Lebih  lanjut  ia  mengemukakan,  ada  tiga  kelompok  yang  selama  ini melaksanakan  ketiga  fungsi  tersebut.  Fungsi  pertama,  dijalankan  oleh  para
diplomat,  atase  dan  koresponden  luar  negeri  sebagai  usaha  menjaga  lingkungan. Fungsi  kedua,  lebih  diperankan  oleh  para  editor,  wartawan,  dan  juru  bicara
sebagai  penghubung  respon  internal.  Adapun  fungsi  yang  ketiga,  adalah  para pendidik  di  dalam  pendidikan  informal  atau  formal  karena  terlibat  mewariskan
adat kebiasaan, nilai dari generasi ke generasi. Charles R. Wright 1988 menambahkan satu fungsi, yakni entertainment
hiburan  yang  menunjukkan  pada  tindakan-tindakan  komunikatif  yang  terutama sekali  dimaksudkan  untuk  menghibur  dengan  tidak  mengindahkan  efek-efek
instrumental yang dimilikinya. Fungsi  pengawasan  menunjukkan  pengumpulan  dan  distribusi  informasi
baik  di  dalam  maupun  di  luar  masyarakat  tertentu.  Tindakan  menghubungkan bagian-bagian  meliputi  interpretasi  informasi  mengenai  lingkungan  dan
pemakainya  untuk  berperilaku  dalam  reaksinya  terhadap  peristiwa-peristiwa  dan kejadian-kejadian tadi. Adapun fungsi warisan sosial berfokus pada pengetahuan,
nilai, dan norma sosial.
35
Sehubungan  dengan  kenyataan  bahwa  komunikasi  adalah  sesuatu  yang tidak  bisa  dipisahkan  dari  aktivitas  seorang  manusia,  tentu  masing-masing  orang
mempunyai  cara  sendiri,  tujuan  apa  yang  akan  didapatkan,  melalui  apa  atau kepada  siapa.  Dalam  formulasinya  Harold  D.  Laswell  itu  biasa  disebut  who
35
Nurudin. 2007. Sistem Komunikasi Indonesia. Hal. 16
siapa,  says  what  mengatakan  apa,  in  which  channel  lewat  saluran  mana,  to whom
kepada siapa, with what effect efek apa yang diharapkan.
36
Selanjutnya, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri komunikasi massa. 1.
Komunikasi  berlangsung  secara  searah  one-way  traffic communication
2. Sasarannya  bersifat  anonim  tidak  saling  kenal  dan  heterogen
berbeda latar belakang 3.
Penyampaian pesan beragam dan khalayak sasaran mempunyai banyak pilihan.
4. Terorganisasi organize dan melembaga institutionalize
5. Memiliki  pengaruh  yang  sangat  besar  terhadap  masyarakat  karena
hadir  di  hadapan  khalayak  secara  periodik  harian,  mingguan, bulanan.
37
E. Rubrikasi Media Cetak
Asal  usul  istilah  “rubrikasi”,  agaknya  dimulai  ketika  tak  lama  setelah Gutenberg menemukan mesin cetak, banyak buku diproduksi secara massal. Pada
cetakan  awal,  buku  itu  rata-rata  tebal.  Untuk  menandai  book  mark  sekarang, buku  satu  dengan  buku  lain,  disekat  dengan  pita  warna  merah.  Dalam  bahasa
36
Ibid ., h. 27.
37
Sedia  Willing  Barus,  Jurnalistik  Petunjuk  Teknis  Menulis  Berita.  Jakarta:  Erlangga, 2010, h.14
Latin,  merah  berarti  ruber.  Karena  itu,  hingga  kini  untuk  menandai  ruang  satu dengan ruang lain disebut rubrikasi dari kata ruber tadi.
Rubrik dalam media cetak sama dengan menu. Menu  adalah sajian-sajian tertentu, yang khas, di mana masing-masing mempunyai cita rasa dan warna yang
berbeda. Seorang yang menyukai menu A misalnya, belum tentu menyukai menu B.  kalau  majalah  media  diibaratkan  dengan  prasmanan,  maka  rubrik  adalah
menu.  Tidak  setiap  menu  disantap,  yang  disantap  hanya  yang  sesuai  selera. Demikian  pula  pembaca,  mereka  sering  membaca  hanya  rubrik  yang  paling
disukai saja.
39
Sebuah  holding  company,  atau  perusahaan  besar  dengan  unit-unit tersendiri yang memperkerjakan banyak karyawan di berbagai tempat dan lokasi,
biasanya menerbitkan majalah internal sebagai media komunikasi antarkaryawan. Di  banyak  perusahaan,  majalah  internal  bahkan  dikelola  oleh  bagian  tersendiri,
biasanya dikelola oleh bagian Humas, atau bagian promosi, jika majalah tersebut diterbitkan  oleh  perusahaan.  Kalau  diterbitkan  sebuah  organisasi,  maka  majalah
itu dikelola oleh bagian humas. Sebagaimana  halnya  media  komunikasi  lain,  majalah  internal  pun
bertujuan  sebagai  media  komunikasi  antarkomunitas  yang  terbatas.  Meskipun “terbatas”,  sering  khalayak  audience-nya  cukup  besar.  Bahkan  di  sebuah
perusahaan  holding  company,  audience-nya  bisa  mencapai  belasan  ribu.  Untuk
38
Masri  Sareb  Putra,  Media  Cetak  Bagaimana  Merancang  dan  Memroduksi Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007, h. 88.
39
Masri  Sareb  Putra,  Media  Cetak  Bagaimana  Merancang  dan  Memroduksi Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007, h. 88.R
menjangkau  dan  berkomunikasi  satu  sama  lain,  diperlukan  media  komunikasi. Dan majalah internal diterbitkan sebagai media komunikasi dimaksud.
BAB III PROFIL DOMPET DHUAFA DAN MAJALAH SWARACINTA
A. Dompet Dhuafa
1. Sejarah Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa DD adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang  berkhidmat  mengangkat  harkat  sosial  kemanusiaan  kaum  dhuafa  dengan
dana ZISWAF Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal,  dari  perorangan,  kelompok,  perusahaanlembaga.  Kelahirannya  berawal
dari  empati  kolektif  komunitas  jurnalis  yang  banyak  berinteraksi  dengan masyarakat  miskin,  sekaligus  kerap  jumpa  dengan  kaum  kaya.  Digagaslah
manajemen  galang  kebersamaan  dengan  siapapun  yang  peduli  kepada  nasib dhuafa.  Pendirinya  terdiri  dari  empat  orang  wartawan  yaitu  Parni  Hadi,  Haidar
bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen Dompet Dhuafa.
Awalnya adalah sebuah kebetulan, walau sebagai orang yang beriman, kita percaya tidak ada sebuah kebetulan. Semuanya sudah ditentukan oleh Allah, Sang
Maha  Perekayasa.   April  1993,   Harian  Republika  menyelenggarakan  promosi untuk  surat  kabar  yang  baru  terbit  tiga  bulan  itu  di  stadion  Kridosono,
Yogyakarta. Di samping sales promotion untuk menarik pelanggan baru, acara di stadion  itu  juga  dimaksudkan  untuk  menarik  minat  masyarakat  Yogya  untuk
membeli saham koran umum Harian Republika.
40
40
www.dhompetdhuafa.org diakses 19 Juli 2013