ADSORBENT (PADATAN PENYERAP) DAN PELARUT PENGEMBANG ADSORBENT (PADATAN PENYERAP) DAN PELARUT PENGEMBANG ADSORBENT (PADATAN PENYERAP) DAN PELARUT PENGEMBANG
7.3 ADSORBENT (PADATAN PENYERAP) DAN PELARUT PENGEMBANG 7.3 ADSORBENT (PADATAN PENYERAP) DAN PELARUT PENGEMBANG 7.3 ADSORBENT (PADATAN PENYERAP) DAN PELARUT PENGEMBANG
Adsorbent yang paling sering digunakan untuk KLT adalah alumina (Al Adsorbent yang paling sering digunakan untuk KLT adalah alumina (Al Adsorbent yang paling sering digunakan untuk KLT adalah alumina (Al 2 2 2 O O O 3 3 3 ) dan ) dan ) dan silika gel (SiO silika gel (SiO silika gel (SiO 2 2 2 ). Alumina lebih polar daripada silika gel, dan senyawa ini sering ). Alumina lebih polar daripada silika gel, dan senyawa ini sering ). Alumina lebih polar daripada silika gel, dan senyawa ini sering dinyatakan lebih aktif daripada silika gel. Alumina lebih cocok untuk analisis senyawa- dinyatakan lebih aktif daripada silika gel. Alumina lebih cocok untuk analisis senyawa- dinyatakan lebih aktif daripada silika gel. Alumina lebih cocok untuk analisis senyawa- senyawa yang nonpolar atau kurang polar (seperti hidrokarbon, eter, aldehida, keton, dan senyawa yang nonpolar atau kurang polar (seperti hidrokarbon, eter, aldehida, keton, dan senyawa yang nonpolar atau kurang polar (seperti hidrokarbon, eter, aldehida, keton, dan alkil halida) karena senyawa-senyawa polar sangat kuat teradsorbsi pada adsorbent ini. alkil halida) karena senyawa-senyawa polar sangat kuat teradsorbsi pada adsorbent ini. alkil halida) karena senyawa-senyawa polar sangat kuat teradsorbsi pada adsorbent ini. Analisis KLT senyawa-senyawa polar pada alumina umumnya menghasilkan harga Rf Analisis KLT senyawa-senyawa polar pada alumina umumnya menghasilkan harga Rf Analisis KLT senyawa-senyawa polar pada alumina umumnya menghasilkan harga Rf yang rendah dan pemisahan yang minimal. Sebaiknya silika gel dipilih sebagai adsorbent yang rendah dan pemisahan yang minimal. Sebaiknya silika gel dipilih sebagai adsorbent yang rendah dan pemisahan yang minimal. Sebaiknya silika gel dipilih sebagai adsorbent untuk senyawa-senyawa polar (asam karbokislat, alkohol, amina) karena senyawa-senyawa untuk senyawa-senyawa polar (asam karbokislat, alkohol, amina) karena senyawa-senyawa untuk senyawa-senyawa polar (asam karbokislat, alkohol, amina) karena senyawa-senyawa non polar teradsorbsi lemah pada silika gel. Analisis KLT senyawa-senyawa nonpolar pada non polar teradsorbsi lemah pada silika gel. Analisis KLT senyawa-senyawa nonpolar pada non polar teradsorbsi lemah pada silika gel. Analisis KLT senyawa-senyawa nonpolar pada silika gel umumnya memberikan harga Rf yang tinggi dan pemisahan yang minimal. silika gel umumnya memberikan harga Rf yang tinggi dan pemisahan yang minimal. silika gel umumnya memberikan harga Rf yang tinggi dan pemisahan yang minimal.
Sifat-sifat pelarut pengembang juga merupakan faktor dominan dalam penentukan mobilitas komponen-komponen campuran. Jika pelarut lebih polar daripada suatu komponen campuran, molekul-molekul pelarut akan menggantikan molekul-molekul komponen pada padatan adsorbent, dan komponen-komponen menggunakan hampir seluruh waktunya berada dalam fasa bergerak (harga Rf tinggi). Sebaliknya jika pelarut kurang polar daripada suatu komponen campuran, komponen akan tetap pada adsorbent dan tidak digerakkan oleh pelarut (Rf = 0). Umumnya kemampuan suatu pelarut pengembang untuk menggerakkan senyawa pada suatu adsorbent berhubungan dengan polaritas pelarut. Kemampuan ini disebut kekuatan elusi, dan urutan kekuatan elusi beberapa pelarut tergambar dalam Tabel 7.2.
Tabel 7.2 Beberapa pelarut pengelusi untuk KLT o Pelarut Titik didih ( C)
Metanol
65 K Etanol
78 P e
o Aseton
56 u l
Etil asetat
77 a
61 t r
a Kloroform
35 a i
Dietil eter
Metilen diklorida
41 n
t Benzena
80 e
a Toluena
s Karbon tetraklorida
77 u Heksana
68 s
Sumber: Doyle, M. P. dan Mungall, W. L., 1980