yang didalamnya terdapat banyak hal yang dibahas, seperti: management grup musik, jenis aliran musik, penghargaan, dst. Agar lebih terfokus ruang lingkup tentang penelitian ini maka dibatasi pada pembahasan tentang lirik lagu jatuh cinta itu biasa saja, bukan lawan jenis, belanja terus sampai mati, debu-debu beterbangan, dan di udara. Fokus yang diteliti yaitu mengenai teks, konteks sosial dan kognisi sosial. Untuk mengukur tingkah laku manusia menggunakan tolak ukur norma-norma yang berkembang di masyarakat seperti adat istiadat dan kebiasaan.3

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahannya adalah “ Bagaimana wacana kritik sosial dalam album Efek Rumah Kaca karya Grup Band Efek Rumah Kaca dilihat dari (struktur makro, superstruktur, struktur mikro)?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

3


(15)

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut maka tujuan peneitian ini

adalah “Mengetahui wacana kritik sosial yang terkandung di dalam album Efek Rumah Kaca karya Grup Band Efek Rumah Kaca”.

2. Manfaat Penelitian

Adapun dua kegunaan dari penelitian ini, yaitu :

a. Akademis: Agar dapat memberikan kontribusi yang positif dalam berbagai analisis studi tentang komunikasi, khususnya analisis wacana pada lagu. Penelitian ini diharapkan pula dapat menarik minat peneliti yang lain untuk melanjutkan atau mengembangkan penelitian tentang bahasan ini lebih lanjut, sehingga apabila dapat ditempuh maka akan memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi perkembangan komunikasi melalui musik dan lagu.

b. Praktis: Untuk menambah wawasan para juru komunikasi tentang pentingnya pemanfaatan segala bentuk media atau aktifitas yang bisa digunakan sebagai alat atau media komunikasi. Khususnya yang telah berkecimpung di dunia seni musik untuk lebih mengapresiasikan bidangnya.

D. Kajian Pustaka

Sebelum melakukan penelitian dan penulisan proposal ini, peneliti telah terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka yang ada di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ternyata belum ada skripsi yang berjudul Analisis Wacana Pada Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca.


(16)

Namun, ada beberapa skripsi yang masih berkaitan dengan judul tersebut, di antaranya: Analisis Wacana Pesan Teologis Dalam Novel Musafir Cinta Karya Taufiqurrahman Al-Azizy” karya Hikmatunnisa (104051001786). Analisis Wacana Terhadap Album Musik Anti Korupsi Group Band Slank“ karya Ferdi Yulian (207051000225) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Analisis Wacana Rubrik Motivasi Pada Majalah Gontor Edisi Maret , Mei, dan September

2012” karya Nur Azhima (108051000133) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian seperti perilaku, motivasi, persepsi, tindakan, dan sebagainya.4 Pendekatan kualitatif ini digunakan karena bersifat luwes, sangat rinci, tidak rumit dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala di temukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik yang terjadi di lapangan.5

Penelitian ini menggunakan metode analisis Wacana (Discourse Analisys) yaitu studi tentang struktur pesan atau telaah mengenai aneka fungsi bahasa (pragmatik).6 Model yang digunakan oleh peneliti adalah Teun Van A.Dijk. menurut penelitian wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis

4

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 6.

5

Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Radja Garafindo Perkasa, 2003), cet. ke-2, hal. 39.

6

Alex Sobur. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. 2002), hal. 48.


(17)

atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu poses produksi yang harus diamati.7 Inti analisis Teun Van A.Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana ke dalam kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah lima buah lirik lagu jatuh cinta itu biasa saja, bukan lawan jenis, belanja terus sampai mati, debu-debu beterbangan, dan di udara karya Grup Band Efek Rumah Kaca. Dan menjadi objek penelitian adalah makna teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Nilai lebih dari kelima lagu tersebut adalah setiap lagu mengangkat isu penting yang ada di masyarakat, sehingga penulis merasa perlu dan tertarik untuk menelitinya.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kediaman salah seorang personel grup bang Efek Rumah Kaca, tempat manggung, dan tempat kumpul bersama komunitas lain. Waktunya peneitian adalah Januari – Maret 2013.

4. Tahap Penelitian

Adapun tahap penelitian pada penulisan skripsi ini melalui tiga tahap sebagai berikut:

a. Mengumpulkan Data

7

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 224


(18)

Menurut Lofland dan Lofland “sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”8

1) Wawancara (interview)

Pengumpulan data dengan menanyakan sesuatu kepada pihak yang dianggap berkompeten dengan data-data yang dibutuhkan yaitu kepada personil Efek Rumah Kaca dan Management.

Metode pertama yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.9 Dalam hal ini peneliti melakukan observasi dengan mengunjungi salah satu rumah personel grup band Efek Rumah Kaca Untuk mengadakan pengamatan langsung mengenai aktivitas yang dilakukan grup band Efek Rumah Kaca guna memperoleh data.

2) Dokumentasi

Yaitu penulis memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini yang didapatkan dari band Efek Rumah Kaca beserta

management, serta artikel-artikel yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang penulis teliti.

b. Teknik Pengolahan Data

8

Lofland dan Lofland yang dikutip oleh: Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 157.

9

Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) Cet. ke-1


(19)

Tahap selanjutnya setelah data terkumpul, maka data diklasifikasikan berdasarkan topik bahasan. Setelah itu penulis akan menguji keotetikan infomasi yang terdapat di dalamnya, serta memilah dan memilih data yang sesuai dengan objek penelitian.

c. Analisis data

Dalam penelitian analisis wacana ini, data-data akan disesuaikan dengan metode yang digunakan Teun A.Van Dijk, yaitu meneliti dari analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Data tersebut merupakan data yang terdapat pada lirik lagu karya Grup Band Efek Rumah Kaca, kemudian ditafsirkan oleh peneliti dengan disesuaikan pada kerangka dalam analisis wacana. Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) CeQDA di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah tahap demi tahap pembatasan karya ilmiah ini, maka penulis menyusun ke dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Bab-bab yang ada secara umum dan keseluruhannya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yang diawali dari bab I yaitu pendahuluan sampai bab V yaitu penutupan yang berupa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :


(20)

Bab I :

Pendahuluan; yang memuat latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori; bab ini menerangkan tentang konseptuaisasi konstruksi sosial, analisis wacana, kerangka analisis wacana: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dan ruang lingkup lagu dan musik.

Bab III: Deskripsi Umum; pada bab ini menerangkan tentang sejarah berdiri dan visi misi grup band Efek Rumah Kaca, biografi personil grup band Efek Rumah Kaca, karya-karya grup band Efek Rumah Kaca, Prestasi yang diraih grup band Efek Rumah Kaca.

Bab IV: Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Pada Album Band Efek

Rumah Kaca; dilihat dari analisis

Bab V : Penutup; berisi kesimpulan dan saran-saran yang bersifat membangun.


(21)

11

A. Konseptualisasi Konstruksi Sosial

Konstruksi sosial berasal dari filsafat konstruktivisme, yang dimulai dari gagasan konstruksi kognisi. Teori konstruktivisme yang meyakin bahwa makna atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut teori Popper (1973). Teori ini membagi tiga pengertian tentang alam semesta. Antara lain, dunia fisik atau keadaan fisik, dunia kesadaran atau dunia mental, dan dunia dari isi objektif pemikiran manusia. Bagi Popper objektivisme tidak dapat dicapai pada dunia fisik, melainkan selalu dunia pemikiran manusia.1

Max Webber melihat realitas sosial ialah perilaku sosial yang memiliki makna subjektif, karena perilaku memiliki tujuan dan motivasi alasan untuk memberikan perhatian pada berita yang begitu besar dalam kajian media adalah berita merupakan sumber utama informasi tentang dunia dalam geografi dunia politiknya. 2

Teori konstruksi sosial berupaya menjawab persoalan sosiologi pengetahuan. Seperti, bagaimanakan proses terkonstruksinya realitas dalam benak individu? Bagaimanakah sebuah pengetahuan dapat terbentuk di tengah-tengah masyarakat.3

Teori dan pendekatan konstruksi atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial, yakni eksternalisasi, objektivasi, internalisasi. Proses

1

Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung; Simbiosa rekatama Media, 2007), hal. 153.

2

Graeme Burton, yang tersembunyi di balik media pengantar kepada kajian media,

(Yogyakarta; jalasutra, 2008), h. 155

3

Geger Rianto, Peter L. Berger: Perspektif Metateori Pemikiran, (Jakarta; Pustaka LP3S Indonesia, 2009), hal. 105.


(22)

ini terjadi antara individu satu dengan yang lainnya. Di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial adalah objektif, subjektif, dan simbolis.4

Menurut Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam teorinya “the social construction theory of reality” proses mengkonstruksi berlangsung melalui interaksi sosial dialektis dari tiga bentuk realitas, yakni symbolic reality, objective reality, dan subjective reality yang berlangsung dalam suatu proses dengan tiga momen stimulan.5

Eksternalisasi (penyesuaian diri) adalah sebagaimana yang dikatakan Berger dan Luckmann adalah usaha ekspresi diri manusia ke dalam dunia luar, keberadaan manusia tak mungkin berlangsung dalam suatu lingkungan interioritas yang tertutup dan tanpa gerak. Momen ini bersifat kodrati manusia, selalu mencurahkan diri ke tempat dimana ia berada. Manusia harus terus menerus mengeksternalisasi dirinya dalam aktivitas.

Objektivasi, tahap ini merupakan produksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan Luckmann, dikatakan memanifestasikan diri adalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka dimana mereka dapat dipahami secara langsung.6

4

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta; Kencana, 2007)hal.202.

5

Dedy N. Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran, (Jakarta; pascasarjana Komunikasi UI, 2003), hal. 7-8.

6

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, hal.197-198.


(23)

Internalisasi, adalah penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran subjektif sedemikian rupa sehingga individu dipengaruhi oleh struktur sosial. Salah satu wujud internalisasi adalah sosialisasi bagaimana suatu generasi menyampaikan nilai-nilai norma sosial yang ada di kepala generasi berikutnya.7

Dalam realitas objektif yang merupakan hasil dari kegiatan eksternaliasi manusia baik mental maupun fisik. Menurut Berger realitas objektif bersifat eksternal, berada di luar dan tidak dapat kita tiadakan dari angan-angan. Kemampuan ekspresi diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia baik bagi produsen maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama ini. Dalam relaitas subjektif kehidupan ini menyangkut makna, interpretasi, dan hasil relasi antara individu dengan objek.8

1. Asumsi Dasar Teori

Jika kita telaah terdapat beberapa asumsi dasar dari teoro konstruksi sosial Berger dan Luckmann, adapun asumsi dasar tersebut adalah :9

a. Realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melaui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya.

b. Hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat pemikiran itu timbul, bersifat berkembang, dan dilembagakan.

c. Kehidupan masyarakat itu dikonstruksi secara terus menerus.

d. Membedakan antara realitas dengan pengetahuan. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam kenyataan yang diakui memiliki keberadaan yang bergantung pada kehendak kita sendiri.

7

Masnur Muclish, Kekuasaan Media Massa Mrekonstruksi Realitas Kajian di www.kabmalang.go.id diakses pada 10 mei 2013.

8

Peter L. Berger, Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Sebuah Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Penerjemah hasan Basri (Jakarta; LP3S, 1990), hal. 49-50.

9


(24)

Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas itu nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik.

Berger melihat bahasa mampu mentransendensikan kenyataan hidup sehari-hari secara keseluruhan dengan mengacu pengalaman yang menyangkut wilayah kenyataan yang berlainan. Bahasa disini didefinisikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari, tanda-tanda suara, gerakan (ekspresi) tulisan, yang dengan mudah dapat dilepaskan. Inilah yang menurut Berger dan Luckmann sebagai kenyataan yang dipahami melalui bahasa simbolik. 10

Media merupakan sumber untuk mengetahui suatu kenyataan atau realitas yang terjadi. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah media akan dinilai apa adanya. Apa kata media dan bagaimana penggambaran media mengenai sesuatu, begitulah realitas yang mereka tangkap.11

Bagi masyarakat umum, berita dari sebuah media dipandang sebagai barang suci yang penuh objektifitas. Namun, berbeda dengan kalangan tertentu yang memahami sekali gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan. Kenyataan ini seperti mengamini bahwa media berhasil dalam tugasnya merekonstruksi realitas dari peristiwa itu sendiri, sehingga pada akhirnya pembaca terpengaruh dan memiliki pandangan seperti yang diinginkan media.

Melalui berbagai instrumen yang dimiliki media berperan membentuk realitas yang tersaji dalam berita. Konstruksi terhadap realitas dipahami sebagai

upaya „menceritakan’ sebuah peristiwa, keadaan, benda, fakta atau realitas

diproduksi dan dikonstruksi dengan menggunakan perspektif tertentu yang akan

10

Peter L. Berger, Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Sebuah Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Penerjemah hasan Basri (Jakarta; LP3S, 1990), hal. 49-50.

11

Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta; Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hal.1-10.


(25)

dijadikan bahan berita oleh wartawan. Maka tidak mengherankan jika media memberitakan berbeda sebuah peristiwa yang sama karena masing-masing media memiliki pemahaman dan pemaknaan sendiri.12

Sering kali sebuah peristiwa dalam media massa yang kita akses berbeda dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Tanpa disadari, berita yang kita konsumsi dari media massa adalah berita yang faktanya sudah mengalami proses penciptaan atau pembangunan ulang (konstruksi) oleh media itu sendiri.

Isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai dasarnya, sedangkan bahasa bukan saja alat mempresentasikan realitas, tetapi juga menentukan relief seperti apa yang hendak diciptakan bahasa tentang realitas tersebut. Akibatnya media massa mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksi.13

B. Konseptualisasi Lirik Lagu

Lirik adalah perkataan-perkataan dalam lagu. Lirik boleh ditulis semasa musiknya digubah, atau ditulis selepasnya. Musik dipadankan atau ditulis selepas lagu atau puisinya telah ditulis. Seorang yang menulis lirik dipanggil penulis lirik. Maksud yang diberikan dalam rangkap lirik boleh bersifat tersurat atau tersirat. Sebagian lirik adalah terlalu abstrak sehingga tidak dapat difahami.14

Definisi lirik atau syair Lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van Luxemburg (1989) yaitu

12

Fahri Firdausi, artikel: Berita sebagai konstruksi media, diakses pada 7 mei 2013 dari http:media indonesia.com/2013/po2.html.

13

Ibnu Hamad, Muhammad Qadari dan Agus Sudibyi, Kabar-kabar Kebencian, (Jakarta; Institut Studi Arus Informasi, PT. Sembrani Aksara Nusantara, 2001), hal. 74-75.

14


(26)

definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa. Jika definisi lirik lagu dianggap sama dengan puisi, maka harus diketahui apa yang dimaksud dengan puisi.

“Lirik adalah karya sastra yang bersifat curahan perasaan pribadi atau

dapat juga dikatakan sebagai susunan kata sebuah nyanyian.”15

Seorang pencipta lagu biasanya mendapatkan inspirasi untuk menciptakan sebuah karya biasanya dalam sebuah momen tertentu, seperti perasaan jatuh cinta, patah hati, semangat hidup, kritik sosial, dan masih banyak lainnya. Lagu yang terlahirpun harus memiliki unsur keaslian karya sendiri, tanpa adanya penjiplakan dari pihak manapun. Karena jika terdapat kesamaan maka akan mendapatkan sanksi mengenai plagiatisme sebuah karya. Setelah mendapatkan lirik yang tepat biasanya sang pencipta lagu langsung mengkomposisikannya dengan musik yang akan mengiringi, agar tercipta harmonisasi yang indah untuk didengar.

Menurut Herman J. Waluyo (1987: 72), setidaknya dalam proses pemilihan kata terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: perbendaharaan kata, urutan kata, dan daya sugesti kata. Berikut ini penjelasannya:

1. Perbendaharaan kata

Perbendaharaan kata penyair dapat memberikan kekuatan ekspresi dan menunjukkan ciri khas penyair. Penyair memilih kata-kata berdasarkan pada beberapa hal, yaitu: makna yang akan disampaikan, tingkat perasaan, suasana batin, dan faktor sosial budayanya.

15

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Balai Pustaka,1988), hal. 205


(27)

2. Urutan kata

Urutan kata dalam lagu bersifat beku. Artinya, urutan itu tidak dapat dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah oleh perpindahan tempat itu. Terdapat perbedaan teknik menyusun urutan kata dalam lagu baik urutan dalam tiap baris maupun urutan dalam suatu bait. Oleh karena itu, pengurutan kata itu bersifat khas antara masing-masing penyair.

3. Daya sugesti kata

Sugesti ditimbulkan oleh makna kata yang dipandang sangat tepat mewakili perasaan penyair. Ketepatan pilihan dan ketepatan penempatan menyebabkan kata-kata itu seolah memancarkan daya yang mampu memberikan sugesti kepada pendengar untuk ikut bersedih, terharu, bersemangat dan marah.16

Sedangkan musik adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat musik itu. Bidang musik membahas cara menggunakan instrument musik, masing-masing alat musik juga mempunyai nada tertentu. Disamping itu, seni musik membahas cara membuat not, bermacam aliran musik misalnya musik vokal atau musik instrumental. 17

16

Atar Semi. Anatomi Sastra. (Padang: Angkasa Raya.2001) hal.29

17Ahmad Musabikh, “

Analisis isi lagu Group Nasyid Izzatul Islam dalam Dakwah dan Jihad”, Skripsi S1 Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah 2006), hal.15


(28)

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam: 18

1. Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar. 2. Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.

3. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.

C. Konseptualisasi Wacana

Analisis wacana atau discourse analysis adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi, baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan dengan pesan komunikasi, yang sebagian diantaranya berupa teks.19

Analisis wacana adalah ilmu yang baru muncul beberapa puluh tahun belakangan ini, aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisaannya hanya pada soal kalimat, dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatian kepada penganalisaan wacana.20

Secara etimologi analisis wacana sebagaimana dikutip Deddy Mulyana berasal dari bahasa sansekerta wac/wak/vac yang memiliki arti „berkata’,

„berucap’. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana, kata

ana yang berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna

18

http://.MSI.com/2010/10/macam-macam-genre-musik-di-dunia.html Diakses pada 17 mei 2013

19

Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta; LKiS,2007), hal. 170.

20


(29)

„membedakan’. Dengan demikian kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan

atau tuturan. 21

Berdasarkah Kamus Besar Bahasa Indonesia, wacana adalah ucapan; perkataan; tutur, keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan, satuan bahasa terlengkap, dan realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh.22

Analisis wacana dapat berfungsi sebagai salah satu alternatif dalam mempelajari makna pesan dari sebuah teks atau karangan. Alternatif tersebut diupayakan mengingat keterbatasan dari analisis isi. Analisis isi hanya menekankan pada muatan teks komunikasi yang bersifat nyata. Berbeda dengan analisis wacana, tidak hanya menekankan pada segi teks saja, tetapi juga memfokuskan pada pesan dan makna yang tersembunyi. Di samping itu, analisis

isi, hanya membahas seputar “apa yang dikatakan oleh seseorang” (what)

senagkan analisis wacana mengungkapkan “bagaimana seseorang mengatakannya (how)”.23

Mengutip Eriyanto dalm bukunya Analisis Wacana, Pengantar Teks Media, menyatakan bahwa :

“Pengertian satu kalimat dihubungkan dengan kalimat lain dan

tidak ditafsirkan satu persatu kalimat saja. Kesatuan bahasa itu bisa panjang dan pendek. Sebagai sebuah teks, wacana bukan urutan kalimat yang tidak mempunyai ikatan sesamanya, bukan kalimat-kalimat yang dideretkan begitu saja. Ada sesuatu yang mengikat kalimat-kalimat itu menjadi sebuah teks, dan yang menyebabkan pendengar atau pembaca mengetahui bahwa ia berhadapan dengan sebuah teks atau wacana dan sebuah kumpulan kalimat yang dideretkan begitu saja. Studi wacana dalam linguistik, merupakan reaksi terhadap studi linguistik yang hanya meneliti aspek kebahasaan dari kata atau kalimat saja. Kata atau kalimat itu

21

Deddy Mulyana. Kajian Wacana; Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana. (Yogyakarta; Tiara Wacana 2005), hal.3.

22

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Balai Pustaka,1988), hal. 1005.

23

Rachmat Kriyantoro, Tekhnis Praktis Riset Komunikasi, cet. Ke-2, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2006), hal. 258


(30)

dipelajari secara independen, tidak dihubungkan dengan kalimat lain. Disini, studi hanya diletakkan pada frase atau kalimat belaka, tidak

dihubungkan dengan relasi antar kalimat sebagai kesatuan utuh.”24

Menurut J.S. Badudu Wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya. Membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat.

Teun A. Van Dijk menyatakan bahwa wacana itu sebenarnya adalah bangun teoritis yang abstrak (The abstract theoritical construct) dengan begitu wacana belum dapat dilihat sebagai perwujudan fisik bahasa. Dan perwujudan bahasa adalah teks.25

Menurut Henry Guntur Tarigan, wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau lakon.26

Analisis wacana lebih bersifat kualitatif, karena dasar metode ini bukan suatu analisis yang menggunakan perhitungan objektif. Melainkan sangat tergantung pada kemampuan peneliti dalam menafsirkan objek penelitian. Penelitian ini dipandang berhasil mana kala peneliti mampu memperlihatkan konteks sosial, ekonomi, politik dan analisis komprehensif, sehingga integrasi sangat dituntut agar penafsiran dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.27

24

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS, 2001), hal.3

25

Abdul rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malang: Bayu Media, 2004), hal. 4.

26

Alex Sobur. Analisis Teks Media, hal. 9.

27

Ama Khotimah, Analisis Wacana Ideologi Tandingan Pemberitaan Kritis Abu Bakar


(31)

Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana menurut Syamsudin (1992:6) dapat dikemukakan sebagai berikut :28

a. Analisis wacana membahas kaidah memaknai bahasa di dalam masyarakat (rule of use-menurut Woddowson,1978)

b. Analisis wacana merupakan usaha memaknai tuturan dalam konteks, teks dan situasi (firth,1957)

c. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik (Beller)

d. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (what said from what is done– Labov,1970)

e. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memaknai bahasa secara fungsional (fungcional use language – Coulthard, 1977)

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa analisis wacana merupakan sebuah cara mengkomunikasikan pikiran dalam bentuk lisan maupun tulisan yang teratur dan sitematis. Baik secara teks, artikel, berita, maupun opini. Analisis wacana tidak hanya meneliti wacana yang terdapat dalam sebuah teks, namun juga dari kognisi dan konteks sosialnya.

D. Model Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Diantara fokus penelitian analisis wacana, penulis menggunakan model Teun A. Van Dijk, karena metode yang paling banyak digunakan dibandingkan metode lainnya. Hal ini dikarenakan Van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana, sehingga bisa didayagunakan dan dapat digunakan secara praktis.

28

Alex Sobur. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. 2002) hal. 49.


(32)

Model Teun A. Van Dijk sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Menurut

Dijk penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanyalah hasil dari suatu praktek produksi yang harus juga diamati. Dalam hal ini tidak harus dilihat pada analisis teks semata, tetapi dianalisis bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga diperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu.

Baik struktur teks, kognisi sosial, maupun konteks sosial adalah bagian yang integral dalam kerangka Van Dijk. Jika digambarkan, maka skema penelitian dan metode yang bisa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai berikut:29

29


(33)

Tabel 1

Kerangka Wacana Teun A. Van Dijk

Pada model Dijk, ada tiga dimensi yang digunakan untuk menganalisa suatu wacana, diantaranya :

a. Teks

Melalui berbagai karyanya, khusus pada dimensi analisis teks Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Tingkatan itu adalah :

1) Pertama adalah struktur makro, merupakan makna umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik dari suatu teks.

Struktur Metode

Teks

Menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarjinalkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu.

Critical linguistic

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi pembuat teks dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis

Wawancara mendalam

konteks Sosial

Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi peristiwa seseorang atau digambarkan.

Studi pustaka, penelusuran sejarah


(34)

2) Kedua adalah superstruktur, yaitu kerangka dari suatu teks, bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dan elemen itu disusun dalam teks secara utuh.

3) Ketiga adalah Struktur Mikro, yakni makna yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang dipakai, dan sebagainya.

Pertama adalah Teks. Yaitu menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkrirkan atau memarjinalkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu.

Objek penelitiannya adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Serta membagi teks ke dalam struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Adapun elemen wacananya adalah :

Tabel 2

Elemen Wacana Teun A. Van Dijk

Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

(Apa yang dikatakan?)

Topik

Superstruktur Skematik

(Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai?)

Skema

Struktur Mikro Semantik

(Makna yang ingin ditekankan dalam teks)

Latar, maksud, detail, peranggapan,

nominalisasi. Struktur Mikro Sintaksis

(Bagaimana pendapat yang disampaikan ?)

Bentuk, kalimat, koherensi, kata ganti.

Struktur Mikro Stilistik

(Pilihan kata apa yang dipakai ?)

Leksikon

Struktur Mikro Retoris

(Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan ?)


(35)

b. Kognisi sosial

Bagaimana cara mempelajari proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu atau kesadaran mental dari penulis dalam bentuk teks.

Hal ini difokuskan pada efek kognitif atau efek media massa terhadap pengetahuan. Sebuah media tidak hanya dapat mengubah sikap, tetapi juga mengubah pengetahuan seseorang akan suatu hal.

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa. Kognisi sosial ini penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk memahami teks media.

c. Konteks Sosial

Mempelajari banguan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah, dengan meneliti bagimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.

Untuk memperoleh gambaran elemen-elemen struktur wacana, berikut adalah penjelasan singkatnya :

1. Tematik, secara harfiah tema berarti “sesuatu yang diuraikan,” kata ini berasal dari kata Yunani „tithenai’ yang berarti meletakkan. Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.30

2. Skematik, menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun dengan sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, kesimpulan,

30

Keraf Gorys, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Ende-Flores: Nusa Indah, 1980), hal.107.


(36)

pemecahan masalah, penutup. Struktur skematik memberikan tekanan; bagian untuk mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.

3. Semantik, adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna teksikal (unit semantik terkecil) maupun makna gramatikal (makna yang terbentuk dari gabungan satuan kebahasaan) 4. Sintaksis, secara etologis berarti menempatkan bersama kata-kata

menjadi kalimat. Sintaksis ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.31

5. Stilistik, pusat perhatian adalah style (gaya bahasa) yaitu cara yang digunakan penulis untuk menyatakan maksud dengan menggunakan bahasa sebagai sarana.32

6. Retoris, adalah gaya bahasa yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbola). Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan disampaikan ke khalayak.33

31

Wijana, Dasar-dasar Progmatik, (Yogyakarta; ANDI, 1996), hal.1.

32

Mansoer Pateda, Linguistik: Sebuah Pengantar, (Bandung; Angkasa, 1994), hal.85.

33


(37)

27

A. Sejarah Berdiri Grup Band Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca adalah band asal Jakarta yang beranggotakan Cholil Mahmud (vokal,gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum,vokal latar). Khalayak juga mengenalnya dengan nama ERK. Band ini pertama kali terbentuk pada tahun 2001. Saat itu beranggotakan lima personel, dengan pemain piano dan gitaris, sedangkan Cholil saat itu hanya menjadi vokalis. Namun pada 2003, pemain piano dan gitaris memutuskan untuk keluar. Sebelum menjadi Efek Rumah Kaca, kami beberapa kali menggunakan nama band, yaitu Hush, Superego, Rivermaya, tetapi dua nama terakhir sudah dimiliki band lain.1

Semenjak 2003 hingga 2005, kami tidak menggunakan nama (no name). Baru pada 2005, tempat latihan mereka berulang tahun dan mengajak manggung. Tentu untuk manggung perlu nama. Harlan Boer, saat itu sebagai Personal Manager Efek Rumah Kaca, mengusulkan nama Efek Rumah Kaca yang diambil dari judul lagu yang dibuat pada 2004. Seperti diungkapkan Harlan Boer, bahwa :

Awalnya ragu juga karena namanya terlalu panjang dan sama sekali tidak ada unsur filosofi di dalamnya. Namun, akhirnya kami

putuskan menggunakan nama tersebut karena itu ternyata catchy juga”.2

1

Wawancara pribadi dengan Adrian Yunan Faisal bassist Grup Band Efek Rumah Kaca, Jakarta, 19 Juli 2013

2

Wawancara pribadi dengan Adrian Yunan Faisal bassist Grup Band Efek Rumah Kaca, Jakarta, 19 Juli 2013


(38)

Sejak awal kemunculan mereka, banyak pihak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan ada yang menyebutkan shoegaze3 sebagai warna musik mereka. Tetapi ERK dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak menggunakan banyak distorsi dan efek dalam lagu mereka seperti layaknya musik rock. 4

B. Visi dan Misi

Komposisi dari lagu yang diciptakan oleh Efek Rumah Kaca sebangun dengan tema, agar musik yang dihasilkanpun tidak hanya menjadi hiburan. Namun harus ada juga unsur refleksi dan pesan dari realitas yang ingin disampaikan. Mereka melihat satu realitas dari berbagai sudut pandang. Memotret zaman, lirik ditata, terkadang puitis, ada juga kalimat yang bersuarakan apa adanya. Semua dikemas dengan baik melalui kekayaan pilihan kata dalam bahasa Indonesia.5

Selain itu Efek Rumah Kaca juga ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk bisa lebih memperluas pengetahuan akan makna sebuah lagu, bukan malah mempersempit dan terkungkung pada simbol-simbol cinta yang selalu laris manis

3

Shoegaze adalah sebuah musik untuk merayakan kesepian. Suara vokal yang hanya sayup-sayup terdengar perlahan dan terkadang hampir tanpa tenaga (meski ada beberapa grup yang bernyanyi dengan tenaga).Begitu juga dengan iringan drumnya, berderap seperti seakan diserang pasukan di medan perang, begitu memacu detak jantung akan rasa ketakutan yang mendalam. Dengan komposisi seperti itu, musik shoegaze mampu memberikan nuansa tersendiri, tempat bagi orang-orang yang ingin merayakan kesepian, kesendirian, kegalauan, keinginan lari dari masalah namun tenaga hanya seperti angan saja.

4

http://www.greenersmagz.com/interviews/mulailah-dari-diri-sendiri-dan-lingkungan-sekitar/ diakses pada 1 februari 2013.

5


(39)

di pasaran. Pembelajaran yang perlu digarisbawahi untuk membuka cakrawala lebih meluas.6

C. Karya yang Diproduksi

Tahun 2006 lagu “ Melankolia “ dan “ Di Udara “ mereka jadikan sebagai “jagoan” menjadi pembuka pada kompilasi Paviliun Do Re Mi (Paviliun Record) dan Todays of yesterday (Bad sector records). Efek Rumah Kaca mulai keluar untuk berkenalan pada bulan Agustus 2007 dengan menggelar tour ke beberapa kota besar di Jawa. Momentum ini menjadi sebuah pengantar menuju album debut mereka.7

Pada bulan September 2007, album selftitled Efek Rumah Kaca dilepas melalui Paviliun Record. Album ini direspon baik oleh publik, diawali dengan

review-review positif dari para penulis di Internet. Singlepertama ”Jatuh Cinta Itu

Biasa Saja” mulai membuat kalangan media dan pendengar musik Indonesia menaruh pehatian. Tapi yang paling berpengaruh mengenalkan nama Efek Rumah Kaca kepada publik nasional adalah single kedua mereka yang berjudul “Cinta

Melulu”. 8

Sebuah satir ceria akan industri musik Indonesia yang didominasi oleh lagu-lagu bertema cinta yang penyajian komposisi musik dan liriknya begitu-begitu saja.

Kurang dari setahun berselang, 19 Desember 2008 Efek Rumah Kaca

merilis album kedua yang mereka beri judul “Kamar Gelap” oleh Aksara Record.

Ada 12 lagu yang mereka bawakan di album ini, setiap komposisi musiknya dirancang untuk mendukung tema dan lirik lagunya, begitupun sebaliknya. Musik

6

http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 februari 2013

7

http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 februari 2013

8


(40)

mereka masih bermain di area pop, namun ditambah sedikit arsiran indie rock, punk, progressive rock, dan jazz. Tittle album “kamar gelap” diambil dari lagu

berjudul di album kedua ini. “Kamar Gelap” adalah representasi konsep bermusik

ERK, yaitu memotret realitas. Untuk menyempurnakan album kedua ERK berkarya bersama Angki Purbandono. Beliau adalah seorang seniman berbasis fotografi dari Ruang MES 56 Yogyakarta yang menangani arahan seni kemasan album ini. Sebuah paket seni musik dan fotografi.9

Tabel 2

Album Efek Rumah Kaca

Pada September 2011 album ketiga Efek Rumah Kaca akan meluncur ke pasaran. Menurut Akbar sang penabuh drum, perencanaan album tersebut sudah ia lakukan bersama Cholil dan Adrian sejak 2010. Prosesnya yaitu penemuan dan fiksasi nada drum, kemudian untuk gitar dan bass, terakhir penemuan lirik lagu. Mereka mengaku proses pengerjaan album ini agak tersendat karena Adrian masih

9

http://deathrockstar.info/album-kedua-efek-rumah-kaca- diakses pada 23 februari 2013.

10

http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 februari 2013 Tahun Album Nama Album Single

2007 Efek Rumah Kaca * 1stSingle - Jatuh Cinta Itu Biasa Saja * 2ndSingle - Cinta Melulu

* 3rdSingle - Di Udara * 4thSingle - Desember

2008 Kamar Gelap * 1stSingle - Kenakalan Remaja di Era Informatika

* 2nd Single - Mosi Tidak Percaya * 3rd Single - Balerina10


(41)

belum cukup pulih dari penyakit yang dideritanya. Sudah dicheck di Singapura, sepertinya ada permasalahan virus dengan penglihatannya. 11 Akbar sang penabuh drum menjelaskan, bahwa :

Album itu akan berisi enam lagu. “Belum terpikirkan mengenai

lagu apa yang mungkin menjadi lagu cover album. Belum juga

terpikirkan mengenai judul album’’,

Di jajaran band indie Tanah Air, nama ERK tak asing. Kedua album Efek Rumah Kaca dan Kamar Gelap, terjual antara 7.000-9.000 keping. Sebuah pencapaian yang bagus untuk sebuah band indie.

Di luar aktivitas panggung dan urusan rekaman album baru, Cholil, vokalis Efek Rumah Kaca, adalah pekerja di sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang hukum. Dua personel ERK, Adrian dan Akbar, juga memiliki pekerjaan lain.12

Gambar 1 Cover Album ke-1

Sumber: efekrumahkaca.net

11

http://entertainment.kompas/read/2011/04/14/10082589/Efek.Rumah.Kaca.Album.Keti ga.Tak.Bersahabat diakses pada 23 februari 2013.

12

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/2410 diakses pada 15 April 2013.


(42)

Filosofi yang terdapat pada cover album efek rumah kaca yang pertama ini adalah bangku yang melambangkan akan sebuah tingkatan pendikan, goresan hitam dan lubang putih di tengah memaknai akan sebuah hisapan besar. Jadi secara sederhana dapat ditafsirkan bahwa kini nilai-nilai pendikan makin terbawa arus kegelapan globalisasi. Dan sungguh menjadi tugas kita semua untuk bisa merubah kembali arus tersebut kea rah positif.13

Tabel 3 Album Pertama

Efek Rumah Kaca (self title)

Tanggal Rilis Sep-07

Label: Paviliun Records

Produser: Efek Rumah Kaca, Harlan Boer

Judul Lagu Jalang Di Udara

Jatuh Cinta Itu Biasa Saja Efek Rumah Kaca

Bukan Lawan Jenis Melankolia

Belanja Terus Sampai Mati Cinta Melulu

Insomnia Sebelah Mata

Debu-Debu Berterbangan Desember

Sumber: efekrumahkaca.net

13


(43)

Makna dibalik lagu pada album pertama :

1. Jalang

Lagu pertama pada album ini, menceritakan sebuah keadaan nyata ketika masa pemerintahan orde baru. Semua yang menentang kinerja pemerintah dianggap musuh negara. Dapat terlihat jelas dari potongan liriknya: siapa yang berani bernyayi, nanti akan di kebiri… siapa yang berani

menari, nanti kan di eksekusi… karena mereka paling suci, lalu mereka bilang kami jalang…’

Bentuk tindakan semena-mena dan pembungkaman suara rakyat oleh pemerintah untuk tidak lagi bisa untuk melawan. Kecil saja terdengar suara, mereka langsung dibumihanguskan entah kemana, Pemerintah merasa paling benar dan rakyat hanya untuk diperintah.

2. Jatuh cinta itu biasa saja

Jangan langsung memaknai lagu ini sebagai lagu yang merendahkan arti cinta. Efek rumah kaca membuat lagu yang memiliki arti berbeda daripada lagu cinta yang merajalela di pasar musik Indonesia sekarang ini, tidak ada makna cinta yang hiperbola. Menyinggung juga orang-orang yang menjalani dan memaknai cinta yang terlalu berlebihan. Terlihat dari potongan lirik lagunya: „kita berdua hanya berpegangan tangan, tak perlu berpelukan…’

Kesederhanaan dalam memaknai sebuah hubungan percintaan, bahwa tidak perlu euforia yang berlebihan dalam menikmatinya. Karena jatuh cinta itu cukup dengan perasaan sederhana yang tak perlu jutaan selebrasi.Karena pada hakikatnya cinta sudah cukup istimewa dengan caranya sendiri.


(44)

3. Bukan lawan jenis

Satu tema menarik yang diangkat oleh efek rumah kaca dan menjadikannya sebuah lagu. Sama seperti judulnya cerita tidak jauh dari kisah dimana seorang ingin menolong tapi orang yang ditolong malah jatuh cinta padahal mereka sama jenis. Sang penolong hanya bisa bernyanyi dan memohon maaf, aku bukan lawan jenismu.

4. Belanja terus sampai mati

Bercerita bahkan mengkritik sebuah kebiasaan masyarakat Indonesia (tak terkecuali mereka juga) yang sudah menjadi satu kebudayaan turun temurun bangsa ini yaitu budaya konsumerisme. Tapi itu hanya kiasan, juga juga suatu pembenaran, atas bujukan setan, hasrat yang dijebak zaman, kita

belanja terus sampai mati…’ tidak bisa dipungkiri, lirik lagu ini menggambarkan realitas yang ada pada tiap individu masyarakat Indonesia.

Realita di masyarakat makin menggila, dengan makin tingginya tingkat pemanfaatan kekayaan dengan cara yang bijaksana. Bahkan masyarakat tidak lagi mengutamakan skala prioritas. Nafsu setan menjadi pengendali dalam setiap bentuk pembelanjaan.

5. Insomnia

Lagu lain yang mengangkat tema sederhana, kebiasaan seseorang yang menjadi sebuah penyakit susah tidur, insomnia. dalam lagu ini menceritakan seseorang yang terus bertanya kepada dirinya sendiri, apa itu insomnia? apa penyebabnya? dari mana datangnya?


(45)

Penyakit sulit untuk tidur yang dialami oleh seseorang dan menjadi tanda tanya besar akan penyebab dan asal muasal dari mana penyakit itu berasal. Dan makin menjangkit ke banyak masyarakat di kota-kota besar. Entah sampai kapan penyakit ini akan terobati.

6. Debu-debu beterbangan

Dalam lagu ini kita diajak merenungkan hidup yang tengah kita jalani dan juga tersirat sebuah makna religi. Selain itu pada bagian reff., menceritakan hari kiamat yang akan datang, tak bisa dielakan, dan sebagai manusia kita hanya bisa pasrah. „pada saatnya nanti, tak bisa bersembunyi…

kita pun menyesali, kita merugi… pada siapa mohon perlindungan? Debu

-debu beterbangan…’

Sebuah bentuk evaluasi jiwa akan sudah berapa banyak dosa yang telah dilakukan selama hidup. Semua menjadi sia-sia karena terlalu banyak membuang kesempatan yang telah diberikan Tuhan untuk memperbaiki. Akhir dari semua itu adalah penyesalan yang seharusnya bisa lahir di awal cerita, bukan malah di akhir.

7. Di udara

Sebuah lagu yang khusus dipersembahakan untuk seorang aktivis yang dibunuh di udara, siapa lagi kalau bukan Munir. Dalam lirik lagunya jiwa seorang munir bagai hidup dan mengisyaratkan bahwa akan lahir munir-munir lainnya yang akan membela ketidakadilan di negeri ini. „ku bisa tenggelam

dilautan, aku bisa diracun di udara, aku bisa terbunuh ditrotoar jalan, tapi


(46)

Tokoh Munir dan sekelumit perjalanan kisahnya dalam menegakkan Hak Asasi Manusia menjadi ide pokok dalam lagu Di Udara. Kemudian dikemas dalam lirik-lirik perlawanan yang pada tak pernah padam akan sebuah ketidakadilan.

8. Efek rumah kaca

Sebuah lagu yang memiliki nama yang sama dengan nama band dan judul albumnya. Lagu ini bertema kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, pemanasan global. Sedikit juga bercerita tentang keadaan bumi dimasa yang akan datang jika manusia terus merusak alam dan tidak mencoba memahami bumi ini sendiri.

Tindakan manusia yang semakin tidak sopan terhadap anugerah yang telah diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan yang terdapat di bumi. Polusi tanah, air, udara, suaran makin menjadi. Akhirnya manusia juga yang akan merasakan dampak dari tingkah lakunya sendiri, bencana yang kian banyak di bumi.

9. Melancholia

Salah satu lagu yang ditulis Cholil sang vokalis, pada waktu ayahnya meninggal. dalam kesendirian dia merasakan satu keadaan yang sangat menyedihkan. semua serba melankolis dan dia menggambarkannya menjadi sebuah keindahan yang jarang dirasakan oleh orang lain untuk dinikmati.


(47)

Lirik akan sebuah rasa kehilangan akan sosok yang sangat memberikan banyak inspirasi dalam hidup. Menjadikan banyak perubahan sesudah itu, serta banyak pelajaran hidup yang akan dipetik dari kisah ini. Ayah.

10.Cinta melulu

Lagu paling sukses yang menjadi single pertama efek rumah kaca. mernceritakan tentang pasar musik di indonesia yang lagu-lagunya semua bertema cinta. Menyindir semua penikmat musik, band, dan para pencipta lagu zaman sekarang. „lagu cinta melulu, apa memang karna kuping melayu?

suka yang sendu-sendu…’

Fenomena romansa cinta yang selalu menjadi hits pada blantika musik Indonesia. Menjadikan pasar beramai-ramai untuk menghasilkan lagu yang bertemakan cinta, padahal masyarakat kian jenuh akan tema cinta. Tidak ada pembelajaran yang berarti karena selalu dijejali dengan tema yang sama dan cenderung membosankan. Perlu ada tandingan yang jitu untuk melawan tema tentang cinta.

11.Sebelah mata

Menceritakan keadaan adrian, sang basis yang mempunyai gangguan pengelihatan. Perlahan-lahan pengelihatannya kabur dan timbul bercak pada matanya, kemudian dia menulis lagu ini. Sama seperti melancholia, adrian menggambarkan kekurangannya menjadi sebuah keindahan yang tak dimiliki


(48)

orang lain, menilai sebuah kekurangan atau kelemahan menjadi sebuah kelebihan. „sebelah mataku yang mampu melihat, bercak adalah sebuah

warna-warna mempesona...’

“Sebelah Mata” ini menceritakan tentang seorang yang harus berbaring tak berdaya karena sedang terserang penyakit Diabetes. Ingin selalu untuk berpikir optimis tapi realita yang ada menunjukkan jika penyakit yang telah dia alami menuntun dia dalam posisi yang tak berdaya dan kesepian adalah teman setia lantaran orang-orang disekelilingnya sudah jarang lagi mengisi hari-harinya.

Memang sangat menyakitkan jika kita dalam kondisi seperti itu, Namun jika ada dari teman, Sahabat atau keluarga kita yang mengalami seperti itu kita hendaknya harus mensuport dia dan tak lupa slalu ada disisinya agar mereka meras tak sendirian serta mempunyai semangat yang berlipat untuk berjuang untuk sembuh.

12.Desember

Menceritakan sebuah banjir besar yang melanda Jakarta pada akhir tahun 1999. Lagu ini juga sebagai doa bagi mereka yang sabar menghadapi bencana tersebut dan doa bagi mereka yang telah berpulang kesisi –Nya akibat hal itu.

Bentuk kesedihan yang terispirasi dari bancana banjir yang terjadi pada tahun 1999, yang banyak memakan korban. Lirik yang sangat cantik

aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember, seperti pelangi setia


(49)

Gambar 2 Cover Album ke-2

Sumber: efekrumahkaca.net

Filosofi yang terdapat pada cover album efek rumah kaca yang kedua adalah bentuk pembungkaman suara kebebasan, suara rakyat yang dilarang untuk bisa memberikan aspirasi untuk memperbaiki pemerintahan. Dipilih kambing karena hewan ini mencirikan keberisikan.14

Tabel 4 Album Kedua Kamar Gelap

Tanggal

Rilis 19 Desember 2008

Label: Aksara Records

Produser: Efek Rumah Kaca

Judul Lagu Tubuhmu Membiru... Tragis Menjadi Indonesia

Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa Kamar Gelap

Mosi Tidak Percaya Jangan Bakar Buku

Lagu Kesepian Banyak Asap di Sana

Hujan Jangan Marah Laki-laki Pemalu

Kenakalan Remaja di Era Informatika Balerina

14


(50)

Makna dibalik lagu pada album kedua :

1. Tubuhmu membiru tragis

Tubuhmu membiru tragis, menjadi lagu pembuka dalam album keduanya ini. Menceritakan seorang pecandu narkoba/obat-obatan terlarang yang sudah tidak bisa membedakan lagi mana yang nyata dan mana yang tidak nyata. Tubuhnya bahkan jiwanya melayang entah kemana dan akhirnya dia pun mengakhiri hidup dengan bunuh diri, melompat dari ketinggian dan jatuh terkulai.

Realita akan maraknya peredaran dan penggunaan narkoba yang meresahkan banyak pihak. Efek candu yang kian menjadi seakan meruntuhkan moral bangsa, khususnya tingkat remaja yang pada dasarnya fase pencarian jati diri. Semua dapat merubah dengan cepatnya, tak sedikit dari mereka mati dengan sia-sia.

2. Kau dan aku menuju ruang hampa

Mereka mengambarkan sebuah keadaan dimana seseorang dipaksa untuk menuruti apa yang dikehendaki oleh atasannya atau orang yang lebih berkuasa (pemaksaan kehendak/brain wash). Menyentil juga situasi yang terjadi pada masa Orde baru. „kau belah dadaku, mengganti isinya… dihisap

pikiranku, memori terhapus… terkunci mulutku, menjeritkan pahit…’

Menceritakan akan sebuah tindak pemaksaan, dengan makin maraknya pencucian otak. Memaksa seseorang untuk bisa mengikuti sebuah aliran atau aturan yang pada dasarnya mengarah kea rah negatif.


(51)

3. Mosi tidak percaya

Sebuah suara kepenatan akan janji yang tidak pernah dipenuhi, sebuah teriakan rakyat yang tak mau lagi dikelabui oleh janji-janji palsu para penguasa negeri ini „Kamu ciderai janji, luka belum terobati, kami tak mau

dibeli, kami tidak bisa dibeli, janjimu pelan-pelan akan menelanmu…”

Menjadi sebuah bentuk perlawanan rakyat kepada pemerintahan yang kian marak mengumbar janji janji manis. Memanfaatkan setiap momentum pada kesusahan rakyat, kemudian mereka menebar janji dengan alih-alih akan membantu dengan balasan timbal balik agar mereka dapat terpilih ke Senayan. Namun ketika sudah terpilih mereka melupakan semua janji.

4. Lagu kesepian

Lagu lain yang bertemakan cinta dikemas dalam wadah cantik yang berbeda dari lagu-lagu yang beredar luas belakangan ini. Bernuansa akustik dan masih menceritakan hal yang sederhana, sebuah janji yang tak lekas

ditepati. ’Ku tak melihat kau membawa terang yang kau janjikan… Kau bawa

bara berserak di halaman, hingga kekeringan… dimana terang yang kau janjikan? Aku kesepian…’

Menceritakan akan seseorang yang hidup dalam keputus asaan. Merasakan tak ada lagi orang lain yang memberikan perhatian. Hidupnya penuh dengan masalah, dan sampai akhirnya ia menanyakan dimana bantuan Tuhan yang dijanjikan.


(52)

5. Hujan jangan marah

Hujan jangan marah menceritakan keadaan musim kemarau yang berkepanjangan. Bercerita tentang sebuah doa seseorang agar hujan cepat turun dan tak marah lagi untuk menghapus musim kering yang

berkepanjangan di negeri ini. „dengarkah? Jantungku menyerah… terbelah, ditanah yang merah… gelisah dan hanya suka bertanya pada musim kering… hujan hujan jangan marah…’

Harapan besar akan sebuah kehangatan untuk negeri Indonesia, konflik

yang kian banyak semoga akan segera mereda tersirat dalam “ gelisah dan hanya suka bertanya pada musim kering” lirik yang dalam dan memuat

banyak harapan untuk negeri tercinta.

6. Kenakalan remaja di era informatika

Lagu ini bercerita tentang maraknya video seks remaja Indonesia. Menggambarkan keadaan nyata tentang rendahnya moral remaja yang dengan sesuka hati melakukan seks bebas dan mengabadikannya ke dalam bentuk video. „rekam, dan memamerkan badan dan yang lainnya… mungkin hanya

untuk kenangan… ketika birahi yang juara, etika menguap entah kemana?’

Tindakan amoral yang dilakukan remaja kian marak, menjadikan banyak orang gerah dengan tindakan mereka. Dunia nyata dirasa kurang memberikan sensasi atas tindakan yang membuat mereka merasa ingin melakukannya berulang-ulang. Kemajuan zaman mengarahkan mereka untuk bisa eksis pula di dunia maya dengan kesenangan yang tiada tara, tanpa lagi mengindahkan norma dan etika yang seharusnya mereka taati.


(53)

7. Menjadi Indonesia

Mendengar lagu ini kita seperti merasa kesal dan sebal karena „hawa’ Indonesia penuh dengan kegelapan politik dan banyak kecurangan didalamnya. Sebuah ajakan juga dilontarkan agar masyarakat Indonesia bangkit mewujudkan mimpi-mimpi yang terpendam, memperbaiki citra negeri ini agar dikenal sebagai negara besar dimata dunia, tidak bergantung kepada negara lain dan menjadi Indonesia yang sesungguhnya kelak. „lekas, bangun

dari tidur berkepanjangan… menyatakan mimpimu… cuci muka biar terlihat segar… merapihkan wajahmu… masih ada cara menjadi besar… memudakan tua mu… menjelma dan menjadi Indonesia…’

Ekspresi bentuk kebosanan akan konflik yang semakin berbelit negeri ini . Bukan lagi harus menyalahkan kondisi dan harus menumbuhkan rasa yang kian memperkeruh suasana, namun memang harus sadar dan bangkit atas segala problematika. Jutaan cara masih tersedia untuk menjadi besar serta menjadikan Indonesia lebih tangguh.

8. Kamar gelap

Jangan salah dalam memaknai lagu ini. Bukan berarti lagu ini

menceritakan sebuah kamar „angker’ yang gelap gulita, melainkan sebuah kamar yang digunakan untuk menghasilkan (mencuci) sebuah foto. Lagu ini sangat unik, karena tema yang diangkat sesungguhnya tak banyak dipikirkan

oleh kita. „yang kau jerat, adalah riwayat… tidak punah, jadi sejarah… padam

semua lampu, semua lampu…’

Lagu kamar gelap menceritakan dengan rinci akan proses cantik yang harus dilalui oleh setiap manusia. Karena kamar gelap mengajarkan akan


(54)

arti sebuah kesabaran menikmati proses, menjalani setiap langkah, serta menjadikan pelajaran dalam hidup yang tidak akan pernah punah. Sejatinya proses kamar gelap adalah mulai pencucian film negatif, melalui berbagai proses kimia, dan kemudian menjadikan film positif yang indah.

9. Jangan bakar buku

Menceritakan kejadian maraknya pembakaran buku-buku sejarah yang menyimpang. Teriakan bagi semua orang akan pentingnya sebuah buku dalam hidup, sebagai pedoman dan menerangi jalan kebenaran yang telah disimpangkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Langkah penghapusan sejarah yang seharusnya terus bisa diteliti dan dipelajari oleh generasi penerus, baik dari segi positif maupun negatifnya. Salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan membakar semua buku yang di dalamnya terdapat banyak bukti – bukti sejarah yang sebenarnya banyak yang belum terungkap.

10. Banyak asap disana

Lagu ini bertema urbanisasi. Menceritakan masyarakat desa yang hanya menggantungkan cita-citanya dikota besar. Mengharapkan penghasilan yang lebih karena disana banyak pabrik-pabrik berdiri dan akibatnya juga di kota jarang terdapat taman-taman hijau karena banyak berdiri gedung dan pabrik. „menanam tak bisa, menangis pun sama… gantung cita-cita di tepian

kota…’

Kisah megenai kemewahan ibu kota yang menjanjikan akan sebuah kehidupan yang lebih layak dibandingkan harus tinggal di desa. Kota besar


(55)

seperti Jakarta akan terus menjadi magnet bagi setiap pekerja guna memperbaiki taraf hidup, sampai-sampai mereka menggantungkan segala harapan dan cita-citanya di Ibu Kota.

11. Laki-laki pemalu

Alunan musik waltz menggalun indah pada lagu ini. Dalam lagu ini, ada dua kemungkinan besar makna yang tersirat, yang pertama adalah cerita dimana hidup seorang laki-laki yang tidak mempunyai keberanian untuk menggungkapkan perasaannya kepada sang pujaan, yang hanya mampu bersembunyi atau hanya sebagai pemuja rahasia. „nanti malam, kan ia jerat

rembulan… disimpan dalam sunyi, hingga esok hari… lelah berpura-pura,

bersandiwara… esok pagi kan seperti hari ini… menyisakan duri, menyisakan perih, menyisakan sunyi…’

Keunikan bentuk perasaan anak manusia terhadap lawan jenisnya, menjadi cerita yang menarik dan layak diangkat pada lagu laki-laki pemalu. Pada akhirnya rasa itu hanya menjadi sandiwara yang tersimpan dan tak pernah tersampaikan pada lawan jenisnya. Menjadi duri yang akan terus menyesakkan perasaannya seumur hidup.

12. Balerina

Sebagai lagu penutup pada album ini, efek rumah kaca menawarkan satu lagu yang lebih ear catchy, dengan musiknya yang santai lagu ini berhasil membuai kita untuk kembali memutar dan mendengarkannya. Bercerita tentang sebuah keseimbangan yang harus ada dalam kehidupan. Mereka menggambarkan hidup layaknya seperti seorang balerina, bergerak indah,


(56)

santai, dan mempesona. „menghimpun energi, mengambil posisi, menjejakan

kaki, meniti temali… merendah meninggi… rasakan api, konsentrasi… biar, tubuhmu berkelana… lalui kegelisahan, mencari keseimbangan, mengisi ketiadaan, di kepala dan di dada…’

Filosofi seorang balerina yang anggun menjadi ide yang menarik dalam menggambarkan sebuah keseimbangan dalam kehidupan. Dengan adanya keseimbangan hidup kita terasa teratur, aman, menyenangkan dan membuat kita menjadi tenang tentunya

Nilai dalam seorang balerina haruslah tertatih hingga terjatuh terlebih dahulu, kemudian baru bisa menyelami makna kehidupan yang sebenarnya. Balerina menjadi sebuah simbol keindahan dan pembelajaran, karena banyak unsur kehidupan di dalamnya, seperti menyeimbangkan tubuh saat menampilkan penarian balet.


(57)

D. Biografi personil Grup Band Efek Rumah Kaca

Tabel 5 Biodata Personel

Nama Cholil Mahmud

Tempat tanggal Lahir Jakarta,28 April 1976

Posisi di band Vocal, Guitar

Pendidikan Terakhir S1 – Akuntansi

Pekerjaan Akuntan

Referensi music Jeff Buckley, Radiohead

Referensi Lirik Puthut ea, Iwan Simatupang

Minat selain music Dosen dan Kurator seni

Nama Akbar Bagus Sudibyo

Tempat tanggal Lahir Jakarta, 13 Agustus 1976

Posisi di band Drum

Pendidikan Terakhir D3 – Akademi Radio dan Televisi

Pekerjaan Session player

Referensi music Semua musik era sekarang maupun era 80an

Referensi Lirik Iwan Fals

Minat selain music Bikin Film dan Pertamanan

Nama Adrian Yunan Faisal

Tempat tanggal Lahir Jakarta, 16 Maret 1976

Posisi di band Bass, Backing Vocal


(58)

Pekerjaan Teknisi kalibrasi

Referensi music Stone Temple Pilot, Sting

Referensi Lirik Puisi dan Novel

Minat selain music Olah Raga dan Teknik

E. Prestasi yang diraih Grup Band Efek Rumah Kaca

Kegigihan kami dalam menyampaikan pesan sosial dalam album ini mengantarkan mereka manggung di berbagai kota besar di Indonesia, selain itu juga mengantarkan ERK meraih antara lain “The Best Cutting Edge” - MTV Indonesia Music Award 2008, “Editor’s Choice 2008” versi Rolling Stone

Indonesia, “Class Music Heroes 2008” dan Nominator Anugrah Musik Indonesia Award 2008.15 Di awal bulan Maret 2009 ERK masuk dalam jajaran musisi

ClassMusic Heroes oleh salah satu produk rokok. Nama ERK disejajarkan dengan nama-nama besar lainnya, seperti Iwan Fals, Slank, Peterpan dan nama-nama besar lainnya.16

Pada 23 Januari 2013 Efek Rumah Kaca baru saja melaksakan penampilan di Rolling Stone Cafe, Jakarta. Disana mereka sangat mendapat antusias terilihat dari penjualan tiket sebanyak 200 habis terjual, belum lagi tamu undangan yang tak terhitung. ERK main hampir dua jam tanpa henti melaksanakan tugas mereka seakan tak kenal letih.

15

http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 desember 2012

16

Wawancara pribadi dengan Adrian Yunan Faisal bassist Grup Band Efek Rumah Kaca, Jakarta, 19 Juli 2013


(1)

2. Segmen usia berapa lagu-lagu grup band Efek Rumah Kaca ?

Segmen dari erk pada dasarnya adalah anak muda, namun kenyataannya malah gak sedikit juga orang tua yang menyukai lagu-lagu kita

3. Bagaimana proses pra penciptaan lagu pada album Efek Rumah Kaca ?

Erk lebih mengedepankan proses penciptaan lirik dahulu, kemudian barulah harmonisasi dengan musik.

4. Bagaimana pertimbangan pemilihan tema yang diangkat pada masing-masing lagu ?

Pertimbangan tema ya semua harus melalui proses rapat bersama, biasanya setiap personel menawarkan satu ide kemudian barulah diputuskan dalam rapat.

5. Bagaimana gaya bahasa yang digunakan grup band Efek Rumah Kaca dalam menciptakan sebuah lirik lagu ?

Gaya bahasa kita lebih mengalir aja, tapi memang banyak yang bilang bahasa kita terlalu berat namun memang lagi-lagi ingin memberikan sedikit pengetahuan dalam lirik, biasanya cholil yang lebih banyak memberikan saran bahasa dalam hal ini.

6. Bagaimana kognisi sosial yang ada pada lagu Jatuh Cinta itu biasa saja ? Kita melihat fenomena bahwa sebenarnya budaya orang –orang dalam membina hubungan itu bergeser. Sekarang itu seperti dikondisikan. Contoh film dan lagu yang menggambarkan cinta yang membara penuh gejolak. Dan mungkin pengaruhnya sampai kemakan sama yang ditonton. Padahal film dan lagu tidak mewakili kita. Contoh, kita suka sama seseorang, gak pernah bisa


(2)

menjalani sesuatu yang penuh dengan romantisme. Romantisme menurut kita adalah kita yang biasa-biasa saja. Dalam artian suatu hubungan yang kita rasakan lebih erat tanpa adanya ekspektasi tinggi. Seperti yang terjadi pada gw, cholil, akbar, atau orang tua kita. Pada awalnya adalah temen satu kantor, jalan bareng, makan bareng, kemudian lama-lama suka. Terus berulang dalam keseharian tanpa adanya kirim bungan serta saling memuji. Setelah itu lahirlah perasaan suka sama suka, dan kemudiaan married. Kenyataannya cinta itu yang gak penuh dengan pujian dsb. Jadi cinta yang ada di dalam film gak realistis, gak merefleksikan hidup kita. Dan mungkin ini juga dirasakan sama orang lain.

7. Bagaimana kognisi sosial yang ada pada lagu Bukan Lawan Jenis ?

Seseorang yang bertemu sesama jenis. Yang satu karena homo seks, dan yang satu lagi heteroseks. Sebenarnya lagu ini adalah penggambaran dari pengakuan hak dalam orientasi seks yang berbeda masih belum berlaku di Indonesia. Ketika kaum homo seks menyukai yang sesama jenis, namun yang hetero seks tidak perlu memperdebatkan. Lagu ini juga diangkat dari pengalaman pribadi seseorang.

8. Bagaimana kognisi sosial yang ada pada lagu Belanja Terus Sampai Mati? Selama ini kita membahasakannya dengan kata konsumtifisme. Jakarta pada saat weekend semua mall pasti penuh, ini merupakan fenomena yang aneh. Jakarta memiliki mall yang banyak sekali, artinya masyarakat digiring untuk menjadi konsumtif. Mau si kaya maupun yang menengah sama-sama konsumtif dengan kemampuannya masing-masing


(3)

9. Bagaimana kognisi sosial yang ada pada lagu Debu-debu Beterbangan ? Kita berusaha memahami isi surat Al-Ashr, persepsi kita dihubungkan dengan konteks berkesenian. Keinginan kita bahwa semua orang itu kalau berkarya akan lebih baik jika mapu melularkan hal-hal positif atau bermanfaat untuk masyarakat. Banyak orang yang buat lagu bukan hanya gak ada isinya, tapi memang niat menjual sesuatu yang hanya memikirkan keuntungan. Contoh lagu-lagu dangdut, lirik banyak yang ngaco. Sadar gak sih mereka sudah menularkan hal-hal negative ke masyarakat. Dan menurut gw mereka harusnya sadar dan pasti sadar walaupun gak bisa memperkirakannya. Banyak orang yang punya tempat di ruang publik namun tidak bisa memanfaatkan untuk hal-hal positif

10.Bagaimana kognisi sosial yang ada pada lagu Di Udara ?

Kita mau mengangkat mengenai kematian Munir dan film Garuda’s datelist upgrade, ini adalah film semi dokumenter tentang pengusutan kasus munir. Intinya Munir mati diracun dan harus diusut sampai tuntas bahkan sampai Mahkamah Internasional. Pada saat itu banyak orang yang belum tau tentang Munir, dan kita ingin menyuarakan itu lewat lagu di udara.

11.Penghargaan apa saja yang sudah didapatkan oleh Efek Rumah Kaca ?

Alhamdulillah berkat kegigihan kami dalam menyampaikan pesan sosial dalam album ini mengantarkan mereka manggung di berbagai kota besar di Indonesia, selain itu juga mengantarkan ERK meraih antara lain “The Best Cutting Edge” - MTV Indonesia Music Award 2008, “Editor’s Choice 2008” versi Rolling Stone Indonesia, “Class Music Heroes 2008” dan Nominator


(4)

Anugrah Musik Indonesia Award 2008. Di awal bulan Maret 2009 ERK masuk dalam jajaran musisi ClassMusic Heroes oleh salah satu produk rokok. Nama ERK disejajarkan dengan nama-nama besar lainnya, seperti Iwan Fals, Slank, Peterpan dan nama-nama besar lainnya.

12.Pesan atau saran apa yang ingin disampaikan Grup Band Efek rumah Kaca mengenai Industri Musik Indonesia ?

Industri musik harus yakin bahwa musik yang bisa dijual adalah musik yang berkualitas. Kualitas disini adalah kualitas musik itu sendiri, kualitas dalam konten atau tema, serta yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap masyarakat luas


(5)

DOKUMENTASI FOTO

Foto bersama Adrian selepas wawancara


(6)

Sesi foto bersama Efek Rumah Kaca ( Akbar, Cholil, dan Adrian )