Epidemiologi Hepatitis B Struktur Hepatitis B

partikel lengkap berdiameter 42 nm, part ikel bulat berdiameter 22 nm, dan partikel batang dengan lebar 22 nm dengan panjang bervariasi sampai 200 nm. Pada sirkulasi, komponen terbanyak adalah bentuk bulat dan batang yang terdiri atas protein, cairan, dan karbohidrat yang membentuk hepatitis B surface antigen HBsAg dan antigen pre-S. Bagian dalam dari virion adalah core. Core dibentuk oleh selubung hepatitis B core antigen HBcSg yang membungkus DNA, DNA polymerase, transcriptase, dan protein kinase untuk replikasi virus. Komponen antigen yang terdapat dalam core adalah hepatitis B e antigen HBeAg. Antigen ini menjadi petunjuk adanya replikasi virus yang terjadi pada limfosit, limpa, ginjal, pankreas dan terutama hati. HBeAg merupakan pertanda tidak langsung dari derajat beratnya infeksi Arie f, 2012. Gambar 2.1 Struktur Genom dari Virus Hepatitis B WHO, 2009. DR1, direct repeat sequence 1; DR2, direct repeat sequence 2; EcoR1, the cut site of the restriction endonuclease EcoR1 derived from E. coli; X, X gene encoding the HBV X protein; PreS1 and PreS2, large envelope proteins; S, the small envelope protein

2.1.4. Patogenesis Hepatitis B

Menurut WHO 2012, model transmisi hepatitis B adalah sama dengan model transmisi untuk Virus Human Immunodeficiency HIV. Tetapi, virus hepatitis B 50 sampai 100 kali lebih menular. Tidak seperti HIV, virus hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh dan stabil pada permukaan lingkungan setidaknya selama tujuh hari. Selama waktu ini, virus tetap dapat menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh orang yang tidak dilindungi oleh vaksin. Inokulasi langsung virus hepatitis B dapat terjadi melalui benda mati seperti sikat gigi, botol bayi, mainan, pisau cukur, peralatan makan, peralatan rumah sakit dan benda - benda lain serta melalui kontak dengan selaput lendir atau kulit yang ter luka. Masa inkubasi dari virus hepatitis B rata-rata adalah 90 hari, tetapi dapat bervariasi 30-180 hari. Virus ini dapat dideteksi 30 sampai 60 hari setelah infeksi dan berlangsung selama periode variabel waktu tertentu. Patogenesis dan manifestasi klinis dari hepatitis B adalah karena interaksi antara virus dengan sistem imun sel inang. Sistem imun menyerang virus hepatitis B dan menyebabkan terjadinya luka pada hati. Limfosit CD4+ dan limfosit CD8+ yang teraktivasi mengenali berbagai peptida virus hepatitis B yang terletak pada permukaan hepatosit, dan reaksi imunologi s pun terjadi. Reaksi imun yang terganggu pelepasan sit okin, produksi antibodi atau status imun yang relatif toleran dapat mengakibatkan terjadinya hepatitis kronik. Keadaan akhir penyakit hepatitis B adalah sirosis. Pasien dengan sirosis hati dan infeksi virus hepatitis B cenderung untuk mengembangk an karsinoma hepatoseluler Fan, et al., 2012. Pada saat awal infeksi hepatiti s B terjadi toleransi imunologi , dimana virus masuk ke dalam sel hati melalui aliran darah dan dapat melakukan replikasi tanpa adanya kerusakan jaringan hati dan tanpa gejala klinis. Pada saat ini DNA HBV, HBsAg, HBeAg, dan anti -HBc terdeteksi dalam serum. Keadaan ini berlangsung terus selama bertahun-tahun terutama pada neonatus dan anak, yang dinamakan sebagai pengidap sehat. Pada tahap selanjutnya terjadi reaksi imunologis sehingga terjadi kerusakan sel hati yang terinfeksi. Pada akhirnya penderita dapat sembuh atau berkembang menjadi hepatitis kronik Arief, 2012.

2.1.5. Faktor Risiko

Menurut WHO 2002, terdapat beberapa kelo mpok yang berisiko terinfeksi virus hepatitis B : 1. Anak yang baru lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B. 2. Anak-anak kecil di tempat perawatan anak yang tinggal di lingkungan yang endemis. 3. Tinggal serumah atau berhubungan seksual suami -istri dengan penderita. Risiko tertular untuk orang yang tinggal serumah terjadi karena menggunakan peralatan rumah tangga yang bisa terkena darah seperti pisau cukur, sikat gigi. 4. Pekerja Kesehatan. Paparan terhadap darah secara rutin menjadi potensi utama terjadinya penularan di kalangan kesehatan. 5. Pasien cuci darah 6. Pengguna narkoba dengan jarum suntik 7. Mereka yang menggunakan peralatan kesehatan bersama seper ti pasien dokter gigi, dan lain lain. Karena itu, seharusnya dokter menggunakan alat sekali pakai atau mensterilkan alat setiap kali pemakaian. 8. Orang yang memberi terapi a kupuntur atau orang yang menerima terapi akupuntur. 9. Mereka yang tinggal di daerah endemis, atau seri ng bepergian ke daerah endemis hepatits B. 10. Mereka yang berganti-ganti pasangan, dan ketidaktahuan akan kondisi kesehatan pasangan. 11. Kaum homoseksual. Infeksi hepatitis B merupakan masalah kesehatan global utama. Penularan secara vertikal adalah rute paling umum dalam penyebaran virus hepatitis B di banyak daerah endemis Chan, et al., 2012. Paparan yang sering dan rutin terhadap darah atau serum adalah denominator umum dari kesehatan kerja. Ahli bedah, dokter gigi, dokter bedah oral, patolog, petugas kesehatan di ruang operasi dan petugas kesehatan di ruang gawat darurat, dan pekerja laboratorium klinis mempunyai resiko tertinggi.