Pengolahan Data Prosedur Pengumpulan Pengolahan Data

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis bahwa dapat ditarik kesimpulan : a. Penegakan hukum terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana prostitusi melalui alat komunikasi dapat ditempuh menggunakan tiga metode yaitu Formulasi, Aplikasi, Eksekusi. Mengenai pemidanaan aparat penegak hukum telah mengacu dan berupaya menggunakan metode diversi dan Double track system yang mempunyai dua jalur sistem tentang saksi pidana yaitu, disatu pihak dan jenis saksi tindakan dipihak lain. Dasar hukumnya Pasal 7 ayat 1 undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak bahwa pada tahap penyidikan, penuntutan, dan permeriksaan di persidangan wajib diupayakan diversi. Hal ini dilakukan guna memberikan yang terbaik bagi anak tersebut agar kondisi jiwanya tidak terganggu akibat proses persidangan, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal. b. Faktor-faktor penghambat dalam rangka penegakan hukum terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana prostitusi melalui alat komunikasi yaitu faktor undang-undang yang lebih menekankan untuk memberikan sanksi pidana, dan kurangnya pengetahuan aparat penegak hukum dalam bidang teknologi dan informasi. Kemudian sarana dan prasarana penegak hukum yang dimiliki kurang memadai serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam menyikapi fenomena-fenomena prostitusi anak melalui alat komunikasi yang terjadi disekitar lingkungannya. Hal terakahir adalah budaya masyarakat yang lebih condong menyukai hal-hal yang berbau pornografi juga termasuk penyebab penegakan hukum di indonesia sulit ditegakkan.

B. Saran

Selain kesimpulan yang telah dirumuskan diatas, penulis akan memberikan beberapa saran berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Peran aparat penegak hukum khususnya kepolisian disarankan lebih aktif dan meningkatkan pemahaman dan kinerja mereka dalam mencegah anak sebagai pelaku tindak pidana prostitusi melalui alat komunikasi mulai dari memperbanyak tenaga ahli dan meningkatkan fasilitas untuk menunjang kinerja aparat. 2. Disarankan peran kedua orang tua sangat penting sebagai pengawas aktifitas anak dalam menggunakan alat komunikasi dan menambah ilmu pengetahuan tentang perkembangan teknologi, serta arahkan informasi mana yang layak untuk di gunakan dan mana yang tidak layak untuk digunakan pada penggunaan media sosial, dan internet.

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Persetubuhan

20 276 107

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

4 89 158

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

10 234 98

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Urgensi Pemberian Bantuan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme

2 46 132

Eksistensi Perdamaian Antara Korban dengan Pelaku Tindak Pidana Kecelakaan Lalu Lintas dalam Sistem Pemidanaan (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

1 81 147

SKRIPSISANKSI PIDANA BAGI ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN SANKSI PIDANA BAGI ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN PSIKIS TERHADAP ANAK MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM.

0 3 11

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Kesusilaan (Studi Kasus Proses Peradilan Pidana Terhadap Anak di Kabupaten Klaten).

0 3 12

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN A. KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) - Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Persetubuhan

0 20 33