Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2014 19 B.
Pelatihan Petugas Pencacahan Pelatihan calon petugas pencacahan SPTK 2014 dilaksanakan di masing-masing
provinsi selama 2 dua hari pada akhir bulan Mei sampai dengan awal bulan Juni 2014, sehingga semua petugas telah siap untuk pencacahan lapangan pada akhir bulan Juni
sampai dengan pertengahan Juli 2014. Penanggung jawab penyelenggaraan pelatihan adalah Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi. Alokasi kebutuhan jumlah petugas dapat
dilihat pada Lampiran 2.
3.5. Pemeriksaan Dokumen
Pemeriksaan dokumen merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lapangan. Kegiatan ini merupakan faktor penting dalam upaya menjaga kualitas
data yang dikumpulkan. Proses pemeriksaan tidak hanya mencakup kelengkapan dokumen, tetapi sekaligus akurasi, kewajaran dan konsistensi isian.
3.6. Supervisi
Kegiatan supervisi dilaksanakan oleh BPS RI. Petugas supervisi adalah pejabat setingkat eselon I sampai IV di BPS Pusat. Beberapa kegiatan penting yang akan
dilaksanakan oleh BPS Pusat dalam rangka supervisi adalah: 1.
Supervisi terhadap pelatihan petugas terkait materi, rencana pelatihan di daerah dan kelancaran pelaksanaan pelatihan.
2. Supervisi terhadap pelaksanaan lapangan terkait jadwal, mekanisme dan
kualitas data hasil pencacahan lapangan.
20 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2014
Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2014 21
BAB IV TEKNIK WAWANCARA DAN
TATA CARA PENGISIAN KUESIONER
4.1. Teknik Wawancara
SPTK 2014 adalah survei yang bersifat khas karena data yang dikumpulkan tidak hanya berupa data kuantitatif namun juga dilengkapi dengan data-data yang bersifat
kualitatif sehingga dibutuhkan pencacah yang memiliki penguasaan materi yang bagus, mempunyai kemampuan berwawancara yang baik, dan berdedikasi tinggi dalam
menjalankan tugasnya. Dalam pengumpulan data kualitatif terdapat beberapa kendala yang akan ditemui pencacah, seperti: 1 responden belum tentu langsung memahami
maksud pertanyaan sehingga mereka akan memberikan reaksi jawaban yang berbeda- beda; 2 pencacah belum tentu langsung dapat memahami maksud dari jawaban
responden sehingga belum tentu jawaban responden tersebut dapat dikelompokkan sesuai pilihan jawaban yang tersedia, dsb.
Secara umum, keberhasilan pengumpulan data ditentukan oleh empat hal, yaitu: instrumen yang digunakan, suasana wawancara, pencacah dan responden. Pertama,
instrumen sederhana yang didukung dengan konsep dan definisi yang jelas dapat memudahkan pengumpulan data di lapangan. Kedua, suasana wawancara yang kondusif
juga dibutuhkan untuk mendukung proses wawancara yang efektif dan efisien. Ketiga, pencacah yang mampu bekerja dengan baik dan menguasai materi sangat penting demi
menjaga kualitas data dan keempat, responden dengan penuh kesadaran mau menjawab pertanyaan dengan jujur dan benar.
Berikut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pencacah dalam melakukan wawancara:
1. Pada saat berkunjung ke responden hendaknya pencacah berpakaian yang wajar, rapi
dan sopan. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawacara, mintalah izin terlebih dahulu dengan cara mengucapkan salam, mengetuk pintu, atau melakukan
cara-cara lain yang sesuai dengan adat istiadat, kebiasaan dan budaya setempat.
2. Perhatikan situasi rumah tangga saat itu sebelum melakukan wawancara. Jangan
melakukan wawancara di saat yang kurang tepat seperti: sedang ada kegiatan pestaupacara, rumah tangga sedang mengalami musibah seperti kematian, kesakitan
dsb.
3. Usahakan agar waktu kunjungan telah diatur sedemikian rupa sehingga responden
dapat ditemui dan diwawancarai. 4.
Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan kepada responden secara sopan dan tegas. Pencacah adalah petugas BPS yang
melaksanakan tugas pendataan yang dilindungi oleh UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Kemudian jelaskan pentingnya kegiatan survei ini dan yakinkan responden
bahwa keterangan yang diberikan akan dijamin kerahasiaanya. Bila dibutuhkan, tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal pencacah.
22 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2014
5. Tidak seorang pun diperkenankan menemani pencacah pada saat wawancara dengan
responden. Hal ini perlu diperhatikan untuk menjaga kerahasiaan jawaban responden.
6. Lakukan wawancara dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
responden. Jika responden lebih menyukai menggunakan bahasa daerah, sebaiknya diikuti saja agar responden tidak merasa segancanggung untuk memberikan
jawaban yang tepat dan benar.
7.
Lakukan wawancara dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan. Maksud setiap pertanyaan dalam kuesioner harus dipahami secara baik oleh pencacah
sehingga dapat melakukan probing dengan benar jika responden tidak memahami maksud pertanyaan yang diajukan.
8. Awali proses wawancara dengan menanyakan pertanyaan yang umum dan ringan
seperti kegiatan sehari-hari dsb. Hal ini diperlukan untuk memberikan rasa santai dan nyaman bagi responden. Tidak semua jawaban dari responden dapat langsung
dicatat dalam kuesioner: pencacah harus teliti dalam memilah jawaban yang bisa langsung dicatat dan pertanyaan yang membutuhkan probing.
9. Untuk menciptakan hubungan yang baik dengan responden selama proses
wawancara, pencacah harus memiliki keterampilan dan cara bijak dalam menghadapi berbagai sikap dan perilaku responden. Misalnya:
- Ada responden yang suka berterus terang jujur dan senang membantu, namun
ada sebagian responden yang lain akan ragu-ragu, curiga dan bersikap tidak kooperatif tidak bekerja sama. Gunakan kecerdikan, kesabaran dan keramahan
selama berwawancara.
- Petugas pencacah harus selalu mengarahkan pembicaraan ke substansi
pertanyaan pada kuesioner. Jangan biarkan responden mengalihkan percakapan pada hal-hal yang menyimpang dari pertanyaan yang diajukan. Selain itu, petugas
pencacah hendaknya sabar terhadap rasa keingintahuan responden dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas.
- Petugas pencacah jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap apapun
jawaban yang diberikan oleh responden dan jangan kehilangan kesabaran. -
Perhatikan bahasa tubuh responden. Berusahalah sensitif untuk menghindari pertanyaan yang sekiranya dapat memojokkan responden. Jangan mengarahkan
jawaban responden dalam bertanya atau memberi tanggapan terhadap jawaban responden.
Perhatian: Pencacah sebaiknya mampu menciptakan suasana yang nyaman dan
kondusif untuk melakukan wawancara. Awali wawancara dengan pertanyaan umum dan ringan seperti kegiatan sehari-hari responden.
Setelah suasana cair, barulah mulai wawancara secara teratur dengan
mengikuti alur pertanyaan.