Implikasi Eksternal Terhadap Politik Indonesia

3. Implikasi Eksternal Terhadap Politik Indonesia

Sikap netral politik MD dengan tidak mengaitkan diri dengan partai politik tertentu hingga seratus tahun umurnya kini, menjadikan MD meru- pakan salah satu gerakan Islam yang tidak pernah menjadi partai politik, pengalaman politik Masyumi yang tidak mulus dan berbagai situasi yang

Pesan pendek yang bernada pesimistis antara lain berbunyi: “Setelah Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Nasional dijabat oleh kader-kader NU, tamatlah riwayat pendidikan MD”. Tetapi selain mereka yang menumpahkan kemarahan dan pesimisme, saya menerima juga SMS yang ksatria dan optimistis. “Ketika Mendiknas dan Menag tidak lagi dipegang oleh kader MD, kini saatnya kita bangkit, tegak berdiri di luar pemerintahan. MD kini bebas merdeka”. Op. cit, hlm. 70.

Polit ik Elit e Muhammadiyah

menyebabkan partai politik menjadi tidak berdaya, inilah yang memberi bobot politik MD. Oleh sebab itu, MD yang telah menyatu dengan denyut nadi bangsa ini dengan filsafat sosialnya yang telah teruji tidak akan pernah putus asa dan patah harapan. Bangsa ini adalah milik kita semua. Kita tidak akan lari meninggalkan bangsa yang sedang dililit banyak masalah ini.

Menurut Haedar (2010), tradisi MD sebagai gerakan Islam demo- kratik-egalitarian harus terus dipertahankan dan dipelihara, MD telah mene- rapkan tradisi musyawarah sejak awal berdiri, demokrasi yang dipraktikan MD merupakan penjabaran dari prinsip syura yang diajarkan al-Qur’an untuk menengakkan sebuah kehidupan yang egaliter. Saya juga meng- harapkan agar Pemuda Muhammadiyah menjadi bagian inti dari persya- rikatan yang punya misi untuk menggarap masalah-masalah kepemudaan yang sering tidak kurang kompleksnya dibandingkan dengan masalah- masalah yang dihadapi oleh generasi yang lebih tua, termasuk masalah yang berkaitan dengan politik yang kini menghinggapi sebagian besar kaum muda bangsa ini, khususnya kaum muda MD.

Dengan filosofi seperti itu, MD terlibat aktif dalam memecahkan masalah seperti keterlibatan MD dalam proyek resolusi konflik pada empat daerah rawan konflik yakni Aceh, Papua, Ambon dan Poso. Filosofi itu yang memandu aktivitas MD untuk terus memperkukuh identitasnya sebagai gerakan sosial yang mandiri dan terbebas dari pengaruh partai politik.meski ditemukan beberapa problem dalam hubungan MD dengan politik pasca Orde Baru, namun secara umum MD berhasil menjaga kemandirianya dari intervensi politik tertentu. Kendati dalam realitasnya banyak warga MD terlibat dalam kepengurusan partai mulai dari pusat sampai daerah-daerah, namun keterlibatan mereka bersifat individu dan tidak terkait dengan organisasi.

Pada 2004, MD melalui suatu pertemuan nasional yang mengundang seluruh ketua pimpinan wilayah dan pimpinan pusat mengambil suatu kebijakan strategis bagi bangsa Indonesia yang maju dan demokratis, yakni berkaitan dengan pemilihan presiden secara langsung yang pertama dilakukan di Indonesia. Pada saat yang sama ada tokoh MD yang maju sebagai capres, oleh banyak kalangan menilai sikap MD tersebut dianggap

David Efendi

sebagai pertisipan dan sudah masuk dalam ranah politik praktis dengan terlibat aktif dalam menyukseskan MAR. Saya katakan bahwa itu tuduhan tersebut tidaklah benar, karena dalam kebijakan tersebut, MD secara jelas mendorong warga MD agar terlibat aktif dalam proses demokrasi melalui pemilu dengan memilih elite bangsa yang dapat dipercaya dan memiliki visi yang jelas untuk membangun dan memperbaiki bangsa ini.

Dalam sejumlah hal, untuk tidak menyatakan banyak hal, ranah politik kekuasaan bahkan seringkali syarat masalah, sehingga bukan sekedar dunia yang indah. Seorang pemimpin politik di negeri ini berangkat dari penga- laman di lapangan bahkan sempat menyatakan bahwa politik itu dalam praktiknya sungguh sangat jahat dan kotor, kendati tentu saja dalam sisi lain politik itu juga menunjukkan nilai luhur terutama ketika di bingkai moral dan sepenuhnya memperjuangkan hajat hidup bangsa dan negara.

Kerja politik dapat menghasilkan menteri atau posisi strategis di keku- asaan, tetapi pada saat yang sama kehilangan menteri atau jabatan kekuasaan karena tawar-menawar politik selalu disertai pertukaran kepentingan akhir- nya dapat satu kehilangan satu. Perjuangan di ranah politik pun selalu diwarnai pragmatisasi yang luar biasa sehingga konflik, intrik, saling jegal, politik uang, dan masalah-masalah perebutan kepentingan menjadi sangat vulgar dan terbuka. Hal-hal yang demikian jangan diabaikan dari neraca politik, sehingga dunia politik kendati sekali lagi penting dan strategis, tidak seindah yang diagungkan para pejuang politik kekuasaan.

Untuk membantu memudahkan pembacaan terhadap manufer politik elite MD sebelum, pada saat, dan setelah Pemilu 2009 tabel IV.3 ini sekiranya perlu dijadikan referensi pembacaan empiris.

Tabel IV.3

Nama Metode Politik/Manufer

Elit Implikasi a. Mendukung SBY melalui PAN

Tetap dekat dengan penguasa, b. Secara tidak langsung mendukung JK

mendapat apresiasi dari basis massa MAR

(personal) MD, dianggap penyelamat muka MD. c. Mengumpulkan DPW PAN di

Radius pengaruh di ranah agama dan rumahnya

politik

d. Mengundang PWM bertemu SBY

Polit ik Elit e Muhammadiyah

Tabel IV.3 (lanjutan)

a. Mendukung JK-WIN Gagal jadi cawapres b. Beroposisi dengan SBY dgn

MD dihapus dari jatah menteri, tdk ada mengkritisi DPT bersama dua pasangan bargaining position yg di atas PAN, DS

c. Menggunakan nama MD menyuarakan DS mendapat kecaman karena opininya

kecerobohannya beroposisi dgn SBY d. Menunggu dipinang sbg cawapres

shg Muh tidak dapat jatah menteri lagi d. Dibalik pendirian PMB untuk

sementara di bawah, pejabat MD selalu menaikkan bargaining position-nya

dekat dgn dinas pendidikan daerah. Pengaruh lemah di politik dan kuat dalam organisasi/ agama

a. Mempromosikan JK Mendapat perlawanan dari kubu ASM

b. Menggunakan media, Secara tidak Muhammadiyah-PAN karena buya langsung bisa dikatakan melakukan

berpolitik praktis/partisan politik praktis

Pengaruh di khasanah pemikiran dan c. ‘Menyerang’ SBY, “JK the real

wacana intelektual President” a. Membuat aturan organisasi agar

Bertahan dalam garis organisasi, HN

terhindar dari politik praktis melalui menguatnya kelompok apolitis di MD SK, instruksi PP

yang dianggap tidak realistis, tdk b. Memilih politik diam ketika PMB

berperan dalam politik. Muncul didirikan atau kalah

gagasan amal usaha di bidang politik. c. Menyuarakan politik kebangsaan

Sebagai penjaga gawang ideologi MD dengan menulis buku dan opini media, forum politisi MD

a. Sepak terjang di MUI lebih banyak Menguatnya jamaah baru MD yang YI

b. Mengelarkan fatwa golput Haram lebih berurusan dengan masalah fikih c. Dekat dengan orang PKS, HTI

bukan persoalan kebangsaan. Pengaruh di jamaah MD yang puritan

a. Mendukung SBY (sbg menteri) Tidak banyak implikasi sebab tidak BS

b. Secara tidak langsung mendukung JK mempunyai basis jamaah yang kuat, melainkan berada dalam jamaah MAR

a. lebih dekat kepada kubu Dihapus dari posisi menteri, BS tipe MM

puritan/fundamental MD. birokrat yang lebih menunjukkan b. Pernah diminta dukungan kepada PMB

profesionalisme (menteri), BS banyak dipuji oleh kalangan bawah MD

David Efendi