BAB II TINJAUAN UMUM KEPARIWISATAAN
2.1 pengertian Observatorium
Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakka permanen agar dapat melihat langit dan peristiwa yang berhubungan dengan angkasa. Menurut sejarah,
observatorium bisa sesederhana sextant untuk mengukur jarak di antara bintang sampai sekompleks Stonehenge untuk mengukur musim lewat posisi matahari terbit dan terbenam.
Observatorium modern biasanya berisi satu atau lebih teleskop yang terpasang secara permanen yang berada dalam gedung dengan kubah yang berputar atau yang dapat
dilepaskan. Dalam dua dasawarsa terakhir, banyak observatorium luar angkasa sudah diluncurkan.
2.2 Pengertian Eduvacation
Eduvacation itu sendiri diambil dari kata Edu yang berasal dari kata Education yang berarti pelajaran dan Vacation yang berarti liburan. Dengan begitu Eduvacation bisa
diartikan sebagai wisata yang didalam kegiatannya terdapat unsur pembelajaran. Melalui kegiatan ini tugas guru cukup membimbing, mengarahkan, serta menjelaskan dengan cara
yang mudah dan menyenangkan.
Anak tidak boleh dibiarkan terlena dengan kegiatan bersenang-senang tanpa diberikan bimbingan dan penjelasan mengenai berbagai hal yang dapat memperkaya
pengetahuan mereka. Meskipun memang caranya tidak boleh kaku dan formal. Di sinilah peran penting guru sebagai penyelenggara rekreasi mareka harus membuat jadwal yang
Universitas Sumatera Utara
terperinci ketika berekreasi, mulai dari waktu belajar, istirahat, dan waktu bebas untuk menikmati objek wisata.
Mendidik anak di tempat rekreasi tidak boleh disamakan dengan belajar di dalam kelas. Anak didik harus benar-benar merasa senang berada di tempat wisata dan jangan
sampai terlalu banyak larangan yang akan menimbulkan rasa bosan. Yang terpenting adalah tujuan pendidikan tercapai, anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan, dapat
mengekspresikan dirinya, mampu berinteraksi dengan lingkungan barunya dan anak
memperoleh informasi pengetahuan serta pengalaman baru yang berharga dalam hidupnya. 2.3
Definisi Pariwisata
Ditinjau dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata. Pari yang berarti keliling, berputar-putar, berkali-kali, dan Wisata
yang berarti perjalanan, bepergian. Dengan demikian pariwisata adalah perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali, berputar-putar dari satu tempat ke tempat
lainnya ataupun perjalanan yang sempurna. Pada tanggal 12-14 Juni 1958, diselenggarakan musyawarah Nasional Tourisme di
Tretes-Jawa Timur yang menghasilkan suatu istilah baru bagi kata tourisme menjadi kata pariwisata oleh Bapak Prof. Prijono yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan
dan kebudayaan serta diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Soeharto. Dan atas dasar itulah maka pada tahun 1960, istilah Dewan Tourisme Indonesia diganti menjadi Dewan
Pariwsata Nasional.
Universitas Sumatera Utara
Menurut TAP MPRS NO. I-II1960 disebutkan bahwa Kepariwisataan dalam dunia
modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan jasmani dan rohani, setelah beberapa saat bekerja serta mempunyai modal
untuk melihat-lihta daerah lainpariwisata dalam negeri Depdikbud, 1998.
Mr. Herman V. Schulalard 1910, seorang ahli ekonomi Australia, mendefinisikan
kepariwisataan merupakan penjumlahan kegiatan terutama yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian, secara langsung berhubungan dengan keluar masuknya orang-orang asing ke
suatu Negara, daerah, maupun kota tertentu Koentjaraningrat, 1998.
Menurut prof. Hunzieker dan Prof. Krapf 1892, kepariwisataan merupakan
keseluruhan gejala-gejala yang dirtimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman tersebut tidak bersifat
menetap dan todak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersisfat sementara itu Yoety,1996.
Prof. Salah Wahab seorang berkebangsaan Mesir dalam bukunya berjudul “An
Introduction on Tourism Teory” mengemukakan bahwa: Pariwisata adalah aktifitas manusia yang dilakuka secara sadar, yang mengadakan
pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negara meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain, daerah tertentu suatu
negara atau suatu benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya diaman ia memperoleh
pekerjaan tetap Yoety, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Dalam mengambil batasan ini, Prof. Salah Wahab berfokus pada 3 unsur, yaitu:
1. Manusia Man, ialah orang yang melakukan pekerjaan
2. Ruang Space, yaitu daerah atau ruang lingkup tempat dimana perjalanan wisata
tersebut dilakukan.
3. Waktu Time, yaitu waktu yang dipergunakan selama dalam perjalanan dan
tinggal di daerah tujuan wisata.
Definisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal ini memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bias ditemukan pada
berbagai disiplin ilmu lain. Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen pokok yang secara umum
disepakati di dalam batasan pariwisata khususnya pariwisata internasional, yaitu sebagai berikut:
1. Traveler, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas.
2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan
tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanannya bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan, atau penghidupan di
tempat tujuan.
3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu
malam 24 jam di daerah yang dikunjungi WTO,1995.
Universitas Sumatera Utara
Semua definisi yang dikemukakan selalu mengandung beberapa pokok, yaitu:
1. Adanya unsur travel perjalanan, yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ke
tempat lain;
2. Adanya unsure tempat ‘tinggal sementara’ di tempat yang bukan merupakan
tempat tinggal yang biasanya;dan
3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari
penghidupanpekerjaan di tempat yang dituju Richardson and Fluker 2004:5.
2.4 Ruang Lingkup