siswa dapat belajar secara mandiri di rumah, sehingga diharapkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan baik. Dengan
pendekatan kontekstual, materi pelajaran mudah diingat oleh siswa dan bertahan lebih lama karena dituangkan melalui permasalahan-permasalahan yang dekat
dengan keseharian siswa.
B. Tahap Desain Design
1. Mengumpulkan Referensi
Setelah dilakukan studi pendahuluan, dilakukan penelitian awal dan pengumpulan informasi tentang materi. Peneliti mulai mencari dan
mengumpulkan buku-buku referensi relevan yang akan digunakan untuk mengembangkan modul. Beberapa buku yang dijadikan referensi,
diantaranya adalah sebagai berikut: a.
Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
b. Dewi Nuharini. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya.
Jakarta: Pratama Mitra Aksara. c.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2008. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Depdiknas.
d. Faqieh Insani. 2005. Pandai Matematika 1. Mataram: Pustaka
Widya. e.
Husein Tampomas. 2005. Matematika 1. Jakarta: Ghalia Indonesia. f.
Jerry Bobrow. 2010. Matematika Dasar dan Pra-Aljabar. Bandung: Pakar Raya.
g. Sri Wardhani. 2004. Pembelajaran Matematika Kontekstual di
SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika Yogyakarta.
h. Syamsul Junaidi. 2002. Matematika 1. Surabaya: PT Gelora
Aksara Pratama. Peneliti juga mengumpulkan gambar, ilustrasi, dan menghimpun
soal-soal relevan yang akan digunakan untuk menyusun dan melengkapi bahan ajar melalui berbagai macam sumber pustaka seperti: buku, majalah,
internet, maupun jurnal hasil penelitian. Ilustrasi dan gambar bertujuan untuk memperjelas uraian materi. Selain itu ilustrasi dan gambar-gambar akan
memberikan motivasi siswa untuk dapat mempelajari materi dengan baik.
2. Merancang Garis Besar Isi Modul
Pada kegiatan ini, dirumuskan judultopik materi yang akan dikemas, sub judul materi yang yang akan digunakan sebagai referensi acuan
lebih lanjut dalam pengembangan materi pembelajaran. Referensi yang digunakan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Penjelasan tiap tahap
perumusan garis besar isi modul adalah sebagai berikut: a.
Perancangan Draft Modul Berdasarkan Aspek Isi, Penyajian dan Kegrafikaan.
Perancangan modul pada bagian ini terdiri dari bagian-bagian yang akan ditampilkan dalam modul meliputi bagian awal, bagian isi,
dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul cover, halaman judul, kata pengantar, daftar isi, peta konsep dan pendahuluan.
Bagian isi berupa kegiatan belajar yang terdiri dari tiga kegiatan belajar, sedangkan bagian akhir terdiri dari daftar simbol, glosarium, daftar
pustaka, dan kunci jawaban. Berikut adalah perancangan draft kerangka penulisan modul berdasarkan aspek isi, penyajian, dan kegrafikaan:
HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR PENDAHULUAN
A. Deskripsi Isi Modul
B. Prasyarat
C. Petuntuk Penggunaan Modul
D. Tujuan Akhir Hasil Belajar
E. Prosedur Penilaian
F. Kompetensi
G. Rencana Belajar Siswa
PETA KONSEP DAFTAR ISI
Kegiatan Belajar 1
A. Ilustrasi, Diskusi Kelompok dan Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
C. Latihan Soal
D. Rangkuman
E. Tes Formatif
F. Refleksi
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
H. Catatan
Kegiatan Belajar 2
A. Ilustrasi, Diskusi Kelompok dan Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
C. Latihan Soal
D. Rangkuman
E. Tes Formatif
F. Refleksi
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
H. Catatan
Kegiatan Belajar 3
A. Ilustrasi, Diskusi Kelompok dan Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
C. Latihan Soal
D. Rangkuman
E. Tes Formatif
F. Refleksi
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
H. Catatan
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR SIMBOL
GLOSARIUM KUNCI JAWABAN
b. Perancangan Draft Modul berdasarkan Kesesuaian dengan Aspek
Pembelajaran Kontekstual. Perancangan modul disusun dengan karakteristik pembelajaran
kontekstual. Karakteristik tersebut adalah konsep belajar yang membantu siswa mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi
dunia nyata atau kehidupan sehari-hari. Materi yang disampaikan dengan pendekatan kontekstual akan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari, dan memuat tujuh komponen pembelajaran
kontekstual, yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Materi
bilangan pecahan di dalam modul ini dirancang berdasarkan atas pendekatan kontekstual tersebut.
3. Penyusunan Instrumen Penilaian Modul