Analisis Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.5 Analisis Hasil Penelitian

4.5.1 Hasil Uji Stasioneritas Dalam pengujian stationaritas data dilakukan dengan uji akar unit. Dalam penelitian ini menggunakan uji akar unit Augmented Dickey Fuller. Untuk mengetahui apakah data stasioner atau tidak, dapat membandingkan antara nilai statistik ADF dengan nilai kritis statistik Mackinnon. Nilai statistik ADF ditunuju kkan oleh nilai t statistik koefisien γY t-1. Jika nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai statistik Mackinnon, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai statistik Mackinnon maka data tidak stasioner. 4.5.1.1 Jalur Suku Bunga Pengujian stationeritas pada variabel jalur suku bunga ini ditampilkan pada tabel berikut . Tabel 4.1 Hasil Pengujian Stationeritas pada Variabel Jalur Suku Bunga No Nama Variabel ADF Statistic level ADF Statistic first difference ADF Statistic second difference 1 rSBI -3.123496 -3.326773 -6.080290 2 rPUAB -4.986116 -10.60305 -15.57418 3 rDeposito -3.212707 -3.093763 -5.225696 4 rKredit -1.931453 -2.871799 -5.057978 5 Investasi -2.128120 -8.283664 -6.813255 6 Output Gap -2.238161 -2.987241 -7.627400 7 Inflasi -5.911403 -3.558357 -4.770801 Keterangan : signifikan pada level signifikan pada first difference signifikan pada second difference Sumber : Pengolahan data Dari hasil uji stationeritas menunjukkkan bahwa rPUAB dan Inflasi sudah stationer pada level. Sedangkan yang lainnya seperti rSBI, rKredit dan Investasi adalah stationer pada first difference, dan variabel lainnya yaitu rDeposito dan Universitas Sumatera Utara Output Gap stationer pada second difference. Dari hasil tersebut, variabel sudah stationer pada level maupun difference. 4.5.1.2 Jalur Nilai Tukar Pengujian stationeritas pada variabel jalur nilai tukar dapat ditampilkan pada tabel berikut . Tabel 4.2 Hasil Pengujian Stationeritas pada Variabel Jalur Nilai Tukar No Nama Variabel ADF Statistic level ADF Statistic first difference ADF Statistic second difference 1 rSBI -3.123496 -3.326773 -6.080290 2 IRD -1.690860 -4.240147 -7.715773 3 CAPIN -3.457046 -7.806528 -5.957634 4 Nilai Tukar -2.575178 -4.997265 -6.720472 5 Eksporneto 0.426089 -6.745929 -6.367131 6 Outputgap -2.238161 -2.987241 -7.627400 7 Inflasi -5.911403 -3.558357 -4.770801 Keterangan : signifikan pada level signifikan pada first difference signifikan pada second difference Sumber : Pengolahan data Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pengujian stationeritas pada variabel jalur nilai tukar, yang stationer pada level adalah variabel CAPIN dan Inflasi. sedangkan yang station pada first difference adalah variabel rSBI, IRD, Nilai Tukar, dan Eksporneto. dan variabel yang station pada second difference adalah variabel Output gap. 4.5.2 Hasil Uji Kointegrasi Pada pengujian kointegrasi diperlukan untuk menggambarkan keadaan keseimbangan dalam jangka panjang. Dalam pengujian ini menggunakan metode Johansen. Hasil uji kointegrasi pada jalur suku bunga dan nilai tukar ditampilkan pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara 4.5.2.1 Jalur Suku Bunga Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kointegrasi pada Jalur Suku Bunga Hypothesized Trace 0.05 No. of CEs Eigenvalue Statistic Critical Value Prob. None 0.914808 202.5327 125.6154 0.0000 At most 1 0.784322 128.6474 95.75366 0.0001 At most 2 0.642402 82.62837 69.81889 0.0034 At most 3 0.564450 51.77801 47.85613 0.0205 At most 4 0.450639 26.84361 29.79707 0.1055 At most 5 0.146725 8.873635 15.49471 0.3772 At most 6 0.128129 4.113426 3.841466 0.0425 Trace test indicates 4 cointegrating eqns at the 0.05 level denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level MacKinnon-Haug-Michelis 1999 p-values Sumber : Pengolahan Data Pada tabel uji kointegrasi pada jalur suku bunga ini menunjukkan bahwa ada beberapa variabel yang memiliki kestabilan dalam jangka panjang. Variabel tersebut adalah rSBI, rPUAB, rDeposito, rKredit, dan Inflasi, sedangkan untuk variabel Investasi dan Output Gap tidak memiliki kestabilan dalam jangka panjang no cointegration. 4.5.2.2 Jalur Nilai Tukar Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kointegrasi pada Jalur Nilai Tukar Hypothesized Trace 0.05 No. of CEs Eigenvalue Statistic Critical Value Prob. None 0.889541 193.7975 125.6154 0.0000 At most 1 0.710893 127.7042 95.75366 0.0001 At most 2 0.632657 90.47540 69.81889 0.0005 At most 3 0.572805 60.43159 47.85613 0.0022 At most 4 0.548981 34.91613 29.79707 0.0118 At most 5 0.238582 11.02876 15.49471 0.2097 At most 6 0.090675 2.851568 3.841466 0.0913 Trace test indicates 5 cointegrating eqns at the 0.05 level denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level MacKinnon-Haug-Michelis 1999 p-values Sumber : Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Pada tabel uji kointegrasi pada jalur nilai tukar menunjukkan bahwa ada beberapa yang memiliki kestabilan dalam jangka panjang, yaitu variabel rSBI, IRD Interest Rate Differentials, CAPIN, Nilai Tukar, dan Eksporneto. Sedangkan ada variabel yang tidak memilki kestabilan dalam jangka panjang, yaitu Output Gap dan Inflasi. 4.5.3 Hasil Uji Kausalitas Pengujian kausalitas Granger dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam antarvariabel terdapat hubungan sebab akibat. Pengujian ini ditampilkan dalam tabel berikut . 4.5.3.1 Jalur Suku Bunga Tabel 4.5 Hasil Pengujian Kausalitas pada Jalur Suku Bunga No Hubungan Antarvariabel Keterangan 1 rSBI rPUAB Terdapat hubungan kausalitas yang satu arah antara rSBI dengan rPUAB 2 rSBI rDeposito Tidak terdapat hubungan kausalitas antara rSBI dengan rDeposito, begitu sebaliknya 3 rSBI rKredit Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara rSBI dengan rKredit 4 rSBI Investasi Tidak terdapat hubungan kausalitas antara rSBI dengan rKredit, begitu sebaliknya 5 Output Gap rSBI Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara Output Gap dengan rSBI 6 rSBI Inflasi Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara rSBI dengan Inflasi 7 rDeposito rPUAB Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara rDeposito dengan rPUAB 8 rKredit rPUAB Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara rKredit dengan rPUAB 9 rPUAB Investasi Tidak terdapat hubungan kausalitas antara rPUAB dengan Investasi, begitu sebaliknya 10 rPUAB Output Gap Tidak terdapat hubungan kausalitas antara rPUAB dengan Output Gap, begitu sebaliknya 11 Inflasi rPUAB Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara Inflasi dengan rPUAB Universitas Sumatera Utara 12 rDeposito rKredit Tidak terdapat hubungan kausalitas antara rDeposito dengan rKredit, begitu sebaliknya 13 rDeposito Investasi Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara rDeposito dengan Investasi 14 Output Gap rDeposito Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara Output Gap dengan rDeposito 15 Inflasi rDeposito Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara Inflasi dengan rDeposito 16 rKredit Investasi Terdapat hubungan kausalitas dua arah antara rKredit dengan Investasi, begitu sebaliknya 17 Output Gap rKredit Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara Output Gap dengan rKredit 18 rKredit Inflasi Tidak terdapat hubungan kausalitas antara rKredit dengan Inflasi, begitu sebaliknya 19 Output Gap Investasi Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara Output Gap dengan Investasi 20 Investasi Inflasi Tidak terdapat hubungan kausalitas antara Investasi dengan Inflasi, begitu sebaliknya 21 Output Gap Inflasi Tidak terdapat hubungan kausalitas antara Output Gap dengan Inflasi, begitu sebaliknya Keterangan : : terdapat hubungan kausalitas dua arah : terdapat hubungan kausalitas satu arah : tidak terdapat hubungan kausalitas Sumber : Pengolahan Data Dari uji kausalitas tersebut ditemukan bahwa ada varabel terdapat variabel yang mempunyai hubungan “Granger cause” atau hubungan saling pengaruh, yaitu antara rKredit dengan Investasi, begitu sebaliknya. Sedangkan hubungan antara rSBI dengan rPUAB, Output Gap dengan rSBI, rSBI dengan rKredit, rSBI dengan Inflasi, rDeposito dengan rPUAB, rPUAB dengan rKredit, Inflasi dengan rPUAB, rDeposito dengan Investasi, Output Gap dengan rDeposito, Inflasi dengan rDeposito, Output gap dengan rKredit, Output Gap dengan Investasi menunjukkan adanya hubungan kausalitas yang satu arah saja. Hasil uji kuasalitas untuk variabel lainnya adalah rSBI dengan rDeposito, rSBI dengan Investasi, rPUAB dengan Investasi, rPUAB dengan Output Gap, Universitas Sumatera Utara rDeposito dengan rKredit, rKredit dengan Inflasi, Investasi dengan Inflasi, Output Gap dengan Inflasi tidak ditemukan adanya hubungan diantara variabel tersebut, yang artinya adalah tidak terdapat saling ketergantungan no causality diantara kedua variabel. 4.5.3.2 Jalur Nilai Tukar Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kausalitas pada Jalur Nilai Tukar No Hubungan AntarVariabel Keterangan 1 IRD rSBI Terdapat hubungan yang searah antara IRD dengan rSBI 2 rSBI CAPIN Terdapat hubungan yang serah antara rSBI dengan CAPIN 3 rSBI Nilai Tukar Tidak terdapat hubungan kausalitas antara rSBI dengan Nilai Tukar, begitu sebaliknya 4 Eksporneto rSBI Terdapat hubungan kausalitas searah antara Eksporneto dengan rSBI 5 Output Gap rSBI Terdapat hubungan kausalitas yang serah antara Output Gap dengan rSBI 6 rSBI Inflasi Terdapat hubungan kausalitas yang searah antara rSBI dengan Inflasi 7 CAPIN IRD Terdapat hubungan kausalitas searah antara CAPIN dengan IRD 8 IRD Nilai Tukar Tidak terdapat hubungan kausalitas antara IRD dengan Nilai Tukar, begitu sebaliknya 9 IRD Eksporneto Tidak terdapat hubungan kausalits antara IRD dengan Eksporneto, begitu sebaliknya 10 IRD Output Gap Tidak terdapat hubungan kausalitas antara IRD dengan Output Gap, begitu sebaliknya 11 IRD Inflasi Terdapat hubungan kausalitas yang searah antara IRD dengan Inflasi 12 CAPIN Nilai Tukar Tidak terdapat hubungan kausalitas antara CAPIN dengan Nilai Tukar, begitu sebaliknya 13 CAPIN Eksporneto Terdapat hubungan kausalitas yang searah antara CAPIN dengan Eksporneto 14 CAPIN Output Gap Tidak terdapat hubungan kausalitas antara Universitas Sumatera Utara CAPIN dengan Output Gap, begitu sebaliknya 15 CAPIN Inflasi Tidak terdapat hubungan kausalitas antara CAPIN dengan Inflasi, begitu sebaliknya 16 Nilai Tukar Eksporneto Tidak terdapat hubungan kausalitas antara Nilai Tukar dengan Eksporneto, begitu sebaliknya 17 Nilai Tukar Output Gap Tidak terdapat hubungan kausalitas antara Nilai Tukar dengan Output Gap, begitu sebaliknya 18 Nilai Tukar Inflasi Tidak terdapat hubungan kausalitas antara Nilai Tukar dengan Inflasi, begitu sebaliknya 19 Output Gap Eksporneto Terdapat hubungan kausalitas yang searah antara Output Gap dengan Eksporneto 20 Eksporneto Inflasi Tidak terdapat hubungan kausalitas antara Eksporneto dengan Inflasi, begitu sebaliknya 21 Output Gap Inflasi Tidak terdapat hubungan kausalitas antara Output Gap dengan Inflasi, begitu sebaliknya Sumber : Pengolahan Data Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa variabel IRD dengan rSBI, rSBI dengan CAPIN, Eksporneto dengan rSBI, Output Gap dengan rSBI, rSBI dengan Inflasi, CAPIN dengan IRD, IRD dengan Inflasi, CAPIN dengan Eksporneto, dan Output Gap dengan Eksporneto menunjukkan hubungan yang satu arah saja. Hasil uji kausalitas variabel lainnya adalah variabel rSBI dengan Nilai Tukar, IRD dengan Nilai Tukar, IRD dengan Eksporneto, IRD dengan Output Gap , CAPIN dengan Nilai Tukar, CAPIN dengan Output Gap, CAPIN dengan Inflasi, Nilai Tukar dengan Eksporneto, Nilai Tukar dengan Output Gap, Nilai Tukar dengan Inflasi, Eksporneto dengan Inflasi, dan Output Gap dengan Inflasi menunjukkan tidak terdapat hubungan kausalitas. Universitas Sumatera Utara 4.5.4 Hasil Penentuan Lag Optimal Lag Lenght Penentuan lag length dalam model VAR adalah untuk menghindari terjadinya serial korelasi antara error term dengan variabel endogen dalam model yang menyebabkan estimator menjadi tidak konsisten. Hal ini berarti bahwa pemilihan lag yang tepat akan menghasilkan residual yang bersifat Gaussian, yakni terbebas dari permasalahan autokokedastisitas Gujarati, 1997. Dalam penentuan lag optimal, kita memilih dengan kriteria yang mempunyai final prediction error correction FPE atau jumlah dari AIC,SIC, dan HQ yang paling kecil di antara berbagai lag yang diajukan. 4.5.4.1 Jalur Suku Bunga Tabel 4.7 Hasil Penentuan Lag Optimal pada Jalur Suku Bunga Lag LogL LR FPE AIC SC HQ -898.1581 NA 3.80e+17 60.34387 60.67082 60.44847 1 -717.1607 265.4629 6.28e+13 51.54405 54.15962 52.38079 2 -644.6905 72.47019 2.39e+13 49.97937 54.88356 51.54826 indicates lag order selected by the criterion Sumber : Pengolahan Data Hasil penentuan lag optimal lag length berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada jalur suku bunga lag optimal yang berbeda-beda. Pada kriteria LR, PFE , final prediction error correction , AIC Akaike Information Criterian , dan HQ Hannan Quinn Information Criterian berada pada lag optimal dua 2, sedangkan pada kriteria SIC Schwarz Information Criterian berada pada lag optimal satu 1. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bahwa menentukan lag optimal berdasarkan nilai terkecil pada LR, PFE, AIC, SIC, Universitas Sumatera Utara maupun HQ maka lag yang tepat untuk digunakan pada jalur suku bunga adalah pada lag optimal dua 2. 4.5.4.2 Jalur Nilai Tukar Tabel 4.8 Hasil Penentuan Lag Optimal pada Jalur Nilai Tukar Lag LogL LR FPE AIC SC HQ -1370.870 NA 1.85e+31 91.85800 92.18495 91.96260 1 -1202.798 246.5052 7.22e+27 83.91989 86.53546 84.75663 2 -1139.098 63.70067 4.93e+27 82.93985 87.84404 84.50874 indicates lag order selected by the criterion Sumber : Pengolahan Data Berdasarkan tabel di atas, penentuan lag optimal pada jalur nilai tukar dari setiap kriteria menunjukkan lag yang berbeda satu dengan yang lain. Pada kriteria LR dan SIC menunjukkan pada lag satu 1, sedangkan pada kriteria FPE, AIC, dan HQ berada pada lag dua 2. Untuk menentukan lag yang paling optimal adalah dengan melihat nilai terendah dari setiap kriteria LR, FPE, AIC, SIC, dan HQ. nilai terendah dari ktiteria tersebut ditemukan bahwa lag yang optimal pada jalur nilai tukar adalah berada pada lag dua 2. 4.5.5 Hasil Estimasi VAR Dalam estimasi VAR, model VAR yang digunakan adalah seperti pada model pada bab sebelumnya. Dari hasil estimasi, untuk melihat apakah ada pengaruh pada variabel, dapat diketahui dengan membandingkan nilai t-statistik hasil estimasi dengan nilai t-tabel. Jika nilai t-statistik lebih besar dariapada nilai t- tabelnya, maka dapat dikatakan bahwa variabel memiliki pengaruh signifikan. Universitas Sumatera Utara 4.5.5.1 Jalur Suku Bunga Hasil estimasi VAR pada jalur suku bunga adalah sebagai berikut. INF = 21.95423 + 1.538995 rSBI t-1 -1.124476 rSBI t-2 - 0.422214 rPUAB t-1 [0.36234] [1.20111] [-0.96842] [-1.32397] -0.335574rPUAB t-2 -1.085157rDeposito t-1 +2.193674rDeposito t-2 [-0.93886] [-0.42909] [1.31861] + 1.581478rKredit t-1 - 4.125660rKredit t-2 + 7.85E-05investasi t-1 [0.32749] [-1.04174] [0.36528] +0.000115 investasi t-2 + 1.08E-05OutputGap t-1 –3.00E-05OutputGap t-2 [0.53040] [0.50831] [-0.95432] + 0.483005inflasi t-1 – 0.147059inflasi t-2 …………………… 1.1 [1.60368] [-0.49492] R-squared = 0.890060 Adj.R-squared = 0.787450 F-statistik = 8.674170 : signifikan 1 : signifikan 5 : signifikan 10 Sumber : Pengolahan Data Pada persamaan di atas menunjukkan bahwa pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya rSBI t-1 inflasi dipengaruhi rSBI dengan pengaruh posisif tidak signifikan. Selanjutnya pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya rSBI t-2 dengan pengaruh negatif tidak signifikan. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya rPUAB t-1 inflasi dipengaruhi rPUAB dengan penfaruh negatif signifikan dan pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya rPUAB t-2 inflasi dipengaruhi rPUAB dengan pengaruh negatif tidak signifikan. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya rDeposito t-1 inflasi dipengaruhi rDeposito dengan pengaruh negatif tidak signifikan, sedangkan pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya rDeposito t-2 dipengaruhi positif signifikan. Pada variabel selanjutnya yaitu pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya rKredit t-1 inflasi dipengaruhi positif tidak signifikan dan pada lag dua atau dua kuartal Universitas Sumatera Utara sebelumnya rKredit t-2 inflasi dipengaruhi rKredit dengan pengaruh negatif tidak signifikan. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya investasi t-1 inflasi dipengaruhi positif tidak signifikan, sedangkan pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya investasi t-2 dengan pengaruh positif tidak signifikan. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya outputgap t-1 inflasi dipengaruhi oleh outputgap dengan pengaruh positif tidak signifikan, sedangkan pada lag dua atau kuartal sebelumnya outputgap t-2 inflasi dipengaruhi oleh outputgap dengan pengaruh negatif tidak signifikan. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya inflasi t-1 inflasi dipengaruhi oleh inflasi sendiri dengan pengaruh positif signifikan, sedangkan pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya inflasi t-2 pengaruh inflasi terhadap dirinya sendiri negatif tidak signifikan. Hasil yang ditunjukkan pada F-Statistik signifikan, artinya secara keseluruhan variabel rSBI, rPUAB, rDeposito, rKredit, Investasi, dan Output Gap berpengaruh nyata terhadap inflasi. 4.5.5.2 Jalur Nilai Tukar Hasil estimasi VAR pada jalur nilai tukar adalah sebagai berikut. INF = -8.165081 + 1.635839rSBI t-1 – 1.144882rSBI t-2 - 0.346586IRD t-1 [-0.69667] [1.46590] [-1.31926] [-0.40082] -0.369080IRD t-2 + 0.000205CAPIN t-1 + 0.000854CAPIN t-2 [-0.52840] [0.37913] [1.52459] – 0.001218Nilai Tukar t-1 + 0.002492Nilai Tukar t-2 [-1.02809] [2.29670] -1.93E-05Eksporneto t-1 + 7.54E-06Eksporneto t-2 -1.30E-05OutputGap t-1 [-0.16392] [0.07483] [-0.55745] + 1.20E-05OutputGap t-2 + 0.691474Inflasi t-1 - 0.302180Inflasi t-2 .... 1.2 [0.43617] [2.58688] [-0.80344] R-squared : 0.864886 Adj.Squared : 0.738780 Universitas Sumatera Utara F-Statistik : 6.858391 : signifikan 1 : signifikan 5 : signifikan 10 Sumber : Pengolahan data Dari hasil estimasi VAR pada jalur nilai tukar menunjukkan bahwa pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya rSBI inflasi dipengaruhi oleh rSBI dengan pengaruh positif signifikan, sedangkan pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya rSBI t-2 berpengaruh negatif signifikan terhadap inflasi. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya IRD t-1 dan pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya IRD t-2 inflasi dipengaruhi IRD dengan pengaruh negating tidak signifikan. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya CAPIN t-1 berpengaruh positif tidak signifikan, sedangkan pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya CAPIN t-2 berpengaruh positif signifikan terhadap inflasi. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya Nilai Tukar t-1 inflasi dipengaruhi negatif tidak signifikan, sedangkan pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya Nilai Tukar t-2 berpengaruh positif signifikan terhadap inflasi. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya Eksporneto t-1 inflasi dipengaruhi Eksporneto berpengaruh negatif tidak signifikan, sedangkan pada lag dua atau dua kuartal sebelumnya Ekspotneto t-2 berpengaruh positif signifikan. Pada lag satu atau satu kuartal sebelumnya Inflasi t-1 inflasi dipengaruhi oleh dirinya sendiri berpengaruh positif signifikan, sedangkan pada lag dua atau dua kuaartal sebelumnya Inflasi t-2 pengaruh inflasi terhadap dirinya sendiri negatif tidak signifikan. Universitas Sumatera Utara Hasil yang ditunjukkan pada uji F-Statistik, variabel rSBI, IRD, CAPIN, Nilai Tukar, Eksporneto, dan Output Gap secara keseluruhan berpengaruh nyata terhadap inflasi. 4.5.6 Hasil Impulse Response Function Di dalam model VAR didapati bahwa adanya kesulitan untuk menginterpretasikan koefisien, maka dilakukan analisis impulse response. Analisis impulse response ini menjadi bagian yang penting dalam model VAR. Analisis ini melacak respon dari variabel endogen di dalam model VAR, karena adanya guncangan shocks atau perubahan dalam variabel gangguan. Hasil impulse response function pada jalur suku bunga dan jalur nilai tukar dapat ditampilkan pada berikut. 4.5.6.1 Jalur Suku Bunga Grafik 4.11 Hasil Impulse Response Function pada Jalur Suku Bunga -2 -1 1 2 2 4 6 8 10 R e s p o n s e o f R PU AB to R SBI -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 2 4 6 8 10 R e s po n s e o f R D EPOSITO to R PU AB -.50 -.25 .00 .25 .50 2 4 6 8 10 R e s p o ns e o f R KR ED IT to R D EPOSITO -4,000 4,000 2 4 6 8 10 R e s p o ns e o f IN VESTASI to R KR ED IT -80,000 -40,000 40,000 2 4 6 8 10 R e s p on s e o f OU TPU TGAP to IN VESTASI -4 -2 2 4 2 4 6 8 10 R e s p o ns e o f IN FL ASI to O U TPU TG AP Universitas Sumatera Utara Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Tahap Response rPUAB to rSBI Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis suku bunga SBI dengan suku bunga PUAB. Tahap ini menunjukkan bahwa respons suku bunga bunga PUAB terhadap shock suku bunga SBI mengalami peningkatan satu standar deviasi rSBI dan mencapai titik tertinggi pada periode kedua dan setelah periode tersebut rPUAB mengalami penurunan. Pada periode keempat shock rSBI direspon negatif oleh rPUAB hingga periode kedelapan dan kemudian berangsur- angsur menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi rPUAB untuk dapat merespon shock rSBI dan respon rPUAB terhadap shock rSBI relatif kuat. 2. Tahap Response of rDeposito to rPUAB Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis suku bunga PUAB dengan suku deposito. Tahap ini menunjukkan bahwa respons suku bunga bunga deposito terhadap shock suku bunga PUAB mengalami peningkatan satu standar deviasi rPUAB dan mencapai titik tertinggi pada periode ketiga. Pada periode keempat shock rPUAB direspon negatif oleh rDeposito hingga periode ketujuh dan kemudian berangsur-angsur menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi rKredit untuk dapat merespon shock rPUAB dan respon rKredit terhadap shock rPUAB relatif kuat. 3. Tahap Response of rKedit to rDeposito Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis suku bunga deposito dengan suku kredit. Tahap ini menunjukkan bahwa respons suku bunga bunga Universitas Sumatera Utara kredit terhadap shock suku bunga deposito mengalami peningkatan satu standar deviasi rDeposito dan mencapai titik tertinggi pada periode kedua. Pada periode keenam shock rDeposito direspon negatif oleh rkredit hingga periode kesepuluh dan kemudian berangsur-angsur menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 2 dua bagi rKredit untuk dapat merespon shock rPUAB dan respon rKredit terhadap shock rPUAB relatif kuat. 4. Tahap Response of Investasi to rKredit Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis suku bunga kredit dengan investasi. Tahap ini menunjukkan bahwa respons investasi terhadap shock suku bunga kredit mengalami penurunan satu standar deviasi rKredit dan mencapai titik terendah pada periode ketiga. Pada periode pertama shock rKredit direspon negatif oleh investasi hingga periode kesepuluh. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi investasi untuk dapat merespon shock rKredit dan respon investasi terhadap shock rKredit relatif kuat. 5. Tahap Response of Output to Investasi Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis investasi dengan outputgap. Tahap ini menunjukkan bahwa respons outputgap terhadap shock investasi mengalami penurunan satu standar deviasi investasi dan mencapai titik terendah pada periode kedua. Pada periode pertama shock investasi direspon negatif oleh outputgap hingga periode kesepuluh. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi outputgap untuk dapat merespon shock investasi dan respon investasi terhadap shock rKredit relatif kuat. Universitas Sumatera Utara 6. Tahap Response of Inflasi to Outputgap Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis dengan outputgap dengan inflasi. Tahap ini menunjukkan bahwa respons inflasi terhadap shock outputgap mengalami peningkatan satu standar deviasi investasi dan mencapai titik terendah pada periode kelima. Pada periode ketiga shock investasi direspon negatif oleh outputgap hingga periode ketujuh. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 3 tiga bagi investasi untuk dapat merespon shock outputgap dan respon infalsi terhadap shock outputgap relatif lemah. 4.5.6.2 Jalur Nilai Tukar Grafik 4.12 Hasil Impulse Respon Function pada Jalur Nilai Tukar -1 1 2 4 6 8 10 Response of IRD to RSB I -800 -400 400 800 1,200 2 4 6 8 10 Response of CA P IN to IRD -800 -400 400 800 2 4 6 8 10 Response of NT to CA P IN -5,000 -2,500 2,500 5,000 2 4 6 8 10 Response of EK SP ORNE TO to NT -40,000 40,000 2 4 6 8 10 Response of OUTPUTGAP to EKSPORNETO -4 -2 2 4 2 4 6 8 10 Response of INFLA SI to OUTP UTGA P Dari grafik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Tahap Response of IRD to rSBI Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis suku bunga SBI rSBI dengan Interest Rate Differentials IRD. Tahap ini menunjukkan bahwa respon IRD terhadap shock rSBI mengalami peningkatan satu standar deviasi rSBI dan Universitas Sumatera Utara mencapai titik tertinggi pada periode kedua. Pada periode kelima shock rSBI direspon negatif oleh IRD hingga periode kedelapan dan kemudian berangsur- angsur menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 2 dua bagi IRD untuk dapat merespon shock rSBI dan respon IRD terhadap shock rSBI relatif kuat. 2. Tahap Response of CAPIN to IRD Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis Interest Rate Differentials IRD dengan Capital Inflows CAPIN. Tahap ini menunjukkan bahwa respon CAPIN terhadap shock IRD mengalami penurunan satu standar deviasi IRD dan mencapai titik terendah pada periode keempat. Pada periode pertama shock IRD direspon negatif oleh CAPIN hingga periode keenam dan kemudian berangsur- angsur menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi IRD untuk dapat merespon shock IRD dan respon CAPIN terhadap shock IRD relatif kuat. 3. Tahap Response of NT to CAPIN Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis Capital Inflows CAPIN dengan Nilai Tukar NT. Tahap ini menunjukkan bahwa respon NT terhadap shock CAPIN mengalami penurunan satu standar deviasi CAPIN dan mencapai titik terendah pada periode ketiga. Pada periode pertama shock IRD direspon negatif oleh CAPIN hingga periode kesembilan dan kemudian berangsur-angsur menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 2 dua bagi CAPIN untuk dapat merespon shock CAPIN dan respon NT terhadap shock CAPIN relatif kuat. Universitas Sumatera Utara 4. Tahap Response of Eksporneto to NT Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis Nilai Tukar NT dengan Eksporneto. Tahap ini menunjukkan bahwa respon eksporneto terhadap shock NT mengalami penurunan satu standar deviasi NT dan mencapai titik terendah pada periode kedua. Pada periode pertama shock IRD direspon negatif oleh CAPIN hingga periode keenam. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi NT untuk dapat merespon shock NT dan respon eksporneto terhadap shock NT relatif kuat. 5. Tahap Response of Outputgap to Eksporneto Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis eksporneto dengan outputgap. Tahap ini menunjukkan bahwa respon outputgap terhadap shock eksporneto mengalami penurunan satu standar deviasi eksporneto dan mencapai titik terendah pada periode pertama. Pada periode pertama shock eksporneto direspon negatif oleh outputgap hingga periode kesepuluh. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi outputgap untuk dapat merespon shock eksporneto dan respon outputgap terhadap shock eksporneto relatif lemah. 6. Tahap Response of Inflasi to Outputgap Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis outputgap dengan inflasi. Tahap ini menunjukkan bahwa respon inflas terhadap shock outputgap mengalami penurunan satu standar deviasi outputgap dan mencapai titik terendah pada periode kelima. Pada periode pertama shock outputgap direspon negatif oleh inflasi hingga periode ketujuh dan kemudian menuju posisi konvergen. Pada tahap Universitas Sumatera Utara ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 3 tiga bagi inflasi untuk dapat merespon shock outputgap dan respon inflasi terhadap shock outputgap relatif lemah. 4.5.7 Hasil Analisis Varians Decomposition Variance Decomposition merupakan analisis yang digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi setiap variabel karena adanya perubahan variabel tertentu di dalam sistem VAR. hasil Varians Decomposition pada jalur suku bunga dan nilai tukar dapat ditampilkan pada tabel berikut ini. 4.5.7.1 Jalur Suku Bunga Tabel 4.9 Hasil Varians Decomposition pada Jalur Suku Bunga Peri od S.E. RSBI RPUAB RDEPOSITO RKREDIT INVESTASI OUTPUTGAP INFLASI 1 1.931597 43.88674 1.891347 0.205421 4.132745 6.856963 0.146485 42.88030 2 2.616161 53.07443 10.13699 0.396545 2.485829 4.171744 0.905542 28.82892 3 2.839462 45.91748 20.26257 0.342646 3.254695 3.868847 1.520235 24.83353 4 3.153764 45.23813 23.11814 0.522737 4.013376 3.136139 1.885418 22.08606 5 3.492772 44.70540 22.58785 0.896880 4.090514 2.675465 5.507333 19.53655 6 3.659852 42.88424 23.64378 1.075579 3.934321 2.524244 8.010653 17.92719 7 3.728613 42.01208 23.30148 1.121093 3.818582 2.843415 8.086952 18.81640 8 3.740333 41.85348 23.21686 1.178974 3.802047 2.830592 8.044578 19.07348 9 3.772607 41.81378 23.35015 1.159659 3.987006 3.025716 7.913046 18.75065 10 3.853845 42.82163 22.65264 1.234691 4.759464 2.899498 7.658874 17.97320 Sumber : Pengolahan Data Dari tabel di atas ditampilkan bahwa pada periode pertama, variasi inflasi yang dapat dijelaskan oleh inflasi sendiri adalah sebesar 42,88. Bila dibandingkan dengan yang lainnya, variasi inflasi yang dijelaskan rSBI cukup kuat yaitu 43,88, rPUAB sebesar 1,89, rDeposito sebesar 0,20, rKredit 4,13, Investasi sebesar 6,85 dan Output Gap sebesar 0,14. Pada periode pertama variasi inflasi yang paling besar dijelaskan oleh rSBI. Selanjutnya pada Universitas Sumatera Utara periode kelima, variasi inflasi dijelaskan oleh inflasi sendiri adalah sebesar 19,53. Sementara pada variasi lainnya pada periode yang sama menunjukkan hal yang berbeda, seperti pada variasi rSBI menurun tipis dari periode sebelumnya menjadi sebesar 44,70 bila dibandingkan dari periode pertama masih meningkat di periode lima, rPUAB menurun dari periode sebelumnya menjadi sebesar 22,58, rDeposito menurun dari periode sebelumnya menjadi sebesar 0,89, rKredit meningkat sebesar 4,09, Investasi menurun dari periode sebelumnya menjadi sebesar 2,67, dan Output Gap meningkat dari periode sebelumnya menjadi sebesar 5,50. Bila dilanjutkan pada sepuluh periode mendatang, variasi inflasi dapat dijelaskan oleh inflasi sendiri menurun menjadi sebesar 17,97, untuk rSBI meningkat dari periode sebelumnya menjadi 42,82, rPUAB menurun sedikit dari periode sebelumnya menjadi sebesar 22,65, rDeposito meningkat menjadi sebesar 1,23, rKredit meningkat menjadi sebesar 4,75, Investasi menurun dari periode sebelumnya yaitu sebesar 2,89, dan Output Gap menurun dari periode sebelumnya menjadi sebesar 7,65. Hasil uji Varians Decomposition ini menunjukkan bahwa variabel rSBI suku bunga Sertifikat Bank Indonesia memiliki predictive power yang cukup kuat untuk menjelaskan variasi inflasi yaitu pada periode pertama sebesar 43,88 dan di periode sepuluh mendatang sebesar 42,82. Variasi inflasi yang cukup kuat juga diikuti oleh rPUAB dan Output gap yang cukup meningkat dari setiap periode, hingga pada periode sepuluh masing-masing sebesar 22,65 dan 7,65. Universitas Sumatera Utara 4.5.7.2 Jalur Nilai Tukar Hasil varians decomposition pada jalur nilai tukar dapat ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.10 Hasil Varians Decomposition pada Jalur Nilai Tukar Peri od S.E. RSBI IRD CAPIN NT EKSPOR NETO OUTPUTGAP INFLASI 1 2.141357 45.51873 1.518191 1.099743 0.284660 8.961532 0.118727 42.49842 2 3.040849 52.94294 3.890330 3.099355 2.276440 5.603048 1.036624 31.15126 3 3.500883 43.85259 13.97874 8.611132 2.331002 4.228135 0.782966 26.21543 4 3.736818 39.19764 13.76639 12.02440 4.808517 4.227954 1.327643 24.64746 5 3.961255 37.88899 12.34771 13.99233 5.933769 4.408201 3.214225 22.21478 6 4.079044 38.92121 11.87255 13.34626 5.736433 5.045357 3.970809 21.10737 7 4.226652 39.25729 11.44540 12.55510 6.319596 6.126456 3.718281 20.57788 8 4.390569 38.52787 10.82907 11.65743 8.165582 6.746022 3.447188 20.62684 9 4.481492 37.52353 10.42605 11.21136 9.251349 6.829029 3.321886 21.43679 10 4.511918 37.07878 10.31461 11.07054 9.800159 6.808781 3.292166 21.63496 Hasil uji varians decomposition pada jalur nilai tukar telah ditunjukkan pada tabel di atas. Hasilnya menunjukkan bahwa pada periode pertama variasi inflasi dijelaskan oleh inflasi sendiri adalah sebesar 42,49. Bila dibandingkan dengan variasi lainnya menunjukkan bahwa variasi inflasi dijelaskan oleh rSBI menunjukkan variasi sebesar 45,51, IRD sebesar 1,59, CAPIN sebesar 1,09, NT Nilai Tukar sebesar 0,28, Eksporneto sebesar 8,96, dan Output Gap sebesar 0,11. Bila dibandingkan pada periode sepuluh mendatang, dapat ditunjukkan bahwa variasi inflasi dijelaskan oleh inflasi sendiri menurun menjadi sebesar 21,63, rSBI juga menurun menjadi sebesar 37,07, IRD pada periode satu hingga periode lima meningkat, namun pada periode sepuluh kembali menurun menjadi sebesar10,31, pada variasi CAPIN pada awalnya meningkat kemudian menurun pada periode sepuluh menjadi sebesar 11,07, variasi NT Universitas Sumatera Utara meningkat dari setiap periode menjadi sebesar 9,80 pada peride sepuluh mendatang, variasi Eksporneto menurun dari periode pertama, namun ada sedikit pergerakan yaitu pada periode sepuluh menjadi sebesar 6,80, dan variasi Output Gap menunjukkan variasi pergerakan yang kecil yaitu sebesar 3,29 pada periode sepuluh. Hasil Varians Decomposition menunjukkan bahwa variasi yang cukup kuat untuk menjelaskan inflasi sama pada jalur suku bunga, yaitu variasi rSBI suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, yang ditunjukkan pada periode sepuluh adalah sebesar 37,07. Kemudian variasi yang cukup meningkat menjelaskan variasi inflasi adalah variasi IRD dan CAPIN, yaitu pada periode sepuluh adalah masing- msing sebesar 10,31 dan 11,07.

4.6 Analisis Pembahasan