2.3 Gejala Tumor ovarium
Tumor ovarium mempunyai gejala-gejala tertentu, di antaranya adalah perut kembung yang berkepanjangan akibat banyaknya cairan di dalam rongga
perut; sakit kram bagian perut atau panggul yang berkepanjangan; hilang selera makan, susah makan dan cepat kenyang; susah buang air besar tetapi
pengeluaran urin yang sering; pendarahan dari vagina yang tidak biasa; serta sakit punggung dan kaki.
2.4 Penyebab Tumor ovarium
8,15,16
Penyebab pasti dari tumor ovarium jinak dan ganas belum diketahui secara jelas. Hal yang jelas adalah rata-rata umur penderita yang 60 tahun;
persentase tumor ovarium jinak dan ganas yang berhubungan dengan sejarah keluarga yang memiliki kanker 10-20; dan mutasi perubahan pada gen-gen
tertentu.
2.5 Faktor Risiko Tumor ovarium
8,16,17
Hal-hal yang memperbesar risiko terjadinya tumor ovarium ganas di antaranya adalah umur yang lanjut; adanya sejarah keluarga yang memiliki
penyakit tumor ovarium ganas, kanker payudara, atau kanker usus besar; mengalamai obesitas; tidak pernah hamil dan tidak pernah mempunyai anak,
pernah melakukan terapi sulih hormon yang lebih dari 5 tahun, serta adanya mutasi perubahan pada gen-gen penyebab tumor.
8,16,17
2.6 Patogenesis Tumor Ovarium
Universitas Sumatera Utara
Tumor ovarium ganas merupakan penyebab kematian ke-5 terbanyak di Amerika Serikat dan merupakan salah satu dari 7 keganasan tersering di seluruh
dunia. Tumor ovarium ganas mencapai angka kematian yang tinggi, dari 25.400 kasus baru tumor ovarium ganas, sekitar 14.300 atau separuh lebih wanita
meninggal karena penyakit ini. Tumor ganas ovarium epithelial yang berasal dari sel epitel merupakan 90-95 kasus dari seluruh tumor ovarium jinak dan ganas.
Tumor ganas ovarium epitelial jarang dijumpai pada wanita berusia kurang dari 40 tahun. Puncaknya terjadi pada wanita usia 60-64 tahun.
Pada umumnya tumor ovarium ditemukan pada stadium lanjut. Tumor membesar dan menyebar ke organ sekitarnya tanpa keluhan. Itulah sebabnya
tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan silent killer. Tumor ganas ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan
apabila telah menyebar ke rongga peritoneum, pada keadaan seperti ini tindakan pembedahan dan terapi adjuvan sering kali tidak menolong. Penderita akan
meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor intraperitoneal.
15,16,17
Kurang lebih 70 dari wanita dengan tumor ovarium didiagnosis pada stadium lanjut ketika tingkat kesembuhan penyakit hanya 20-30.
Terjadinya proses malignansi pada epitelial ovarium, setidaknya terdapat 3 tiga jalur tumor genesitas yang berbeda untuk menjelaskan heterogenitas
kanker ovarium epitelial Auesperg et al., 2001, yaitu sebagai berikut :
15,16,17
Pertama, kasus relatif sedikit tampaknya timbul dari akumulasi perubahan
genetik yang mengarah ke transformasi maligna dari kista jinak untuk tumor LMP dan akhirnya progresi ke karsinoma ovarium invasif. Biasanya, tumor invasif ini
Universitas Sumatera Utara
adalah kelas rendah dan lamban secara klinis. Dalam tumor ini, mutasi onkogenik dari K-ras terjadi awal. Family ras dari onkogen K-ras meliputi, H-ras,
dan-N ras. Produk protein mereka berpartisipasi dalam regulasi siklus sel dan kontrol proliferasi sel. Dengan demikian, mutasi ras telah terlibat dalam
karsinogenesis dengan penghambatan apoptosis seluler dan promosi proliferasi selular. Sebaliknya, kanker invasif yang timbul dari tumor LMP memiliki mutasi
pada gen supresor tumor p53.
Kedua, sekitar 5-10 karsinoma ovarium epitelial dengan predisposisi
adanya faktor keturunan. Wanita yang lahir dengan mutasi BRCA hanya memerlukan satu hit ke copy normal lainnya alel untuk knock out produk gen
penekan tumor BRCA. Akibatnya, kanker terkait-BRCA berkembang sekitar 15 tahun sebelum terjadi kasus sporadis. Setelah itu, kanker ovarium dan peritoneal
terkait-BRCA tampaknya memiliki patogenesis molekuler yang unik, yang memerlukan inaktivasi p53 untuk mengalami progresi. Adapun p53 adalah gen
supresor tumor yang telah dipetakan pada kromosom 17. Produk proteinnya menghambat sel-sel memasuki tahap berikutnya dari pembelahan sel dan
dengan demikian menghentikan replikasi sel tumor yang tidak terkendali. Mutasi pada p53 dihubungkan dengan berbagai kanker. Bahkan, hilangnya fungsi
BRCA dan p53 telah terdeteksi awal sebelum invasi, mendukung sebagai pemicu awal
18
Ketiga, sebagian besar karsinoma tampaknya berasal de novo dari
permukaan sel epitel ovarium yang diasingkan di kista inklusi dalam stroma ovarium. Sejumlah peristiwa dapat memicu dan jalur selanjutnya telah
18
Universitas Sumatera Utara
dikemukakan. Sebagai contoh, perbaikan jaringan epitel yang terjadi siklik di permukaan ovarium selama periode panjang ovulasi berulang membutuhkan
proses proliferasi seluler yang cukup sering. Pada wanita tersebut, mutasi spontan p53 yang timbul selama sintesis DNA yang menyertai proliferasi ini
tampaknya memainkan peran utama dalam proses karsinogenesis. Hal ini menimbulkan postulat beberapa jalur perkembangan kanker yang mungkin
berasal dari awal inaktivasi gen yang tak terhitung banyaknya
18
Gambar 2. Proses Karsinogenesis Ovarium Auersperg et al, 2001
2.7 Stadium Tumor ovarium jinak dan ganas berdasarkan FIGO