Metode Penelitian

I. Metode Penelitian

I.1. Metode dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-diskriptif, yang dilatar- belakangi pemikiran rasional dan obyektif. Tujuan penelitian dengan metode kualitatif lebih menitikberatkan untuk memahami dan menjelas- kan situasi tertentu, bukan hanya mencari sebab akibat terhadap fenomena yang diteliti. Penafsiran atas realitas dan wacana dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kritis. Penelitian kualitatif sendiri dipergunakan karena lebih menekankan kualitas analisa dan bukan data yang bersifat statistik. 61

61 Bambang Puwoko, Materi Kuliah, 1997. Sedangkan menurut Nawawi, penelitian diskriptif diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah masalah penelitian

dengan memaparkan keadaan obyek yang diteliti sebagaimana adanya, berdasarkan fakta- fakta. Hal senada juga dijelaskan oleh Surakhmad, bahwa tipikal penelitian diskriptif selalu memusatkan pada masalah aktual dan dimulai dengan pengumpulan data kemudian dianalisis. Hadari Nawawi dan Matini Hadri, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992, hal. 7.

Polit ik Elit e Muhammadiyah

Ciri lain penelitian deskriptif adalah penelitian dilakukan dengan mengakumulasikan data dasar yang diperoleh melalui sumber-sumber, baik dari lapangan maupun kepustakaan. Kemudian data tersebut diguna- kan peneliti untuk mencoba menggambarkan fenomena-fenomena yang ada sekaligus menerangkan hubungan-hubungan yang terbentuk antar fenomena tersebut. Selain itu, biasanya penelitian ini untuk menguji hipo- tesis apabila digunakan hipotesis.

Ada beberapa model penelitian deskriptif, namun penulis menggu- nakan model case study (studi kasus). Menurut Yin (dikutip Susilo, 1998:1), case study memiliki tiga ciri yaitu: (1) Investigate a contemporary phenomenon within its real life contex; when. (2) The boundaries between phenomenon and context are not clearly evident; and in which (3) multiple sources of evidence are used. 62

I.2. Jenis Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984), sumber data utama dalam penelitan kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. 63 Selain itu, data yang diperoleh juga terbagi ke dalam jenis data primer dan data skunder. 64

62 Beberapa alasan memilih studi kasus sebagai metode dalam penelitian ini antara lain; pertama , sepengetahuan penulis, di Indonesia belum banyak penelitian mengenai komu-

nikasi dalam tubuh Ormas untuk pemenangan kandidat presiden dalam pemilu. Kedua, penulis ingin memperoleh pemahaman masalah secara lebih mendalam, sehingga mampu membedakan mana opini yang spekulatif dan mana yang mempunyai basis argumen mengenai elite survival dalam politik Muhammadiyah pada Pemilu 2009.

63 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (edisi revisi), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 157.

64 Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumbernya berupa benda, dokumen sejarah, situs, manusia. Termasuk dalam sumber

data primer ini adalah kesaksian orang atau sekelompok orang berupa pernyataan baik lisan dan tertulis. Data sekunder didapat dari pengamatan dan pencatatan informasi, berita, dan keterangan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sumber data sekunder berasal dari data historis yang faktual berupa laporan media massa, dokumen-dokumen dari pemerintah, lembaga/organisasi sosial/keagamaan serta referensi pustaka lain yang dapat digunakan untuk memahami, membandingkan serta mempertajam analisis.

David Efendi

I.3. Teknik Pengumpulan Data

Karena obyek penelitian ini merupakan satu peristiwa yang sudah terjadi maka data dikumpulkan dan disistimatisasikan dengan beberapa teknik pengumpulan data yang paling memungkinkan untuk dijadikan dasar-dasar argumentasi sebagai berikut:

a. Teknik Kajian Pustaka

Teknik kajian pustaka (library research) ini dimaksudkan untuk mengum- pulkan berbagai macam informasi yang berkaitan dengan tema kajian yang hendak diteliti, baik berupa buku klasik, opini media, atau dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh oganisasi sebagai bahan untuk klarifikasi atau penguat argumen analisis. Hal ini ditujukan untuk memperkaya bahan kajian sehingga akan menunjang proses analisa data dan kajian teoritis secara lebih mendalam dan kompre- hensif. Selain hal tersebut untuk menyisir data juga akan disarikan dari isu dan materi liputan berita dan opini dalam media massa baik cetak maupun media online (muhammadiyah.or.id). Karena studi ini dilakukan terhadap organisasi modern yang mem- punyai saluran komunikasi yang berkala seperti majalah Suara Muham-

madiyah dan ortom-ortomnya, 65 berita resmi organisasi sebagai keputusan permusyawaratan yang disepakati secara stuktural-organi- satoris untuk dijadikan rujukan berbagai tindakan politik di berbagai level misalnya dalam konteks pilkada atau pilgub.

b. Teknik Wawancara Mendalam ( Deep Interview)

Wawancara perlu dilakukan meski penelitian ini lebih dominan oleh kegiatan telaah kepustakaan. Hal ini dimaksudkan untuk verifikasi data yang tercantum baik dalam publikasi media cetak atau antar narasunber yang berbeda perspektif. Adapun tekhnik wawancara adalah semi- struktur interview. Yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis

besar yang akan ditanyakan 66 kepada responden dan dilakukan secara

65 Suara Muhammadiyah atau SM merupakan satu-satunya majalah resmi Muhammadiyah yang beredar secara nasional, oplah lebih dari 20 ribu eks, dan menjadi saluran komunikasi

organisasi yang paling tua, sebab terbit sejak tahun 1915. 66 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (cet. Ke-10). (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm. 229.

Polit ik Elit e Muhammadiyah

informal (opened interview). 67 Melihat unit penelitian ini organisasi, dengan fokus pada kajian pustaka (library research) , maka wawancara dilakukan untuk keperluan cross check dan informasi terhadap data-data pustaka dan hasil pengamatan peneliti. Individu yang menjadi sasaran wawancara disebut informan. Wawancara ini dilakukan terhadap elite pimpinan Muhammadiyah pusat. Penentuan ini didasarkan bahwa mereka adalah penentu kebijakan dalam pergerakan MD yang dianggap dapat memberikan keterangan tentang hal yang diwawancarakan. Proses wawancara dilakukan dengan wawancara tak berstruktur (un- structured interview), yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat

garis besar yang akan ditanyakan 68 atau dilakukan secara informal (opened interview). 69 Isi wawancara akan berusaha mengungkap pendapat dan pengetahuan informan dan memperoleh klarifikasi dari beberapa kesimpulan awal. Selain itu wawancara ini juga diharapkan menjadi proses diskusi antara peneliti dan informan.

I.4. Teknik Analisis Data

Untuk menyusun kronologis dari peristiwa politik yang nyata dan juga digunakan untuk menginterpretasikan data yang dilacak dari relasi antara elite dan massa organisasi diperlukan data yang beragam dan analisis yang tepatb sehingga mungkin sering harus melakukan crosscheck antara data satu dengan lainnya.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang telah ditu- liskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. 70 Analisis merupakan proses mengorganisasikannya data ke dalam bentuk, kategori, dan satuan-satuan uraian dasar. Kemudian

67 Op. cit., Lexy J. Moleong, hlm.13. 68 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (cet. Ke-10). Jakarta: Rineka Cipta, 1996, hlm. 229. 69 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hlm.13. 70 Lexy J. Moleong., hlm. 247

David Efendi

data tersebut dikategorikan, selanjutnya dilakukan cross check untuk melihat validitas data. Data yang diperoleh dari lapangan dan dari kajian pustaka akan dianalisa dengan menggunakan analisa deskripsi interpretatif yang disajikan dalam bentuk narasi.

Adapun rincian prosedur dalam penelitian kualitatif ini sebagai berikut: pertama , peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh dari library re- search dan dari observasi di lapangan. Kedua, penilaian data berpegang ada prinsip validitas, reliabilitas, dan otentisitas sehingga data yang relevan saja yang digunakan. Ketiga, menafsirkan dan menginterpretasikan data. Peneliti berusaha menafsirkan dan menginterpretasikan data seobyektif mungkin dengan analisis multi perspektif dengan teoritisasi yang dipakai dalam penelitian ini. Keempat, penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul, dinilai, dokumen (SK, Berita Resmi Muhammadiyah, Keputusan Permusyawaratan). Selain itu data untuk memperkuat literatur juga dapat digali dari pemikiran elite MD baik yang ada di media atau hasil wawancara.

Unit penelitian ini adalah kelompok, yakni organisasi MD. Dalam hal ini dokumen resmi persyarikatan MD yang ada di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang ditelaah terhadap pola-pola komunikasi politik yang dilakukan elit dan MD hubunganya dengan proses politik sebelum dan sesudah Pemilu Presiden 2009.

I.6. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel ditentukan untuk mempermudah melakukan wawancara terkait dengan data yang dibutuhkan. Dalam penentuan sampel perlu diperhatikan bahwa sampel harus mewakili kelompok-kelompok yang diperlukan misalnya kelompok MD yang politisi, akademisi, budayawan, atau yang kelompok ideologis yang puritan atau menjauhi politik praktis (apolitis, apatis). Karena teknik yang digunakan adalah purposive sampling maka diharapkan orang yang terpilih selain karena ketokohan, kepakaran juga mempunyai informasi yang kaya mengenai tema kajian yang diteliti sehingga terkumpul beragam perspektif sehingga memenuhi syarat untuk penelitian deskriptif.

Polit ik Elit e Muhammadiyah

I.7. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Yogyakarta dan Jakarta sebagai lokasi kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan sebagai “pusat peme- rintahan”, manajemen, koordinasi, konsolidasi, dan komunikasi organisasi secara struktural, dengan asumsi bahwa mesin organisasi berjalan dengan baik dan segala hal terkait politik selalu dikoordinasi secara struktural dari

pusat hingga ke ranting. 71 Selain itu, di level pusat ini dianggap elite yang mempunyai pengaruh dalam Pemilu 2009 yang memang mengalami dinamika baik secara individual atau organisasi/kelompok elite tertentu.[]

71 Dalam struktur organisasi Muhammadiyah terdiri dari lima level yaitu pusat (berkantor di ibu kota Jakarta dan Yogyakarta), wilayah (setingkat propinsi), daerah (kabupaten),

cabang (kecamatan), dan ranting (kelurahan/desa) serta cabang istimewa (PCIM) yang berada di luar negeri.