22 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2014
5. Tidak seorang pun diperkenankan menemani pencacah pada saat wawancara dengan
responden.  Hal  ini  perlu  diperhatikan  untuk  menjaga  kerahasiaan  jawaban responden.
6. Lakukan  wawancara  dengan  menggunakan  bahasa  yang  mudah  dimengerti  oleh
responden.  Jika  responden  lebih  menyukai  menggunakan  bahasa  daerah,  sebaiknya diikuti  saja  agar  responden  tidak  merasa  segancanggung  untuk  memberikan
jawaban yang tepat dan benar.
7.
Lakukan wawancara dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan. Maksud setiap  pertanyaan  dalam  kuesioner  harus  dipahami  secara  baik  oleh  pencacah
sehingga  dapat  melakukan  probing  dengan  benar  jika  responden  tidak  memahami maksud pertanyaan yang diajukan.
8. Awali  proses  wawancara  dengan  menanyakan  pertanyaan  yang  umum  dan  ringan
seperti  kegiatan  sehari-hari  dsb.  Hal  ini  diperlukan  untuk  memberikan  rasa  santai dan  nyaman  bagi  responden.  Tidak  semua  jawaban  dari  responden  dapat  langsung
dicatat  dalam  kuesioner:  pencacah  harus  teliti  dalam  memilah  jawaban  yang  bisa langsung dicatat dan pertanyaan yang membutuhkan probing.
9. Untuk  menciptakan  hubungan  yang  baik  dengan  responden  selama  proses
wawancara, pencacah harus memiliki keterampilan dan cara bijak dalam menghadapi berbagai sikap dan perilaku responden. Misalnya:
- Ada  responden  yang  suka  berterus  terang  jujur  dan  senang  membantu,  namun
ada  sebagian  responden  yang  lain  akan  ragu-ragu,  curiga  dan  bersikap  tidak kooperatif  tidak  bekerja  sama.  Gunakan  kecerdikan,  kesabaran  dan  keramahan
selama berwawancara.
- Petugas  pencacah  harus  selalu  mengarahkan  pembicaraan  ke  substansi
pertanyaan  pada  kuesioner.  Jangan  biarkan  responden  mengalihkan  percakapan pada hal-hal yang menyimpang dari pertanyaan yang diajukan. Selain itu, petugas
pencacah hendaknya sabar terhadap rasa keingintahuan responden dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas.
- Petugas pencacah jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap apapun
jawaban yang diberikan oleh responden dan jangan kehilangan kesabaran. -
Perhatikan  bahasa  tubuh  responden.  Berusahalah  sensitif  untuk  menghindari pertanyaan  yang  sekiranya  dapat  memojokkan  responden.  Jangan  mengarahkan
jawaban  responden  dalam  bertanya  atau  memberi  tanggapan  terhadap  jawaban responden.
Perhatian: Pencacah sebaiknya mampu menciptakan suasana yang nyaman dan
kondusif untuk melakukan wawancara. Awali wawancara dengan pertanyaan umum dan ringan seperti kegiatan sehari-hari responden.
Setelah suasana cair, barulah mulai wawancara secara teratur dengan
mengikuti alur pertanyaan.
Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2014                                                          23 -
Apabila jawaban responden masih kurang lengkap atau belum tepat, maka lakukan probing.  Probing  juga  diperlukan  untuk  memandu  atau  memilah  jawaban  yang
relevan.
- Catatlah semua jawaban lisan dari responden dengan teliti, lengkap dan jelas atau
cantumkan  kode  sesuai  petunjuk  pengisian  kuesioner.  Sangat  dianjurkan  agar pencacah menyiapkan kertas catatan.
10. Periksa  kembali  semua  pertanyaan  dan  pastikan  semua  pertanyaan  telah  terisi
jawaban yang konsisten. Bila masih ditemukan adanya jawaban yang belum lengkap atau  tidak  konsisten,  maka  ulangi  pertanyaan  tersebut  kalau  perlu  lakukan
probing sehingga mendapat jawaban yang benar dari responden.
Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan terima kasih dan memberitahukan  kepada  responden  tentang  kemungkinan  kunjungan  ulang  bila  masih
ada keterangan yang diperlukan dari responden.
4.2. Tata Cara Pengisian Kuesioner
Teknik  wawacara  secara  umum  yang  disampaikan  di  atas  dapat  membantu diperolehnya  informasi  yang  benar  dan  akurat  dari  responden.  Namun  tetap  harus
didukung  oleh  penguasaan  materi  yang  ditanyakan  dalam  kuesioner  sehingga  pencacah dapat secara runtun dan alami dalam melakukan wawancara.
Kuesioner  SPTK  2014  terdiri  atas  15  Blok.  Blok  I  berisi  informasi  mengenai wilayah  tempat  tinggal  rumah  tangga.  Blok  II  berisi  ringkasan  terkait    jumlah  anggota
rumah  tangga  ART  laki-laki  dan  jumlah  ART  perempuan.  Blok  III  berisi  keterangan pencacahan  mencakup  informasi  mengenai  identitas  petugas  pencacahan  dan  pemeriksa
serta  waktu  pencacahan.  Blok  IV  berisi  keterangan  anggota  rumah  tangga.  Pengukuran kebahagiaan  responden  menggunakan  pertanyaan  pada  Blok  V  sampai  dengan  Blok  XV.
Blok-blok  tersebut  mencakup  informasi  mengenai  kesehatan;  pendidikan;  pekerjaan  dan pendapatan;  lingkungan  dan  keamanan;  kehidupan  keluarga;  kehidupan  sosial;    waktu
luang; perumahan dan aset; afeksi dan kepuasan hidup; partisipasi politik warga negara; serta kebahagiaan hidup.
Beberapa pertanyaan tertentu di kuesioner dicetak tebal bold dan miring italic. Pertanyaan  tersebut  memungkinkan  adanya  jawaban  tidak  relevan  yang  diberi  kode
jawaban  ‘9’.  Misalnya:  rincian  1002c  yang  menanyakan  mengenai  ‘tingkat  kepercayaan responden  terhadap  tokoh  agama  di  lingkungan  sekitar  tempat  tinggal’.  Responden
mungkin  saja  tidak  dapat  memberikan  jawaban  terhadap  pertanyaan  tersebut  karena tidak  terdapat  tokoh  agama  di  lingkungan  sekitar  tempat  tinggal.  Oleh  karena  itu,  pada
saat  wawancara,  pencacah  dapat  memberikan  kode  jawaban  ‘9’.  Berikut  penjelasan  rinci terkait pengisian kuesioner pada setiap blok.
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT
Sebelum  pencacah  mengunjungi  rumah  tangga  dan  memulai  wawancara,  isilah informasi  identitas  rumah  tangga  pada  blok  I  Pengenalan  Tempat.  Informasi  identitas
rumah  tangga  diperoleh  dari  daftar  sampel  rumah  tangga  SPTK  2014  SPTK14.DSRT, yang akan diberikan oleh Kasie Statistik Sosial kepada pencacah. Isikan nama dan nomor
kode  provinsi,  kabupatenkota,  kecamatan,  desakelurahan,  klasifikasi  wilayah,  nomor
24 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2014
blok sensus, nomor kode Sampel NKS dan nomor urut rumah tangga sampel NURT di dalam kotak pada kolom sebelah kanan. Jika ini dilakukan dengan benar, maka kombinasi
dari  kode-kode  ini  akan  menghasilkan  satu  nomor  ID  unik  yang  mengidentifikasi  isian kuesioner ini berasal dari rumah tangga yang berbeda dari kuesioner lain. Tanyakan dan
lingkari  serta  pindahkan  ke  kotak  tersedia  mengenai  Satuan  Lingkungan  Setempat  SLS terkecil  di  bawah  desakelurahan.  Tuliskan  juga  nama  kepala  rumah  tangga  dan  alamat
rumah  tangga  dimana  pencacah  akan  melaksanakan  wawancara.  Lengkapi  alamat  pada kuesioner jika ternyata alamat yang tercantum dalam SPTK14.DSRT kurang lengkap.
Rincian 109. SLS Terkecil Di Blok Sensus Ini
Isian  dari  rincian  ini  tidak  disalin  dari  daftar  SPTK14.DSRT,  tetapi  diisi berdasarkan penelusuran pencacah. Dalam satu Blok Sensus BS, isian pada rincian 109
ini  akan  sama  semua.  Satuan  Lingkungan  Setempat  SLS  adalah  wilayah  pemukiman yang  merupakan  bagian  dari  suatu  desakelurahan  yang  secara  sah  diakui  oleh
pemerintahan  desakelurahan.  Sebagai  bagian  wilayah  di  desakelurahan  SLS  dapat diidentifikasi  secara  berjenjang  maupun  otonomi  dan  mempunyai  struktur  organisasi
untuk mengakomodasi kebutuhan warganya. SLS dapat berbentuk RT, RWRK, kampung, dusun, lorong, jorong atau lainnya sesuai dengan nama di masing-masing daerah.
Rincian 112. Hasil Kunjungan
Rincian  112  mengenai  hasil  kunjungan,  diisi  setelah  pencacah  melaksanakan wawancara  dan  telah  meninggalkan  rumah  tangga  tersebut.  Ada  enam  macam  kode
respon  berdasarkan  sejauh  mana  kuesioner  telah  selesai  diisi.  Berikut  penjelasan mengenai berbagai kemungkinan kode hasil kunjungan:
Kode 1,  Pencacahan  berhasil,  jika  pencacah  telah  menyelesaikan  wawancara dengan  responden  terpilih  dan  telah  memastikan  bahwa  tidak  ada  satu
pertanyaan pun di kuesioner yang belum terisi dokumen lengkap. Kode 2,  Responden menolak diwawancarai, jika responden terpilih menolak untuk
diwawancarai.  Termasuk  pula  jika  seseorang  yang  ditemui  pencacah pertama  kali  tidak  berkenan  untuk  bekerja  sama.  Mintalah  berbicara
dengan  anggota  rumah  tangga  dewasa  yang  lain  misalnya  kepala  rumah tangga.  Jika  usaha  ini  tidak  berhasil  dan  tidak  ada  ART  yang  bisa  diajak
bekerja  samamenolak  untuk  diwawancara,  lingkari  kode  2  dan  tuliskan pada kotak yang tersedia.
Kode 3,  Responden  tidak  dapat  diwawancarai.  Bila  responden  terpilih  mengalami hambatan untuk diwawancarai seperti sedang bepergian dan tidak kembali
selama  masa  pencacahan,  responden  sedang  sakit,  tuli,  atau  tidak kompeten  secara  mental.  Termasuk  pula  jika  seluruh  ART  sedang  pergi
dalam waktu yang lama. Tanyakan kepada tetangga kira-kira kapan rumah tangga  tersebut  dapat  ditemui.  Jika  tetangga  tidak  ada  yang  tahu  atau
memberikan informasi bahwa rumah tangga tersebut baru kembali setelah masa  pencacahan,  usahakan  untuk  tetap  mengecek  keberadaan  ART  di
rumah  tersebut  selama  masa  pencacahan.  Jika  usaha  ini  tidak  berhasil untuk  menemui  responden  maka  lingkari  kode  3  dan  tuliskan  pada  kotak
yang tersedia.