Lokasi Penelitian Informan dan Penentuan Informan

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lifeherstory dengan pendekatan pada kebutuhan korban dan bersifat kualitatif. Hal ini dikarenakan masalah yang akan dijawab dalam penelitiann ini lebih bersifat kualitatif dan sangat membutuhkan pemahaman verstehen peneliti dalam mengungkap atau menggali pengalaman hidup perempuan korban trafficking. Di samping itu, untuk tiidak menjadikan informan atau korban trafficking menjadi korban kedua kalinya dari peneliti atau dalam bahasa penelitian untuk tidak hanya menjadi obyek peneliti maka digunakan pendekatan kkebutuuhan korban attau menjadikan informan atau korban traffiicking sebagai subyek yang ingin berbagai pengalaman dan menyampaikan pengalamannya.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR, salah satu Lembaga Perempuan yang ada di Kotamadya Bandar Lampung. Bersamaan dengan pesatnya perkembangan kota, tentunya dibarengi pula dengan semakin kompleksnya masalah sosial, di antaranya trafficking. Berdasar data yang ada yang dihimpun oleh Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR, kasus trafficking yang terekspose di media massa lokal tahun 2007 sebanyak 22 kasus.

C. Informan dan Penentuan Informan

Informan awal penelitian ini dipilih mengunakan cara purposive dengan mendasarkan pada subjek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia memberikan data dengan kriteria sebagai berikut:  Informan adalah perempuan atau anak perempuan usia belum genap 18 tahun ketika menjadi korban trafficing in persons;  Belum menikah;  Pernah atau masih berkerja sebagai pekerja seks;  Berdomisili di Bandar Lampung. Sebagai titik awal dalam penentuan informan, peneliti mulai dengan beberapa informan yang telah dikenal dan didampingi Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR. Penetuan informan semacam ini dikenal dengan sebutan purposive incidental. Dengan purposive dimaksudkan bahwa pencuplikan informan dilakukan dengan memperhatikan ciri atau sifat yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan incidental dimaksudkan bahwa informan dengan karakteristik tersebut yang alamatnya dapat dijumpai sesuai dengan catatan yang ada di Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR. D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini mengunakan teknik pengumpulan data yang sifatnya kualitatif dikarenakan metode tersebut memberi kelonggaran bagi peneliti untuk berkreasi dalam memilih dan menerapkan cara-cara pengumpulan data. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan digunakan metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam indepht interview. Wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh informasi yang sifatnya sangat pribadi yang menuntut interviewer untuk melakukan probing dalam mendalam mendapatkan informasi tersebut. Wawancara mendalam akan dilakukan dengan mengunakan pedoman wawancara. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti akan terarah, tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan, serta suasana tetap dijaga agar terkesan dialogis dan nampak informal. Wawancara mendalam akan dilakukan pada 5 informan yang ditentukan. Berdasarkan Data Kekerasan terhadap Perempuan di Lampung Januari-Desember 2007 termonitor kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dalam berbagai bentuk di antaranya: Tabel 2. Tabel Data Kekerasan Terhadap Perempuan di Lampung No. Bentuk Jumlah 1. Kekerasan dalam Ranah Privat Seksual Perkosaan 22 Pelecehan Seksual 2 Fisik Penganiayaan 35 Pembunuhan 2 Ekonomi 6 2. Kekerasan dalam Ranah Publik Seksual Perkosaan 90 Pelecehan Seksual 14 Perdagangan Perempuan 22 Fisik Penganiayaan 12 Pelarian Perempuan 3 Sumber Data : Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR Tahun 2007 Ditentukannya 5 informan sebagai subyek untuk memperoleh data dikarenakan kelima informan yang dimaksud merupakan informan yang mengadukan kasusnya untuk diselesaikan secara hukum dan memperoleh pendampingan secara litigasi dan non litigasi dari Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR serta kasusnya telah berakhir dengan terbitnya putusan pengadilan. Kelima informan yang dimaksud bertempat tinggal di wilayah Bandar Lampung dan Lampung Selatan. Namun, kelima informan masih melakukan aktivitasnya dalam bentuk peer group sebagai sarana penguatan dan pemulihan kondisi fisik dan psikologis korban trafficking yang diadakan leh DAMAR setiap bulan. Hal ini menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan wawancara pada informan mengingat informan mudah ditemui dan siap dalam arti telah memperoleh penguatan sehingga akan memudahkan proses wawancara. Masalah-masalah dalam membangun hubungan baik rapport dan kepercayaan trust sebagai unsur penting dalam melakukan wawancara mungkin sudah tidak lagi menjadi kendala dalam proses penggalian informasi dari informan. Wawancara mendalam dilakukan kepada setiap informan agar didapat gambaran yang lengkap dan utuh tentang karakteristik korban usia, agama, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan dan kondisi lingkungan sosialnya, modus operasi, relasi korban dan pelaku, proses pengiriman, cara transaksi pengalihan, perlakuan majikan, upaya-upaya yang dilakukan perempuan dan anak perempuan ketika berada di tempat majikan, bentuk bantuan non litigasi dan litigasi yang diinginkan perempuan dan anak perempuan korban trafficking dalam menyelesaikan masalahnya.

E. Teknik Pengolahan Data