ANALISIS KUALITIATIF DENGAN KLT

7.5 ANALISIS KUALITIATIF DENGAN KLT

Meskipun metode KLT tidak memberikan informasi secara langsung tentang struktur suatu senyawa, tetapi harga Rf yang identik dari suatu senyawa yang strukturnya belum diketahui (unknown) dengan senyawa yang telah diketahui strukturnya (senyawa standar) dalam beberapa pelarut pengembang yang berbeda-beda menunjukkan bahwa kedua senyawa adalah identik.

Untuk membandingkan senyawa yang tak diketahui dengan senyawa yang diketahui strukturnya, masing-masing senyawa ditempatkan (sebagai noda) pada pelat KLT yang sama, dan pelat KLT dikembangkan dalam pelarut yang sesuai (Gambar 7.6).

Gambar 7.6. Penerapan KLT: (a) Identifikasi senyawa, (b) Monitoring reaksi kimia

Identitas senyawa yang tidak diketahui strukturnya dapat disimpulkan dengan membandingkan harga-harga Rf-nya dengan senyawa standar.

Gambar 7.7 Double spotting memperlihatkan harga Rf yang hampir sama dari senyawa Gambar 7.7 Double spotting memperlihatkan harga Rf yang hampir sama dari senyawa Gambar 7.7 Double spotting memperlihatkan harga Rf yang hampir sama dari senyawa yang berbeda. yang berbeda. yang berbeda.

Teknik yang paling baik untuk mengidentifikasi suatu senyawa bila tersedia senyawa Teknik yang paling baik untuk mengidentifikasi suatu senyawa bila tersedia senyawa Teknik yang paling baik untuk mengidentifikasi suatu senyawa bila tersedia senyawa standar adalah dengan melakukan teknik double spotting. Dengan menggunakan kapiler standar adalah dengan melakukan teknik double spotting. Dengan menggunakan kapiler standar adalah dengan melakukan teknik double spotting. Dengan menggunakan kapiler yang berbeda, senyawa tak-diketahui dan senyawa standar ditotolkan bersama-sama di atas yang berbeda, senyawa tak-diketahui dan senyawa standar ditotolkan bersama-sama di atas yang berbeda, senyawa tak-diketahui dan senyawa standar ditotolkan bersama-sama di atas pelat KLT pada titik yang sama (gunakan kapiler yang berlainan). Totolkan pula senyawa pelat KLT pada titik yang sama (gunakan kapiler yang berlainan). Totolkan pula senyawa pelat KLT pada titik yang sama (gunakan kapiler yang berlainan). Totolkan pula senyawa tak-diketahui dan senyawa standar pada titik yang berbeda di atas pelat yang sama. tak-diketahui dan senyawa standar pada titik yang berbeda di atas pelat yang sama. tak-diketahui dan senyawa standar pada titik yang berbeda di atas pelat yang sama. Kemudian kembangkan dengan pelarut yang sesuai. Perbedaan sedikit harga Rf Kemudian kembangkan dengan pelarut yang sesuai. Perbedaan sedikit harga Rf Kemudian kembangkan dengan pelarut yang sesuai. Perbedaan sedikit harga Rf menyebabkan noda campuran tampak seperti pada Gambar 7.7. Jika noda campuran menyebabkan noda campuran tampak seperti pada Gambar 7.7. Jika noda campuran menyebabkan noda campuran tampak seperti pada Gambar 7.7. Jika noda campuran tampak tidak memanjang, ulangi teknik double spotting ini dengan menggunakan pelarut tampak tidak memanjang, ulangi teknik double spotting ini dengan menggunakan pelarut tampak tidak memanjang, ulangi teknik double spotting ini dengan menggunakan pelarut pengembang yang lain. pengembang yang lain. pengembang yang lain.

Analisis seperti ini dapat dibuat lebih sensitif dengan melakukan kromatografi dua Analisis seperti ini dapat dibuat lebih sensitif dengan melakukan kromatografi dua Analisis seperti ini dapat dibuat lebih sensitif dengan melakukan kromatografi dua dimensi. Teknik ini melibatkan penotolan noda pada titik di atas sudut pelat yang berjarak dimensi. Teknik ini melibatkan penotolan noda pada titik di atas sudut pelat yang berjarak dimensi. Teknik ini melibatkan penotolan noda pada titik di atas sudut pelat yang berjarak masing-masing 1 cm dari tepi pelat (Gambar 7.8). masing-masing 1 cm dari tepi pelat (Gambar 7.8). masing-masing 1 cm dari tepi pelat (Gambar 7.8).

Gambar 7.8. Tahap pengembangan kromatogram dua dimensi. Gambar 7.8. Tahap pengembangan kromatogram dua dimensi. Gambar 7.8. Tahap pengembangan kromatogram dua dimensi.

o o Setelah pengembangan pertama, pelat diputar 90 o Setelah pengembangan pertama, pelat diputar 90 Setelah pengembangan pertama, pelat diputar 90 , dan kemudian dikembangkan lagi , dan kemudian dikembangkan lagi , dan kemudian dikembangkan lagi dengan pelarut kedua ke arah yang tegak lurus dengan arah pengembangan pertama. dengan pelarut kedua ke arah yang tegak lurus dengan arah pengembangan pertama. dengan pelarut kedua ke arah yang tegak lurus dengan arah pengembangan pertama.

Dengan menggunakan pelarut yang berbeda dalam masing-masing pengembangan akan Dengan menggunakan pelarut yang berbeda dalam masing-masing pengembangan akan Dengan menggunakan pelarut yang berbeda dalam masing-masing pengembangan akan meningkatkan kepekaan analisis. meningkatkan kepekaan analisis. meningkatkan kepekaan analisis.

Kegunanaan tambahan analisis KLT dua dimensi adalah untuk melihat apakah Kegunanaan tambahan analisis KLT dua dimensi adalah untuk melihat apakah Kegunanaan tambahan analisis KLT dua dimensi adalah untuk melihat apakah beberapa noda yang tampak adalah benar-benar hasil dari suatu campuran, atau akibat beberapa noda yang tampak adalah benar-benar hasil dari suatu campuran, atau akibat beberapa noda yang tampak adalah benar-benar hasil dari suatu campuran, atau akibat dekomposisi komponen tunggal di atas pelat KLT silika sebagaimana sering terjadi jika dekomposisi komponen tunggal di atas pelat KLT silika sebagaimana sering terjadi jika dekomposisi komponen tunggal di atas pelat KLT silika sebagaimana sering terjadi jika senyawa yang dianalisis peka terhadap asam. Untuk keperluan ini, totolkanlah contoh pada senyawa yang dianalisis peka terhadap asam. Untuk keperluan ini, totolkanlah contoh pada senyawa yang dianalisis peka terhadap asam. Untuk keperluan ini, totolkanlah contoh pada

o o sudut pelat dan kembangkan sebagaimana biasa dalam suatu sistem pelarut, putar pelat 90 o sudut pelat dan kembangkan sebagaimana biasa dalam suatu sistem pelarut, putar pelat 90 sudut pelat dan kembangkan sebagaimana biasa dalam suatu sistem pelarut, putar pelat 90 dan ulangi proses pengembangan dalam sistem pelarut yang sama (Gambar 7.9). Jika pada dan ulangi proses pengembangan dalam sistem pelarut yang sama (Gambar 7.9). Jika pada dan ulangi proses pengembangan dalam sistem pelarut yang sama (Gambar 7.9). Jika pada

penampakkan noda pada pelat, beberapa noda (biasanya rusak) tidak tampak pada diagonal penampakkan noda pada pelat, beberapa noda (biasanya rusak) tidak tampak pada diagonal penampakkan noda pada pelat, beberapa noda (biasanya rusak) tidak tampak pada diagonal dari noda asal ke persimpangan garis batas jangkauan pelarut, komponen-komponen dari noda asal ke persimpangan garis batas jangkauan pelarut, komponen-komponen dari noda asal ke persimpangan garis batas jangkauan pelarut, komponen-komponen contoh tersebut tidak stabil terhadap kondisi pelat KLT. contoh tersebut tidak stabil terhadap kondisi pelat KLT. contoh tersebut tidak stabil terhadap kondisi pelat KLT.

Gambar 7.9. (a) Kromatogram dua dimensi suatu camputan komponen-komponen stabil; Gambar 7.9. (a) Kromatogram dua dimensi suatu camputan komponen-komponen stabil; Gambar 7.9. (a) Kromatogram dua dimensi suatu camputan komponen-komponen stabil; (b) Kromatogram dua dimensil di mana dekomposisi terjadi. (b) Kromatogram dua dimensil di mana dekomposisi terjadi. (b) Kromatogram dua dimensil di mana dekomposisi terjadi.