Faktor Afektif Deskripsi Data Hasil Penelitian

57 Gambar 5. Diagram Batang Persepsi Guru Penjasorkes Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Mengenai Pembelajaran Penjasorkes yang Berbasis Kurikulum 2013 berdasarkan Faktor Konatif Berdasarkan tabel 13 dan grafik 5 menunjukkan bahwa persepsi guru Penjasorkes Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengenai pembelajaran penjasorkes yang berbasis kurikulum 2013 berdasarkan faktor konatif berada pada kategori “sangat baik” sebesar 6,67 2 orang, kategori “baik” sebesar 23,33 7 orang, kategori “cukup” sebesar 40,00 12 orang, kategori “kurang” sebesar 26,67 8 orang, “sangat kurang” sebesar 3,33 1 orang. Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 36,30, persepsi guru penjasorkes Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengenai pembelajaran penjasorkes yang berbasis kurikulum 2013 berdasarkan faktor konatif masuk dalam kategori “sedang”.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru pendidikan olahraga dan kesehatan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengenai pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang berbasis kurikulum 2013 berdasarkan faktor kognitif, afektif, dan konatif. Berdasarkan 0.00 10.00

20.00 30.00

40.00 50.00

60.00 70.00

80.00 90.00

100.00 Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

3.33 26.67

40.00 23.33

6.67 P

er sent a se Kategori Faktor Konatif 58 hasil analisis menunjukkan persepsi guru pendidikan olahraga dan kesehatan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengenai pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang berbasis kurikulum 2013 masuk dalam kategori sedang. Hasil observasi yang dilakukan ditemukan banyak guru yang belum mengenal mengenai kurikulum baru. Sebagian besar guru mengetahui perubahan kurikulum justru dari media massa atau media online . Kurangnya keterlibatan guru dalam sosialisasi Kurikulum 2013 membuat berbagai pihak menganggap implementasi Kurikulum 2013 tidak akan berjalan mulus. Di sisi lain, pihak yang mendukung perubahan kurikulum menganggap perubahan tersebut perlu untuk memenuhi tantangan perkembangan zaman. Bila kurikulum tidak diubah, lulusan yang dihasilkan adalah lulusan usang yang tidak terserap di dunia kerja Kemendikbud 2012. Selain itu pemerintah melakukan beberapa hal untuk menanggapi permasalahan dalam implementasi kurikulum baru. Pemerintah melakukan uji publik melalui dialog tatap muka di beberapa daerah, secara online di website Kemendikbud, dan secara tertulis yang dikirim ke beberapa perguruan tinggi dan dinas pendidikan. Selanjutnya, diadakan sosialisasi di berbagai kota besar mengenai implementasi kurikulum 2013. Informasi mengenai kurikulum sebagian besar diperoleh responden secara online melalui internet. Informasi tersebut diunduh dari beberapa website resmi seperti website Kemendikbud, dari koran online , maupun dari blog dan artikel. Selain dari internet, informasi juga diperoleh dari televisi dan media cetak. Untuk informasi dari pihak sekolah maupun sosialisasi dari pemerintah pada waktu penelitian berlangsung masih dinilai sangat kurang dan