SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PENDAHULUAN

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan, lingkup dan batasan, yang mendasari dilakukannya studi. Kerangka berpikir yang digunakan dan pembahasan sistematika laporan. Bab 2 Deskripsi Proyek Menguraikan tentang terminologi dari judul atau kasus proyek, deskripsi proyek, tinjauan terhadap konteks lingkungan dan tinjauan kelayakan kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan kelayakan fungsional dari proyek. Bab 3 Elaborasi Tema Menguraikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, analisa penentuan tema, dan studi banding tema sejenis. Bab 4 Analisa Menguraikan tentang analisa - analisa fisik tapak dan lingkungan sekitar, analisa nonfisik serta analisa - analisa fungsional yang berkaitan dalam hal perancangan ruang dalam, dimana nantinya dari hasil analisa - analisa tersebut diperoleh suatu konsep perancangan untuk kasus proyak ini. Bab 5 Konsep Perancangan Menguraikan tentang konsep - konsep dari hasil analisa yaitu konsep tapak, konsep perancangan ruang dalam, konsep perancangan struktur dan konstruksi, konsep perancangan utilitas, dan konsep perancangan interior yang akan diterapkan pada perancangan pada kasus proyek ini. Bab 6 Hasil Rancangan Berupa gambar - gambar hasil rancangan site plan,ground plan,denah-denah, tampak bangunan, potongan, dan detail strukturanl arsitektural serta foto - foto maket dari hasil rancangan tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB II DESKRIPSI PROYEK

2.1 TINJAUAN UMUM

1. Judul : Raudhah Muslimah Center 2. Tema : Arsitektur Islam 3. Lokasi Lahan : Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah 4. Rencana Induk Fisik : Ada 5. Luas tapak yang diolah : ± 1,7 Ha 6. Lokasi Tapak : Berdekatandalam Lokasi Pesantren 7. Kepemilikan : Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah 8. Pengelola : Santriwati Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah 9. Sumber Dana : Pemerintah Daerah Kota Medan

2.1.1 Profil Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Latar Belakang Sejarah

Sejak tahun 1970-an, budaya pengajian membahas masalah-masalah keislaman dan pembacaan wirid yasin mingguan telah menjadi budaya rutin masyarakat Paya Bundung dan sekitarnya. Saat itu, masyarakat yang tinggal di Paya Bundung masih sangat sedikit. Ibadah pun dilakukan di rumah-rumah, tidak terkecuali ibadah yang dilaksanakan secara jamaah, seperti shalat tarawih dan lain-lain. Pengajian Masyarakat Paya Bundung dan Sekitarnya Pengajian yang sering diselingi dengan acara arisan pun di adakan di rumah-rumah, dengan penceramah yang bergantian. Selain tempat ibadah yang belum tersedia, masyarakat juga perlu tempat untuk pendidikan anak-anaknya, yang saat itu juga belum tersedia. Dengan kondisi dan kebutuhan akan tempat ibadah untuk menyatukan kebersamaan itu, adalah Bapak H. Ahkam Tarigan yang memulai mewakafkan tanahnya seluas 256,5 m2 pada tahun 1978. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Bapak H. Mahdian Tarigan juga mewakafkan tanahnya seluas 243 m2. Di atas tanah wakaf tersebut kemudian dibangun sebuah mushalla sederhana oleh masyarakat secara gotong royong, sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Paya Bundung dan sekitarnya, juga tempat membina dan mengaji bagi anak-anak mereka. Universitas Sumatera Utara