secara fisik, mental, dan emosional dan untuk mendapatkan kerelaan yang terpaksa dalam situasi kerja paksa dan praktik seperti perbudakan lainya.
3. Penyebab Terjadinya Perdagangan Perempuan
Hasil penelitian Suyanto 2001 menunjukkan bahwa kasus perdagangan
perempuan disebabkan beberapa faktor, di antaranya 1 perdagangan perempuan dan anak perempuan merupakan salah satu kegiatan shadow economy ekonomi
bayangan yang menghasilkan keuntungan yang terbesar di antara kegiatan shadow economy lainnya, seperti perdagangan senjata dan narkoba; 2 sering
dijadikan sebagai perangkap pengaruh narkoba yang sengaja dipasang para mucikari untuk menciptakan kondisi ketergantungan para korban; 3 di samping
adanya dukungan oknum-oknum aparat yang bertindak sebagai beking, sebagai pelindung atau bahkan merangkap pemilik; 4 sebagai dampak dari model
penanganan aparat yang bersifat kuratif dari pada preventif; dan 5 aparat cenderung lebih baik mengurus tindak kejahatan lain yang dinilai lebih mendesak
seperti curanmor, unjuk rasa, penodongan, dan lain-lain. Aparat penegak hukum memiliki kontribusi yang besar terhadap banyaknya kasus
perdagangan anak perempuan dikarenakan aparat penegak hukum dalam penanganan kasus perdagangan anak perempuan dirasakan kurang profesional
seperti yang dilaporkan oleh ILO 2001, yakni: aparat penegak hukum tidak melihat perdagangan anak sebagai masalah dan tidak mengetahui kasus
perdagangan anak, tidak secara efektif mengawasi dan memonitor para anggotanya yang terlibat dalam kejahatan yang terorganisir, keterlibatannya dalam
kegiatan-kegiatan illegal merupakan strategi untuk bertahan hidup.
4. Faktor-faktor yang Mengakibatkan Perdagangan
Menurut Ruth Rosenberg 2003:24, faktor-faktor yang membuat perempuan dan
anak semakin rentan terhadap perdagangan yaitu, kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, peran perempuan dalam keluarga, status dan kekuasaan, peran anak
dalam keluarga, asal mula buruh ijon, pernikahan dini, kebijakan dan undang- undang yang bias gender, korupsi.
Perempuan dan anak perempuan lebih rentan menjadi korban perdagangan
manusia karena :
Tabel 1. Faktor-faktor yang menyebabkan perdagangan
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Permintaan
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pensuplai-an
Perempuan merasa cocok untuk berkerja sebagai tenaga kerja
produksi yang intensif dan bekerja di sektor informal
tumbuh yang memiliki ciri upah yang rendah, kepegawaian yang
biasa, kondisi kerja yang berbahaya dan tidak adanya
mekanisme penawaran secara kolektif;
Permintaan yang meningkat atas
Hak pendidikan yang tidak seimbang yang membatasi
kesempatan perempuan untuk meningkatkan pendapatan mereka
dari pekerjaan yang lebih baik;
Kurangnya legitimasi dan pemenuhan kesempatan bekerja
khususnya bagi komunitas pinggiran;
Kebijakan migrasi selektif berdasarkan jenis kelamin dan
pekerja asing untuk pekerjaan domestik dan peranan pemberi
perawatan, dan sedikitnya peraturan yang kuat untuk
mendukung; Pertumbuhan industri seks dan
hiburan yang bernilai jutaan dollar, yang ditolerir sebagai
―kepentingan setan‖; sementara perempuan dalam prostitusi
dianggap sebagai kriminal dan didiskriminasikan.
Risiko yang kecil dan keuntungan yang besar dari
perdagangan manusia yang didorong oleh sedikitnya
keinginan agensi untuk menghukum pelaku
perdagangan manusia yang termasuk pemilikmanajer
ditempat kejadian perdagangan manusia
Kemampuan untuk mengendalikan dan
kebijakanhukum yang mengekang, yang sering
dilembagakan sebagai tindakan ―perlindungan‖, yang membatasi
legitimasi migrasi perempuan. Kebanyakan saluran migrasi yang
legal menawarkan kesempatan dalam sektor yang biasanya
didominasi oleh laki-laki konstruksi dan pekerjaan di
bidang agrikultur;
Sedikitnya akses informasi mengenai kesempatan
migrasikerja, saluran perekrutan, dan tingginya tingkat ke
tidaksadaran risiko untuk bermigrasi dibanding dengan laki-
laki
Gangguan sistem pendukung oleh karena alam dan kekacauan yang
diciptakan oleh manusia; dan
Perilaku komunitas dan praktek- praktek, yang mentolerir
memanipulasi perempuan Sedikitnya akses untuk
memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku
perdagangan manusia atau pengobatan untuk korban
perdagangan manusia; dan Devaluasi hak-hak asasi
perempuan dan anak-anak kekerasan terhadap perempuan
5. Rute Perdagangan Perempuan