2. Usaha – Usaha yang dilakukan Damar
Pertama, Tim Penanganan Kasus yaitu Uci menerima laporan pengaduan via hot
line service dari basis KoAK di pagelaran. Mereka menyampaikan bahwa telah terjadi kasus perkosaan yang menimpa warganya, korban masih duduk di Sekolah
Dasar, berumur 13 tahun. Pelaku adalah PNS RSUD Pringsewu dan mantra desa
di Pagelaran. Saat itu kami berjanji akan dating kerumah korban. Kedua, Tim Penanganan Kasus yaitu Uci melakukan investigasi kasus perkosaan
terhadap anak dibawah umur di Pagelaran. Sebelumnya kami ke Desa Bumintoro dulu untuk menemui Misno Dani, kontak person dari basis KoAK. Beliau yang
melaporkan telah terjadinya kasus perkosaan via hot line service. Dari sana kami lalu menuju rumag Pak Rahmat orang yang mengetahui rumah korban, tetapi
tidak bertemu. Akhirnya kami menuju rumah Ustadz Muhajir dan kembali kami tidak menemukan orang yang dimaksud karena ia mendampingi korban sedang di
Polsek pagelaran sejak pukul 08.00WIB pagi dan kami langsung menuju Polsek Pagelaran. Di tempat itu kami bertemu dengan korban, pamannya, Ustadz
Muhajir, Ustadz Ikhsan, sementara korban sedang diverbal. Kami berusaha bias mendampingi korban dalam pembuatan BAPnya, namun saat itu penyidiknya
Briptu Rizal keberatan karena kami tidak membawa kuasa. Melihat bahwa dalam kasus ini korban perlu pendampingan maka kami menawarkan pendampingan
terhadap korban. Ketiga, Selang 3 hari Tim Penanganan Kasus yaitu Uci dating kepagelaran untuk
menemui korban, sebelumnnya kami ke rumah Misno dulu beliau yang tahu dimana saat ini korban tinggal. Dari sana kami langsung menuju ke Yayasan
Yatim Piatu Al Ikhsan tempat kami mengadakan pertemuan dengan keluarga korban. Disana ternyata banyak berkumpul tokoh
– tokoh masyarakat dari basis KoAK, FPI, Forum Pemuda Pagelaran, Tamtama, Ketua dan pengurus Yayasan
Al Ikhsan, NU dsb. Namun kami tidak melihat keluarga korban, menurut keterangan mereka saat ini korban dan ibunya mengungsi di desa Babakan kec.
Pugung sekitar 10KM dari Patemon. Menurut keterangan masyarakat bahwa Kepala Desa telah mendatangi paman korban dan meminta agar kasus ini tidak
diteruskan dengan alasan akan mencelakai keluarga mereka sendiri. Dan ia membujuk agar W ibu korban mau menanda tangani surat damai. Namun W
tetap menolak dan ingin menuntaskan kasusnya melalui jalur hokum. Ketegasan sikap ibu korban ini patut untuk dihargai dan perlu untuk didukung, mereka
memperjuangkan nasib anak tunggalnya yang telah menjadi korban . Di sana kami juga membicarakan tindak lanjut upaya
– upaya yang akan kami lakukan untuk menjaga korban dan keluarganya serta mempengaruhi masyarakat agar
memberikan dukungan moral. Sedangkan bantuan hokum, pemulihan fisik dan pemulihan psikis korban Lembaga Advokasi Perempua Damar yang akan
bertanggung jawab.
Kami kemudian mendatangi ibu W untuk menawarkan pendapingan kasus tanpa
dipungut biaya. Ibu korban bersedia lalu membaca dan menanda tangani surat kuasa tersebut. Kami jelaskan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan
hokum akan ditangani oleh kami. Dari rumah korban kami menuju kerumah Ustadz Ikhsan, kemudian bersama
– sama dengan pak Rahmat kami menuju Polsek Pagelaran untuk menanyakan perkembangan kasusnya. Kami langsung
menemui Pak Bismark Kapolsek dan Pak Rizal Penyidik. Menurut Keterangan
beliau bahwa sampai saat ini Polsek Pagelaran sedang mengumpulkan bukti –
bukti untuk mendukung kasusnya. Mereka juga sudah melakukan pemanggilan terhadap tersangka Jm untuk dimintai keterangan nya. Kami kecewa karena
tersangka tidak ditahan padahal ancaman hukumannya lebih dari 5 tahun dan tersangka wajib untuk ditahan sesuai dengan KUHAP. Mereka menjawab indikasi
kearah sana belum cukup bukti, ada indikasi bahwa tersangka bukan pelaku utama.
Keempat, Tim Penannganan Kasus yaitu Uci mendatangi rumah korban untuk
mendampinginya di Polsek Pagelaran sehubungan adanya pemanggilan dengan surat panggilan no. SP.Gil26III03SERSE, yang ditanda tangani oleh Ipda
Bismark. Sebelum mendatangi Polsek Pagelaran kami terlebih dahulu ke rumah Pak Rahmat saait itu sekitar pukul 08.50WIB, disana sudah berkumpul tokoh
masyarakat, LSM , PDIP, Para tokoh Pemuda Gemah Ripah, Serta wartawan Radar, mereka menceritakan tentang perkembangan kasusnya. Juga mengatakan
bahwa telah membuat Surat Pernyataan bersama yang ditanda tangani oleh seluruh element masyarakat yang inti isinya desakan terhadap Polsek Pagelaran
untuk mengusut tuntas kasus perkosaan yang menimpa Rn dan menahan pelaku secepatnya. Pukul 10.00WIB kami bersama
– sama tokoh masyarakat, korban dan ibunya menuju polsek Pagelaran. Kami segera menemui Kapolseknya Ipda
Bismar, beliau menjelaskan maksud tujuannya memanggil korban dan ibunya. Menurutnya bahwa BAP yang dibuat penyidik Rizal belum lengkap dan masih
kurang tajam oleh karena itu perlu dibuatkan BAP tambahan untuk melengkapi proses penyidikan. Kapolsek juga menjelaskan bahwa beliau dan jajarannya serius
menangani kasus tersebut, saat ini pelaku telah diamankan. Namun kami tidak
melihat pelaku berada di sel tahanan, kami sempat tanyakan tetapi jawabannya tidak memuaskan. Menurut Kapolsek, pelaku diamankan ditempat yang tidak
diketahui orang luar karena takut terjadi hal
– hal yang tidak diinginkan.
Sekitar pukul 11.45WIB dilakukan BAP lanjutan oleh Penyidik Brigadir Imam
Subagyo selaku Kanit Reskim Polsek Pagelaran yang baru, materi pemeriksaan lebih tertuju pada proses perkenalan korban dengan pelaku, serta proses
perjalanan pelaku ke Bandar Lampung. Dan ada beberapa point yang sempat kami interupsi karena menurut kami terlalu menyudutkan korban. Selanjutnya
pemeriksaan tambahan terhadap ibu wt, namun karena tidak didapat keterangan baru pemeriksaan tidak dilanjutkan, hanya mengacu pada BAP terdahulu. Selesai
proses verbal lanjutan kami dipanggil oleh Kapolsek Ipda Bismark. Beliau, berpesan agar kita bisa menjadi tim kerjasama yang baik. Kami mengatakan pada
beliau bahwa kami mempercayakan semua proses penanganan kasus ini pada Polsek Pagelaran, karena kami tahu bahwa aparat kepolisian adalah yang
mewakili kepentingan korban. Oleh karenanya kami juga berharap agar Kapolsek Pagelaran serius dalam penanganan kasus ini. Kapolsek juga meminta kami untuk
membantu manghadirkan saksi petunjuk dari keluarga korban yang lain, misalnya orang yang rumahnya menjadi tempat tinggal korban sebelum kejadian, orang
yang melihat pergi bersama pelaku, orang yang melihat korban dan pelaku berada di rumah SI. Selain itu kami juga diminta untuk membantu menyerahkan barang
– barang bukti seperti pakaian yang dikenakan korban saat kejadian, serta pakaian
dan barang barang yang dibeli Jm. Sekita pukul 19.45WIB kami permisi pulang dan melanjutkan perjalanan dengan mengantarkan ibu korban pulang ke Babakan
Pagelaran.
Kelima, Selang sepuluh hari setelah pemanggilan itu, Tim Penanganan Kasus
Damar yaitu Uci mendapat informasi dari Pak Rahmat via hot line service mengenai kondisi ibu korban yang mendapat intimidasi dari pihak pelaku.
Sehingga untuk menghindari intervensi tersebut kami memindahkan ibu W ke tempat aman. Ketika akan menuju Pagelaran, Pak Rahmat mendatangi Damar
dengan membawa barang bukti yang dibutuhkan penyidik. Setelah berkoordinasi kami memutuskan untuk pergi bersama. Sesampainya di Pringsewu kami menuju
ke Podomoro kediaman keluarga suami ke-2 ibu W. Ditermpat tersebut ternyata ibu W telah dibawa suaminya ke rumah kakaknya di Kaliwungu
– Kalirejo. Kemudian kami pun segera menuju kesana. Sesampainya di Kaliwungu, ternyata
ibu W masih trauma. Bila ada orang yang datang, ia lari dan bersembunyi ke kebun rambutan di belakang rumah. Lalu kami pun menjelaskan maksud dan
tujuan membawanya ke Damar yaitu memberikan keamanan dan membantu pemulihan psikis akibat dari musibah yang menimpanya. Akhirnya ibu W
bersedia, kemudian kami membawanya ke tempat aman. Keenam, Hari keempat setelah mengamankan ibu W, Tim Penanganan Kasus
Damar yaitu Uci mendatangi Polsek Pagelaran untuk memberikan barang bukti. Ditempat itu kami bertemu dengan Kaplosek Pagelaran. Pada beliau kami
serahkan barang bukti tersebut serta meminta surat keterangan penyerahan barang bukti. Tak lupa kami juga meminta keterangan tentang perkembangan kasus
tersebut. Menurutnya ia belum dapat menemukan SI sedangkan Jm telah ditahan ditempat yang aman, tetapi tidak di polsek tersebut dan ia tidak memberikan
keterangan tempatnya. Dari Polsek Pagelaran kami menemui Pak Rahmat untuk
memberikan perkembangan kasus yang telah dimonitoring.
Ketujuh, Sudah lebih dari tujuh hari dari penyerahan barang bukti, Tim Penangan
Kasus Damar melakukan monitoring melalui via hot line ke Kanitreskim Polsek Pagelaran untuk menanyakan perkembangan kasus. Kami mendapatkan informasi
yaitu tentang penahan pelaku, tetapi ia tidak dapat memberikan bukti tertulis bahwa pelaku pernah ditahan di polsek atau ditempat yang diamankan oleh
Kapolsek. Menurutnya kasus ini juga sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Talang Padang. Pelaku dijerat dengan pasal 285 jo 290, pasal 287 jo pasal81 UU No.23 th
2002 tentang Perlindungan Anak. Monitoring ini dilakukan setelah kami mendatangi Polsek tersebut untuk memberikan penekanan kasus ini yang telah
berjalan selama 3 bulan. Kedelapan, Memasuki bulan keempat Tim Penanganan Kasus Damar kembali
mendatangi Polsek Pagelaran untuk memonitoring perkembangan kasus. Serta menemui ibu W untuk klasifikasi pencabutan surat kuasa dan mengajaknya
kembali untuk tinggal di Damar. Sebelumnya kami mendatangikediaman Pak Rahmat yang mengetahui keberadaan ibu W. Di tempat itu kami mengikuti
pertemuan tokoh masyarakat di rumah Naseb di Patemon yang membahas kasus tersebut. Selanjutnya kami beserta Pak Rahmat dan Misno Dani mendatangi
Polsek Pagelaran. Ditempat itu kami mendapat intimidasi dari Kapolsek karena kami membawa 2 tokoh masyarakat yang peduli akan kasus tersebut. Beliau yang
tidak menghendaki turut campurnya pihak lain yang menurutnya memperkeruh suasana memberikan intimidasi kepada kami. Kemudian informasi yang kami
dapatkan dari Kapolsek tersebut yaitu pelaku telah ditangkap dan ditahan di Polres
Tanggamus.
Kemudian kami mendatangi rumah ibu W di Kaliwungu – Pringsewu untuk
klarifikasi pencabutan surat kuasa. Menurutnya ia terjepit untuk menandatangani surat pencabutan yang telah dbuat oleh Musli kerabat ayah korban, karena
korban ingin turut serta Musli untuk sekolah di Tanjung Karang atas biaya Musli. Setelah Berkoordinasi akhirnya ibu W bersedia ikut ke Tanjung Karang untuk
tinggal di dammar dan membuat pernyataan bahwa ia membantah pencabutan kuasa tersebut. Tetapi sebelum ia tinggal di Damar ia akan menjemput anaknya di
rumah Musli dan kami pun mengantarnya. 3. Analisis
Kasus ini merupakan kasus yang dapat dikategorikan trafficking dan perkosaan,
karena termasuk didalam definisi Protokol Perserikatan Bangsa – Bangsa yaitu
termasuk menipu, memperdaya termasuk mambujuk dan mengiming – imingi
korban, menyalahgunakan dan memanfaatkan ketidaktahuan, keingintahua, kepolosan, ketidakberdayaan dan tidak adanya perlindungan terhadap korban,
serta ekspoitasi seksual.
C. Kronologis Kasus Sr Inisial