Raudhah Muslimah Centre (Arsitektur Islam)

(1)

RAUDHAH MUSLIMAH CENTRE (ARSITEKTUR ISLAM)

LAPORAN PERANCANGAN TGA - 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

ZHILLI IZZADATI KHAIRUNI 060406037

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010


(2)

RAUDHAH MUSLIMAH CENTRE (ARSITEKTUR ISLAM)

Oleh

ZHILLI IZZADATI KHAIRUNI 060406037

Medan, 18 Juni 2010 Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Dwira N Aulia,M.Sc,PhD. Wahyuni Zahrah, ST, Msi. (NIP: 19630527 199303 2 005) (NIP: 19730819 200004 2 001)

Ketua Departemen Arsitektur

_______________________ Ir. Dwi Lindarto H., MT. (NIP: 19630716 199802 1 001)


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A)

Nama : Zhilli Izzadati Khairuni

NIM : 060406037

Judul Proyek Akhir : Raudhah Muslimah Centre Tema Proyek Akhir : Arsitektur Islam

Rekapitulasi Nilai :

Nilai akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasisiwa bersangkutan dinyatakan :

No. Status Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf Pembimbing

I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TGA - 490

1 LULUS

LANGSUNG

2 LULUS

MELENGKAPI 3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG 4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG 5 TIDAK LULUS

Medan, 18 Juni 2010

Ketua Departemen Arsitektur FT – USU Koordinator TKA-490 Studio Tugas Akhir

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT. Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT. (NIP: 19630716 199802 1 001) (NIP: 19630716 199802 1 001


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa, semangat, dan perhatian tiada henti dari orang tua saya yang tercinta Bapak Drs.H Zulkarnaen bin Usman dan Ibu Dra.H.Zubaidah Arsyad, Kak Ira & Bang Boby, Kak Ina, serta keluarga besar saya.

Terima kasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :

Ibu Ir. Dwira N. Aulia, MSc, PhD sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

Ibu Wahyuni Zahrah ST, Msi selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, serta motivasi yang sangat berarti.

Ibu Ir. Nurlisa Ginting, Msc selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Bapak Ir. Novrial M. Eng selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2009/2010.

 Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

 Sahabat-sahabat terbaik saya: Bg Taufiq, Elsha, Agus Diana, Sari, Fitri yang sudah sangat membantu selama Tugas Akhir. Terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan yang sangat menyenangkan.

 Teman - Teman angkatan 2006; Dini, Meli, Tasha, Mici, Irma, Liza, Mita, dll. Teman - teman 1 Kelompok Sidang; Rima, Novi, Widya, Indra, Abang - Kakak; 2004, 2005, Adik - Adik; 2007.

Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan,18 Juni 2010


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul Luar

LEMBARAN PENGESAHAN

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A ) ... . i

KATA PENGANTAR ... . ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... . ... vi

ii DAFTAR GAMBAR ... ... ix DAFTAR DIAGRAM ... . xii BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 2

1.2. Maksud dan Tujuan ... 4

1.3. Perumusan Masalah ... 8

1.4. Metode Pendekatan ... 8

1.5. Lingkup dan Batasan Proyek ... 9

1.6. Kerangka Berfikir ... 10

1.7. Sistematika Penulisan Laporan ... 11

BAB II. DESKRIPSI PROYEK ... 12

2.1. Tinjauan Umum ... 12

2.1.1 Profil Pesantren Ar-raudhatul Hasanah ... 12

2.2. Deskripsi Singkat Proyek ... 15

2.3.1 Arti Kata ... 15

2.3.2 Pengertian ... 15


(6)

2.3.1 Aktivitas Umum ... 16

2.3.2 Aktivitas Santri ... 16

2.3.3 Aktivitas Santriwati ... 16

2.3.4 Aktivitas pada “Raudhah Muslimah Centre” ... 17

2.4. Tinjauan Khusus ... 18

2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 18

2.2.2 Alternatif Lokasi Tapak ... 20

2.2.3 Pemilihan Lokasi Tapak ... 24

2.5. Tinjauan Fungsi ... 25 2.6. Stud 2.6.1 Muslimah Centre Daarut Tauhid ... 28

2.6.2 Muslimah Centre PP Imam Bukhari ... 33

BAB III. ELABORASI TEMA ... 35

3.1. Pengertian Tema ... 35

3.2. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 36

3.3. Interpretasi Tema ... 37

3.3.1 Sejarah Arsitektur Islam ... 37

3.3.2 Perencanaan Arsitektur Islam ... 38

3.4. Keterkaitan Tema dengan Judul ... 38

3.5. Studi Banding Tema Sejenis ... 40

3.5.1 Mesjid Raya Pondok Indah, Jakarta ... 40

3.5.2 Al Markaz Al Islami Mosque,Ujung Pandang ... 42

3.5.3 Mesjid Cordoba Andalusia (Spanyol) ... 45

3.5.4 Istana Al-Hambra Gradana (Spanyol) ... 49

BAB.IV. ANALISA ... 55

4.1 Analisa Fisik/Analisa Tapak dan Bangunan ... 55

4.1.1 Analisa Tata Guna Lahan ... 55

4.1.2 Analisa View ... 56

4.1.3 Analisa Vegetasi ... 57

4.1.4 Analisa Kebisingan ... 58

4.1.5 Analisa Sirkulasi & Pencapaian ... 59


(7)

4.2 Analisa Non Fisik/Fungsional ... 61

4.2.1 Analisa Pengguna ... 61

4.2.2 Analisa Kegiatan ... 65

4.2.3 Analisa Kebutuhan Ruang ... 66

4.2.4 Program Ruang ... 67

BAB V. KONSEP PERANCANGAN ... 79

5.1 Konsep Dasar ... 79

5. 2 Konsep Perancangan Tapak ... 80

5.2.1 Penzoningan Ruang Luar ... 81

5.2.2 Konsep Perletakan Massa ... 82

5.2.3 Konsep Sirkulasi Kawasan ... 83

5.2.3.1. Sirkulasi Kendaraan Pengunjung ... 83

5.2.3.2. Sirkulasi Pejalan Kaki ... 84

5. 3 Konsep Perancangan Bangunan ... 85

5.3.1 Konsep Massa ... 85

5.3.2 Konsep Entrance Bangunan ... 86

BAB VI. HASIL PERANCANGAN ... 87

6.1 Gambar Perancangan ... 87

6.1.1 Site Plan ... 87

6.1.2 Ground Plan ... 88

6.1.3 Denah Massa 1A... 89

6.1.4 Denah Massa 1B ... 90

6.1.5 Denah Massa 2 ... 91

6.1.6 Denah Massa 3 ... 92

6.1.7 Tampak Massa 1 ... 93

6.1.8 Tampak Massa 2 ... 94

6.1.9 Tampak Massa 3 ... 95

6.1.10 Potongan Massa 1 ... 96

6.1.11 Potongan Massa 2 ... 97

6.1.12 Potongan Massa 3 ... 98

6.1.13 Rencana Pondasi & Pembalokan Massa 1 ... 99

6.1.14 Rencana Pondasi & Pembalokan Massa 2 ... 100

6.1.15 Rencana Atap Massa 2 ... 101


(8)

6.1.17 Rencana Elektrikal Kawasan ... 103

6.1.18 Rencana Elektrikal Massa 1A ... 104

6.1.19 Rencana Elektrikal Massa 1B... 105

6.1.20 Rencana Elektrikal Massa 2 ... 106

6.1.21 Rencana Plumbing Kawasan ... 107

6.1.22 Rencana Plumbing Massa 1A... 108

6.1.23 Rencana Plumbing Massa 1B ... 109

6.1.24 Rencana Plumbing Massa 2 ... 110

6.1.25 Rencana Elektrikal & Plumbing Massa 3 ... 111

6.1.26 Detail Struktural ... 112

6.1.27 Detail Arsitektural ... 113

6.1.28 Detail Arsitektural ... 114

6.1.29 Persfektip Massa ... 115

6.1.30 Rencana Interior ... 116

6.1.31 Persfektip Kawasan ... 117

6.2 Poster & Maket ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 121


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komposisi penduduk beragama di kota Medan...2 Tabel 2.1 Tabel Perbandingan

Lokasi……….………...….16 Tabel 4.1 Jumlah Santriwati

Pesantren…….……….………..53 Tabel 4.2 Program


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi tapak dan kota dalam regional ... 10

Gambar 2.2 Master Plan Pesantren Ar-raudhatul Hasanah Medan ... 11

Gambar 2.3 Lokasi Site Jl. Setia Budi …………..……….…...…..12

Gambar 2.4 Kondisi Eksisting Alternatif Lokasi A ... 13

Gambar 2.5 Lokasi Site Jl. Jamin Ginting km 11,5 ... 14

Gambar 2.6 Kondisi Eksisting Alternatif Lokasi B ... 15

Gambar 2.7 Aktifitas Santriwati dalam Pesantren……….……….…...19

Gambar 2.8 Logo Daruut Tauhid ... 19

Gambar 2.9 Muslimah Centre Daarut Tauhid ... 20

Gambar 2.10 Kegiatan dalam Daarut tauhid ... 22

Gambar 2.11 Logo Pesantren Imam Bukhari ... 24

Gambar 3.1 Suasana Mesjid Raya Pondok Indah Jakarta ... 33

Gambar 3.2 Tampak Mesjid Raya Pondok Indah Jakarta ... 33

Gambar 3.3 Tampak Mesjid Raya Pondok Indah Jakarta ... 33

Gambar 3.4 Bagian luar mesjid serta ornament yang ada pada bangunan ini ... 35

Gambar 3.5 Denah Mesjid Cordoba ... 37

Gambar 3.6 Interior Mesjid Cordoba ... 38

Gambar 3.7 Eksterior Mesjid Cordoba ... 39

Gambar 3.8 Ornamentasi Mesjid Cordoba ... 40

Gambar 3.9 Istana Alhambra Granada ... 41

Gambar 3.10 Pintu masuk Istana ... 42

Gambar 3.11 Layout Istana Alhambra ... 43

Gambra 3.12 Kolom-kolom bulat pada Istana ... 44

Gambar 3.13 Kolam air mancur pada innercourt ... 44

Gambar 3.14 Interiot Istana dan ornamennya ... 45

Gambar 3.15 Suasana luar dari istana ... 45

Gambar 3.16 Denah Istana Al-Hamra,Granada... 46

Gambar 4.1 Analisa Tata Guna Lahan ... 55

Gambar 4.2 Analisa View ... 56


(11)

Gambar 4.4 Analisa Kebisingan ... 58

Gambar 4.5 Analisa Sirkulasi & Pencapaian ... 59

Gambar 4.6 Analisa Matahari & Angin ... 60

Gambar 5.1 Konsep Taman Islam ... 81

Gambar 5.2 Pola Arabesque pada Taman Islam ... 81

Gambar 5.3 Konsep Perletakan Massa ... 82

Gambar 5.4 Sirkulasi Kawasan Proyek ... 83

Gambar 5.5 Parkir Pengunjung Sementara ... 83

Gambar 5.6 Parkir Pengunjung Tetap ... 84

Gambar 5.7 Sirkulasi Pejalan Kaki ... 84

Gambar 5.8 Konsep Bentukan Massa Bangunan ... 86

Gambar 5.9 Konsep Entrance Utama ... 86

Gambar 5.10 Konsep Fasad Bangunan ... 86

Gambar 6.1 Site Plan ... 87

Gambar 6. 2 Ground Plan ... 88

Gambar 6. 3 Denah Massa 1A ... 89

Gambar 6.4 Denah Massa 1B ... 90

Gambar 6.5 Denah Massa 2 ... 91

Gambar 6.6 Denah Massa 3 ... 92

Gambar 6.7 Tampak Massa 1 ... 93

Gambar 6.8 Tampak Massa 2 ... 94

Gambar 6.9 Tampak Massa 3 ... 95

Gambar 6.10 Potongan Massa 1 ... 96

Gambar 6.11 Potongan Massa 2 ... 97

Gambar 6.12 Potongan Massa 3 ... 98

Gambar 6.13 Rencana Pondasi & Pembalokan Massa 1 ... 99

Gambar 6.14 Rencana Pondasi & Pembalokan Massa 2 ... 100

Gambar 6.15 Rencana Atap Massa 2 ... 101

Gambar 6.16 Rencana Atap & Flapon Massa 3 ... 102

Gambar 6.17 Rencana Elektrikal Kawasan ... 103

Gambar 6.18 Rencana Elektrikal Massa 1A ... 104

Gambar 6.19 Rencana Elektrikal Massa 1B ... 105

Gambar 6.20 Rencana Elektrikal Massa 2 ... 106


(12)

Gambar 6.22 Rencana Plumbing Massa 1A ... 108

Gambar 6.23 Rencana Plumbing Massa 1B ... 109

Gambar 6.24 Rencana Plumbing Massa 2 ... 110

Gambar 6.25 Rencana Elektrikal & Plumbing Massa 3 ... 111

Gambar 6.26 Detail Struktural... 112

Gambar 6.27 Detail Arsitektural... 113

Gambar 6.28 Detail Arsitektural... 114

Gambar 6.29 Persfektip Massa ... 115

Gambar 6.30 Rencana Interior... 116


(13)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Struktur Organisasi Pesantren………. 2

Diagram 1.2 Kerangka

Berfikir……….7 Diagram 3.1 Keterkaitan Tema dengan Proyek

……….30 Diagram 4.1 Struktur Organisasi

Pengguna……….46 Diagram 4.2 Kegiatan Staff

Karyawan…...……….50 Diagram 4.3 Kegiatan Peserta

Didik……...………..………..……….50 Diagram 4.4 Kegiatan

Pengunjung…...…...……….………..……….50

Diagram 5.1 Konsep berdasakan Tema ... 79 Diagram 5.2 Konsep Umum Raudhah Muslimah Centre ... 80


(14)

BAB I PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Islam terbesar di dunia, yakni sekitar 80% dari jumlah penduduknya. Agama Islam telah ada dan berkembang sangat pesat di dalam masyarakat Indonesia sejak dulu melalui aktivitas dakwah oleh para pengemban/aktivis dakwah. Dan saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat muslim (penganut agama Islam) merupakan masyarakat mayoritas di Indonesia, dan masyarakat itu pun terdiri dari berbagai suku bangsa, strata ekonomi, status sosial dan sebagainya. Kelompok yang kompleks ini dipersatukan oleh satu agama yang mereka anut bersama, yaitu Islam.

Salah satu agama yang telah ada dan berkembang sangat pesat di dalam masyarakat Indonesia sejak dulu adalah agama Islam. Hal ini bermula sejak masuknya agama Islam dari Gujarat India ke Indonesia berabad-abad lalu. Dan saat ini, tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat muslim (penganut agama Islam) merupakan masyarakat mayoritas di Indonesia, dan masyarakat itu pun terdiri dari berbagai suku bangsa, golongan ekonomi masyarakat dan sebagainya. Kelompok yang kompleks ini dipersatukan oleh satu agama yang mereka anut bersama yaitu agama Islam.

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar, penduduk yang memiliki berbagai potensi SDA dan SDM yang heterogen. Heterogenitas itu dapat dilihat baik dari suku bangsa, bahasa, strata ekonomi, tingkat pendidikan, status sosial maupun agama. Apabila ditinjau dari agama yang dianut, pemeluk Agama Islam adalah mayoritas di wilayah ini. Kaum muslimin ini juga terdiri dari berbagai keberagaman yang dipersatukan oleh akidah Islam tersebut.

Kota Medan adalah Ibukota dari Provinsi Sumatera Utara, kota Metropolitan di kawasan barat Indonesia dan memiliki masyarakat yang heterogen. Dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Kota Medan merupakan pintu gerbang pengembangan Agama Islam di kawasan tersebut, yang secara historis Kota Medan memiliki bukti-bukt i otentik tentang aktivitas ke-Islamannya yang sangat marak.

" Medan sebagai kota metropolitan menuju masyarakat madani yang menguasai Iptek dan bermuatan Imtaq serta berwawasan lingkungan".1

1


(15)

No Agama (%) Jumlah Penganut

1 Islam 72,65 1.235.556 jiwa

2 Kristen 20,69 351.858 jiwa

3 Budha 5,22 88.772 jiwa

4 Hindu 1,42 24.148 jiwa

5 Dan Lain-lain 0,02 340 jiwa

Sumber Depag Sumatera Utara.

Tabel.1 Komposisi penduduk beragama di kota Medan

Kota Medan merupakan kota metropolitan di Kawasan Barat Indonesia dan memiliki masyarakat yang heterogen. Dengan mayoritas penduduk beragama Islam, kota Medan merupakan pintu gerbang pengembangan Islam dikawasan tersebut, yang secara historis, kota Medan memiliki kegiatan aktivitas Ke-Islam-annya yang sngat marak.

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu wadah untuk menanpung kegiatan keislaman dan pendidikan yang ada di kota medan yaitu PESANTREN TARBIYAH ISLAMIYAH AR-RAUDHATUL HASANAH berdiri sejak 15 Januari 1981, saat acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan acara masuk rumah baru kediaman Drs. M. Ilyas Tarigan, salah satu pencetus pembangunan pesantren ini.

Jumlah santri dan santriwati pada pesantren ini berkisar 2.468 orang dengan perincian santri sebanyak 1.290 orang dan santriwati sebanyak 1.178 dengan staf pengajar berjunlah 150 guru. Pesantren ini juga menyediakan pendidikan untuk anak usia dini yang pada saat ini berjumlah 50 orang dengan perincian 17 putra dan 33 putri.

Selain pengembangan ilmu pengetahuan, para santriwati dituntun untuk lebih mengetahui kewajiban-kewajiban seorang muslimah serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar mendapat ridho Allah, maka segenap nikmat yang dimiliki tidak boleh ditelantarkan. Sebaliknya harus dijaga, dipelihara, dikembangkan demi pengabdian kita kepada Allah SWT. Karenanya, seorang muslimah harus paham apa kewajiban terhadap nikmat-nikmat diri yang dimiliki. Kewajiban yan mesti dipahami tersebut terbagi atas :

1. Kewajiban muslimah terhadap tubuhnya.

Banyak muslimah yang tampaknya kurang peduli dengan keadaan fisiknya, karena menganggap bahwa itu tidak penting., karena yang lebih penting adalah penunaian


(16)

amanah-amanah dengan sukses. Kurang peduli terhadap fisik bisa berupa tidak menjaga asupan makanan yang sehat dan bergizi, sehingga seringkali tubuh mudah sakit-sakitan, kemudian tidak pula diobati dengan tuntas sampai menjadi penyakit yang parah. Kekurang pedulian yang lain adalah kebersihan tubuh. Kebersihan disini bisa pakaian, rumah atau kamar pribadi, kebiasaan sehari-hari, dll. Termasuk kurang peduli pula pada penampilan, misalnya memakai pakaian yang berwarna mencolok atau tidak serasi, memakai pakaian tidak sesuai event, jilbab tidak rapih,dll.

Namun banyak pula muslimah yang memperlakukan tubuhnya secara berlebihan, hingga cenderung boros, baik untuk pakaian, perawatan tubuh, aksesoris, dsb. Sehingga pakaian muslimah yang digunakan tidak seusai lagi syar’i (penutup auratnya dgn tidak tipis/menerawang/ketat, berwarna mencolok mata).

Seorang muslimah yang mensyukuri nikmat tubuhnya, tentunya akan senantiasa bersikap proporsional dalam menjaga fisiknya. Menjaga makanan dan minuman dengan memilih yang halal, bersih, bergizi. Berolah raga teratur. Tidur yang cukup dan berkualitas bukan kuantitas.Menjaga kebersihan diri (kebersihan kulit/wajah/rambut, bau aroma tubuh) dan lingkungan (kamar tidur, toilet). Kesehatan wanita sejak dini/muda akan sangat berpengaruh bagi kehidupannya kelak, sesuai kodratinya. Seperti kesehatan reproduksinya, kesehatan organ seksualnya, kekuatan tubuhnya untuk hamil, menyusui, mengurus rumah tangga, dan aktif di masyarakat. Dalam berpakaian pun senantiasa sesuai dengan syari’at, rapih, bersih, sehingga menciptakan image yang baik di masyarakat, bagaimana seharusnya sosok wanita muslim. Perhatian-perhatian ini sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda ketika sahabat Abdullah bin Amr bin Ash berpuasa disiang dan malam hari, “ Janganlah lakukan, karena sesungguhnya matamu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, badanmu memiliki hak yang harus kau tunaikan, keluargamu memiliki hak yang harus kau tunaikan, maka puasa dan berbukalah, shalat dan tidur lah..(HR.Muslim).

2. Kewajiban muslimah terhadap akalnya.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna dalam proses penciptaannya.

Allah berfirman,”Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Q.S. At-Tiin,95:4)


(17)

Keistimewaan manusia adalah dengan dianugrahinya kemampuan akal dengan segala kapasitasnya. Sejak kehamilan di minggu ke-3 otak manusia akan terus berkembang secara pesat dan cepat dengan kemampuan yang menakjubkan. Kelebihan otak manusia yang diberikan Allah SWT ini adalah dengan berfungsinya akal. Inilah yang membedakannya dgn binatang.

Muslimah potensi yang tidak kalah dibandingkan dengan laki-laki. Akal yang dikaruniakan Allah kepada manusia haruslah dijaga dengan baik dari hal-hal yang merusak akal baik dari segi fungsi dan kesehatannya. Menjaga kesehatan akal adalah dengan memilih makanan dan minuman yang menyehatkan bukan yang merusakan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a Bahwa Nabi SAW bersabda,”Semua yang mengacaukan akal dan semua yang memabukkan adalah haram.” (HR. Abu Daud)

Dari segi penjagaan fungsi akal, adalah dengan mengisi akal dengan informasi yang bermanfaat. Ilmu dan informasi yang bermanfaat akan menjadikan makanan yang bergizi buat otak. Ilmu dan informasi itu berupa, pengetahuan keislaman. Syaikh Said Hawa menyebutkan beberapa ilmu islam yang harus diketahui setiap muslim meliputi 10 jenis, yaitu :

• Ilmu tentang pengenalan Allah, rasul dan Islam itu sendiri.

• Ilmu tentang Al-qur’an baik kandungannya, sebab-sebabnya, cara membacanya.

• Ilmu tentang As-sunnah, baik kandungannya, sanadnya.

• Ilmu tentang Ushul Fiqh yaitu ilmu yang berbicara tetang kaidah2 dasar yang dipergunakan untuk memutuskan suatu dasar hokum dari dalil2 yg global. • Ilmu tentang Aqidah, akhlak dan fiqih

• Ilmu tentang sirah nabawiyah dan tarikh umat islam (sejaah islam)

• Ilmu bahasa arab untuk mendalami materi Al-qur’an, hadits nabi, fiqih,dsb. • Ilmu tentang sistem musuh dalam menghancurkan islam (deislamisasi).

Terutama yang berkaitan dengan ghozul fikr (perang pemikiran). • Ilmu tentang islam kontemporer

• Ilmu tentang fiqh dakwah, yaitu aturan dan tata cara dalam menyampaikan islam/dakwah.

• Dengan mengusai penuh salah satu ilmu diatas diharapkan akan lahir ulama-ulama muslimah yang akan membantu memecahkan masalah keumatan terutama masalah2 ttg wanita.


(18)

Kemudian pengetahuan lain yang diperlukan adalah ilmu umum dan wawasan kontemporer. Dari sekian banyak ilmu umum, ada fardhu kifayah bagi muslimah untuk menguasai salah satu dari bidang-bidang tersebut, mendalaminya sehingga bisa professional. Dengan tersedianya ahli-ahli muslimah di bidang umum, akan sangat membantu kesulitan umat. Terutama dalam mengatasi masalah kewanitaan. Misalnya bidang kesehatan, bidang advokasi/hukum, bidang psikoligi, teknik, tata busana, kecantikan, dll.

Dibidang terkini pun muslimah dituntut untuk mengikuti perkembangan informasi dari berbagai dunia, tentang politik, nilai mata uang, seni dan budaya, olah raga,dll. Dengan wawasan yang luas akan sangat membantu muslimah dalam mengaktualisasikan dirinya di keluarga (dalam mendidik anak atau ngobrol bersama suaminya.) atau dalam masyarakat.

Pengetahuan yang lain adalah keterampilan teknis. Tanpa ada ahli dibidang-bidang teknis, muslimah akan mengalami keuslitan teknis yang semestinya tidak perlu terjadi apabila ilmunya dimiliki. Seperti computer, internet, dan sarana informasi lain.

3. Kewajiban muslimah terhadap hatinya

Segala sesuatu yang bersifat materi saja tidak akan menjamin ketenangan dalam hati. Untuk itulah kewajiban inti ada pada pengisian hati agar semua proses kegiatan dapat berjalan baik. Untuk mengasah fungsi hati ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:

a. Dzikrullah (mengingat Allah atau menyebut Allah),

“Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” ( Ar-Raad, 28) Dzikir selain menentramkan hati juga mencerahkan pikiran, kecemerlangan akal dan hati karena senantiasa mengingat Allah SWT. Al-Hadits, “ Perumpaan orang yang berdzikir kepada tuhannya dengan orang yang tidak berzikir ibarat yang hidup dengan yang mati.” (HR. Bukhari)

b. Membaca Al-qur’an. c. Menjauhi maksiat

d. Menjauhi ketergantungan pada makhluk e. Memperbanyak ibadah.

Hal menarik yang dijadikan alasan pemilihan pesantren ini dikarenakan pesantren ini memiliki bidang-bidang yang bervariasi pada struktur organisasinya. Salah satunya Bidang Usaha Milik Pesantren (BUMP) yang mana bidang ini merupakan usaha-usaha mandiri untuk mencukupi segala kebutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.


(19)

Dalam bidang usaha ini para santri maupun santriwati di ajak untuk mengembangkan usaha-usaha mandiri dalam suatu unit usaha santri/santriwati. Para santri dan santrriwati mengembangkan unit-unit usaha sebagai pengelola serta pengguna dalam bidang usaha ini. Selain menambah wawasan siswa dalam usaha mandiri juga dapat menambah input bagi pesantren tersebut.

STRUKTUR ORGANISASI PESANTREN AR-RAUDHATUL HASANAH

Diagram 1.1 Struktur Organisasi Pesantren

BIDANG PENELITIAN dan PENGEMBANGAN

Bidang yang dibentuk tahun 1994 ini diharapkan mewujudkan konsep dalam pengembangan pendidikan dan pengajaran di Pesantren, baik berupa gagasan murni maupun hasil dari penelitian. Bidang ini juga menangani pengembangan ilmiah santri dan

Keterangan :

IKRH : Ikatan keluarga Ar-raudhatul hasanah KMI : Kuliyyatu-l-Mu’aliminal Islamiyah BPSM : Balai Pengobatan Santri dan Masyarakat OPRH : Organisasi Pelajar Ar-Raudhatul hasanah PMB : Pengembangan Minat dan Bakat

PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini

ALUMN BID. Pendidikan BID.Pengasuha BID.LITBANG BID.Kesejahteraa BID.BUMP IKRH

BADAN MAJLIS BENDAHAR

DIREKTUR SEKRETARI

MAJLIS PENGASUH

T O W A P E L P E R C E T A K A S . F O T O B I N A T U B P S M K O N S U M S I P E M B A N G U N A N P M B S Y L A B U S P E R P U S K A D E R I S A S I P R A M U K A B A H A S A P E N G A S U H A P A U D L A B F I K I B M t s / M A K M I


(20)

guru melalui kegiatan ilmiah serta keterampilan. Salah satu biro yang ada pada bidang ini adalah:

Biro Pengembangan Minat dan Bakat (PMB)

Biro yang bertanggung jawab terhadap pengembangan minat dan bakat santi serta santriwatinya, melalui berbagai kegiatan, seperti :Raudhah Computer Center (RCC), Raudhah Pos (RDP), MATLA (majalah santri), dan kegiatan penambah wawasan lainnya.Kegiatan pengembangan minat dan bakat ini pada akhirnya akan mewujudkan generasi yang potensial sesuai dengan bakatnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk diri sendiri dan orang lain yang berlandaskan islam.

Untuk mewujudkan meningkatnya kualitas muslimah terkhusus para samtriwati yang kemudian dapat membawa perempuan mendapatkan posisi setara sebagai mitra sejajar dalam pembangunan, Maka diperlukan adanya suatu pusat informasi dan kegiatan muslimah serta pusat pendidikan dan pelatihan berstatus non formal yang ditujukan bagi santriwati pesantren ini dalam bidang kecantikan dan keterampilan, sehingga setiap santriwati dapat memperoleh informasi dan mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang kemudian dapat dijadikan modal dalam melanjutkan atau membuka usaha mandiri. Pesantren yang memiliki santriwati dengan jumlah lebih dari 1000 orang ini sangat memerlukan pusat kegiatan muslimah untuk menaungi setiap informasi dan kegiatan santriwati di pesantren ini.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek ini adalah:

Menyediakan wadah sebagai tempat perawatan bagi para muslimah di kawasan pesantren dan sekitarnya.

Memberi peluang bagi muslimah yang ingin berkreasi di bidangnya.

Dengan adanya keberadaan Raudhah Muslimah Center ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan sampingan bagi santriwati,sehingga membangkitkan minat santriwati untuk eksploitasi diri.

Menambah pemasukan kas untuk pesantren sebagai kegiatan yang membangun citra bagi muslimah.


(21)

a) Kegiatan Kecantikan

b) Kegiatan Pendidikan Ketrampilan

c) Kegiatan Konseling Pelayanan dari Pusat Kecantikan. d) Kegiatan Pengembangan Minat dan Bakat, antara lain:

• Kegiatan Tata Busana.

• Kegiatan Keterampilan (handicrafs). • Kegiatan Tata boga.

• Kegiatan Kecantikan.

• Kegiatan Bimbingan pra nikah. • Kegiatan Perawatan tubuh.

1.3 PERUMUSAN MASALAH

Merencanakan sebuah fasilitas khusus muslimah pada umumnya mempunyai standar-standar perencanaan yang perlu diperhatikan dan diperlukan studi banding. Dari rumusan-rumusan yang ada, masalah yang akan dihadapi adalah:

• Hal-hal prinsipil apa yang membedakan fasilitas khusus muslimah dengan fasilitas umum yang tidak berorientasi gender.

• Pengaturan gubahan massa dan komposisi bangunan yang efisien dan efektif menurut sirkulasi proses untuk menciptakan lingkungan yang ideal bagi perempuan untuk menjaga privacy para muslimah.

• Kajian akan ilmu arsitektur dan juga ilmu sosial dan agama, hal ini perlu dilakukan dalam mengkaji kebutuhan-kebutuhan ruang dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah muslimah center ini.


(22)

1.4 METODE PENDEKATAN

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan Muslimah Centre ini dilakukan berbagai pendekatan desain:

• Mendalami dan mengetahui kebutuhan para muslimah terkhusus para santriwati yang ada di pesantren.

• Mencari studi banding dalam memperoleh data-data dan gambaran akan bagaimana sebuah Muslimah Center tersebut diselenggarakan bagi para santriwati yang ada di pesantren kegiatan dan program apa saja yang disediakan

• Studi berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan standar-standar arsitektur dalam perencanaan sebuah Muslimah Center dan tema Arsitektur Islam.


(23)

1.5 LINGKUP DAN BATASAN PROYEK

Batasan-batasan lingkup kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Muslimah Center. Lingkup pembahasan yang akan digunakan adalah:

• Menelusuri kegiatan yang dilakukan para santriwati dalam sebuah Pesantren dan Muslimah Center tersebut.

• Menelusuri kegiatan sehari-hari yang dilakukan para muslimah pada umumnya dalam kehidupannya.

• Menelusuri kebutuhan-kebutuhan akan fasilitas utama dan fasilitas pendukung untuk Muslimah Center bagi para santriwati dan muslimah lainnya.

• Bagaimana hubungan antar kegiatan muslimah di dalam bangunan dengan bentukan ruang dan massa yang fungsional.

Batasan- batasan dalam merencanakan Raudhah Muslimah Centre adalah:

• Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah fasilitas pada sebuah Muslimah Center dan kaitannya dengan aktifitas yang akan dilakukan.

• Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian kasus ini, yaitu Arsitektur Islam.


(24)

1.6 KERANGKA BERFIKIR

Diagram 12. Kerangka Berfikir

A N A L I S A

 Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan.

 Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.

 Analisa penerapan struktur pada bangunan.

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan

LATAR BELAKANG KASUS

 Kurangnya fasilitas yang memadai bagi minat dan bakat santriwati

 Mengembangkan kreatifitas santriwati

MAKSUD

Menyediakan fasilitas yang lengkap dan memadai bagi para santriwati dan muslimah lain

 Turut mempromosikan keterampilan kepada masyarakat, sehingga membangkitkan minat muslimah dalam meningkatkan kualitas diri.

PERMASALAHAN

 Bagaimana menciptakan bentuk bangunan yang sesuai dengan tema arsitektur islam

 Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada para pengguna.

LATAR BELAKANG TEMA Aktivitas yang dilakukan para santriwati umumnya dapat meningkatkan kualitas diri sebagai muslimah yang baik dari perilaku (inner beauty) dan jasmani (outer beauty). Sehingga arsitektur islam sebagai pemecah dan solusi bagi aktivitas bagi para muslimah

STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING

 Fasilitas Muslimah

 Kajian tema dengan bentuk bangunan.

STUDI SITE

 Ukuran site

 Peraturan pemerintah

 Sempadan bangunan

 Batas bangunan

 Potensi JUDUL PROYEK dan TEMA

Judul proyek: Raudhah Muslimah Centre Tema: Arsitektur Islam

PENGUMPULAN DATA

 Studi literature

 Studi banding

F

eed

b

a

ck


(25)

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan

Menguraikan latar belakang, tujuan, lingkup dan batasan, yang mendasari dilakukannya studi. Kerangka berpikir yang digunakan dan pembahasan sistematika laporan.

Bab 2 Deskripsi Proyek

Menguraikan tentang terminologi dari judul atau kasus proyek, deskripsi proyek, tinjauan terhadap konteks lingkungan dan tinjauan kelayakan (kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan kelayakan fungsional) dari proyek.

Bab 3 Elaborasi Tema

Menguraikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, analisa penentuan tema, dan studi banding tema sejenis.

Bab 4 Analisa

Menguraikan tentang analisa - analisa fisik tapak dan lingkungan sekitar, analisa nonfisik serta analisa - analisa fungsional yang berkaitan dalam hal perancangan ruang dalam, dimana nantinya dari hasil analisa - analisa tersebut diperoleh suatu konsep perancangan untuk kasus proyak ini.

Bab 5 Konsep Perancangan

Menguraikan tentang konsep - konsep dari hasil analisa yaitu konsep tapak, konsep perancangan ruang dalam, konsep perancangan struktur dan konstruksi, konsep perancangan utilitas, dan konsep perancangan interior yang akan diterapkan pada perancangan pada kasus proyek ini.

Bab 6 Hasil Rancangan

Berupa gambar - gambar hasil rancangan site plan,ground plan,denah-denah, tampak bangunan, potongan, dan detail strukturanl & arsitektural serta foto - foto maket dari hasil rancangan tersebut.


(26)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK 2.1 TINJAUAN UMUM

1. Judul : Raudhah Muslimah Center

2. Tema : Arsitektur Islam

3. Lokasi Lahan : Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah 4. Rencana Induk Fisik : Ada

5. Luas tapak yang diolah : ± 1,7 Ha

6. Lokasi Tapak : Berdekatan/dalam Lokasi Pesantren 7. Kepemilikan : Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah 8. Pengelola : Santriwati Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah 9. Sumber Dana : Pemerintah Daerah Kota Medan

2.1.1 Profil Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Latar Belakang Sejarah

Sejak tahun 1970-an, budaya pengajian membahas masalah-masalah keislaman dan pembacaan wirid yasin mingguan telah menjadi budaya rutin masyarakat Paya Bundung dan sekitarnya. Saat itu, masyarakat yang tinggal di Paya Bundung masih sangat sedikit. Ibadah pun dilakukan di rumah-rumah, tidak terkecuali ibadah yang dilaksanakan secara jamaah, seperti shalat tarawih dan lain-lain.

Pengajian Masyarakat Paya Bundung dan Sekitarnya

Pengajian yang sering diselingi dengan acara arisan pun di adakan di rumah-rumah, dengan penceramah yang bergantian. Selain tempat ibadah yang belum tersedia, masyarakat juga perlu tempat untuk pendidikan anak-anaknya, yang saat itu juga belum tersedia.

Dengan kondisi dan kebutuhan akan tempat ibadah untuk menyatukan kebersamaan itu, adalah Bapak H. Ahkam Tarigan yang memulai mewakafkan tanahnya seluas 256,5 m2 pada tahun 1978. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Bapak H. Mahdian Tarigan juga mewakafkan tanahnya seluas 243 m2.

Di atas tanah wakaf tersebut kemudian dibangun sebuah mushalla sederhana oleh masyarakat secara gotong royong, sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Paya Bundung dan sekitarnya, juga tempat membina dan mengaji bagi anak-anak mereka.


(27)

Begitu besarnya harapan tersebut, sampai-sampai Bapak H. Ahkam Tarigan selalu optimis bahwa dari mushalla yang kecil ini akan muncul pemimpin-pemimpin handal bagi negara kita kelak.

Setelah lulus nyantri di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo tahun 1976, Usman Husni yang berasal dari Alas ingin melanjutkan studinya ke Universitas Madinah. Berbagai usaha telah dilakukan, namun jalan seakan buntu. Setelah batal berangkat ke Madinah, Usman Husni pun bercita-cita mendirikan pesantren sebagaimana yang dilakukan oleh saudara-saudaranya.

Kedatangan Ust. Usman Husni

Keluarga H. Hasan Sekedang (ayah Usman Husni) mempunyai interaksi yang dekat dengan beberapa keluarga dari Tanah Karo sejak tahun 1918 (di masa pengislaman H. Sulaiman Tarigan). Tahun 1926, H. Hasan Sekedang menanamkan nilai-nilai Islam kepada dua pedagang dari Tanah Karo yang kemudian diubah namanya menjadi Hasan Tarigan dan Husin Tarigan. Interaksi ini semakin erat manakala terdapat kesamaan nama dan budaya antara masyarakat Karo dengan masyarakat Alas. Hal ini menjadikan hubungan mereka laksana saudara kandung.

Saat Ust. Usman Husni mulai datang sekitar awal tahun 1981, di Paya Bundung telah berjalan pengajian rutin di antara keluarga. Pengajian tidak terbatas pada kalangan orang tua saja, tapi juga mengaji anak-anak kecil dan anak-anak muda Paya Bundung dan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, Ust.

Usman Husni pun menjadi pembimbing utama (Ustadz) pada pengajian tersebut. Dengan ikatan kekeluargaan dan interaksi intensif yang panjang, terjadilah diskusi antara masyarakat Paya Bundung dengan Ust. Usman Husni akan keinginan mendirikan lembaga pendidikan Islam (pesantren).

Ust. Usman Husni bersedia tinggal di Paya Bundung untuk mendirikan dan mengasuh pesantren dimaksud dengan syarat tersedia tempat tinggal baginya di Paya Bundung yang bukan tanah wakaf. Maka masyarakat pun bergotong royong

mengumpulkan uang untuk membeli sebidang tanah seluas 250 m2 sebagai upaya untuk menyediakan tempat tinggal Ust. Usman Husni yang ditetapkan menjadi Kyai Pesantren.

Berdiri, Tanggal 15 Januari 1981, saat acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan acara masuk rumah baru kediaman Drs. M. Ilyas Tarigan, Ust. Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-raudhatul Hasanah


(28)

Usman Husni diundang untuk memberikan taushiyah yang di antara isinya adalah menyinggung tentang keluarga yang telah mapan secara ekonomi dan intelektual, tapi belum mapan secara pendidikan agama, karena hingga saat itu, di antara keluarga belum ada yang menempuh pendidikan dalam bidang agama.

Padahal, sudah banyak pengajian diadakan, bahkan banyak di antara anggota keluarga ini yang berjihad untuk menghidupkan dakwah, mengingat masih banyak keluarga yang belum memeluk agama Islam. Di satu sisi, mereka juga harus telah memikirkan estafet perjuangan ini, yang salah satu cara mempersiapkannya adalah melalui jalur pendidikan.

Masyarakat Paya Bundung dan sekitarnya yang sejak lama berkeinginan mendirikan lembaga pendidikan agama pun menyambut dengan antusias. Isi taushiyah di atas seakan menjadi dorongan untuk segera mewujudkan lembaga dimaksud, sebagaimana yang sudah sering mereka gagas sejak lama. Di sela-sela pengajian khusus yang selalu diadakan di rumah Bapak dr. H. M. Mochtar Tarigan, hal ini selalu didiskusikan.

Pembahasan dalam pengajian-pengajian inilah sebenarnya yang menjadi embrio kelahiran ‘Pesantren’. Dari komunikasi dan interaksi intensif di atas, dan setelah mengkaji model dan bentuk lembaga pendidikan yang diinginkan, maka disepakati untuk mendirikan lembaga pendidikan Islam berbentuk pesantren.

Sebagai follow up dari pertemuan-pertemuan tersebut, diadakanlah pertemuan bulan Maret 1982 di Sibolangit untuk membicarakan model dan nama pesantren yang diinginkan. Muncullah lebih dari 20 nama pesantren yang diusulkan. Namun pertemuan tersebut belum menghasilkan nama yang disepakati.

Dalam sebuah pengajian tafsir di rumah dr. H. M. Mochtar Tarigan, saat pembahasan ayat 32 dari surah al-Naba’, pada jilid pertama halaman 16 dalam tafsir Al-Shâwy disebutkan bahwa maksud dari ‘hadâiq’ dalam ayat tersebut adalah ‘ar-raudhatul hasanah’ (taman surga yang indah).

Pada saat itu, tercetuslah ide untuk menamai pesantren ini dengan ‘Ar-Raudhatul Hasanah’ dengan harapan bahwa pesantren wakaf tersebut menjadi taman yang indah bagi para pewakif dan pelajarnya dan bagi semua yang berjihad di dalamnya. Setelah dibahas, masyarakat pun menyetujui nama tersebut.

Setelah melalui proses yang panjang, pada tanggal 18 Oktober 1982, bertepatan dengan peringatan tahun baru Hijriah 1 Muharram 1403, dideklarasikanlah pendirian Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah secara resmi.


(29)

2.2 DESKRIPSI SINGKAT PROYEK 2.2.1 Arti Kata

Pengertian Proyek Raudhah Muslimah Centre menurut arti kata adalah:

• Raudhah adalah Pesantren yang memiliki proyek ini, sebagai pengguna dan pengelola kegiatan yang ada didalamnya.

• Muslimah adalah wanita, perempuan beragama islam dan memakai jilbab • Centre2

- Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi adalah Centre is place for a particular activity. (Menempatkan untuk fasilitas tertentu)

- Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan

- Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktivitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.

2.2.2 Pengertian Proyek

Dari penguraian pengertian judul proyek menurut arti kata tersebut, RAUDHAH MUSLIMAH CENTRE adalah : pusat kegiatan perempuan muslim dikelola oleh santri wati serta muslimah yang berminat terlibat di dalamnya, yang akan menaungi segala kegiatan dan pelayanan serta informasi bagi pemberdayaan muslimah secara khusus dan santriwati secara umum untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas hidup para muslimah. Kegiatan yang juga mewadahi pelayanan bagi para muslimah yang akan menikah dan yang sudah menikah. Yang mana pusat kegiatan ini akan ditempatkan pada Pesantren Raudhatul Hasanah Medan.

2.3TINJAUAN AKTIVITAS PESANTREN

Salah satu orientasi pendidikan di Pesantren Ar-raudhatul Hasanah adalah menanamkan jiwa kemandirian dan berdikari. Santri dan santriwati dibekali dengan mental berkarya dan berbuat agar tidak bermental ‘pegawai’ yang mayoritas terkesan menjadi robot. Bahkan kalau memungkinkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Kegiatan yang terjadi di pesantren ini sabagian besar sama antara santri dan santriwati akan tetapi beberapa kegiatan ada yang berbeda antara santri dan santriwati sesuai dengan bidang dan minat para muridnya.

2.3.1 Kegiatan Umum.

2


(30)

Kegiatan umum di pesantren ini berupa kegiatan pengembangan di bidang usaha milik pesantren atau dikenal sebagai BUMP (Bidang Usaha Milik Pesantren) yang dikelola secara mandiri oleh para guru dan santrinya.

Sesuai dengan namanya, BUMP merupakan sumber keuangan bagi Raudhatul Hasanah yang sangat vital. Seluruh jenis usaha baik yang dikelola oleh santri maupun guru, dibawah koordinasi langsung Kepala bidang dan di kontrol oleh Direktur, Majelis Pengasuh dan Majelis Pimpinan RH.

Yang perlu ditegaskan di sini adalah seluruh hasil dan keuntungan unit usaha yang dikelola BUMP, baik dikelola oleh santri maupun guru, sepenuhnya diserahkan kepada RH sebagai salah satu sumber keuangan. Tidak sepeser pun yang diberikan kepada pengelola. Karena, selain untuk lahan berbuat, beramal dan mengabdi untuk RH, melalui unit usaha ini juga RH mendidik para prngelolanya untuk berjiwa mandiri dan ikhlas, sehingga jerih payah mereka merupakan amal dan sedekah jariyah yang tidak akan habis mengalir ke kantong pahalanya selama RH masih ada.

2.3.2 Kegiatan Santri

Kegiatan para santri di pesantren ini sebagian besar sama dengan kegiatan para santriwati, beberapa kegiatan santri yang berbeda dengan santriwati antara lain adalah :

• Kegiatan olahraga. • Biro Studio Photo. • Biro Raudhah Press.

• Unit Usaha Elektronik dan Furniture.

• Bercocok Tanam (sedang dalam perencanaan).

2.3.3 Kegiatan Santriwati

Kegiatan santriwati pada umumnya sama dengan kegiatan para santri, akan tetapi beberapa kegiatan keprempuanan seperti kursus masak memasak, menjahit, tari tradisional dll tidak memiliki ruang khusus sehingga kegiatan tersebut biasanya dilakukan di asraman ataupun ruang kelas. Oleh sebab itu proyek Raudhah Muslimah Center di bangun untuk memenuhi kegiatan santriwati yang minim tersebut.


(31)

2.3.4 Aktivitas pada “Raudhah Muslimah Centre”

Aktifitas yang akan direncanakan pada proyek muslimah center ini berupa kegiatan-kegiatan yang melatih keterampilan perempuan. Aktifitas ini pun di bagi atas kegiatan-kegiatan seperti :

• Kegiatan keterampilan seperti tata busana, tata boga yang mana bertujuan untuk Membantu kemandirian finansial kaum wanita dan Memberikan kemampuan dasar keterampilan yang khas dengan perempuan, kegiatan ini juga membekali kaum perempuan dengan kemandirian emosional dan Spiritual.

• Bimbingan Pra Nikah. Kegiatan ini berkonsentrasi pada pembekalan ilmu bagi para muda dan mudi yang akan menikah dengan ilmu dan pemahaman tentang makna dan hakikat penikahan yang islami.

• Spiritual Mom. Kegiatan ini berkonsentrasi Pembinaan Perempuan yang sudah menikah baik pada perannya sebagai Ibu atau Bunda yang memiliki kewajiban mendidik dan membesarkan anak-anak

Kegiatan masakmemasak Kegiatan menjahit santriwati

Pertunjukan tari tradisional Santriwati di Toko Pelajar


(32)

2.4 TINJAUAN KHUSUS 2.4.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Lokasi meliput i kriteria seperti :

1. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis , lingkungan dengan imej yang bagus dan berbudaya serta sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.Dalam hal ini lokasi berada pada kawasan Pesantren yang akan menjadi pusat kegiatan tersebut.

2. Aksesibilitas

Lokasi tapak yang mudah dicapai, dan adanya sarana transportasi umum yang melewati lokasi site.

3. Site ini terletak dekat/dalam kawasan pondok pesantren, dikarenakan judul proyek sangat berkaitan erat dengan lokasi,pengelola serta pemilik proyek.

Gambaran master plan pesantren ini akan menunjukkan letak strategis untuk pusat kegiatan muslimah yang mana bangunan haruslah berkaitan/berdekatan dengan pemakai dan pengelolanya agar proses kegiatan berjalan dengan lancar.


(33)

(34)

2.4.2 Alternatif Lokasi Tapak

Adapun yang menjadi alternatif tapak adalah: •

Lokasi : Jl. Setia Budi No.25 Medan Alternatif A

Lokasi terletak pada Jl. Setia Budi No.25 Medan. Lokasi ini sangat memungkinkan sebagai lokasi proyek ini karena letaknya yang sangat strategis dan mudah dicapai. Disekitar lokasi terdapat permukiman penduduk yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun, serta aktivitas yang terjadi di dalam nya.

Luas dan batas lokasi

Luas Site : ± 12.000 m2 Batas-batas Site

Sebelah Utara : Permukiman penduduk Sebelah Timur : Area asrama putri Sebelah Selatan : Pom bensin

Sebelah Barat : Permukiman

penduduk


(35)

Mesji Jami’ Raudhah Permukiman Penduduk


(36)

Lokasi : Jl. Jamin Ginting Km 11,5 Paya bundung Medan

Lokasi terletak pada Jl. Jamin Ginting Km 11,5 Paya bundung Medan, tepat pada jalur kendaraan yang pada umumnya menuju arah Brastagi. Lokasi ini juga sangat memungkinkan sebagai lokasi proyek ini karena letaknya yang sangat strategis dan sering dilalui, serta berada di kawasan permukiman penduduk. Daerah ini sangat mudah dijangkau oleh masyarakat.

Luas dan batas lokasi

Luas Site : ± 18.000 m2 Batas-batas Site

Sebelah Utara : Akademik kebidanan Budi Murni Sebelah Timur : Jambur Wisma Halilintar

Sebelah Selatan : Permukiman Penduduk Alternatif B

g (sawah)

Pom Bensin Lokasi Site Terpilih

Gambar 2.5 Kondisi Eksisting Alternatif Lokasi A


(37)

Sebelah Barat : Permukiman kearah Area pesantren


(38)

Akademik Kebidanan Lokasi Site Terpilih


(39)

2.4.3 Pemilihan Lokasi Tapak

Kriteria Lokasi

Alternatif A Alternatif B

Tingkatan Jalan

(4)

Jalan Arteri Sekunder

(4)

Jalan Arteri Sekunder

Pencapaian ke Lokasi

(5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan

umum

(5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan

umum

Jangkauan terhadap Struktur Kota

(4)

Berada relatif jauh dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk

sedang dan merupakan daerah pengembangan pendidikan dan

rekreasi

(4)

Berada relatif jauh dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk

sedang dan merupakan daerah pengembangan pendidikan dan

rekreasi

Fungsi Pendukung Sekitar Lokasi

(5)

Permukiman penduduk, perkantoran, tempat ibadah, sekolah

(5)

Permukiman penduduk, perkantoran, sekolah, universitas dan pertokoan

Fungsi Eksisting

(5) Lahan Kosong

(5) Lahan Kosong

Kontur (4) (4)

Wisma Halilintar Entrance kawasan

Gambar 2.7 Kondisi Eksisting Alternatif Lokasi B


(40)

Relatif Datar Relatif datar

Pengenalan Entrance

(5) - mudah

- hanya ada satu jalan menuju site - berada di dekat pesantren

Ar-raudhatul Hasanah Medan

(2) - mudah

- hanya ada satu jalan menuju site. - tidak terlalu dekat dengan komplek

asrama pesantren.

Total Nilai 32 29

Peringkat 1 2

Keterangan :

5 : Baik Sekali 3 : Cukup 1 : Kurang Sekali

4 : Baik 2 : Kurang

2.5TINJAUAN FUNGSI

Ada 4 kelompok pengguna pada proyek ini, yaitu :

1. Staff Karyawan Umum, Pengelola dari luar Pesantren, pengelola tetap proyek ini . yang mengelola setiap kegiatan pada proyek selaku pengelola umum, pengajar, pengawas, serta melayani pengunjung Muslimah centre ini.

2. Pegelola dari pihak Pesantren yaitu santriwati yang duduk di kelas 1 s/d 3 Aliyah (SMA). Dikarenakan santriwati kelas 1 s/d 3 Tsanawiyah (SMP) sudah memiliki aktivitas belajar dari pagi sampai dengan sore.

3. Peserta didik yaitu muslimah yang ingin belajar serta santriwati dari pesantren ini. Dan waktu bagi santriwati yang ingin belajar disesuaikan dengan jadwal belajar para santriwati tersebut, sekitar pukul 14.00 s/d 16.00 WIB.

4. Pengunjung/ pengguna, terkhusus santriwati pada pesantren Ar-Raudhatul Hasanah serta seluruh muslimah yang ada di Medan pada umumnya.

Kegiatan-kegiatan yang akan direncanakan pada bangunan berupa : • Kegiatan Tata Busana

• Kegiatan Tata Boga • Kegiatan Handycrafs

Tabel. 2.1 Tabel Perbandingan Lokasi Sumber: Hasil olah data primer


(41)

• Kegiatan bimbingan pra nikah

Berdasarkan kegiatan diatas, maka fungsi ruang yang akan direncanakan, berupa : • Kegiatan Tata Busana

Fungsi Utama :

 Fasilitas Pendidikan Tata Busana  Retail shop & Galeri

 Worskop Tekstil  Perpustakaan desain Fungsi Pendukung :

 Studio Desain

 R. Konsultasi Desain  R. Pengajar

 Galeri Pameran

Fungsi Service :  Toilet  Gudang • Kegiatan Tata Boga

Fungsi Utama :

 Fasilitas Pendidikan Tata Boga  Cafetaria

Fungsi Pendukung :

 R. Penyimpanan Makanan  R. Duduk

 Mini Bar  Dapur

Fungsi Service :  Toilet  Gudang


(42)

• Kegiatan Handycrafs Fungsi Utama :

 Fasilitas Pendidikan Handycrafs  R. Keterampilan Merangkai Bunga  R. Keterampilan Sulam pita

 R. Keterampilan Kreasi Tas  R. Keterampilan Boneka plastic

Fungsi Pendukung :

 R. Penyimpanan Bahan Fungsi Service :

 Toilet  Gudang

• Kegiatan Bimbingan Pra nikah Fungsi Utama :

 R. Seminar

 R. pelatihan baby sitter  R. pelatihan spiritual mom

Fungsi Pendukung :  R. Soundsystem

Fungsi Service :  Toilet  Gudang

Fungsi Ruang sebagai pelayanan berupa ruang-ruang sebagai berikut : • Fasilitas Perawatan Tubuh

Fungsi Utama :  R. Massage  R. Spa  R. Sauna  R. Steam


(43)

 R. Aromatheraphy

Fungsi Pendukung :  R. Tunggu  Locker

Fungsi Service :  Toilet  Gudang

• Fasilitas Pendidikan Salon Fungsi Utama :

 R. Kelas Teori

 R. Kelas Tata Rambut  R. Kelas Tata Rias Fungsi Pendukung :

 R. Pengajar Fungsi Service :

 Toilet  Gudang • Fasilitas Jasa Salon.

Fungsi Utama :  R. Salon  R. Make Up Fungsi Pendukung :  R. Tunggu Fungsi Service :

 Toilet  Gudang

2.6 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS 2.6.1 Muslimah Centre Daruut Tauhid


(44)

Sejarah Muslimah Center

Bermula dari aktifitas sekelompok akhwat yang rutin dan intensif mengikuti kegiatan, pembinaan dan tausiyah khusus dari Aa Gym, saat itu bergabunglah para akhwat untuk mengontrak beberapa kamar sebagai tempat aktivitas belajar dan ”mesantren” dengan nama ”Daarul Akhwat”, berdiri tahun 1989 dengan aktifitas belajar berbagai ilmu setiap hari mulai dari fiqih, aqidah, akhlak dll dan tausiyah khusus dari Aa Gym yang diadakan setiap hari sabtu. Saat itu Daarul Akhwat masih menempati kontrakan di Lantai Dasar Masjid Daarut Tauhiid.

Sekitar tahun 1995, Daarul Akhwat menempati kawasan asrama (Asrama Khodijah, Fatimah dan Zaenab) tepatnya di depan Rumah Aa Gym, saat itu kegiatan Daarul Akhwat masih berkutat sepanjang aktivitas belajar, namun seiring perkembangan Pesantren Daarut Tauhiid yang terus melesat, berdatanganlah akhwat-akhwat lain ke Daarut Tauhiid yang berprofesi sebagai karyawati di Daarut Tauhiid, maka dibuatlah Daarul Amaliyah sebagai wahana belajar karyawati akhwat. Untuk menjembatani kedua kelompok akhwat tersebut, di buatlah Departemen Muslimah sebagai pusat kegiatan Muslimah di Daarut Tauhiid baik untuk internal maupun eksternal. Pada tahun 2003 Daarul Muslimah berkembang menjadi Sub Bagian di Departemen Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat, dan tahun 2005 Daarul Muslimah menjadi Bagian dari Departemen Dakwah dan Sosial dengan 2 Sub Bagian (Sub Bagian Pendidikan & Pemberdayaan dan Sub Bagian Pelayanan & pemberdayaan)

Tahun 2004 Ide Muslimah Center Di Follow Up oleh Aa Gym dan Jamaah Umroh dengan ketua Pembangunan MC Bapak Sattar. Tanggal 3 Januari 2005, Peletakan Batu pertama Muslimah center dan hari sabtu 27 Agustus 2005 penyerahan kunci Muslimah Center dan Sabtu 10 September 2005 Syukuran dan Soft Lounching Muslimah Center dan


(45)

Sabtu 26 November 2005 Grand Louncing yang kesemuanya di selenggarakan di Gedung Muslimah Center.

PROGRAM UNGGULAN MUSLIMAH CENTER

Nama Program:

Kegiatan Sosial bagi para perempuan yang memiliki keterbatasan pendidikan (putus sekolah) dan keterbatasan finansial serta keahlian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi angka penganggguran wanita yang berdampak pada pencarian kerja asusila (PSK) dan mengurangi angka TKW ke luar negeri yang berdampak pada penyiksaan dan kekerasan kepada kaum perempuan demi selembar dolar. Pembinaan berlangsung selama 2 bulan (1 bulan teori & 1 bulan Praktik), setelah itu Para calon Baby Sitter akan

ditempatkan di Rumah para karyawan yang bersangkutan dengan gaji sesuai UMK yang berlaku, Selama masa pelatihan dan pendidikan peserta diwajibkan untuk tinggal di asrama Muslimah Center Daarut Tauhiid. Hal lain yang menjadikan Baby Sitter Daarut Tauhiid berbeda dengan yang lain adalah karena bimbingan ilmu keislaman secara intensif dan Pembiasaan Amaliyah Harian, sehingga teraplikasi saat mereka ditempatkan untuk mengasuh balita, seperti pembiasaan membaca do’a saat anak berpakaian, mandi, makan, tidur. mengajarkan anak menghapal surat-surat pendek dalam Al Qur’an di sela-sela anak bermain dll.. Materi Pembinaan Melliputi Ilmu Kebaby Sitteran (Memandikan, membuat menu makan anak, perawatan saat sakit), Materi Diniyah Dasar (Fiqih, Aqidah & Akhlaq) serta pembentukan karakter baik (Jujur, amanah dll)

Nama Program:

Pelatihan Baby Sitter

Gambar 2.9 Muslimah Center Daarut Tauhid


(46)

Kegiatan bertujuan untuk Membantu kemandirian finansial kaum wanita dan Memberikan kemampuan dasar keterampilan yang khas dengan perempuan, kegiatan ini juga membekali kaum perempuan dengan kemandirian emosional dan Spiritual dengan pembiasaan yang dilakukan 40 hari. Bimbingan berlangsung selama 2 bulan (teori & Praktik), setelah itu para peserta akan diarahkan untuk mempraktekkan keterampilan yang di dapat sebagai modal wirausaha rumahan. Selama masa Bimbingan peserta tinggal di asrama Muslimah Center Daarut Tauhiid atau disesuaikan dengan kebutuhan, Hal lain yang akan didapat selain bimbingan ilmu keislaman secara intensif dan Pembiasaan Amaliyah Harian, peserta juga akan mendapatkan materi dari Teh Ninih tentang memenej keluarga agar sakinah, tips mendidik anak, menjadi istri ahli syurga dan materi keluarga lainnya.Materi meliputi Akidah & Akhlaq aplikatif, Materi Keluarga serta Keterampilan menyulam (aneka macam sulam, seperti Sulam Tangan, Sulam Pita, Payet, rajut, aplikasi dll ), keterampilan menjahit dan mendesain pakaian, memasak, membuat kue, merangkai bunga (bouquet dll), hantaran pengantin dll.

Nama Program:

Kegiatan ini berkonsentrasi pada pembekalan ilmu bagi para muda dan mudi yang akan menikah dengan ilmu dan pemahaman tentang makna dan hakikat penikahan yang islami. Hal ini menjadi penting karena penikahan bukanlah bersatunya laki-laki dan perempuan saja, tapi lebih dari itu memiliki makna ibadah yang luar biasa besar pahalanya dan memiliki daya ubah dan daya gugah pelakunya. Diharapkan Bimbingan Pra Nikah ini menjadi jalan kesadaran bagi muda-mudi yang terjerumus pada seks bebas, aborsi dll.

Bimbingan Pra Nikah


(47)

Pembinaan berlangsung selama 2 hari 1 malam, dengan materi meliputi seputar

pernikahan, kepenghuluan, seks dll. Hal ini menjadi penting karena sekarang ini tingkat perceraian di indonesia sangat tinggi, sehingga berpengaruh terhadap pola sikap

masyarakat. Pembinaan bisa diadakan di Daarut Tauhiid ataupun di daerah setempat yang menjadi sasaran pembinaan. Setelah pelatihan peserta akan di kumpulkan dalam satu komunitas yang akan saling mengingatkan dalam kebaikan.

Nama Program:

Kegiatan ini berkonsentrasi Pembinaan Perempuan yang sudah menikah baik pada perannya sebagai Ibu atau Bunda yang memiliki kewajiban mendidik dan membesarkan anak-anak yang atau Istri yang bertugas untuk melayani, mendampingi dan menguatkan suami disaat kapanpun suami membutuhkan, sehingga dengan Mengenal, Memahami, Mema’lumi, Menghargai, Memaafkan, Memuliakan, Mendo’akan, pasangan menjadi modal dalam mempertahankan keharmonisan Rumah Tangga. Tingginya Angka Perceraian di Indonesia bisa jadi karena kurangnya saling Me- di atas, sehingga jika keluarga

harmonis maka keluarga itupun akan menjadi keluarga yang stabil baik secara emosional, spiritual dan finansial.Diharapka n Spiritual Mom ini bisa menjadi jalan kesadaran para Istri dan Ibu agar lebih Qurrrota A’yun di dalam Keluarga. Training berlangsung selama 2 hari 1 malam atau disesuaikan kebutuhan, dengan materi meliputi seputar Peran Ibu/istri, manajemen Keluarga dll. Training bisa dilaksanakan di Daarut Tauhiid ataupun di daerah setempat yang menjadi sasaran training. Setelah pelatihan peserta akan di kumpulkan dalam satu komunitas Bunda.

Nama Program:

Spiritual Mom

Kegiatan ini berkonsentrasi Pembinaan Perempuan yang berusia 50 keatas, tujuannya agar para peserta lebih siap untuk menjalani hari-hari tuanya dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah sehingga bisa meninggal dalam keadaan Khusnul Khootimah. Fenomena yang ada saat ini tidak sedikit para orang tua saat menjelang usia renta diasingkan oleh anaknya sendiri ke Panti Jompo, padahal bisa jadi kebersamaan dengan keluargalah yang paling menyenangkan baginya, sehingga tidak sedikit di usia jompo kondisi para ibu menjadi agak aneh...Diharapkan Pesantren Masa Keemasan ini bisa menjadi jalan agar ibu kita bisa menjalani hari Tuanya dengan Khusnul Khotimah.

Pembinaan berlangsung selama 40 hari. dengan materi meliputi Kiat Meraih Khusnul Khotimah, Do’a, Fase kehidupan wanita, Bagaimana Islam mengatur Warisan,


(48)

keterampilan dll. Pembinaan dilaksanakan di Daarut Tauhiid. Setelah Pembinaan peserta akan di kumpulkan dalam satu komunitas Oma.

PRODUK – PRODUK UNGGULAN

MQ Basic :Membentuk pribadi yang memiliki kebeningan hati sehinga dapat memancarkan akhlak mulia.

Diklatsar MQ :Membentuk karyawan yang professional dan berakhlak mulia yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan.

MQ Etos Kerja :Menumbuhkan motivasi kerja yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. MQ Sinergi :Memahami peranan hati dalam membangun tim dan memahami kiat untuk membangun tim dengan 3S (Semangat persaudaraan, semangat solusi, semangat sukses bersama)

MQ Outdoor : Membangun karakter individu yang berakhlak mulia dan memiliki semangat untuk memperbaiki diri dan berbuat yang terbaik.

MQ Keluarga : Pembentukan keluarga sakinah yang seluruh anggota keluarga terlibat langsung dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi di lingkungan keluarga.

MQ Leadership :Mengembangkan karakter pemimpin yang efektif dan terpercaya.

Community Development :Meningkatnya kemandirian masyarakat melalui usaha berbasis sumber daya lokal.

MQ Bunda :Pembentukan karakter istri dan ibu yang ideal dengan konsep MQ yang diharapkan dapat menjadi tauladan bagi anggota keluarga sehingga mampu menjadi solusi dalam menghadapi permasalahan keluarga.

MQ Service Excellent : Meningkatnya kualitas pelayanan yang tumbuh dari hati.


(49)

Pembuatan Learning Centre Muslimah di PP Imam Bukhari

Kunjungan Prof. DR Muhammad bin Khalifah At Tamimi beberapa waktu lalu di PP Imam Bukhari memberikan angin segar bagi kalangan thalibatul ilmi di solo dan sekitarnya, terutama bagi mereka kaum muslimah. Kunjungan yang dilanjutkan dengan peninjauan laboratorium komputer dan laboratorium bahasa itu ditindaklanjuti dengan rencana pembuatan learning centre (LC) muslimah di PP Imam Bukhari. Dengan Sumber daya yang ada berupa laboratorium komputer dengan kapasitas sebanyak 20 unit komputer dan akses internet dengan kecepatan hingga 384 Kbps (speedy), hal ini sangat mungkin untuk dilakukan.

Sejauh ini, rencana ini telah mendapatkan persetujuan dari kantor pusat MEDIU (Medinan International Univercity) di Malaysia dan tinggal menunggu pelaksanaan. Rencana pelaksanaannya,peserta ditargetkan sebanyak 20 orang register pada bulan Februari. Kegiatan belajar mengajar diadopsikan pada sistem yang ada di LC Jogjakarta di mana tatap muka dilakukan setiap pekan selama hari Sabtu dan Ahad. Pada hari-hari lainnya, peserta dapat melakukan kuliah on-line melalui software ALIMs. Publikasi akan disampaikan melalui leaflet/brosur, radio dan internet.

Mahasiswi untuk semester ini direncanakan berasal dari lulusan Ma’had Imam Bukhari ataupun para muslimah yang berada di sekitar Solo yang memenuhi persyaratan.Asrama mahasiswi direncanakan berada di area Pondok Pesantren. Selama mahasiswi belajar di MEDIU dan menempati asrama yang disediakan, mereka diwajibkan untuk mematuhi tata tertib yang berlaku di Ma’had Imam Bukhari.

Staf pengajar direncanakan akan dicarikan oleh MEDIU dengan bantuan dari Ma’had Imam Bukhari. Jika staf pengajar di Ma’had Imam Bukhari yang memenuhi persyaratan memungkinkan untuk mengajar di MEDIU, maka akan digunakan staf pengajar di Imam Bukhari tersebut dengan persetujuan dari Ma’had Imam Bukhari terlebih dahulu.

Bentuk kerja sama yang dilakukan dengan Ma’had Imam Bukhari direncanakan bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari selaku wakil LC MEDIU di Indonesia. Kemudian setelah terbentuk Yayasan Al Madinah Internasional sebagai pengelola MEDIU, program ini akan diserahkan ke Yayasan Al Madinah Internasional


(50)

BAB III

ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema

Pengertian Arsitektur Islam dapat diketahui dengan mengerti arti masing- masing kata. Arsitektur

Adapun beberapa pengertian Arsitektur adalah:

• Kata arsitektur berasal dari bahasa yunani, yaitu archjtekton yang terbentuk dari dua suku kata, yakni arkhe yang bermakna asli, awal, otentik, dan tektoo yang bermakna berdiri stabil dan kokoh.

• Arsitektur merupakan lingkungan buatan yang tidak hanya menjembatani antara manusia dan lingkungan total, melainkan sekaligus merupakan wahana ekspres cultural, untuk menata kehidupan jasmaniah, psikologi dan social manusia. (Arsitektur, manusia, dan pengamatannya)

• Menurut Le Corbusier

Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisen. Massa- massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk- bentuk primer yang kegunaannya jelas.


(51)

Islam

• Pengertian menurut etimologi dan lugowiyah/harfiahnya : Kata islam berasal dari bahas arab “Aslama”

Aslama berarti : taat dan berserah diri pada Allah.

‘Islam’ adalah agama yang diturunksn oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan dengan sesamanya.

• Islam juga mengandung pengertian selamat, sejahtera.

• Islam dapat juga berarti sebagai suatu pedoman hidup (kepercayaan) yang dianut oleh para kaum muslim dengan Allah adalah Tuhan Yang Esa dan Muhammad adalah utusanNya dan tunduk serta patuh pada perintah Allah.

Berdasarkan defenisi tersebut, dapat diambil pengertian dari tema “ Arsitektur Islam” sebagai berikut:

Ruang atau tempat hidup manusia untuk mencapai kebahagian dengan nilai-nilai islam yang tunduk dan patuh pada perintah Allah dan Muhammad sebagai utusanNya dalam hal ini Al-quran dan As-sunnah.

Dalam pengertian lainnya:

Suatu seni bangunan dalam perencanaan ruang aktivitas bagi kaum muslim yang berlandaskan pada kaidah estetika yang islami. Arsitektur Islam merupakan seni merancang bangun dengan memperhatikan struktur yang fungsional serta memenuhi kaidah estetika Islam, suatu kaidah yang bertolak dari pengakuan akan keesaan Allah SWT.

Menurut Ir. Ahmad Noeman, arsitektur islam adalah :

Arsitektur Islam adalah gagasan - gagasan dan karya arsitektur yang sesuai dengan pandangan islam tentang Arsitektur.

Menurut Ir. Adhi Murseid, arsitektur islam adalah :

Arsitektur Islam merupakan hasil karya seni individu maupun masyarakat muslim, untuk kepentingan hidup mereka agar dapat melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya, sehingga esensi dasar dari sebuah arsitektur yang islami adalah pemanfaatan bagi umatnya.


(52)

3.2 Latar Belakang Pemilihan Tema

Ditinjau dari defenisi dasarnya, bahwa sesungguhnya Arsitektur Islam itu adalah suatu bentuk, tempat, atau bangunan yang dapat mengakomodasikan segala kegiatan ibadah umat islam tanpa terkecuali. Tempat atau bangunan tersebut yang sebenarnya identik dengan mesjid kemudian mengalami perkembangan fungsi.

Latar belakang pemilihan tema Arsitektur Islam pada kasus proyek ini berhubungan erat dengan tujuan proyek Raudhah Muslimah Center, yaitu :

• Merancang suatu desain bangunan Arsitektur yang bernilai Islami dan mewadahi aktivitas para muslimah serta memiliki karakteristik yang meepresentasikan bentuk-bentuk yang bersandar pada konsep ajaran Islam.

• Menciptakan lingkungan nyaman yang bernuansa Islami.

3.3 Interpretasi Tema

Dari defenisi yang di tinjauan pada pembentukan kata “Arsitektur Islam” tersebuat, maka definisi dasar dari A rsitektur Islam sudah dapat di mengert. Namun sebuah Arsitektur Islam tidak dapat di pahami hanya dengan menggunakan metode definisi tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya penafsiran lebih lanjut tentang Arsitektur Islam. Bagaimana mulanya arsitektur islam itu berkembang dan bagaimana cirri-ciri nya sehingga sebuah arsitektur dapat dikatakan sebagai Arsitektur Islam.

3.3.1 Sejarah Arsitektur Islam

Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. telah turut membantu membent sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah da yang kurang signifikan, seperti misalnya bak domestik lainnya.

Pada tahun 630 M,


(53)

kepentingan agama Islam, rekonstruksi Rasul. Bangunan suci Ka'bah inilah yang menjadi cikal bakal dari arsitektur Islam. Dahulu sebelum terutama berasal dari menggambarkan makhluk hidup terutama

Pada abad ke-7, muslim terus berekspansi dan akhirnya mendapatkan wilayah yang sangat luas. Tiap kali muslim mendapatkan tanah wilayah baru, yang pertama kali mereka pikirkan adalah tempat untuk beribadah, yait awal ini sangat sederhana sekali, bangunan mesjid tidak lain berupa tiruan dari rumah nabi Muhammad atau terkadang beberapa bangunan diadaptasikan dari bangunan yang telah ada sebelumnya, misalnya

3.3.2 Perencanaan Arsitektur Islam.

• Orientasi ke arah kiblat (khusus Mesjid).

• Keseimbangan. Prinsip ini salah satunya diterapkan melalui penerapan unsur-unsur geometris.

• Abstrak tidak ada yang menonjol, menghindari bentuk-bentuk makhluk hidup. • Mengalir, membentuk alur dari pemakaian ormamen seperti besar kecil,

membuat bukaan untuk menciptakan suasana mengalir. • Arsitektur Islam selalu selaras dengan lingkungannya.

Memafaatkan sepenuhnya cahaya dan bayangan, kehangatan, angin, dan sirkulasinya, air dan efek penyejukannya, tanah dan cirri-ciri isolatifnya serta sifat-sifat proyektif terhadap cuaca.

Senantiasa melakukan perubahan sedikit mungkin untuk menciptakan lingkungan yang manusiawi, menjauhi pengingkaran titanis. Menunjukkan penghargaan pada topografi alam seperti bentuk tanah, aliran air, hutan dan cuaca, juga menekankan kepada siapa ia harus memberikan tanggapan. Dalam hal ini arsitektur islam memanfaatkan kondisi lingkungan sebaik mungkin. • Privacy space yang diterapkan melalui pemisahan ruang.


(54)

Dalam hal ini tidak berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan, akan tetapi tetap mempertimbangkan aspek kebersihan dan keindahan, karena Allah itu indah dan suka akan keindahan.

• Bangunan lebih mementingkan arti fungsi daripada simboliknya berkembang mengikuti apresiasi masyarakat terhadap islam.

• Ibarat surga menurut Ir. Darundono, M.Sc. Dalam Islam hunian ibarat surga berdasarkan hadist yang berbunyi Baiiti Jannati.

3.4 Keterkaitan Tema dengan Judul

Pandangan, pendengaran, haptic dan peradaban adalah komponen-komponen utama yang dapat mendukung berhasil tidaknya suatu karya arsitektur. Dalam mengartikan suatu karya arsitektur secara spontan, umunya dilakukan dengan menggunakan semacam pola evaluasi dari pengadaan karya arsitektur sebelumnya.

Kasus proyek yang akan direncanakan merupakan suatu lingkungan pusat kegiatan bagi para wanita muslim untuk melakukan aktivitas dengan konsep ajaran islam yang murni dan syar’i. sehingga untuk mewujudkannya sangat erat dengan pembentukan lingkungan yang memiliki ciri khas Arsitektur Islam yang bersandar pada konsep utama ajaran islam (Al-quran dan As-sunnah).

HIERARKI HUBUNGAN KETERKAITAN TEMA DENGAN KASUS PROYEK

Diagram 3.1 Keterkaitan Tema dengan Proyek Agama Islam

Persyaratan Bentuk

Elemen Pendukung Raudhah Muslimah

Center

Arsitektur Islam

Pendidikan Pengkajian

Aplikasi Bentuk Bangunan


(55)

Kesimpulan

Bangunan berarsitektur islami/syari’ah dapat diringkas sebagai: - Hemat energi, dalam pemakaian / pemeliharaan.

- Penghuni wanita memiliki ruang privat yang hanya boleh dimasuki mahram; ruang sendiri untuk suami istri, anak lelaki dan anak wanita.

- Memiliki ruang main anak, dan dirancang agar kecelakaan di dalam rumah minimum. - Memiliki ruang khusus taqarrub (mushola) dan suasana penuh pesan moral.

- Memiliki ruang untuk mengembangkan diri dan meningkatkan ilmu / wawasan, seperti perpustakaan atau ruang multimedia.

- Memberi rasa aman baik di luar maupun di dalam.

- Didesain tahan banjir, gempa, kebakaran, hama maupun polusi. - Didesain akrab dengan tetangga.

Inilah prinsip-prinsip arsitektur syariah. Sekilas memang pada ruang dengan lahan luas, hal-hal ini relatif lebih mudah dipenuhi. Namun demikian, dengan pemikiran yang seksama, sebenarnya ruang berlahan sempit pun dapat pula disiasati sehingga seluruh fungsi maqashidus syariah itu bisa terpenuhi.

3.5 Studi Banding Tema Sejenis

3.5.1 Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta

Masjid Raya Pondok Indah atau Masjid Biru (karena roofnya di dominasi warna biru) berlokasi di Jl. Sultan Iskandar Muda No 1 Pondok Indah Jakarta Selatan. Masjid ini dibangun atas prakarsa Pendiri Yayasan Masjid Raya Pondok Indah yang diketuai oleh Bapak H. Sudwikatmono dan didukung oleh Yayasan Pondok Indah dan PT. Metropolitan Kencana Jakarta.

Pembangunan dimulai pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1992 dengan menhabiskan dana kurang lebih 12 milyar (nilai bangunan dan tanah). Adapun arsitektur pembangunan masjid mengacu pada arsitektur masjid nusantara pada umumnya yang memiliki atap susun tiga lapis yang dirancang sedemikian rupa sehingga tercipta bentuk baru namun tetap menyatu dengan lingkungan.

Sedangkan peresmian Masjid Raya Pondok Indah dilaksanakan pada 4 Desember 1992 yang diresmikan oleh Bapak H. Sudharmono, SH (Wakil Presiden Republik


(56)

Indonesia) dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Jum’at yang pertama di Masjid Raya Pondok Indah tersebut.

1.Maksud Pembangunan

Untuk memenuhi kebutuhan beberapa fasos/ fasum yang isyaratkan untuk kawasan hunian Pondok Indah, juga sebagai pusat dakwah, sosial dan pusat pendidikan sehingga diharapkan dapat menghasilkan masyarakat yang berilmu dan beramal yang didasari taqwa kepada Allah SWT.

2. Lokasi

Lokasinya terletak di seberang jalan utama dari arah Utara Jl. Sultan Iskandar Muda, menjadikan mesjid ini sebagai Land Mark memasuki kawasan tersebut. Lahan yang tersedia untuk tapak mesjid berbentuk segitiga yang diapit oleh Jl. Iskandar Muda dan kali Grogol dengan luas lahan 6000 m2 dengan permukaan tanah berada 1,20 m lebih tinggi dari permukaan jalan.

3. Arsitektural

Dalam usaha menggali dan merancang bentuk-bentuk baru serta tetap mencerminkan sebagai bangunan tropis, penggunaan bentuk-bentuk geometris kubus dan sudut 450 sangatlah mendukung penciptaan bentuk tersebut.

Bintang segi delapan yang dikenal dan sering dipakai dalam motif-motif kaligrafi islam, merupakan ide dasar pengembangan desain pola dan pattern arsitektur mesjid ini.

Mesjid ini terdiri dari dua lantai, lantai atas digunakan untuk sholat utama sedangkan lantai bawah digunakan untuk ruang serba guna. Secara keseluruhan mesjid ini dapat menampung sekitar 2600 jamaah di lantai atas dan bawah.

Struktur bangunan mesjid ini dibuat dari beton bertulang dan rangka atap baja. Semua material dan struktur finishingnya diusahakan menggunakan bahan dari alam dengan maksud supaya umat yang menggunakan mesjid ini akan lebih dekat dengan alam dan dapat menghayati kebesaran Sang Pencipta.


(57)


(58)

3.5.2 Al Markaz Al Islami Mosque,Ujung Pandang Variant Names : al Markaz al Islami Mosque

Location

Architect/Planner

Client : Yayasan Islamic Centre Date 1996 Century 20th Decade 1990s

Building Type :

Building Usage

Project ID : 1935

Ide awal muncul di tahun 1989 dimana waktu itu Almarhum Jenderal M. Jusuf sebagai Amirul Hajj menyampaikan gagasan untuk mendirikan mesjid yang monumental di Ujung Pandang (Kini Makasar) kepada sejumlah tokoh yang menunaikan ibadah haji, diantaranya Munawir Sjadzali, Edi Sudradjat, M. Jusuf Kalla dan beberapa lagi yang lain; dan mendapat sambutan spontan.

Pada Bulan Ramadhan 1414H (3 Maret 1994), Jenderal (Purnawirawan) M. Jusuf mengundang beberapa menteri dan sejumlah pengusaha. Beliau lalu mengemukakan gagasan membangun pusat pengembangan peradaban Islam yang berintikan sebuah masjid, dan ditempatkan di Makassar. Bukan semata mata karena beliau berasal dari Sulawesi Selatan tetapi karena kota itu merupakan titik sentral kawasan timur Indonesia, dan masyarakatnya agamis, terlihat misalnya presentasi jemah haji cukup besar.

arta


(59)

Dana yang terkumpul secara spontan saat pertemuan tersebut, tidak saja berasal dari pejabat dan pengusaha muslim. Tapi juga dari pengusaha non muslim seperti Prayogo Pangestu, James T Riyadi atau Harry Darmawan. Jumlahnya cukup besar untuk pembangunan sebuah mesjid dan perlengkapannya sebagai idaman pencetusnya.

Gagasan tersebut kemudian direalisasikan. Langkah pertama adalah dikonsultasikannya kepada Gubernur Sulawesi Selatan waktu itu, Prof. Dr. A. Amiruddin sebagai Gubernur. Gubernur pun dengan cepat menanggapi gagasan mulia itu karena sudah lama Majelis Ulama Sulawesi Selatan mengusulkan perlunya pemugaran Mesjid Raya yang dibangun tahun 1955. Beliau segera melakukan langkah langkah kearah terwujudnya gagasan tersebut. Kemudian Zainal Basri Palaguna yang menggantikan Prof Dr.A. Amiruddin sebagai Gubernur Sulsel, juga tetap mendukung pendahuluya untuk mewujudkan sebuah masjid yang menjadi Pusat Islam di Sulsel.

Tanggal 3 Maret 1994 M atau 20 Ramadhan 1414 H disepakati sebagai hari lahirnya Yayasan Islamic Center (YIC) yang dibuatkan aktanya oleh Notaris Mestariany Habie di Ujung Pandang dengan nomor akta 18 tahun 1994.

Setelah dimanfaatkan selama sepuluh kali bulan Ramadhan, secara alami Mesjid Markaz Islami akhirnya resmi menggunakan nama lengkap : “Masjid Markaz Al-Islami Jenderal M.Jusuf”, sebagai penghargaan kepada Almarhum Jenderal M Jusuf (Wafat 8 Septermber 2004) yang telah menjadi pemrakarsa dan pendiri mesjid serta ketua umum Yayasan Islamic Center (Al-Markaz Al-Islami)

Al-Markaz sendiri diresmikan pemanfaatannya tanggal 21 Sa’ban 1416H atau 12 Januari 1996. Penggunaanya nama itu telah diresmikan oleh M.Jusuf Kalla, selaku wakil Presiden Republik Indonesia sampai sekarang pada hari Jumat, tanggal 9 Syawal 1326 H atau 11 Januari 2005. Saat itu HM.Jusuf Kalla juga menjabat sebagai ketua Yayasan Islamic Center (Al-Markaz Al-Islami).


(60)

(61)

3.5.3 Mesjid Cordoba Andalusia (Spanyol)

Cordova adalah ibukota Andalusia, yang sejak 525 Masehi menjadi pusat perkembangan peradaban kerajaan Islam yang terkenal di seluruh Eropa. Pada masa Bani Ummayah, Cordova memiliki 1000 masjid, 800 kamar mandi umum, dan 70 perpustakaan yang mendorong ilmu pengetahuan dan teknologi serta menjadi pusat ekonomi yang pada perkembangannya mendorong kemajuan Eropa dan dunia.


(62)

Interior Mesjid Cordoba


(63)

Eksterior Mesjid Cordoba


(64)

Ornamenta si Mesjid Cordoba


(65)

3.5.3 Istana Al-Hambra Granada (Spanyol)

Istana Al-Hamra berada di Granada pada tempat yang cukup tinggi. Dari kejauhan, tampak sekali bentuk arsitektur bentengnya. Dinding-dinding bata merah yang masif menjulang di tepi-tepinya melindungi istana pada bagian dalam.Warna merah tampak dominan dalam eksterior bangunan yang merupakan warna dari dinding bata dan genting tanah liat yang dipergunakannya. Oleh karena berwarna merah itulah menjadikannya bernama Al-Hamra.

Istana Al-Hambra dibangun pada tahun 1250 masehi oleh kekhalifahan Nasrid. Pembangunannya berlanjut hingga 250 tahun kemudian. Istana Al-Hamra inimerupakan salah satu simbol jejak kekuasaan penguasa muslim Andalusia yang terakhir, yang akhirnya direbut oleh kekuasaan pasukan Ferdinand dan Isabella of Castile pada tahun 1492.

Saat ini, kompleks Istana Al-Hambra yang sudah ditambah dengan bangunan-bangunan yang dibangun oleh kekuasaan pasca khilafah muslim telah berkembang menjadi obyek wisata yang sangat menarik di Spanyol. Setiap hari, Al-Hamra dikunjungi oleh para wisatawan dari seluruh benua. Oleh karena itu, di sekitar istana pun kemudian dibangun berbagai sarana pariwisata seperti hotel, restoran yang dilengkapi dengan lapangan parkir yang cukup luas.


(66)

Namun, sangat disayangkan karena sarana pariwisata ini dibangun terlalu menempel (bahkan berkesan menyatu) dengan kompleks istana akibatnya istana yang seharusnya menjadi point of interest menjadi kurang tampil. Bahkan, bila saja tidak ada petunjuk-petunjuk arah dan arus wisatawan yang menggunakan pemandu, maka pengunjung akan kesulitan mencapai Istana Al-Hamra dengan cepat.

Pintu gerbang masuk kompleks Istana Al-Hamra merupakan bangunan baru yang berfungsi sebagai kantor penjualan tiket masuk, penjualan majalah, booklet dan beragam souvenir. Bangunan baru ini arsitekturnya sangat sederhana, tidak menyesuaikan (apatah lagi mewakili) diri dengan arsitektur istana di dalamnya. Setelah melalui pintu masuk ini, pengunjung segera disambut oleh jajaran pohon–pohon cemara yang tinggi yang diperkirakan sudah berusia cukup tua.

Jajaran pohon cemara kipas ini dibentuk seperti dinding yang berbukaan lengkungan- lengkungan. Taman–taman tumbuh dengan subur di sekitarnya. Sungguh, menampilkan suasana yang asri.

Alur masuk wisatawan menuju istana Al-Hamra diatur sedemikian rupa: dimulai dengan jalur pedestrian yang kedua sisinya cemara–cemara tadi, kemudian menyusuri pedestrian di tepi dinding batas sebelah selatan. Dari sana, lalu menuju sebuah gereja yang dibangun pada abad ke-16. Barulah kemudian menuju ke Istana Charles V, yang dibangun tahun 1526 M, yang saat ini bersama-sama istana Al-Hamra menjadi sebuah museum. Selanjutnya, pengunjung akan mengelilingi benteng hingga naik ke bagian atas. Sebagai klimaksnya, lalu masuk ke dalam Istana Al-Hambra.

Posisi pintu masuk ke dalam Istana Al-Hamra ini sudah mengalami perubahan. Pintu masuk aslinya: dari bangunan benteng sebelah barat melalui halaman taman. Namun,


(67)

pembangunan Istana Charles V menjadikannya berada di sebelah selatan melalui celah antara istana Al-Hamra dengan istana Charles V.

Celah itu, dahulunya, diperkirakan berfungsi sebagai pintu darurat. Bangunan Istana Charles V yang dibangun belakangan seakan kurang menghargai keberadaan Istana Al-Hambra. Bangunannya yang menempel dan dominasinya dengan skala yang jauh lebih besar sangat tidak memperhatikan axis–axis yang dibuat di Al-Hamra. Bukan hanya tidak memberikan penghargaan yang cukup kepada Al-Hamra, bahkan penempatannya berkesan menutupi dan arogan.

Massa dan ruang-ruang di Al-Hamra tidak terikat pada satu axis (sumbu) yang kuat, tetapi dikembangkan menjadi beberapa axis secara dinamis. Ruang–ruang dibuat mengalir secara dinamis dengan masing–masing ruang dibuat dalam satu unity (kesatuan) yang kuat, yang dibentuk oleh lengkungan pintu dan jendela, ornamen geometrikal dan kaligrafi Arab yang indah.

Secara keseluruhan, massa bangunan membentuk beberapa innercourt (halaman dalam terbuka). Dua innercourt yang agak besar, yakni: Court of Myrtles dan Court of Lion. Pada Court of Myrtles (di tengahnya terdapat kolam persegi panjang yang diapit oleh deretan tanaman pangkas, dan pada kedua ujungnya terdapat air mancur kecil). dan Court


(68)

of Lion (di tengahnya terdapat cawan air mancur yang ditopang oleh patung–patung singa). Yang terakhir ini dapatlah dikatakan sebagai klimaks dari rangkaian innercourt tadi.

Sementara itu, kolom-kolom berbentuk bulatnya terbuat dari bahan alabaster (marmer putih) utuh. Dinding dipenuhi dengan ornamen, yang pada level 130 cm dipenuhi dengan ornamen mosaik dari keramik berglazur warna–warni (hijau, kuning, biru, coklat dan hitam). Ornamen itu membentuk berbagai pola ornamen geometrikal yang indah dan kreatif.

Sementara itu, bagian atas dinding dipenuhi oleh ornamen dengan pola yang sangat imaginatif; serta penuh dengan kaligrafi al-Qur’an dengan tekstur yang sangat halus. Dari rangkaian kaligrafi itu, tulisan “La ilaaha illallah” (tiada ilah selain Allah) dan

la ghaliba ilallah” (Hanya Allah satu–satunya penakluk) tampak dominan.

Di istana ini, manajemen air dilakukan dengan cara-cara yang sangat apik. Melalui sebuah perhitungan gravitasi yang prima, air dialirkan ke innercourt–innercourt tadi membentuk kolam berair mancur. Air dialirkan dengan saluran tertutup, lalu muncul di ruangan dalam sebagai mata air, yang kemudian dialirkan lagi melalui saluran kecil terbuka menuju kolam innercourt. Hal ini mengingatkan kita pada ayat:“jannatin tajri min tahtih

al-anhar” (jannah yang mengalir di bawahnya sungai.

Bahan/Material Bangunan

Ruangan dalam dan innercourt (halaman dalam) menggunakan marmer putih. Sementara itu, plafonnya menggunakan kayu jati yang dibentuk dalam ornamen–ornamen

Gambar 3.12 Kolom-kolom bulat pada Istana


(69)

geometris yang indah. Semua bentukan tercipta dengan proporsional dengan skala (human scale) yang dikembangkan dalam imajinasi yang seakan tak terbatas. Jadi, walaupun besar bangunan ruangan tidak berskala monumental, namun menghasilkan karya seni arsitektur yang monumental. Bahkan, dikagumi sebagai salah satu karya masterpiece arsitektur klasik dunia.

Suasana pada Istana Alhambra ini di penuhi dengan taman bunga serta kolam-kolam pada innercoutnya. Suasana ini seakan-akan menggambarkan keindahan arsitektur islam yang mengibartkan istana ini bagaikan surge yang ada di dunia.

Interior bangunan istana Al-hambra yang dipenuhi dengan kaligrafi islami


(70)

Gambar 3.16 Denah Istana Al-Hamra,Granada Gambar 3.15 Suasana luar dari istana


(71)

BAB IV ANALISA

4.1 ANALISA FISIK/ ANALISA TAPAK DAN LINGKUNGAN 4.1.1 Analisa Tata Guna Lahan

Bertujuan untuk mengetahui letak SITE terhadap bangunan sekitar dan pengaruhnya terhadap proyek ini, sebagai studi kelayakan proyek terhadap kawasan yang ada disekitarnya.

A B C

Sumber: Hasil olah data primer

Gambar 4.1 Analisa Tata Guna Lahan

A

B


(1)

6.2. Poster dan Foto Maket


(2)

(3)

(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

D.K.Ching, Francis. (1999), Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya. Cetakan ke-7. Jakarta: Erlangga.

Henri Strierlin (1996), Islam Volume I. Penerbit Taschen, Itali

Ismail Al-Faruqi dan Lois lamya Al-Faruqi (2003), Atlas Budaya Islam, Penerbit Mizan, Bandung

Frishman Martin dan Hassan-uddin (1998), The Mosque History architectural &

development regional diversity. Bandung.

Laseau, Paul (1986), Berpikir Gambar Bagi Arsitek dan Perancang. Penerbit ITB, Bandung.

Neufert, Ernest. Data Arsitek. Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2002.

Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wadarminta, W.J.S. Poer, (1999), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Jakarta. White, Edward T. Concept Source Book, Architectural Media Ltd. Arizona


(6)

http://www.wikipedia.com