Teleskop Schmidt Bima Sakti mempunyai sistem optik Schmidt sehingga sering disebut Kamera Schmidt. Teropong ini mempunyai diameter lensa koreksi 51 cm, diameter
cermin 71 cm, dan panjang fokus 127 cm. Perbandingan antara panjang fokus terhadap diameter lensa koreksi atau dikenal dengan f-ratio relatif paling kecil di antara teleskop-
teleskop besar di Observatorium Bosscha. Angka ini besarnya 2,5, sehingga memang mirip dengan f-ratio kamera biasa. Karena itu, teropong Bima Sakti ini juga dinamakan kamera
langit cepat, sedangkan refraktor ganda Zeiss merupakan kamera yang lambat. Artinya, perlu waktu yang lebih lama untuk memotret obyek yang sama apabila menggunakan refraktor
Zeiss.
Teleskop ini memiliki medan pandang yang luas, kira-kira 5 x 5 derajat persegi, sehingga teropong sangat baik untuk keperluan survey. Teropong ini digunakan untuk
pengamatan obyek langit dari panjang gelombang biru sampai inframerah dekat, dan juga dilengkapi dengan prisma obyektif dan prisma Racine. Teropong ini sangat peka sehingga
sangat mudah terganggu oleh polusi cahaya. Teropong ini digunakan untuk pengamatan bintang emisi garis hidrogen, bintang-
bintang kelas M, serta bintang-bintang Wolf-Rayet.
3. Teleskop Refraktor Bamberg
Teropong Bamberg juga termasuk jenis refraktor yang ada di Observatorium Bosscha, dengan diameter lensa 37 cm dan panjang fokus 7 m. Teropong ini berada pada
sebuah gedung beratap setengah silinder dengan atap geser yang dapat bergerak maju- mundur untuk membuka atau menutup. Karena konstruksi bangunan, jangkauan teleskop ini
Universitas Sumatera Utara
hanya terbatas untuk pengamatan benda langit dengan jarak zenit 60 derajat, atau untuk benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimut dalam sektor Timur-Selatan-Barat.
Untuk obyek langit yang berada di langit utara atau azimut sektor Timur-Utara-Barat praktis tak dapat dijangkau oleh teleskop ini. Teleskop ini selesai diinstalasi awal tahun 1929 dan
digerakkan dengan sistem bandul gravitasi, yang secara otomatis mengatur kecepatan teleskop bergerak ke arah barat mengikuti bintang yang ada di medan teleskop sesuai dengan
kecepatan rotasi bumi. Teleskop ini juga telah dilengkapi dengan detektor moderen, menggunakan kamera CCD.
Teropong Bamberg digunakan untuk pengamatan kurva cahaya bintang-bintang variabel, serta fotometri gerhana bintang, misalnya pengamatan kurva cahaya bintang ganda
delta-Capricorni. Teropong ini juga digunakan untuk pengamatan matahari dan permukaan bulan. Teropong Bamberg juga sering digunakan untuk pendidikan publik, misalnya pada
Malam Umum, untuk melihat kawah bulan, bintang ganda visual, gugus bintang, planet- planet, dan benda langit lainnya secara langsung melalui okuler teropong.
4. Teleskop Cassegrain GOTO
Teleskop Goto berjenis reflektor yaitu menggunakan cermin sebagai pengumpul cahaya. Tepatnya, teropong ini berjenis reflektor Cassegrain dengan diameter cermin utama
45 cm. Cermin utama yang berbentuk parabola memiliki panjang fokus 1,8 m dan cermin sekunder yang berbentuk hiperbola memiliki panjang fokus 5,4 m. Teleskop ini merupakan
bantuan dari kementrian luar negeri Jepang melalui program ODA Overseas Development Agency, Ministry of Foreign Affairs, pada tahun 1989.
Universitas Sumatera Utara
Teleskop ini merupakan teleskop pertama di Observatorium Bosscha yang sepenuhnya digerakkan dengan kontrol komputer dan telah dilengkapi dengan kamera CCD
dan instrumen lain. Sistem kontrol teleskop ini pernah mengalami kerusakan dan kini telah sepenuhnya diganti dengan sistem kontrol yang compatible dengan PC biasa.
Teleskop ini digunakan terutama untuk pengamatan bintang-bintang variabel, pengamatan kurva cahaya planet luar-surya, pengamatan asteroid, spektroskopi bintang, dan
pencitraaan planet.
5. Teleskop Refraktor Unitron