Modalitas Ekonomi

B.3. Modalitas Ekonomi

a. Prof. Dr. Din Syamsuddin, M.A. (DS)

Tidak banyak sumber yang bisa mengakses basis ekonomi DS selain sebagai akademisi/dosen di UIN Syarif Hidayatullah, UHAMKA, UM Jakarta, dan Universitas Indonesia, 28 dan menjadi Dewan Pengawas HSBC Amanah Syariah sebagai seorang pakar syariah Indonesia terkemuka bersama H. M.A. Sahal Mahfudh (Ketua), Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin dan Ir. H. Adiwarman A. Karim, MBA. Dewan pengawas ini didirikan untuk memastikan kesesuaian dengan prinsip-prinsip syariah, melengkapi standar tertinggi HSBC terhadap panduan manajemen resiko internal, audit dan sistim pengawasan. 29

DS berkesempatan pula menjalankan tugas kenegaraan, sebagai Anggota Dewan Riset Nasional, Dirjen Binapenta Departemen Tenaga Kerja RI. Menjadi Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia dan Sekre- taris Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.

Sebagai basis penopang kehidupan keluarga DS berprofesi sebagai dosen/ guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1982-sekarang). Selain di UIN juga di UMJ, UHAMKA, UI, 1982-2000). Pernah juga menjadi anggota Dewan Riset Nasional (1993-1998). Pekerjaan lain yang pernah digeluti adalah Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, Depnaker RI (1998-2000).

28 Karena ketekunan belajar dalam ghirah Islam yang pantang surut itu, berhasil mengantar Din menempuh studi pasca sarjana Interdepartmental Programmein Islamic Studies di

University of California Los Angeles (UCLA) hingga meraih gelar Master dan Doktor (1996).

29 http://www.detikfinance.com/read/2008/03/18/165836/910314/5/hsbc-syariah- tawarkan-deposito-3-mata-uang-asing

Polit ik Elit e Muhammadiyah

Yang terakhir adalah jabatan di HSBC sebagai pengawas Syariah Amanah HSBC terhitung semenjak tahun 2006 sampai sekarang (2010).

b. Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, M.A. (ASM)

Bicara ketersediaan modal ekonomi dari ASM agak rumit. Sependek pengetahuan saya, ASM sebagai guru besar ilmu sejarah di UNY sekaligus menyerukan berbagai pemikiran dalam seminar-seminar dan tentu saja dilukiskan dalam karya-karya buku bacaan yang sampai sekarang sudah puluhan yang terbit. Ia bisa dibilang sebagai penulis yang produktif di media massa. Barangkali ini yang menjadi jalan keluar baginya untuk memberikan warna dalam hasanah pemikiran. Setahu saya, rumah miliknya baru beberapa tahun saja terwujud, setelah malang melintang menjadi ‘kontraktor’.

c. Prof. Dr. M. Amien Rais, M.A. (MAR)

Tidak berbeda dengan elite Muhammadiyah lainnya, basis ekonomi awalnya selain sebagai keturunan orang kelas menengah, MAR juga memilih jalan akademisi sebagai dosen Fisipol UGM, khususnya jurusan Hubungan International. Kariernya melenggak-lenggok, menjadi Ketua PP Muhammadiyah, mendirikan PAN serta merintis sekolah fullday yang bernama Budi Mulia. Kecurigaan saya, bahwa selama ini MAR bisa memutar berbagai anak buah di jabatan penting di KIB ke-2. Namun, sekolah Budi Mulia adalah sekolah elite, dengan biaya masuk dan seolah yang tinggi tentu MAR dan keluarga bisa bernafas lega.

d. Dr. Haedar Nashir, M.Si. (HN)

Haedar mempunyai seorang istri yang juga keturunan suadagar besar di Yogyakarta. Basis ekonomi mandiri HN adalah sebagai penulis dan dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Karier di Majalah Suara Muhammadiyah sangat penting sebagai pimpinan.

e. Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc.

Riwayat pekerjaan Yunahar Ilyas adalah sebagai guru Madrasah

David Efendi

Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta (1984-1990), dosen dan pejabat di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (1987- sekarang) dan Program Pascasarjana (S2) Universitas Muhammadiyah Surakarta (2006-sekarang). Selain itu, Yunahar Ilyas menjadi salah satu pengasuh di Pondok Pesantren (Mahasiswa) Budi Mulia Yayasan Sha- lahuddin Yogyakarta (1990-sekarang), Sekretaris Lembaga Pengakajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UMY (1987-1994) dan Wakil Kepala LPPI (1996-1999). Pernah menjadi Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2003-2007).